SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 46
4
1
2
3
Sistem Pengawasan Produk
Definisi OT ,SK &
KOS
Definisi & Jenis Efek
Samping
Latar Belakang
MESOT/MESSM/MESKOS
Risk Management
Plant
8
5
6
7 Langkah-langkah
Strategis
Penutup
Dasar Hukum OT, SK & KOS
Dasar HukumDasar HukumDasar HukumDasar Hukum
Lanjutan...Lanjutan...Lanjutan...Lanjutan...
Sistem Pengawasan ProdukSistem Pengawasan Produk
OT, SK dan KosmetikOT, SK dan Kosmetik
Sistem Pengawasan ProdukSistem Pengawasan Produk
OT, SK dan KosmetikOT, SK dan Kosmetik
Pemerintah
(Badan
POM)
Pemerintah
(Badan
POM)
Masyarak
at
Masyarak
at
Pelaku
Usaha
Pelaku
Usaha
PerlindunganPengaduan/
Keluhan
Pengawasan
KepatuhanSuplai
Demand
Pengawasa
n pre-
market
Pengawasa
n pre-
market
Registras
i
Registras
i
Pengawasan
post-market
Pengawasan
post-market
Inspeksi ke
Pelaku Usaha
Pengawasan
Produk
Sampling Produk
Pengawasan
Label, Promosi
dan Iklan
PMAS
Monitoring Efek
Samping
Inspeksi ke
Pelaku Usaha
Pengawasan
Produk
Sampling Produk
Pengawasan
Label, Promosi
dan Iklan
PMAS
Monitoring Efek
Samping
IklanIklan
• OT dan SK
• Notifikasi
Kosmetik
• OT dan SK
Bentuk Sediaan OBentuk Sediaan Obatbat TTradisionalradisional
yangyang DDilarangilarang
a. Bahan kimia obat (cth.Parasetamol, CTM)
b. Narkotika atau psikotropika (Mytragina speciosa/Kratom → sedatif)
c. Bahan yang dapat membahayakan kesehatan
 Kava – Kava (Piper methysticum/ Daun Wati)  (hepatotoksik)
 Cinchonae Cortex atau Artemisia Folium  resistensi plasmodium
falciparum dan p.vivak terhadap obat anti malaria
 Aristolochia SP  gagal ginjal dan karsinogenik
 Ephedra  serangan jantung dan stroke
 St John’s Wort  hepatotoksik
d. Tumbuhan/hewan yang dilindungi (CITES /Convention on International
Trade in Endangered Species)  konvensi perdagangan internasional untuk
spesies tumbuhan dan satwa liar, contoh kuda laut, penyu hijau dll.
Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
dilarang mengandung:
Kondisi obat tradisional, suplemen
kesehatan dan kosmetik saat ini
Kondisi obat tradisional, suplemen
kesehatan dan kosmetik saat ini
Obat Tradisional dan Suplemen Makanan IMPOR
 POM TI 123456789
 POM SI 123456789
Obat Tradisional dan Suplemen Makanan IMPOR
 POM TI 123456789
 POM SI 123456789
IZIN EDAR
OBAT TRADISIONAL & SUPLEMEN KESEHATAN
Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
LOKAL
 POM TR 123456789
 POM SD 123456789
Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
LOKAL
 POM TR 123456789
 POM SD 123456789
Obat Tradisional dan Suplemen Makanan KHUSUS EKSPOR
( tidak boleh beredar di Indonesia)
POM TR 123456789 E
POM SD 123456789 E
Obat Tradisional dan Suplemen Makanan KHUSUS EKSPOR
( tidak boleh beredar di Indonesia)
POM TR 123456789 E
POM SD 123456789 E
Izin Edar KosmetikaIzin Edar Kosmetika
Nomor notifikasi kosmetik  kode N diikuti 1
huruf dan 11 digit angka.
(NX 12345678910)
X = A/B/C/D/E
Nomor notifikasi kosmetik  kode N diikuti 1
huruf dan 11 digit angka.
(NX 12345678910)
X = A/B/C/D/E
POM NA 12345678910POM NA 12345678910
•Cek di website BPOM www.pom.go.id,
•ULPK Badan POM
•HALO Badan POM
•Cek di website BPOM www.pom.go.id,
•ULPK Badan POM
•HALO Badan POM
Definisi Efek SampingDefinisi Efek SampingDefinisi Efek SampingDefinisi Efek Samping
EFEKSAMPING
(Si de
ef f ect /advers e
react i on) adalah segala efek yang tidak
diinginkan dari OT , SK & Kos
yang terjadi pada dosis sesuai
anjuran pada manusia yang
berkaitan dengan bahan
dalam produk tersebut.
DAPAT DIPREDIKSI
Efek
Samping
TIDAK DAPAT DIPREDIKSI
 Jarang terjadi & tidak
terkait dosis
 Terjadi pd sebagian
kecil populasi
 Reaksi alergi.
 Faktor genetik
 Individunya (tebal/
tipisnya kulit,
riwayat alergi)
 Individunya (tebal/
tipisnya kulit,
riwayat alergi)
KeKeluhanluhan yang dicurigaiyang dicurigai
sebagai efek sampingsebagai efek samping OT,OT,
SK dan KosmetikSK dan Kosmetik
Jenis Efek Samping yang dilaporkan
 Tanaman berasal dari alam, mengandung
senyawa-senyawa kimia selain berkhasiat
juga dapat merugikan.
 Respon tiap individu berbeda,meski
keluhannya sama, belum tentu cocok untuk
individu lainnya.
 Walaupun produk sudah terdaftar/aman tapi
ada keterbatasan karena:
 Data keamanan belum banyak tersedia,
hanya bersumber dari hasil uji pre-klinik, uji
klinik, jurnal/pustaka ilmiah.
 Kemungkinan dapat terjadi efek samping,
walaupun penggunaan sudah sesuai
dengan petunjuk.
 Adanya kemungkinan terjadi interaksi
dengan produk lain/reaksi hipersensitivitas.
 Bahan Kosmetik selain
bermanfaat jg berisiko
 Bahan kosmetik ada yg bersifat
iritan dan alergen
 Efek samping bhn kosmetik dpt
bersifat individual.
 Data keamanan produk kos blm
banyak tersedia.
Dengan adanya Monitoring Efek Samping OT, SK dan
Kosmetik, kemungkinan terjadinya efek samping dapat
dicegah
Dengan adanya Monitoring Efek Samping OT, SK dan
Kosmetik, kemungkinan terjadinya efek samping dapat
dicegah
OT dan SOT dan SKKOT dan SOT dan SKK KosmetikKosmetikKosmetikKosmetik
Monitoring Efek SampingMonitoring Efek Samping
Suatu kegiatan yang meliputi
pengumpulan data, pencatatan dan
evaluasi efek samping yang timbul karena
pemakaian OT, SK & Kosmetik yang sudah
mendapat NIE dari Badan POM, dimana
efek samping tersebut belum terdeteksi
pada saat pendaftaran.
 KETIDAKTEPATAN BAHAN
 KETIDAKTEPATAN TAKARAN/DOSIS
 KETIDAKTEPATAN WAKTU PENGGUNAAN
 KETIDAKTEPATAN CARA PENGGUNAAN
 KETIDAKTEPATAN KANDUNGAN KIMIA BAHAN
DENGAN KONDISI PENDERITA
 PENCAMPURAN JAMU DENGAN BKO
1.
2.
3.
Tujuan Monitoring Efek SampingTujuan Monitoring Efek Samping
4.
Deteksi dini efek
samping
Deteksi dini efek
samping
Deteksi
kemungkinan
adanya interaksi
Deteksi
kemungkinan
adanya interaksi
Mencegah
meluasnya efek
samping serupa
Mencegah
meluasnya efek
samping serupa
Mendapatkan informasi
baru tentang efek
samping, tingkat
kegawatan dan frekuensi
kejadian.
Mendapatkan informasi
baru tentang efek
samping, tingkat
kegawatan dan frekuensi
kejadian.
Sasaran
Mesot/Messm/
Meskos
Berkontribusi dalam penilaian
keamanan, manfaat dan risiko thd
penggunaan produk
Sasaran Monitoring Efek SampingSasaran Monitoring Efek Samping
Memberikan
Informasi dan
Edukasi kepada
masyarakat.
Meningkatkan
keamanan pada
masyarakat
terhadap
penggunaan
produk
Pihak-pihak yang berperan dalam Monitoring
Efek Samping
 Signal from AR reports
 Global Issues on safety, including other regulatory
action
 Clinical trial
 Post marketing surveillance studies/
pharmacoepidemiology studies
 Signal from AR reports
 Global Issues on safety, including other regulatory
action
 Clinical trial
 Post marketing surveillance studies/
pharmacoepidemiology studies
AAlur Proses Manajemen Risikolur Proses Manajemen Risiko
Risk detection/ identification Laporan efek samping
Penarikan dan pembatalan NIE
SURAT EDARAN
EvaluasiRisk assessment
Risk minimisation
Risk communication
Pembatasan IndikasiPembatasan Indikasi
Risk
Minimization/
Control
Risk
Minimization/
Control
Tindak Lanjut RegulasiTindak Lanjut RegulasiTindak Lanjut RegulasiTindak Lanjut Regulasi
Areca catechu /Pinang tidak digunakan
bersentuhan langsung dengan selaput lendir
(mukosa) dan penggunaan oral → karsinogenik.
Areca catechu /Pinang tidak digunakan
bersentuhan langsung dengan selaput lendir
(mukosa) dan penggunaan oral → karsinogenik.
Pembatasan penggunaan atau
Perubahan kadar
Pembatasan penggunaan atau
Perubahan kadar
1. Sebelumnya Hidrokinon 2 % untuk
pencerah kulit, sekarang hanya
untuk sediaan kuku 0,02 %.
2. Sebelumnya Resorcinol (untuk
jerawat), sekarang  hanya untuk
pewarna rambut 5 %, sampo 0,5 %
karena dapat menyebabkan alergi
yang parah.
1. Sebelumnya Hidrokinon 2 % untuk
pencerah kulit, sekarang hanya
untuk sediaan kuku 0,02 %.
2. Sebelumnya Resorcinol (untuk
jerawat), sekarang  hanya untuk
pewarna rambut 5 %, sampo 0,5 %
karena dapat menyebabkan alergi
yang parah.
Coptis sp, Berberis sp, Mahona sp,
Chelidonium majus, Phellodendron sp,
Arcangelica flava dan Tinosporae Radix
 iritasi ginjal dan nefrotoksik.
Cataranthus roseus depresi sumsum
tulang
Coptis sp, Berberis sp, Mahona sp,
Chelidonium majus, Phellodendron sp,
Arcangelica flava dan Tinosporae Radix
 iritasi ginjal dan nefrotoksik.
Cataranthus roseus depresi sumsum
tulang
PerKa Badan POM No.10
Tahun 2014 tentang Larangan
Memproduksi dan
Mengedarkan OT dan SK yg
mengandung Coptis sp,
Berberis sp, Mahonia sp,
Chelidonium majus,
Phellodendron sp, Arcangelica
flava, Tinosporae Radix, dan
Cataranthus Roseus
PerKa Badan POM No.10
Tahun 2014 tentang Larangan
Memproduksi dan
Mengedarkan OT dan SK yg
mengandung Coptis sp,
Berberis sp, Mahonia sp,
Chelidonium majus,
Phellodendron sp, Arcangelica
flava, Tinosporae Radix, dan
Cataranthus Roseus
Izin edar dibatalkan dan produk ditarik
dari peredaran
Izin edar dibatalkan dan produk ditarik
dari peredaran
Larangan Penggunaan Bahan untuk OT & SKLarangan Penggunaan Bahan untuk OT & SK
Pausynistalia yohimbe → paralisis
sistem saraf pusat
Pausynistalia yohimbe → paralisis
sistem saraf pusat
Lanjutan...Lanjutan...Lanjutan...Lanjutan...
Larangan penggunaan  ortho aminofenol
karena menyebabkan alergi parah
No. Nama Tumbuhan
Bagian yang
dilarang
No. Nama Tumbuhan
Bagian yang
dilarang
1. Abrus precatorius Biji 20. Hydrastis canadensis Rimpang
2. Aconitum sp. Semua bagian 21. Hyoscyamus niger Daun
3. Adonis vernalis Semua bagian 22. Hypericum perforatum Semua bagian
4. Aristolochia sp. Semua bagian 23. Lantana camara Daun
5. Artemisia sp. Daun 24. Lobelia chinensis Semua bagian
6. Atropa belladonna Semua bagian 25. Merremia mammosa Umbi akar
7. Cinchona succirubra Kulit kayu 26. Mitragyna speciosa Semua bagian
8. Colchicum autumnale Biji 27. Nerium oleander Buah dan daun
9. Convolvulus scammonia Akar dan biji 28. Piper methysticum Daun
10. Citrullus colocynthis Buah dan biji 29. Pinnelia ternata Umbi akar
11. Croton tiglium Biji dan minyak 30. Podophyllum emyodi Rimpang dan resin
12. Datura sp. Biji 31. Rauwolfia serpentina Semua bagian
13. Delphinium staphisagria Biji 32. Rauwolfia vomitoria Semua bagian
14. Digitalis sp. Daun 33. Schoenocaulon officinale Biji
15. Dryopteris filix-max Rimpang 34. Scilla sinensis Umbi lapis
16. Ephedra sp. Semua bagian 35. Strophanthus sp. Biji
17. Euphorbia tirucalli Semua bagian 36. Strychnos nux-vomica Biji dan akar
18. Justicia gendarussa Daun 37. Symphytum officinale Daun
19. Garcinia harburyii Resin
Interaksi Herbal dengan Obat / Herbal LainInteraksi Herbal dengan Obat / Herbal LainInteraksi Herbal dengan Obat / Herbal LainInteraksi Herbal dengan Obat / Herbal Lain
• Pada uji toksisitas subkronis pada tikus tidak menunjukkan
gejala toksisitas
• Ketika dicampur dengan meniran menyebabkan
hepatotoksis pada tikus uji
• 3 kasus terjadinya peningkatan nilai SGOT dan SGPT pada
pasien yang minum ramuan berisi habatussaudah
• Disarankan agar habatussaudah tidak dicampur dengan
bahan tanaman lain kecuali madu dan susu
• Nenas muda banyak mengandung enzim bromelin yang
dapat meningkatkan penyerapan obat kedalam darah
• Seskuiterpen sebagai komponen minyak atsiri teruyama
pada rimpang temu-temuan misalnya minyak atsiri dari
temulawak, kunyit, lempuyang
 Obat akan ditingkatkan penyerapannya kedalam
darah sehingga efeknya lebih besar
• Bawang putih dapat menghambat penjendalan darah
sehingga dapat lebih mengencerkan lagi jika orang sedang
mendapatkan terapi anti-koagulan seperti vitamin K
• Bahan yang mengandung kumarin seperti pulosari,
mengkudu, kemuning
 Darah yang terencerkan akan sulit mengendap, jika
terjadi luka akan sulit menutup misalnya sehabis
operasi atau dapat juga meningkatkan efek obat
jantung seperti asetosal
Herbal Yang Tidak Boleh DigunakanHerbal Yang Tidak Boleh Digunakan
Selama Masa KehamilanSelama Masa Kehamilan
Herbal Yang Tidak Boleh DigunakanHerbal Yang Tidak Boleh Digunakan
Selama Masa KehamilanSelama Masa Kehamilan
Herbal Yang Tidak Boleh Digunakan SelamaHerbal Yang Tidak Boleh Digunakan Selama
Masa MenyusuiMasa Menyusui
Herbal Yang Tidak Boleh Digunakan SelamaHerbal Yang Tidak Boleh Digunakan Selama
Masa MenyusuiMasa Menyusui
 12.679 laporan kasus yang dicurigai disebabkan oleh 
herbal
 9.272 laporan kasus non-herbal
 Laporan kasus dari Korea tentang Herbal
 - 2010 = 859 
 - 2009 = 820
 - 2008 = 756
BADAN POM RI
Keluhan umumnya gangguan 
lambung, muntah, dan reaksi 
kulit yg merugikan
Herbal Jumlah Herbal Jumlah
Cannabis sativa L. 1057 Vitis vinifera L. 206
Ginkgo biloba L. 960 Mentha x piperita L. 205
Hypericum perforatum L. 713 Citrus x paradisi Macfad. 195
Herbal pollen extract nos 690 Valeriana officinalis L. 192
Senna alexandrina Mill. 435 Silybum marianum (L.) Gaertn. 174
Herbal extract nos 331 Viscum album L. 172
Cimicifuga racemosa (L.) Nutt. 312 Allium sativum L. 162
Echinacea purpurea (L.) Moench 302 Vitex agnus-castus L. 142
Plantago ovata Forssk. 287 Pelargonium reniforme root, Curtis 130
Serenoa repens (Bartram) Small 284 Digitalis purpurea L. 129
Glycine max (L.) Merr. 276 Ginseng NOS 125
Oenothera biennis L. 274
 Jaminan keamanan produk beredar merupakan salah satu 
komponen penting dalam regulasi OT,SK dan Kosmetik.
 Adanya peran dan tanggung jawab masing-masing 
stakeholder secara jelas
 Perluasan jejaring kerjasama (asosiasi profesi, dinas 
kesehatan dan target pelapor lainnya), utamanya untuk 
meningkatkan awareness dlm pelaporan efek samping
 Perlu ditingkatkan forum komunikasi dalam monitoring efek 
samping.
 Jaminan keamanan produk beredar merupakan salah satu 
komponen penting dalam regulasi OT,SK dan Kosmetik.
 Adanya peran dan tanggung jawab masing-masing 
stakeholder secara jelas
 Perluasan jejaring kerjasama (asosiasi profesi, dinas 
kesehatan dan target pelapor lainnya), utamanya untuk 
meningkatkan awareness dlm pelaporan efek samping
 Perlu ditingkatkan forum komunikasi dalam monitoring efek 
samping.
Terima Kasih

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintah
Gdiss Yogaswara
 

La actualidad más candente (20)

Naranjo naranjo
Naranjo naranjoNaranjo naranjo
Naranjo naranjo
 
Epilepsi
EpilepsiEpilepsi
Epilepsi
 
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
Permenkes No. 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di puskesmas
 
Pedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rsPedoman penyusunan formularium rs
Pedoman penyusunan formularium rs
 
CPOTB.ppt
CPOTB.pptCPOTB.ppt
CPOTB.ppt
 
Pengenalan resep
Pengenalan resepPengenalan resep
Pengenalan resep
 
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptx
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptxBersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptx
Bersama Apoteker Kenali Dagusibu dan Pelayanan Kefarmasian.pptx
 
Drug Management Cycle di PBF.ppt
Drug Management Cycle di PBF.pptDrug Management Cycle di PBF.ppt
Drug Management Cycle di PBF.ppt
 
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan ObatMateri Kuliah 1. Penggolongan Obat
Materi Kuliah 1. Penggolongan Obat
 
V vi tab konvensinal
V vi tab konvensinalV vi tab konvensinal
V vi tab konvensinal
 
Studi kelayakan fixx
Studi kelayakan fixxStudi kelayakan fixx
Studi kelayakan fixx
 
penggolongan obat menurut pemerintah
 penggolongan obat menurut pemerintah penggolongan obat menurut pemerintah
penggolongan obat menurut pemerintah
 
Ppt mual muntah
Ppt mual muntahPpt mual muntah
Ppt mual muntah
 
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
Materi pelatihan manajemen kefarmasian di puskesmas (jica)
 
Farmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obatFarmakologi penggolongan obat
Farmakologi penggolongan obat
 
Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)Jenis jenis obat paten (1)
Jenis jenis obat paten (1)
 
Power point ikm 11
Power point   ikm 11Power point   ikm 11
Power point ikm 11
 
KFT
KFTKFT
KFT
 
Penyakit Stroke
Penyakit StrokePenyakit Stroke
Penyakit Stroke
 
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
79188922 cara-perhitungan-waktu-daluarsa
 

Similar a Program Monitoring Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen

Teknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borangTeknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borang
Sisca Yoliza
 
KEBIJAKAN ALKES MERKURI - 2022___Rizal Smith.pptx
KEBIJAKAN ALKES MERKURI -  2022___Rizal Smith.pptxKEBIJAKAN ALKES MERKURI -  2022___Rizal Smith.pptx
KEBIJAKAN ALKES MERKURI - 2022___Rizal Smith.pptx
dilancarolina
 
KEBIJAKAN ALKES MERKURI - 2022___Rizal Smith.pptx
KEBIJAKAN ALKES MERKURI -  2022___Rizal Smith.pptxKEBIJAKAN ALKES MERKURI -  2022___Rizal Smith.pptx
KEBIJAKAN ALKES MERKURI - 2022___Rizal Smith.pptx
dilancarolina
 
Pelayanan Registrasi OT Sesuai OSS-BPOM RI
Pelayanan Registrasi OT Sesuai OSS-BPOM RIPelayanan Registrasi OT Sesuai OSS-BPOM RI
Pelayanan Registrasi OT Sesuai OSS-BPOM RI
PujiSantoso31
 
Sosialisasi Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2016 - Biro Hukum Kementan, Kupa...
Sosialisasi Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2016 - Biro Hukum Kementan, Kupa...Sosialisasi Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2016 - Biro Hukum Kementan, Kupa...
Sosialisasi Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2016 - Biro Hukum Kementan, Kupa...
Tata Naipospos
 

Similar a Program Monitoring Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen (20)

Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
Program monitoring efek samping obat tradisional, suplemen makanan dan kosmet...
 
Pengantar mfi
Pengantar mfiPengantar mfi
Pengantar mfi
 
392185039-Farmakovigilance.pptx
392185039-Farmakovigilance.pptx392185039-Farmakovigilance.pptx
392185039-Farmakovigilance.pptx
 
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptxMATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
MATERI PEMBEKALAN MHS APOTEKER- Regulasi praktek kefarmasian FOR ISTN.pptx
 
Teknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borangTeknis pelaksanaan pengisian borang
Teknis pelaksanaan pengisian borang
 
Ruu farmasi
Ruu farmasiRuu farmasi
Ruu farmasi
 
Rev1 - Sosialisasi_17-18 Juni.pptx
Rev1 - Sosialisasi_17-18 Juni.pptxRev1 - Sosialisasi_17-18 Juni.pptx
Rev1 - Sosialisasi_17-18 Juni.pptx
 
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk KomplemenPengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
Pengawasan Post Market Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen
 
KEBIJAKAN ALKES MERKURI - 2022___Rizal Smith.pptx
KEBIJAKAN ALKES MERKURI -  2022___Rizal Smith.pptxKEBIJAKAN ALKES MERKURI -  2022___Rizal Smith.pptx
KEBIJAKAN ALKES MERKURI - 2022___Rizal Smith.pptx
 
KEBIJAKAN ALKES MERKURI - 2022___Rizal Smith.pptx
KEBIJAKAN ALKES MERKURI -  2022___Rizal Smith.pptxKEBIJAKAN ALKES MERKURI -  2022___Rizal Smith.pptx
KEBIJAKAN ALKES MERKURI - 2022___Rizal Smith.pptx
 
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen KesehatanPengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
Pengawasan Pre Market Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan
 
Tata cara pelaporan Efek Samping Obat Tradisional
Tata cara pelaporan Efek Samping Obat TradisionalTata cara pelaporan Efek Samping Obat Tradisional
Tata cara pelaporan Efek Samping Obat Tradisional
 
Pelayanan Registrasi OT Sesuai OSS-BPOM RI
Pelayanan Registrasi OT Sesuai OSS-BPOM RIPelayanan Registrasi OT Sesuai OSS-BPOM RI
Pelayanan Registrasi OT Sesuai OSS-BPOM RI
 
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasperDiktat mata kuliah standarisasi hasper
Diktat mata kuliah standarisasi hasper
 
TUGAS_PENDAHULUAN_PKPA_APOTEK_ATRIKA.pptx
TUGAS_PENDAHULUAN_PKPA_APOTEK_ATRIKA.pptxTUGAS_PENDAHULUAN_PKPA_APOTEK_ATRIKA.pptx
TUGAS_PENDAHULUAN_PKPA_APOTEK_ATRIKA.pptx
 
digitalisasi legalitas pirt dgn oss.pptx
digitalisasi legalitas pirt dgn oss.pptxdigitalisasi legalitas pirt dgn oss.pptx
digitalisasi legalitas pirt dgn oss.pptx
 
Sosialisasi Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2016 - Biro Hukum Kementan, Kupa...
Sosialisasi Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2016 - Biro Hukum Kementan, Kupa...Sosialisasi Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2016 - Biro Hukum Kementan, Kupa...
Sosialisasi Peraturan Pemerintah No. 4 Tahun 2016 - Biro Hukum Kementan, Kupa...
 
Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2Regulasi ijin-edar-bpom 2
Regulasi ijin-edar-bpom 2
 
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) bab 19
 
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19
Tugas PKO siang Dwi Retno Ningsih (G34090057) Bab 19
 

Más de khoiril anwar

Más de khoiril anwar (20)

Dcs DPR Pemilu 2019
Dcs DPR Pemilu 2019Dcs DPR Pemilu 2019
Dcs DPR Pemilu 2019
 
Peta politik indonesia 1977 2014
Peta politik indonesia 1977   2014Peta politik indonesia 1977   2014
Peta politik indonesia 1977 2014
 
Peta 80 dapil pemilu 2019
Peta 80 dapil pemilu 2019Peta 80 dapil pemilu 2019
Peta 80 dapil pemilu 2019
 
Survey parpol 2019
Survey parpol 2019Survey parpol 2019
Survey parpol 2019
 
Kebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energiKebijakan dan program konservasi energi
Kebijakan dan program konservasi energi
 
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKM
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKMBANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKM
BANK WAKAF UMKM Bagi Investasi & Pendanaan UMKM
 
Using google apps in 7 easy steps
Using google apps in 7 easy stepsUsing google apps in 7 easy steps
Using google apps in 7 easy steps
 
Menilai Pesan Iklan
Menilai Pesan IklanMenilai Pesan Iklan
Menilai Pesan Iklan
 
Efek Samping Kosmetik
Efek Samping KosmetikEfek Samping Kosmetik
Efek Samping Kosmetik
 
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen MakananPendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Pendaftaran Iklan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
 
Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen MakananKeamanan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
Keamanan Obat Tradisional dan Suplemen Makanan
 
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
Badan Pengawasan Obat dan MakananBadan Pengawasan Obat dan Makanan
Badan Pengawasan Obat dan Makanan
 
Registrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk BiologiRegistrasi Obat dan Produk Biologi
Registrasi Obat dan Produk Biologi
 
Biografi Tokoh Alumni di HMIpedia
Biografi Tokoh Alumni di HMIpediaBiografi Tokoh Alumni di HMIpedia
Biografi Tokoh Alumni di HMIpedia
 
HMIpedia
HMIpediaHMIpedia
HMIpedia
 
4. creative ee campaign
4. creative ee campaign4. creative ee campaign
4. creative ee campaign
 
4. awareness line
4. awareness line4. awareness line
4. awareness line
 
3. action plan development
3. action plan development3. action plan development
3. action plan development
 
2. prioritasi isu
2. prioritasi isu2. prioritasi isu
2. prioritasi isu
 
1.3. menghitung penghematan energi hsec
1.3. menghitung penghematan energi hsec1.3. menghitung penghematan energi hsec
1.3. menghitung penghematan energi hsec
 

Último

PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
nadyahermawan
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
PrajaPratama4
 

Último (20)

KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).pptMEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
MEMBERIKAN OBAT INJEKSI (KEPERAWATAN DASAR).ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptxtatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
tatalaksana chest pain dan henti jantung.pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 

Program Monitoring Obat Tradisional, Kosmetika dan Produk Komplemen

  • 1.
  • 2. 4 1 2 3 Sistem Pengawasan Produk Definisi OT ,SK & KOS Definisi & Jenis Efek Samping Latar Belakang MESOT/MESSM/MESKOS Risk Management Plant 8 5 6 7 Langkah-langkah Strategis Penutup Dasar Hukum OT, SK & KOS
  • 3. Dasar HukumDasar HukumDasar HukumDasar Hukum
  • 5. Sistem Pengawasan ProdukSistem Pengawasan Produk OT, SK dan KosmetikOT, SK dan Kosmetik Sistem Pengawasan ProdukSistem Pengawasan Produk OT, SK dan KosmetikOT, SK dan Kosmetik Pemerintah (Badan POM) Pemerintah (Badan POM) Masyarak at Masyarak at Pelaku Usaha Pelaku Usaha PerlindunganPengaduan/ Keluhan Pengawasan KepatuhanSuplai Demand Pengawasa n pre- market Pengawasa n pre- market Registras i Registras i Pengawasan post-market Pengawasan post-market Inspeksi ke Pelaku Usaha Pengawasan Produk Sampling Produk Pengawasan Label, Promosi dan Iklan PMAS Monitoring Efek Samping Inspeksi ke Pelaku Usaha Pengawasan Produk Sampling Produk Pengawasan Label, Promosi dan Iklan PMAS Monitoring Efek Samping IklanIklan • OT dan SK • Notifikasi Kosmetik • OT dan SK
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11. Bentuk Sediaan OBentuk Sediaan Obatbat TTradisionalradisional yangyang DDilarangilarang
  • 12. a. Bahan kimia obat (cth.Parasetamol, CTM) b. Narkotika atau psikotropika (Mytragina speciosa/Kratom → sedatif) c. Bahan yang dapat membahayakan kesehatan  Kava – Kava (Piper methysticum/ Daun Wati)  (hepatotoksik)  Cinchonae Cortex atau Artemisia Folium  resistensi plasmodium falciparum dan p.vivak terhadap obat anti malaria  Aristolochia SP  gagal ginjal dan karsinogenik  Ephedra  serangan jantung dan stroke  St John’s Wort  hepatotoksik d. Tumbuhan/hewan yang dilindungi (CITES /Convention on International Trade in Endangered Species)  konvensi perdagangan internasional untuk spesies tumbuhan dan satwa liar, contoh kuda laut, penyu hijau dll. Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan dilarang mengandung:
  • 13. Kondisi obat tradisional, suplemen kesehatan dan kosmetik saat ini Kondisi obat tradisional, suplemen kesehatan dan kosmetik saat ini
  • 14. Obat Tradisional dan Suplemen Makanan IMPOR  POM TI 123456789  POM SI 123456789 Obat Tradisional dan Suplemen Makanan IMPOR  POM TI 123456789  POM SI 123456789 IZIN EDAR OBAT TRADISIONAL & SUPLEMEN KESEHATAN Obat Tradisional dan Suplemen Makanan LOKAL  POM TR 123456789  POM SD 123456789 Obat Tradisional dan Suplemen Makanan LOKAL  POM TR 123456789  POM SD 123456789 Obat Tradisional dan Suplemen Makanan KHUSUS EKSPOR ( tidak boleh beredar di Indonesia) POM TR 123456789 E POM SD 123456789 E Obat Tradisional dan Suplemen Makanan KHUSUS EKSPOR ( tidak boleh beredar di Indonesia) POM TR 123456789 E POM SD 123456789 E
  • 15. Izin Edar KosmetikaIzin Edar Kosmetika Nomor notifikasi kosmetik  kode N diikuti 1 huruf dan 11 digit angka. (NX 12345678910) X = A/B/C/D/E Nomor notifikasi kosmetik  kode N diikuti 1 huruf dan 11 digit angka. (NX 12345678910) X = A/B/C/D/E POM NA 12345678910POM NA 12345678910 •Cek di website BPOM www.pom.go.id, •ULPK Badan POM •HALO Badan POM •Cek di website BPOM www.pom.go.id, •ULPK Badan POM •HALO Badan POM
  • 16. Definisi Efek SampingDefinisi Efek SampingDefinisi Efek SampingDefinisi Efek Samping EFEKSAMPING (Si de ef f ect /advers e react i on) adalah segala efek yang tidak diinginkan dari OT , SK & Kos yang terjadi pada dosis sesuai anjuran pada manusia yang berkaitan dengan bahan dalam produk tersebut.
  • 17. DAPAT DIPREDIKSI Efek Samping TIDAK DAPAT DIPREDIKSI  Jarang terjadi & tidak terkait dosis  Terjadi pd sebagian kecil populasi  Reaksi alergi.  Faktor genetik  Individunya (tebal/ tipisnya kulit, riwayat alergi)  Individunya (tebal/ tipisnya kulit, riwayat alergi)
  • 18. KeKeluhanluhan yang dicurigaiyang dicurigai sebagai efek sampingsebagai efek samping OT,OT, SK dan KosmetikSK dan Kosmetik Jenis Efek Samping yang dilaporkan
  • 19.  Tanaman berasal dari alam, mengandung senyawa-senyawa kimia selain berkhasiat juga dapat merugikan.  Respon tiap individu berbeda,meski keluhannya sama, belum tentu cocok untuk individu lainnya.  Walaupun produk sudah terdaftar/aman tapi ada keterbatasan karena:  Data keamanan belum banyak tersedia, hanya bersumber dari hasil uji pre-klinik, uji klinik, jurnal/pustaka ilmiah.  Kemungkinan dapat terjadi efek samping, walaupun penggunaan sudah sesuai dengan petunjuk.  Adanya kemungkinan terjadi interaksi dengan produk lain/reaksi hipersensitivitas.  Bahan Kosmetik selain bermanfaat jg berisiko  Bahan kosmetik ada yg bersifat iritan dan alergen  Efek samping bhn kosmetik dpt bersifat individual.  Data keamanan produk kos blm banyak tersedia. Dengan adanya Monitoring Efek Samping OT, SK dan Kosmetik, kemungkinan terjadinya efek samping dapat dicegah Dengan adanya Monitoring Efek Samping OT, SK dan Kosmetik, kemungkinan terjadinya efek samping dapat dicegah OT dan SOT dan SKKOT dan SOT dan SKK KosmetikKosmetikKosmetikKosmetik
  • 20. Monitoring Efek SampingMonitoring Efek Samping Suatu kegiatan yang meliputi pengumpulan data, pencatatan dan evaluasi efek samping yang timbul karena pemakaian OT, SK & Kosmetik yang sudah mendapat NIE dari Badan POM, dimana efek samping tersebut belum terdeteksi pada saat pendaftaran.
  • 21.  KETIDAKTEPATAN BAHAN  KETIDAKTEPATAN TAKARAN/DOSIS  KETIDAKTEPATAN WAKTU PENGGUNAAN  KETIDAKTEPATAN CARA PENGGUNAAN  KETIDAKTEPATAN KANDUNGAN KIMIA BAHAN DENGAN KONDISI PENDERITA  PENCAMPURAN JAMU DENGAN BKO
  • 22. 1. 2. 3. Tujuan Monitoring Efek SampingTujuan Monitoring Efek Samping 4. Deteksi dini efek samping Deteksi dini efek samping Deteksi kemungkinan adanya interaksi Deteksi kemungkinan adanya interaksi Mencegah meluasnya efek samping serupa Mencegah meluasnya efek samping serupa Mendapatkan informasi baru tentang efek samping, tingkat kegawatan dan frekuensi kejadian. Mendapatkan informasi baru tentang efek samping, tingkat kegawatan dan frekuensi kejadian.
  • 23. Sasaran Mesot/Messm/ Meskos Berkontribusi dalam penilaian keamanan, manfaat dan risiko thd penggunaan produk Sasaran Monitoring Efek SampingSasaran Monitoring Efek Samping Memberikan Informasi dan Edukasi kepada masyarakat. Meningkatkan keamanan pada masyarakat terhadap penggunaan produk
  • 24. Pihak-pihak yang berperan dalam Monitoring Efek Samping
  • 25.  Signal from AR reports  Global Issues on safety, including other regulatory action  Clinical trial  Post marketing surveillance studies/ pharmacoepidemiology studies  Signal from AR reports  Global Issues on safety, including other regulatory action  Clinical trial  Post marketing surveillance studies/ pharmacoepidemiology studies
  • 26. AAlur Proses Manajemen Risikolur Proses Manajemen Risiko Risk detection/ identification Laporan efek samping Penarikan dan pembatalan NIE SURAT EDARAN EvaluasiRisk assessment Risk minimisation Risk communication
  • 27. Pembatasan IndikasiPembatasan Indikasi Risk Minimization/ Control Risk Minimization/ Control Tindak Lanjut RegulasiTindak Lanjut RegulasiTindak Lanjut RegulasiTindak Lanjut Regulasi Areca catechu /Pinang tidak digunakan bersentuhan langsung dengan selaput lendir (mukosa) dan penggunaan oral → karsinogenik. Areca catechu /Pinang tidak digunakan bersentuhan langsung dengan selaput lendir (mukosa) dan penggunaan oral → karsinogenik. Pembatasan penggunaan atau Perubahan kadar Pembatasan penggunaan atau Perubahan kadar 1. Sebelumnya Hidrokinon 2 % untuk pencerah kulit, sekarang hanya untuk sediaan kuku 0,02 %. 2. Sebelumnya Resorcinol (untuk jerawat), sekarang  hanya untuk pewarna rambut 5 %, sampo 0,5 % karena dapat menyebabkan alergi yang parah. 1. Sebelumnya Hidrokinon 2 % untuk pencerah kulit, sekarang hanya untuk sediaan kuku 0,02 %. 2. Sebelumnya Resorcinol (untuk jerawat), sekarang  hanya untuk pewarna rambut 5 %, sampo 0,5 % karena dapat menyebabkan alergi yang parah.
  • 28. Coptis sp, Berberis sp, Mahona sp, Chelidonium majus, Phellodendron sp, Arcangelica flava dan Tinosporae Radix  iritasi ginjal dan nefrotoksik. Cataranthus roseus depresi sumsum tulang Coptis sp, Berberis sp, Mahona sp, Chelidonium majus, Phellodendron sp, Arcangelica flava dan Tinosporae Radix  iritasi ginjal dan nefrotoksik. Cataranthus roseus depresi sumsum tulang PerKa Badan POM No.10 Tahun 2014 tentang Larangan Memproduksi dan Mengedarkan OT dan SK yg mengandung Coptis sp, Berberis sp, Mahonia sp, Chelidonium majus, Phellodendron sp, Arcangelica flava, Tinosporae Radix, dan Cataranthus Roseus PerKa Badan POM No.10 Tahun 2014 tentang Larangan Memproduksi dan Mengedarkan OT dan SK yg mengandung Coptis sp, Berberis sp, Mahonia sp, Chelidonium majus, Phellodendron sp, Arcangelica flava, Tinosporae Radix, dan Cataranthus Roseus Izin edar dibatalkan dan produk ditarik dari peredaran Izin edar dibatalkan dan produk ditarik dari peredaran Larangan Penggunaan Bahan untuk OT & SKLarangan Penggunaan Bahan untuk OT & SK Pausynistalia yohimbe → paralisis sistem saraf pusat Pausynistalia yohimbe → paralisis sistem saraf pusat Lanjutan...Lanjutan...Lanjutan...Lanjutan... Larangan penggunaan  ortho aminofenol karena menyebabkan alergi parah
  • 29. No. Nama Tumbuhan Bagian yang dilarang No. Nama Tumbuhan Bagian yang dilarang 1. Abrus precatorius Biji 20. Hydrastis canadensis Rimpang 2. Aconitum sp. Semua bagian 21. Hyoscyamus niger Daun 3. Adonis vernalis Semua bagian 22. Hypericum perforatum Semua bagian 4. Aristolochia sp. Semua bagian 23. Lantana camara Daun 5. Artemisia sp. Daun 24. Lobelia chinensis Semua bagian 6. Atropa belladonna Semua bagian 25. Merremia mammosa Umbi akar 7. Cinchona succirubra Kulit kayu 26. Mitragyna speciosa Semua bagian 8. Colchicum autumnale Biji 27. Nerium oleander Buah dan daun 9. Convolvulus scammonia Akar dan biji 28. Piper methysticum Daun 10. Citrullus colocynthis Buah dan biji 29. Pinnelia ternata Umbi akar 11. Croton tiglium Biji dan minyak 30. Podophyllum emyodi Rimpang dan resin 12. Datura sp. Biji 31. Rauwolfia serpentina Semua bagian 13. Delphinium staphisagria Biji 32. Rauwolfia vomitoria Semua bagian 14. Digitalis sp. Daun 33. Schoenocaulon officinale Biji 15. Dryopteris filix-max Rimpang 34. Scilla sinensis Umbi lapis 16. Ephedra sp. Semua bagian 35. Strophanthus sp. Biji 17. Euphorbia tirucalli Semua bagian 36. Strychnos nux-vomica Biji dan akar 18. Justicia gendarussa Daun 37. Symphytum officinale Daun 19. Garcinia harburyii Resin
  • 30. Interaksi Herbal dengan Obat / Herbal LainInteraksi Herbal dengan Obat / Herbal LainInteraksi Herbal dengan Obat / Herbal LainInteraksi Herbal dengan Obat / Herbal Lain
  • 31.
  • 32.
  • 33.
  • 34. • Pada uji toksisitas subkronis pada tikus tidak menunjukkan gejala toksisitas • Ketika dicampur dengan meniran menyebabkan hepatotoksis pada tikus uji • 3 kasus terjadinya peningkatan nilai SGOT dan SGPT pada pasien yang minum ramuan berisi habatussaudah • Disarankan agar habatussaudah tidak dicampur dengan bahan tanaman lain kecuali madu dan susu
  • 35. • Nenas muda banyak mengandung enzim bromelin yang dapat meningkatkan penyerapan obat kedalam darah • Seskuiterpen sebagai komponen minyak atsiri teruyama pada rimpang temu-temuan misalnya minyak atsiri dari temulawak, kunyit, lempuyang  Obat akan ditingkatkan penyerapannya kedalam darah sehingga efeknya lebih besar
  • 36. • Bawang putih dapat menghambat penjendalan darah sehingga dapat lebih mengencerkan lagi jika orang sedang mendapatkan terapi anti-koagulan seperti vitamin K • Bahan yang mengandung kumarin seperti pulosari, mengkudu, kemuning  Darah yang terencerkan akan sulit mengendap, jika terjadi luka akan sulit menutup misalnya sehabis operasi atau dapat juga meningkatkan efek obat jantung seperti asetosal
  • 37. Herbal Yang Tidak Boleh DigunakanHerbal Yang Tidak Boleh Digunakan Selama Masa KehamilanSelama Masa Kehamilan Herbal Yang Tidak Boleh DigunakanHerbal Yang Tidak Boleh Digunakan Selama Masa KehamilanSelama Masa Kehamilan
  • 38.
  • 39.
  • 40. Herbal Yang Tidak Boleh Digunakan SelamaHerbal Yang Tidak Boleh Digunakan Selama Masa MenyusuiMasa Menyusui Herbal Yang Tidak Boleh Digunakan SelamaHerbal Yang Tidak Boleh Digunakan Selama Masa MenyusuiMasa Menyusui
  • 41.  12.679 laporan kasus yang dicurigai disebabkan oleh  herbal  9.272 laporan kasus non-herbal  Laporan kasus dari Korea tentang Herbal  - 2010 = 859   - 2009 = 820  - 2008 = 756 BADAN POM RI Keluhan umumnya gangguan  lambung, muntah, dan reaksi  kulit yg merugikan
  • 42. Herbal Jumlah Herbal Jumlah Cannabis sativa L. 1057 Vitis vinifera L. 206 Ginkgo biloba L. 960 Mentha x piperita L. 205 Hypericum perforatum L. 713 Citrus x paradisi Macfad. 195 Herbal pollen extract nos 690 Valeriana officinalis L. 192 Senna alexandrina Mill. 435 Silybum marianum (L.) Gaertn. 174 Herbal extract nos 331 Viscum album L. 172 Cimicifuga racemosa (L.) Nutt. 312 Allium sativum L. 162 Echinacea purpurea (L.) Moench 302 Vitex agnus-castus L. 142 Plantago ovata Forssk. 287 Pelargonium reniforme root, Curtis 130 Serenoa repens (Bartram) Small 284 Digitalis purpurea L. 129 Glycine max (L.) Merr. 276 Ginseng NOS 125 Oenothera biennis L. 274
  • 43.
  • 44.
  • 45.  Jaminan keamanan produk beredar merupakan salah satu  komponen penting dalam regulasi OT,SK dan Kosmetik.  Adanya peran dan tanggung jawab masing-masing  stakeholder secara jelas  Perluasan jejaring kerjasama (asosiasi profesi, dinas  kesehatan dan target pelapor lainnya), utamanya untuk  meningkatkan awareness dlm pelaporan efek samping  Perlu ditingkatkan forum komunikasi dalam monitoring efek  samping.  Jaminan keamanan produk beredar merupakan salah satu  komponen penting dalam regulasi OT,SK dan Kosmetik.  Adanya peran dan tanggung jawab masing-masing  stakeholder secara jelas  Perluasan jejaring kerjasama (asosiasi profesi, dinas  kesehatan dan target pelapor lainnya), utamanya untuk  meningkatkan awareness dlm pelaporan efek samping  Perlu ditingkatkan forum komunikasi dalam monitoring efek  samping.