KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
TFA, BRONKITIS, BRONKIOLITIS
1. Faringitis, Tonsilitis, Tonsilofaringitis Bronkitis Akut Bronkiolitis Akut
Akut
Batasan Merupakan Infeksi akut dari faring Proses inflamasi yang mengenai trakea, WHO: infeksi saluran respiratorik bawah yang
atau tonsila palatina atau keduanya bronkus utama, dan menengah, yang disebabkan virus, yang biasanya lebih berat pada
(dari tonsil ke adenoid dan lingual bermanifestasi sebagai batuk, serta biasanya bayi muda, terjadi epidemik setiap tahun dan di
tonsil). akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu. tandai dengan obstruksi saluran pernafasan.
Pada anak agaknya bukan merupakan suatu Penyakit IRA bawah yang ditandai dengan adanya
penyakit tersendiri, tapi berhubungan dengan inflamasi pada bronkiolus.
keadaan lain seperti asma dan fibrokistik
Epidemiologi Biasanya pada anak, jarang pada - Tersering pada bayi, usia 2-24 bulan. Puncak usia 2-8
anak usia < 1 tahun bulan
Insiden meningkat sesuai dengan Orestein: paling sering terjadi pada bayi laki-laki usia
bertambahnya umur, puncaknya pada 3-6 bulan yang tidak mendapatkan ASI dan hidup di
usia 4-7 tahun, dan berlanjut hingga lingkungan padat penduduk
dewasa
Insiden faringitis Streptokokus
tertinggi pada usia 5-18 tahun, jarang
pada usia < 3 tahun
Laki-laki = perempuan
Etiologi Bakteri (5-40% kasus) Virus 90% kasus Rhinovirus, RSV, 95% disebabkan oleh invasi Respiratory Syncytial
Group A beta-hemolytic streptococci virus Influenza, virus Paraifluenza, Virus (RSV).
(15% of all pharyngitis) Adenovirus, virus Rubeola, Paramyxovirus Orestein : Adenovirus, Influenza virus, Parainfluenza
Group C, G, and F streptococci Bakteri 10%, dapat merupakan infeksi virus, Rhinovirus, dan Mycoplasma.
(10%) sekunder. S. aureus, S. pneumoniae, H.
Arcanobacterium (Corynebacterium) influenza, Bordatella pertusis,
haemolyticus (5%) Corynebacterium diphteriae
M pneumoniae Mycoplasma manifestasi tidak khas. Biasa
C pneumoniae (5%) pada anak usia > 5 tahun atau remaja
Neisseria gonorrhoeae is rare Polusi udara, alergi, aspirasi kronis, refluks
Corynebacterium diphtheriae is rare gastroesophageal.
Virus (40-60% kasus) ;
Adenovirus (5%)
Herpes simplex (5%),
Coxsackieviruses A and B (5%),
Epstein-Barr virus (EBV)
CMV
HIV-1
2. Rhinovirus
Influenza virus
Parainfluenza virus
Coronavirus
Enterovirus
Respiratory syncytial virus
Jamur
Patofisiologi Bakteri/virus menginvasi mukosa faring Virus/bakteri masuk ke saluran nafas Infeksi virus pada epitel bersilia bronkiolus
Respon inflamasi lokal Reaksi inflamasi Respon inflamasi akut
Pelepasan sitokin dan mediator pro Sitokin2 pro inflamasi Sekresi mucus
inflamasi Penimbunan debris selular/sel-sel mati yang terkelupas
Peningkatan aktivitas kelenjar mucus, Infiltrasi limfosit peribronkial
Eritema faring, tonsil, atau keduanya Dekuamasi sel-sel epitel bersilia
Infiltrasi leukosit PMN ke dalam dinding dan Edema submukosa
lumen saluran respiratori
Saluran bronkiolus menyempit
Batuk
Sekresi tampak purulen Obstruksi bronkiolus
Hambatan aliran udara
Peningkatan resistensi pada bronkiolus selama fase
inspirasi & ekspirasi
(krn radius saluran ekspiratori >> kecil selama
ekspirasi) wheezing
Air trapping dan hiperinflasi ekspirasi memanjang
Gangguan pertukaran gas normal
Ketidakseimbangan ventilasi-perfusi dispnea
Hipoksemia & hipoksia jaringan
Kompensasi
takipnea
3. Diagnosis Anamnesis Anamnesis Anamnesis
Gejala faringitis khas akibat bakteri Demam, nyeri kepala, nyeri otot selama 3-4 Anak usia < 2 tahun
streptokokus: hari diikuti dengan batuk. Gejala awal: gejala infeksi respiratori atas akibat
Rasa nyeri tenggorokan dengan Awalnya batuk bersifat kering dan keras, virus, seperti pilek ringan, batuk, demam subfebris.
awitan mendadak kemudian berkembang menjadi batuk yang 1 atau 2 hari kemudian timbul batuk yang disertai
Nyeri saat menelan (disfagia) produktif, dahak bisa jernih atau purulen. sesak nafas
Demam Batuk biasanya berlangsung 7-10 hari, tetapi Wheezing ekspirasi
dapat juga berlangsung sampai 3 minggu. Sianosis
Urutan gejala yang biasa dikeluhkan Pada anak kecil,usaha untuk mengeluarkan Merintih (grunting)
oleh anak usia > 2 tahun: dahak yang lengket dan kental dapat Nafas berbunyi
Nyeri kepala merangsang muntah Muntah setelah batuk
Nyeri perut Pada anak yang lebih tua keluhan utama Rewel
Muntah dapat berupa batuk produktif Penurunan nafsu makan
Demam tinggi, bisa mencapai suhu Nyeri dada pada keadaan yang lebih berat.
400 C Pada umumnya gejala akan menghilang Pemeriksaan Fisik
Nyeri tenggorokan dalam 10-14 hari. Bila gejala dan tanda klinis Vital sign : takipnea, takikardi, peningkatan suhu
menetap sampai 2-3 minggu,perlu dicurigai NCH (+)
Pemeriksaan Fisik adanya proses kronis atau terjadi infeksi Sianosis (+) jika gejala berat.
Faringitis streptokous sangat mungkin bakteri sekunder. Thoraks:
jika dijumpai pada pemeriksaan fisik: Inspeksi
Demam - Bentuk dada tampak hiperinflasi
Faring hiperemis Pemeriksaan Fisik - Retraksi dinding dada (subkosta, interkosta,
Tonsil (amandel) membesar dan Stadium awal biasanya tidak khas. supraklavikula)
memerah, kadang disertai Demam, gejala rinitis sebagai manifestasi - Ekspirasi memanjang
detritus/bercak. pengiring, atau faring hiperemis. Perkusi
Kelenjar limfe di leher anterior Sejalan dengan perkembangan serta - Hipersonor
membengkak dan nyeri progresivitas batuk, pada auskultasi dada Auskultasi
Uvula bengkak dan merah dapat terdengar ronki, wheezing, ekspirasi - Wheezing eksiprasi
Ekskoriasi hidung disertai lesi memanjang atau tanda obstruksi lainnya. Bila - Bisa ditemukan crackles atau ronki
impetigo sekunder lendir banyak dan tidak terlalu lengket akan - Apnea dapat terjadi pada bayi terrutama usia < 6
Ruam skarlatina terdengar ronki basah. minggu, prematur atau BBLR.
Patekie palatum mole
Pemeriksaan Penunjang WHO:
Jika dijumpai gejala dan tanda berikut Tidak ada pemeriksaan penunjang yang Wheezing yang tidak meembaik dengan 3 dosis
ini, maka kemungkinan besar bukan memberikan hasil definitif untuk diagnosis bronkodilator kerja cepat
faringitis streptokokus: bronkitis. Ekspirasi memanjang
Usia < 3 tahun Radiologis Hiperinflasi dinding dada, dengan hipersonor pada
Awitan bertahap Normal atau didapatkan peningkatan corakan perkusi
Kelainan melibatkan beberapa bronchial Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam
4. mukosa Crackles atau ronki pada auskultasi dada
Konjungtivitis, diare, batuk, pilek, Sulit makan, menyusu atau minum.
suara serak
Mengi, ronki di paru Pemeriksaan Penunjang
Eksantem ulseratif Saturasi Oksigen
Pulse oximetry
Faringitis difteri: AGD menilai bayi dg distress nafas berat
Membran asimetris, mudah berdarah, Foto thoraks gambaran hiperinflasi & infiltrate,
berwarna kelabu pada faring tapi gambaran tidak spesifik dapat ditemukan pada
Membran meluas dari batas anterior asma, pneumonia viral atau tipikal.
tonsil hingga palatum mole dan atau Pemeriksaan virologi
ke uvula
Pemeriksaan lanjutan:
Tes apus tenggorokan
ASTO
Penataksanaan Antibiotik Penderita tidak perlu dirawat inap kecuali ada Antibiotika Profilaksis
Antibiotik pilihan pada terapi faringitis indikasi seperti dehidrasi atau penyempitan Bila nafas cepat saja, pasien dapat rawat jalan
akut Streptokokus grup A adalah: bronkus yang berat. kotrimoksazol (4 mg TMP/kgBB/kali) 2 kali sehari
Penisilin V oral 15-30 atau amoksisilin (25 mg/kgBB/kali), 2 kali sehari
mg/kgBB/hari, dibagi 3 dosis selama Medikamentosa selama 3 hari
10 hari atau - Antibiotik tidak direkomendasikan secara Bila ada tanda distress pernafasan tanpa sianosis,
Benzatin penisilin G IM dosis rutin, bahkan pemberian antibiotik dengan anak masih bisa minum rawat anak di rumah sakit
tunggal 600.000 (BB<30 kg) dan indikasi untuk pencegahan superinfeksi dan beri ampisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM
1.200.000 (BB>30kg) saluran napas bawah tidak memberikan setiap 6 jam), yang harus dipantau dalam 24 jam
Amoksisilin 50 mg/kgBB/hari dibagi keuntungan. selama 72 jam pertama.
2 selama 6 hari dpt digunakan - Bronkodilator agonis 2, seperti salbutamol - Respons baik terapi dilanjutkan di rumah
sebagai pengganti penisilin jika disertai tanda-tanda atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral
Alergi penisilin eritromisin etil bronkokontriksi. (25 mg/kgBB/kali, 2 kali sehari), untuk 3 hari
suksinat 40 mg/kgBB/hari, Pemberian salbutamol dengan dosis 0,1 berikutnya.
eritromisin esolat 20-40 mg/kgBB/kali akan mengurangi batuk - Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48
mg/kgBB/hari dengan pemberian dalam 7 hari, lebih baik dibandingkan jam, atau terdapat keadaan yang berat (tidak
2,3, atau 4 kali per hari selama 10 pemberian antibiotik, dapat menyusu atau minum/makan atau
hari. - Analgesik & antipiretik bila diperlukan memuntahkan semuanya, kejang,letargis atau
dapat diberikan. tidak sadar, sianosis, distress pernapasan
Supportif - Pemberian antitusif tidak berat), ditambahkan kloramfenikol (25
Isitirahat direkomendasikan mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam sampai
Pemberian cairan yang sesuai - Mukolitik dan ekspektoran, walau belum keadaan meembaik, dilanjutkan per oral 4 kali
Nyeri yang berlebihan atau demam cukup bukti klinis yang kuat, dapat sehari sampai total 10 hari.
5. paracetamol atau ibuprofen dipertimbangkan diberikan bila batuknya Bila pasien datang dalam keadaan klinis berat
Throat Lozenges / Gargles nyeri efektif dan pada anak diatas 2 tahun. (pneumonia beraat) segera berikan oksigen dan
atau rasa tidak nyaman pada pengobatan kombinasi ampisilin-kloramfenikol atau
tenggorokan Suportif ampisilin-gentamisin.
- Diperlukan istirahat Sebagai alternatif, beri ceftriaxon (80-100
Terapi bedah (Tosilectomy) - Asupan makanan yang cukup mg/kgBB/kali IM atau IV sekali sehari)
Indikasi absolut - Kelembaban udara yang cukup
Hipertrofi tonsil yang menyebabkan: - Masukan cairan yang adekuat. Oksigen
- Obstruksi saluran napas misal pada Diberikan pada semua anak dengan wheezing dan
OSAS (Obstructive Sleep Apnea Pemantauan distress pernapasan berat.
Syndrome) Anak-anak dengan bronkitis akut berulang Metode yang direkomendasikan untuk pemberian
- Disfagia berat yang disebabkan harus dinilai secara seksama untuk oksigen adalah dengan nasal prongs atau kateter nasal
obstruksi menemukan kemungkinan adanya anomali-
- Gangguan tidur anomali pada saluran napas, benda asing, Supportif
- Gangguan pertumbuhan bronkiektasis, imunodefisiensi, tuberkulosis, Kortikosteroid mengurangi edema saluran
dentofacial alergi, sinusitis, tonsilitis, adenoiditis, serta pernapasan
- Gangguan bicara (hiponasal) fibrosis kistik. Kortikosteroid 15-20 mg/kgBB/hari atau
- Komplikasi kardiopulmoner dexametason 0,5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis
Riwayat abses peritonsil. selama 2-3 hari.
Tonsilitis yang membutuhkan biopsi Cairan dan elektrolit dengan dextrose 5 5 dan NaCl
untuk menentukan patologi anatomi disesuaikan berdasarkan umur dan berat badan
terutama untuk hipertrofi tonsil Demam paracetamol
unilateral.
Tonsilitis kronik atau berulang
sebagai fokal infeksi untuk penyakit-
penyakit lain
Komplikasi Pneumothoraks