SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 5
Descargar para leer sin conexión
Makna Keaksaraan Bukan sekedar Pemberdayaan
                                Oleh: Edy Hardiyanto, M.T.*)


Abstrak
Pendidikan keaksaraan lekat dengan sejarah awal kehadiran negara Indonesia. Di masa ini corak
pendidikan lebih kental sebagai pendekatan untuk mengembangkan kemampuan dalam
menguasai dan menggunakan keterampilan menulis, membaca, berhitung, berfikir, mengamati,
mendengar dan berbicara yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar
warga belajar.


Masyarakat yang menjadi warga belajar pendidikan keaksaraan secara simultan berhasil
mereduksi akibat tuna aksara, termasuk meningkatkan derajat bangsa dan negara di percaturan
negara-negara berkembang yang gencar melaksanakan pembangunan. Derajat ini ditunjukkan
melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM), salah satu parameter yang digunakan adalah
derajat buta aksara (=illiteracy rate). Upaya ini pun berdampak luas hingga menyentuh ‘gengsi’
pemerintah di berbagai tingkatan untuk menyerap anggaran, bahkan secara politis berpengaruh
pada kelangsungan jabatan seorang pejabat di daerah.
Kedua masa di atas telah berlalu, begitu pula dengan IPM yang tidak lagi melirik buta aksara
sebagai parameter pendidikan.


Tuntutan yang ada sekarang dan di masa depan adalah menempatakan keaksaraan sebagai
kemampuan mencari informasi, secara kritis mengolah, menilai dan mengelolanya (dalam dunia
digital)   untuk kebermaknaan bagi dirinya dan berbagi dengan orang lain. Termasuk makna
keaksaraan sebagai wujud dasar peningkatan kapasitas to revolution, reform, maintenance dan
conservation pengetahuan yang telah dimiliki seseorang baik sebagai pribadi maupun anggota
masyarakat.


Peningkatan kapasitas keaksaraan ini dapat diarahkan pada kecakapan interpersonal seperti
berkomunikasi dan mengutarakan pendapat, beragumentasi, mengenali dan mengelola perbedaan
pendapat, menyimak dan menyimpulkan pendapatan umum. Kecakapan interpersonal yang telah
dikuasai perlu didukung oleh kecakapan management seperti berinteraksi, mendelegasikan,
menerima tanggung jawab, belajar dari pengalaman, saling mengambil hikmah dari masalah
hidup satu sama lain, mengendalikan tindakan yang tidak diharapkan, mengembangkan
tanggapan positif.




Pengantar
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), pendidikan keaksaraan
berkenaan erat dengan pengetahuan dan kemampuan dasar budaya membaca, menulis dan
berhitung bagi segenap warga masyarakat (Pasal 4 Ayat 5). Pendidikan ini pada masa
kemerdekaan dikenal dengan ‘kursus ABC’, kemudian pada tahun 1964 dinamakan
Pemberantasan Buta Huruf (PBH), tahun 1978 dikemas menjadi program kelompok belajar
(Kejar) Paket A dan sesudah itu tahun 1995 menjadi Keaksaraan Fungsional (KF).


Pendidikan keaksaraan fungsional lebih dikenal sebagai pendekatan untuk mengembangkan
kemampuan dalam menguasai dan menggunakan keterampilan menulis, membaca, berhitung,
berfikir, mengamati, mendengar dan berbicara yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari dan
lingkungan sekitar warga belajar (Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, 2002:1-3).


Pendidikan keaksaraan ini merupakan ‘gengsi’ pemerintah di berbagai tingkatan untuk menyerap
anggaran, bahkan ternyata semakin memiliki muatan politis setelah derajat melek aksara menjadi
salah satu parameter utama keberhasilan pembangunan daerah diukur dari pencapaian Indeks
Pembangunan Manusia.


Tulisan ini hendak menawarkan pemikiran atas        pendidikan keaksaraan berdasarkan gerak
dinamika pembangunan. Kita pahami bersama Penbangunan itu sendiri merupakan instrumen
yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tentu saja,
tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat ini tidak berkorelasi langsung dengan
pencapaian derajat tertentu dalam kecakapan membaca, menulis dan menghitung. Melainkan
lebih dari itu, tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat memberikan harapan
pemanfaatan kemampuan keaksaraan sebagai kapasitas pribadi yang bisa dioptimalkan dalam
menopang laju pembangunan.
Pendidikan Keaksaraan sebagai Pengembangan Kapasitas
Mewacanakan pembangunan bangsa dan negara yang ditandai oleh daya saing manusia tidak
lepas dari sumbangan bidang pendidikan dan latihan yang memainkan peranan dalam perubahan
sosial dan ekonomi.


Pendidikan dan latihan ini termasuk pendidikan keaksaraan diartikan sebagai bagian spectrum
kegiatan Human Resource Development (OECD,1989:3). Sehingga makna keaksaraan menurut
Thomas Friedman1 telah berkembang menjadi kemampuan mencari informasi, secara kritis
mengolah, menilai dan mengelolanya (dalam dunia digital)      untuk kebermaknaan bagi dirinya
dan berbagi dengan orang lain. Sehingga dapat dibedakan keaksaraan dasar dan keaksaraan
keluarga termasuk keaksaraan usaha mandiri (Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan
Informal, 2009a:29). Pendidikan keaksaraan ini dapat mewakili kebutuhan revolution, reform,
maintenance dan conservation (Jones, 1988:47). Pemenuhan keempat kebutuhan pendidikan
keaksaraan ini dapat mewakili upaya mewujudkan ciri individu berdaya:
1. Dapat mengandalkan diri untuk memulai suatu kegiatan dengan menggunakan potensi
      (kemampuan, keterampilan, hasrat, pengetahuan) dalam diri.
2. Tidak bergantung pada orang lain, lingkungan atau pihak lain untuk memberikan fasilitas
      bagi dirinya dalam melaksanakan kegiatannya.
3. Memiliki optimism dan motivasi internal dalam beraktivitas.
4. Memberikan inspirasi dan motivasi pada orang lain untuk berperilaku positif
5. Menghargai hak-hak orang lain dan memberikan peluang untuk berkembang bagi orang lain.
6. Tidak cemas pada kegagalan dan dapat melihat makna/hikmah dari setiap peristiwa, serta
      bertindak konsturktif dalam meyikapi kegagalan.
7. Selalu mengembangkan dirinya dan belajar sepanjang hayat.
8. Merasa mempunyai pilihan dalam hidupnya, dan dapat mengendalikan lingkungan, jadi
      bukan lingkungan yang mengendalikannya.
9. Memiliki alternative/solusi.
10. Berpikir positif dalam menjalani hidup.

1
    Yulaelawati, Ella (2009). Penyampaian Ketersediaan Data Penduduk Buta Aksara Indikator
     Terpilah Jenis Kelamin. Presentasi Direktur Pendidikan Masyarakat, Jakarta 15 Januari 2009
11. Merasa nyaman dan bahagia dengan keberadaan dirinya.


Dengan melihat sasaran pendidikan keaksaraan pada akhir Agustus 2008 yang mencapai 10,16
juta orang (6,22 persen). Angka ini menunjukkan jumlah penduduk buta huruf yang ternyata 65
persen adalah wanita (Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, 2009b:16).
Sedangkan menurut BPS pada tahun 2009 proporsi angka melek huruf penduduk berumur 10
tahun ke atas mencapai 93,05 persen.


Besaran jumlah sasaran pendidikan keaksaraan versi Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal
dan Informal tahun 2008 tidak menetapkan umur, sementara BPS tahun 2009 menetapkan
proporsi angkat butu huruf di atas usia 10 tahun mencapai 6,95 persen. Andaikata jumlah ini
adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas, maka kalkulasi sederhana dengan memperhatikan
laju pengurangan penduduk per tahun secara normal sebesar 10 persen. Jumlah sasaran buta
aksara ini akan mencapai titik nol pada sepuluh tahun mendatang.


Apabila hendak mencapai tujuan MDG pada tahun 2015, strategi pendidikan keaksaraan yang
tepat adalah dengan melipat gandakan proporsi pencapaian program menjadi 20 persen per
tahun. Hal ini bila diasumsikan semua bagian yang berkorelasi terhadap pengurangan penduduk
buta aksara berlangsung normal. Untuk itu penyelenggaraan keaksaraan Paket A dengan
menekankan revolusi dan reformasi cara belajar untuk mendapatkan Surat Keterangan Melek
Aksara (SUKMA) dapat ditempuh sebagai program unggulan. Sedangkan keaksaraan fungsional
menjadi program andalan dalam upaya pemeliharaan dan konservasi kecakapan keaksaraan
sesuai bidang kehidupan dan pekerjaan peserta didik.


Kesimpulan
Sebagai sasaran antara pembangunan sumber daya manusia, maka pengembangan program
keaksaraan menempatkan prioritas pada pencapaian sasaran MDG’s tahun 2015. Pencapaian ini
tentu dengan tidak melupakan sasaran jangka panjang sebagai bagian peningkatan kapasitas
perseorangan warga masyarakat.
Peningkatan kapasitas keaksaraan ini dapat diarahkan pada kecakapan interpersonal seperti
berkomunikasi dan mengutarakan pendapat, beragumentasi, mengenali dan mengelola perbedaan
pendapat, menyimak dan menyimpulkan pendapatan umum. Kecakapan interpersonal yang telah
dikuasai perlu didukung oleh kecakapan management seperti berinteraksi, mendelegasikan,
menerima tanggung jawab, belajar dari pengalaman, saling mengambil hikmah dari masalah
hidup satu sama lain, mengendalikan tindakan yang tidak diharapkan, mengembangkan
tanggapan positif.


Sehingga rancang bangun pendidikan keaksaraan yang memiliki dimensi pemberdayaan
menawarkan nilai dan harapan baru, pencapaian tujuan berdasarkan visi, mengelola kemitraan di
sekitar, serta secara kreatif menciptakan peluang untuk berprestasi.


Referensi
Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. (2002) Keaksaraan Fungsional: Buku Pegangan
     Pelatihan Tutor Keaksaraan Fungsional. Bandung: Proyek Pengembangan Pendidikan
     Luar Sekolah.

Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal (2009a). Mereka diarahkan pada
     Pendidikan Kesetaraan Integrasi Keterampilan. Warta PNFI: Agenda. Volume 77. Edisi X
     Tahun 2009.

------------ (2009b). Pemerintah Optimis Turunkan Buta Aksara. Warta PNFI: Sajian Utama.
       Volume 76. Edisi IX Tahun 2009.

Direktorat Pendidikan Masyarakat. (2009). Berkualitas Karena Aksara dalam Utama - Aksara:
     Media Komunitas Pendidikan Keaksaraan NO. 16. THN IV. Edisi Januari – Februari 2009.

OECD. (1989). Education and The Economy in Changing Society. Report on Organization for
   Economic Co-operation and Development (OECD) on Intergovernmental Conference,
   Paris, March 16-18, 1988. Paris: OECD

Jones, David. (1988). Adult Education and Cultural Development. New York dan London:
      Routledge.



*) Disampaikan pada Seminar International Pendidikan Non Formal, Program Studi Pendidikan
   Luar Sekolah – Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, tanggal 29
   November 2010.

  Kontak Email: e.hardiyanto@yahoo.co.id.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Cabrn pmbinaan ngara bgsa
Cabrn pmbinaan ngara bgsa Cabrn pmbinaan ngara bgsa
Cabrn pmbinaan ngara bgsa
firo HAR
 
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaanAnalisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
aeyma
 
Peranan iklan dalam mengintegrasikan etnik
Peranan iklan dalam mengintegrasikan etnikPeranan iklan dalam mengintegrasikan etnik
Peranan iklan dalam mengintegrasikan etnik
Mardhiah Hayati Rahim
 

La actualidad más candente (18)

Cabrn pmbinaan ngara bgsa
Cabrn pmbinaan ngara bgsa Cabrn pmbinaan ngara bgsa
Cabrn pmbinaan ngara bgsa
 
Makalah pendidikan
Makalah pendidikanMakalah pendidikan
Makalah pendidikan
 
Masterplan pendidikan
Masterplan pendidikanMasterplan pendidikan
Masterplan pendidikan
 
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti KorupsiKebijakan Pendidikan Anti Korupsi
Kebijakan Pendidikan Anti Korupsi
 
Tik tugas 4
Tik tugas 4Tik tugas 4
Tik tugas 4
 
Pendemokrasian
PendemokrasianPendemokrasian
Pendemokrasian
 
contoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikancontoh makalah pendidikan
contoh makalah pendidikan
 
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaanAnalisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
Analisa keberkesanan program integrasi oleh kerajaan
 
Peranan pendidikan dalam pendidikan nasional
Peranan pendidikan dalam pendidikan nasionalPeranan pendidikan dalam pendidikan nasional
Peranan pendidikan dalam pendidikan nasional
 
LANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKANLANDASAN PENDIDIKAN
LANDASAN PENDIDIKAN
 
isi
isiisi
isi
 
Makalah pendidikan di indonesia
Makalah pendidikan di  indonesiaMakalah pendidikan di  indonesia
Makalah pendidikan di indonesia
 
Integrasi nasional
Integrasi nasionalIntegrasi nasional
Integrasi nasional
 
makalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikanmakalh pengantar pendidikan
makalh pengantar pendidikan
 
2 samino(1)
2 samino(1)2 samino(1)
2 samino(1)
 
Artikel BARU
Artikel BARUArtikel BARU
Artikel BARU
 
Makalah pendidikan di indonesia
Makalah pendidikan di  indonesiaMakalah pendidikan di  indonesia
Makalah pendidikan di indonesia
 
Peranan iklan dalam mengintegrasikan etnik
Peranan iklan dalam mengintegrasikan etnikPeranan iklan dalam mengintegrasikan etnik
Peranan iklan dalam mengintegrasikan etnik
 

Similar a Makna keaksaraan bukan sekedar pemberdayaan

UI/UX Design WeShare Apps
UI/UX Design WeShare AppsUI/UX Design WeShare Apps
UI/UX Design WeShare Apps
WeShare Foundation
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Hilman Latief
 
Pendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan Berbasis MasyarakatPendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan Berbasis Masyarakat
asnawidm
 
Ppk, literasi, 4 c, hots
Ppk, literasi, 4 c, hotsPpk, literasi, 4 c, hots
Ppk, literasi, 4 c, hots
DeviUmratun
 
2 Desain-Induk-Gerakan-Literasi-Sekolah_Edisi-2.pdf
2 Desain-Induk-Gerakan-Literasi-Sekolah_Edisi-2.pdf2 Desain-Induk-Gerakan-Literasi-Sekolah_Edisi-2.pdf
2 Desain-Induk-Gerakan-Literasi-Sekolah_Edisi-2.pdf
Fajar Baskoro
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Muh Nafis Edi Yahyana
 
Isi skripsi pkn
Isi skripsi pknIsi skripsi pkn
Isi skripsi pkn
Ipunk Hoo
 
Soalan 1 internship dan perpaduan (integrasi)
Soalan 1   internship dan perpaduan (integrasi) Soalan 1   internship dan perpaduan (integrasi)
Soalan 1 internship dan perpaduan (integrasi)
Mohammad Yaqin
 
Desember 2019 karsih (dian) desy
Desember 2019 karsih (dian) desyDesember 2019 karsih (dian) desy
Desember 2019 karsih (dian) desy
Zuhroh1
 

Similar a Makna keaksaraan bukan sekedar pemberdayaan (20)

UI/UX Design WeShare Apps
UI/UX Design WeShare AppsUI/UX Design WeShare Apps
UI/UX Design WeShare Apps
 
PLS/PNF dengan Pemberdayaan Masyarakat
PLS/PNF dengan Pemberdayaan MasyarakatPLS/PNF dengan Pemberdayaan Masyarakat
PLS/PNF dengan Pemberdayaan Masyarakat
 
Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...
Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...
Peran Pemerintah Pusat dan Daerah dalam Menyediakan Pendidikan Dasar Bermutu ...
 
Tugas Pendidikan Karakter
Tugas Pendidikan KarakterTugas Pendidikan Karakter
Tugas Pendidikan Karakter
 
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsaPendidikan modal utama membangun karakter bangsa
Pendidikan modal utama membangun karakter bangsa
 
Pendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan Berbasis MasyarakatPendidikan Berbasis Masyarakat
Pendidikan Berbasis Masyarakat
 
ilyas
ilyasilyas
ilyas
 
Ppk, literasi, 4 c, hots
Ppk, literasi, 4 c, hotsPpk, literasi, 4 c, hots
Ppk, literasi, 4 c, hots
 
Pendidikankarakter hj srisuryantinis_pd_9275
Pendidikankarakter hj srisuryantinis_pd_9275Pendidikankarakter hj srisuryantinis_pd_9275
Pendidikankarakter hj srisuryantinis_pd_9275
 
2 Desain-Induk-Gerakan-Literasi-Sekolah_Edisi-2.pdf
2 Desain-Induk-Gerakan-Literasi-Sekolah_Edisi-2.pdf2 Desain-Induk-Gerakan-Literasi-Sekolah_Edisi-2.pdf
2 Desain-Induk-Gerakan-Literasi-Sekolah_Edisi-2.pdf
 
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
Pendidikan dalam Membentuk Masyarakat Madani (makalah BIK)
 
Isi skripsi pkn
Isi skripsi pknIsi skripsi pkn
Isi skripsi pkn
 
Pendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eqPendidikan karakter melalui eq
Pendidikan karakter melalui eq
 
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
9 PILAR MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN.docx
 
Soalan 1 internship dan perpaduan (integrasi)
Soalan 1   internship dan perpaduan (integrasi) Soalan 1   internship dan perpaduan (integrasi)
Soalan 1 internship dan perpaduan (integrasi)
 
Rev roadmap gnrm 2015 2019 20 juli 2016 (1) final (1)
Rev roadmap gnrm 2015 2019 20 juli 2016 (1) final (1)Rev roadmap gnrm 2015 2019 20 juli 2016 (1) final (1)
Rev roadmap gnrm 2015 2019 20 juli 2016 (1) final (1)
 
Fungsi ptv dalam pelaksanaan
Fungsi ptv dalam pelaksanaanFungsi ptv dalam pelaksanaan
Fungsi ptv dalam pelaksanaan
 
Desember 2019 karsih (dian) desy
Desember 2019 karsih (dian) desyDesember 2019 karsih (dian) desy
Desember 2019 karsih (dian) desy
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
 
5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter5. materi mpls pendidikan karakter
5. materi mpls pendidikan karakter
 

Más de e. hardiyanto

Más de e. hardiyanto (14)

Evaluasi program 2019
Evaluasi program 2019 Evaluasi program 2019
Evaluasi program 2019
 
PKBM as a learning unit of Nonformal Education
PKBM as a learning unit of Nonformal EducationPKBM as a learning unit of Nonformal Education
PKBM as a learning unit of Nonformal Education
 
Implikasi parameter HDI bidang pendidikan terhadap Program PNF
Implikasi parameter HDI bidang pendidikan terhadap Program PNFImplikasi parameter HDI bidang pendidikan terhadap Program PNF
Implikasi parameter HDI bidang pendidikan terhadap Program PNF
 
Kemitraan SKB dan PKBM
Kemitraan SKB dan PKBMKemitraan SKB dan PKBM
Kemitraan SKB dan PKBM
 
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Contoh Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
 
HDI parameters that imply NFE towards lifelong education (190913)
HDI parameters that imply NFE towards lifelong education (190913)HDI parameters that imply NFE towards lifelong education (190913)
HDI parameters that imply NFE towards lifelong education (190913)
 
Metode Pembelajaran Keaksaraan (130613)
Metode Pembelajaran Keaksaraan (130613)Metode Pembelajaran Keaksaraan (130613)
Metode Pembelajaran Keaksaraan (130613)
 
ART Koperasi PLS jaya
ART Koperasi PLS jayaART Koperasi PLS jaya
ART Koperasi PLS jaya
 
UU Koperasi No. 17 Tahun 2012
UU Koperasi No. 17 Tahun 2012UU Koperasi No. 17 Tahun 2012
UU Koperasi No. 17 Tahun 2012
 
Expanding Learning Time and Space
Expanding Learning Time and SpaceExpanding Learning Time and Space
Expanding Learning Time and Space
 
Revitalisasi koperasi
Revitalisasi koperasiRevitalisasi koperasi
Revitalisasi koperasi
 
Pengembangan Model PNF
Pengembangan Model PNFPengembangan Model PNF
Pengembangan Model PNF
 
Informal education in national development
Informal education in national developmentInformal education in national development
Informal education in national development
 
Management Strategy, Excellent Services, and Services Marketing
Management Strategy, Excellent Services, and Services MarketingManagement Strategy, Excellent Services, and Services Marketing
Management Strategy, Excellent Services, and Services Marketing
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Último (20)

Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAYSOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
SOAL PUBLIC SPEAKING UNTUK PEMULA PG & ESSAY
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 

Makna keaksaraan bukan sekedar pemberdayaan

  • 1. Makna Keaksaraan Bukan sekedar Pemberdayaan Oleh: Edy Hardiyanto, M.T.*) Abstrak Pendidikan keaksaraan lekat dengan sejarah awal kehadiran negara Indonesia. Di masa ini corak pendidikan lebih kental sebagai pendekatan untuk mengembangkan kemampuan dalam menguasai dan menggunakan keterampilan menulis, membaca, berhitung, berfikir, mengamati, mendengar dan berbicara yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar warga belajar. Masyarakat yang menjadi warga belajar pendidikan keaksaraan secara simultan berhasil mereduksi akibat tuna aksara, termasuk meningkatkan derajat bangsa dan negara di percaturan negara-negara berkembang yang gencar melaksanakan pembangunan. Derajat ini ditunjukkan melalui Indeks Pembangunan Manusia (IPM), salah satu parameter yang digunakan adalah derajat buta aksara (=illiteracy rate). Upaya ini pun berdampak luas hingga menyentuh ‘gengsi’ pemerintah di berbagai tingkatan untuk menyerap anggaran, bahkan secara politis berpengaruh pada kelangsungan jabatan seorang pejabat di daerah. Kedua masa di atas telah berlalu, begitu pula dengan IPM yang tidak lagi melirik buta aksara sebagai parameter pendidikan. Tuntutan yang ada sekarang dan di masa depan adalah menempatakan keaksaraan sebagai kemampuan mencari informasi, secara kritis mengolah, menilai dan mengelolanya (dalam dunia digital) untuk kebermaknaan bagi dirinya dan berbagi dengan orang lain. Termasuk makna keaksaraan sebagai wujud dasar peningkatan kapasitas to revolution, reform, maintenance dan conservation pengetahuan yang telah dimiliki seseorang baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat. Peningkatan kapasitas keaksaraan ini dapat diarahkan pada kecakapan interpersonal seperti berkomunikasi dan mengutarakan pendapat, beragumentasi, mengenali dan mengelola perbedaan pendapat, menyimak dan menyimpulkan pendapatan umum. Kecakapan interpersonal yang telah dikuasai perlu didukung oleh kecakapan management seperti berinteraksi, mendelegasikan,
  • 2. menerima tanggung jawab, belajar dari pengalaman, saling mengambil hikmah dari masalah hidup satu sama lain, mengendalikan tindakan yang tidak diharapkan, mengembangkan tanggapan positif. Pengantar Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN), pendidikan keaksaraan berkenaan erat dengan pengetahuan dan kemampuan dasar budaya membaca, menulis dan berhitung bagi segenap warga masyarakat (Pasal 4 Ayat 5). Pendidikan ini pada masa kemerdekaan dikenal dengan ‘kursus ABC’, kemudian pada tahun 1964 dinamakan Pemberantasan Buta Huruf (PBH), tahun 1978 dikemas menjadi program kelompok belajar (Kejar) Paket A dan sesudah itu tahun 1995 menjadi Keaksaraan Fungsional (KF). Pendidikan keaksaraan fungsional lebih dikenal sebagai pendekatan untuk mengembangkan kemampuan dalam menguasai dan menggunakan keterampilan menulis, membaca, berhitung, berfikir, mengamati, mendengar dan berbicara yang berorientasi pada kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar warga belajar (Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat, 2002:1-3). Pendidikan keaksaraan ini merupakan ‘gengsi’ pemerintah di berbagai tingkatan untuk menyerap anggaran, bahkan ternyata semakin memiliki muatan politis setelah derajat melek aksara menjadi salah satu parameter utama keberhasilan pembangunan daerah diukur dari pencapaian Indeks Pembangunan Manusia. Tulisan ini hendak menawarkan pemikiran atas pendidikan keaksaraan berdasarkan gerak dinamika pembangunan. Kita pahami bersama Penbangunan itu sendiri merupakan instrumen yang diperlukan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tentu saja, tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat ini tidak berkorelasi langsung dengan pencapaian derajat tertentu dalam kecakapan membaca, menulis dan menghitung. Melainkan lebih dari itu, tingkat kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat memberikan harapan pemanfaatan kemampuan keaksaraan sebagai kapasitas pribadi yang bisa dioptimalkan dalam menopang laju pembangunan.
  • 3. Pendidikan Keaksaraan sebagai Pengembangan Kapasitas Mewacanakan pembangunan bangsa dan negara yang ditandai oleh daya saing manusia tidak lepas dari sumbangan bidang pendidikan dan latihan yang memainkan peranan dalam perubahan sosial dan ekonomi. Pendidikan dan latihan ini termasuk pendidikan keaksaraan diartikan sebagai bagian spectrum kegiatan Human Resource Development (OECD,1989:3). Sehingga makna keaksaraan menurut Thomas Friedman1 telah berkembang menjadi kemampuan mencari informasi, secara kritis mengolah, menilai dan mengelolanya (dalam dunia digital) untuk kebermaknaan bagi dirinya dan berbagi dengan orang lain. Sehingga dapat dibedakan keaksaraan dasar dan keaksaraan keluarga termasuk keaksaraan usaha mandiri (Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, 2009a:29). Pendidikan keaksaraan ini dapat mewakili kebutuhan revolution, reform, maintenance dan conservation (Jones, 1988:47). Pemenuhan keempat kebutuhan pendidikan keaksaraan ini dapat mewakili upaya mewujudkan ciri individu berdaya: 1. Dapat mengandalkan diri untuk memulai suatu kegiatan dengan menggunakan potensi (kemampuan, keterampilan, hasrat, pengetahuan) dalam diri. 2. Tidak bergantung pada orang lain, lingkungan atau pihak lain untuk memberikan fasilitas bagi dirinya dalam melaksanakan kegiatannya. 3. Memiliki optimism dan motivasi internal dalam beraktivitas. 4. Memberikan inspirasi dan motivasi pada orang lain untuk berperilaku positif 5. Menghargai hak-hak orang lain dan memberikan peluang untuk berkembang bagi orang lain. 6. Tidak cemas pada kegagalan dan dapat melihat makna/hikmah dari setiap peristiwa, serta bertindak konsturktif dalam meyikapi kegagalan. 7. Selalu mengembangkan dirinya dan belajar sepanjang hayat. 8. Merasa mempunyai pilihan dalam hidupnya, dan dapat mengendalikan lingkungan, jadi bukan lingkungan yang mengendalikannya. 9. Memiliki alternative/solusi. 10. Berpikir positif dalam menjalani hidup. 1 Yulaelawati, Ella (2009). Penyampaian Ketersediaan Data Penduduk Buta Aksara Indikator Terpilah Jenis Kelamin. Presentasi Direktur Pendidikan Masyarakat, Jakarta 15 Januari 2009
  • 4. 11. Merasa nyaman dan bahagia dengan keberadaan dirinya. Dengan melihat sasaran pendidikan keaksaraan pada akhir Agustus 2008 yang mencapai 10,16 juta orang (6,22 persen). Angka ini menunjukkan jumlah penduduk buta huruf yang ternyata 65 persen adalah wanita (Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal, 2009b:16). Sedangkan menurut BPS pada tahun 2009 proporsi angka melek huruf penduduk berumur 10 tahun ke atas mencapai 93,05 persen. Besaran jumlah sasaran pendidikan keaksaraan versi Direktorat Jenderal Pendidikan Nonformal dan Informal tahun 2008 tidak menetapkan umur, sementara BPS tahun 2009 menetapkan proporsi angkat butu huruf di atas usia 10 tahun mencapai 6,95 persen. Andaikata jumlah ini adalah mereka yang berusia 65 tahun ke atas, maka kalkulasi sederhana dengan memperhatikan laju pengurangan penduduk per tahun secara normal sebesar 10 persen. Jumlah sasaran buta aksara ini akan mencapai titik nol pada sepuluh tahun mendatang. Apabila hendak mencapai tujuan MDG pada tahun 2015, strategi pendidikan keaksaraan yang tepat adalah dengan melipat gandakan proporsi pencapaian program menjadi 20 persen per tahun. Hal ini bila diasumsikan semua bagian yang berkorelasi terhadap pengurangan penduduk buta aksara berlangsung normal. Untuk itu penyelenggaraan keaksaraan Paket A dengan menekankan revolusi dan reformasi cara belajar untuk mendapatkan Surat Keterangan Melek Aksara (SUKMA) dapat ditempuh sebagai program unggulan. Sedangkan keaksaraan fungsional menjadi program andalan dalam upaya pemeliharaan dan konservasi kecakapan keaksaraan sesuai bidang kehidupan dan pekerjaan peserta didik. Kesimpulan Sebagai sasaran antara pembangunan sumber daya manusia, maka pengembangan program keaksaraan menempatkan prioritas pada pencapaian sasaran MDG’s tahun 2015. Pencapaian ini tentu dengan tidak melupakan sasaran jangka panjang sebagai bagian peningkatan kapasitas perseorangan warga masyarakat.
  • 5. Peningkatan kapasitas keaksaraan ini dapat diarahkan pada kecakapan interpersonal seperti berkomunikasi dan mengutarakan pendapat, beragumentasi, mengenali dan mengelola perbedaan pendapat, menyimak dan menyimpulkan pendapatan umum. Kecakapan interpersonal yang telah dikuasai perlu didukung oleh kecakapan management seperti berinteraksi, mendelegasikan, menerima tanggung jawab, belajar dari pengalaman, saling mengambil hikmah dari masalah hidup satu sama lain, mengendalikan tindakan yang tidak diharapkan, mengembangkan tanggapan positif. Sehingga rancang bangun pendidikan keaksaraan yang memiliki dimensi pemberdayaan menawarkan nilai dan harapan baru, pencapaian tujuan berdasarkan visi, mengelola kemitraan di sekitar, serta secara kreatif menciptakan peluang untuk berprestasi. Referensi Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat. (2002) Keaksaraan Fungsional: Buku Pegangan Pelatihan Tutor Keaksaraan Fungsional. Bandung: Proyek Pengembangan Pendidikan Luar Sekolah. Direktorat Jenderal Pendidikan Non Formal dan Informal (2009a). Mereka diarahkan pada Pendidikan Kesetaraan Integrasi Keterampilan. Warta PNFI: Agenda. Volume 77. Edisi X Tahun 2009. ------------ (2009b). Pemerintah Optimis Turunkan Buta Aksara. Warta PNFI: Sajian Utama. Volume 76. Edisi IX Tahun 2009. Direktorat Pendidikan Masyarakat. (2009). Berkualitas Karena Aksara dalam Utama - Aksara: Media Komunitas Pendidikan Keaksaraan NO. 16. THN IV. Edisi Januari – Februari 2009. OECD. (1989). Education and The Economy in Changing Society. Report on Organization for Economic Co-operation and Development (OECD) on Intergovernmental Conference, Paris, March 16-18, 1988. Paris: OECD Jones, David. (1988). Adult Education and Cultural Development. New York dan London: Routledge. *) Disampaikan pada Seminar International Pendidikan Non Formal, Program Studi Pendidikan Luar Sekolah – Sekolah Pasca Sarjana, Universitas Pendidikan Indonesia, tanggal 29 November 2010. Kontak Email: e.hardiyanto@yahoo.co.id.