SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 16
LAPORAN PRAKTIKUM III
MORFOLOGI TUMBUHAN
(AKKC 224)
TATA LETAK DAUN, RUMUS DAUN DAN DIAGRAM DAUN
DOSEN PENGASUH
Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si
ASISTEN DOSEN
Miftahul Jannah
Yana
OLEH :
Maedy Ripani
(A1C212007)
KELOMPOK IX
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MARET
2013
PRAKTIKUM III
Topik : Tata letak daun, rumus daun dan diagram daun
Tujuan : Mengenal berbagai tata letak daun pada batang,
menentukan rumus daun serta menggambar bagan dan
diagram daun.
Hari / tanggal : Kamis / 7 Maret 2013
Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM
I. ALAT DAN BAHAN
Alat : 1. Baki
2. Alat tulis
3. Lup
Bahan : 1. Ranting kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
II. CARA KERJA
1. Mengamati duduk daun pada ranting, cabang atau batang (tunggal
tersebar, tunggal berseling, berhadapan, berseling berhadapan, berkarang,
roset batang, roset akar, monospirotik, dan trispirotik)
2. Menghitung rumus daun: 1/3, 2/5, 3/8, dan seterusnya
3. Menggambar bagan dan diagram daun
III. TEORI DASAR
Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau
cabangnya, ada kalanya daun-daun berjejal-jejal pada suatu bagian batang,
yaitu pada pangkal atau bagian ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang
terpisah-pisah dengan suatu jarak yang nyata. Jika untuk mencapai daun yang
tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a
kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, juga dinamakan
rumus daun atau disvergensi.
Pecahan a/b selanjutnya dapat menunjukan sudut antara dua daun
berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar.jarak antara kedua daun
berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut sudut
divergensi, ternyata didapati pecahan a/b dapat terdiri dari pecahan 1/2, 1/3,
2/5, 3/8, 5/13, 8/21, dan seterusnya.
Deretan rumus-rumus daun yang memperlihatkan sifat yang begitu
karakteristik ini menurut nama yang menemukannya dinamakan: deret
Fibonacci.
Pada berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar,
kadang-kadang kelihatan daun-daun yang duduknya rapat berjejal-jejal, yaitu
jika ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak
hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua
mudanya. Daun-daun yang mempunyai susunan demikian disebut suatu:
roset (rosula).
Kita membedakan:
a. Roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun
berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset itu amat dekat dengan akar.
b. Roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada
ujung batang.
Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong ke atas, daun-daun
dengan tata letak tersebar dapat teratur ssdemikian rupa sehingga helaian-
helaian daun pada cabang itu teratur pada suatu bidang datar, dan membentuk
suatu pola seperti mosaik (pola karpet). Susunan daun yang demikian itu
disebut mosaik daun.
Bagi cabang-cabang yang mendatar mosaik daun terjadi karena semua
daun terlentang ke kiri dan ke kanan dengan menggunakan bidang datar
tersebut seefektif mungkin. Bagi cabang-cabang yang tumbuh serong ke atas,
daun-daun yang tata letaknya tersebar menempatkan helaian-helaian daun
pada suatu bidang datar pada ujung cabang, helaian-helaian daun yang muda
di tengah dan ke pinggir daun-daun yang lebih tua yang biasanya pun lebih
lebar. Hal itu dapat tercapai karena tangkai daun-daun menuju ke ujung
cabang menjadi semakin pendek.
Untuk menjelskan tata letak daun, dapat dilakukan dengan membuat
bagan tata letak daun dan diagram tata letak daunnya.
A. Bagan Tata Letak Daun
Untuk keperluan ini batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan
padanya digambar membujur ortostik-ortostiknya, demikian pula buku-buku
batangnya. Untuk menghindarkan kekeliruan seyogyanya garis-garis
menggambarkan masing-masing bagian tadi dibuat berbeda-beda. Daun-
daunnya digambar sebagai penampang lintang helaian daun yang diperkecil,
jadi sebagai suatu segitiga dengan dasar lebar yang terlentang (dengan
dasarnya yang lebar tadi menghadap ke atas).
B. Diagram Tata Letak Daun
Untuk membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus
dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-bukunya sebagai
lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan pada bidang datar, maka
buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan
puncak kerucut akan menjadi titik pusat lingkaran-lingkaran tadi.
C. Spirostik dan Parastik
Pada suatu tumbuhan, garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus
ke atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh
macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik adalah ortostik menjadi
garis spiral yang tampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang
demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya letak daun pada
batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi, yang
diberi nama lain spirostik. Suatu spirostik terjadi biasanya karena
pertumbuhan batang tidak lurus melainkan memutar.
Bagian tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat, daun-daunya
seakan-akan mengikuti garis spiral kekiri atau kekanan. Garis spiral dengan
arah putaran kekiri dan kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke
arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap daun
mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan satunya lagi ke kanan.
Dari sudut itu pula tampak ada spiral ke kiri dan ke kanan. Garis-garis itu
disebut parastik.
IV. HASIL PENGAMATAN
A. Gambar Hasil Pengamatan
1. Ranting Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Menurut Literatur :
Anonim.2013.a
1
2
3
Keterangan :
1. Daun
2. Ranting/batang
3. Buku batang
4. Ruas batang
5. Bunga
Keterangan :
1. Bunga
2. Ranting/batang
3. Buku batang
4. Ruas batang
5. Daun
4
5
2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Menurut literatur :
Anonim.2013.b
2
3
1
Keterangan :
1. Bunga
2. Buku batang
3. Ruas batang
4. Daun
Keterangan :
1. Bunga
2. Buku batang
3. Ruas batang
4. Daun
4
3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
Menurut literatur :
Anonim.2013.c
1
2
3
Keterangan :
1. Daun
2. Ujung Daun
3. Tepi daun
4. Batang
Keterangan :
1. Helaian daun
2. Ujung Daun
3. Tepi daun
4
4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Menurut literatur :
Anonim.2013.d
1
2
3
Keterangan :
1. Bunga
2. Daun
3. Batang
Keterangan :
1. Bunga
2. Daun
3. Batang
5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Menurut literatur :
Anonim.2013.e
1
2
3
4
Keterangan :
1. Daun
2. Tangkai Daun
3. Buah
4. Batang
Keterangan :
1. Daun
2. Tangkai Daun
3. Batang
B. Bagan dan Diagram Daun
1. Rumus Daun 2/5 ( pada bayam dan kembang sepatu)
a. Diagram Daun
b. Bagan Daun
2. Rumus Daun 3/8 ( pada pepaya )
a. Diagram Daun
b. Bagan Daun
V. ANALISIS DATA
1. Ranting Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.)
Klasifikasi :
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnolipsida
Sub classis : Dilleniidae
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Species : Hibiscus rosa-sinensis L.
(Sumber : Cronquist. 1981)
Berdasarkan pengamatan, setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa
daun tanaman kembang sepatu mempunyai rumus daun (divergensi) 2/5. Yaitu
untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan, garis spiral
(spiral genetik) mengelilingi batang sebanyak 2 kali dan jumlah daun yang
dilewati oleh garis spiral tersebut sebanyak 5 daun. Daun pada tanaman
Kembang Sepatu letaknya berselang-seling dan pada setiap buku-buku batang
tanaman ini hanya terdapat satu daun. Besar sudut antara dua daun tanaman
kembang sepatu yaitu (sudut divergensi): 2/5 x 360o = 144o.
2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Asteriidae
Ordo : Gentiales
Familia : Apocynaceae
Genus : Allamanda
Species : Allamanda cathartica L.
(Sumber : Cronquist. 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, daun pada tanaman Alamanda letaknya
berkarang, yaitu terdapat lebih dari dua daun pada tiap buku-buku batang,
dalam hal ini terdapat empat daun pada tiap buku batang. Karena tata letak
daunnya yang berkarang, maka rumus daunnya tidak dapat ditentukan.
3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub Classis : Arecidae
Ordo : Pandanales
Familia : Pandanaceae
Genus : Pandanus
Species : Pandanus sp.
(Sumber : Cronquist. 1981)
Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman Pandanus sp. memiliki tata letak
daun roset akar yang mengikuti garis-garis ortostik yang telah berubah menjadi
garis spiral yang melingkari batang atau dapat dikatakan karena terjadi
pertumbuhan batang yang tidak lurus melainkan memutar, akibatnya
ortostiknya ikut memutar (spirostik). Batang tanaman pandan memperlihatkan
tiga spirostik oleh sebab itu tanaman pandan tidak dapat ditentukan rumus
daunnya.
4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Subclassis : Caryophyllidae
Ordo : Caryophyllales
Familia : Amaranthaceae
Genus : Amaranthus
Spesies : Amaranthus spinosus L.
(Sumber: Cronquist. 1981)
Dari hasil pengamatan, daunnya merupakan daun yang tidak lengkap dan
tersusun secara berselang-seling. pada setiap buku-buku batang tanaman ini
hanya terdapat satu daun (tersebar). Setelah dilakukan perhitungan terhadap
rumus daunnya, diketahui bahwa daun tanaman bayam mempunyai rumus daun
(divergensi) 2/5. Yaitu untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun
permulaan, garis spiral (spiral genetik) mengelilingi batang sebanyak 2 kali dan
jumlah daun yang dilewati oleh garis spiral tersebut sebanyak 5 daun. Sehingga
dapat dihitung sudut dirvergensinya 2/5 x 3600 = 1440.
5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.)
Klasifikasi :
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Dilleniidae
Ordo : Violales
Familia : Caricaceae
Genus : Carica
Species : Carica papaya L.
(Sumber: Cronquist. 1981)
Dari hasil pengamatan, diketahui pepaya (Carica papaya L.) memiliki tata
letak daun yang tersebar. Rumus daunnya dapat dihitung, yaitu 3/8, maksud
angka 3 (tiga) tersebut adalah untuk mempertemukan daun yang satu dengan
yang lain yang terletak dalam satu garis yang sama harus mengelilingi batang
sebanyak 3 putaran, dan maksud dari angka 8 (delapan) tersebut adalah pada
saat melakukan tiga kali putaran jumlah daun yang dilaluinya adalah berjumlah
delapan dan perhitungannya dimulai dari angka nol. Jika dihitung, maka sudut
divergensinya yaitu : 3/8 x 360o = 135o.
VI. KESIMPULAN
1. Berbagai tata letak daun pada batang yaitu berhadapan-bersilang(tiap
buku batang ada dua daun), tersebar(satu daun pada tiap buku batang),
dan berkarang(lebih dari 2 daun pada tiap buku batang).
2. Bagan dan diagram daun digunakan untuk lebih memahami tata letak
daun pada batang.
3. Pada tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan tanaman
bayam (Amaranthus spinosus L.) letak daunnya tersebar dan memiliki
rumus daun 2/5 dengan sudut divergensi 144o.
4. Tanaman Alamanda (Allamanda cathartica L.) memiliki tata letak daun
yang berkarang.
5. Pandan (Pandanus sp.) merupakan tanaman dengan 3 spirostik sehingga
rumus daunnya tidak dapat ditentukan.
6. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) mempunyai tata letak daun yang
tersebar, memiliki rumus daun 3/8 dengan sudut divergensi 135o.
VII. DAFTAR PUSTAKA
Amintarti, Sri. 2013. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNLAM.
Anonim.2013.a.http://3.bp.blogspot.com/_CuhFGl0ftr0/SUX5NCuDNaI/AAAAA
AAAAIM/BUgcViHGT5c/s320/PUCUK+MERAH.jpg.
Diakses: 9 Maret 2013.
Anonim.2013.b. http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQIrs2ttYERcP-
CSfJjUEhkRtzwJfaS-RZP7-ZhE_H-Am9smoEaxg. Diakses: 9 Maret 2013.
Anonim.2013.c. http://www.stuartxchange.com/Pandan.jpg.
Diakses: 9 Maret 2013.
Anonim.2013.d.http://lylaeyla.files.wordpress.com/2012/10/bayamduri_plantwise
nn1.jpg?w=570. Diakses: 9 Maret 2013.
Anonim.2013.e.http://2.bp.blogspot.com/_ZpJmBtPVdbk/TJpy8XrwyYI/AAAA
AAAG2Y/yV7R4dWNtLQ/s1600/Mamoeiro+(Carica+papaya+L+(3).JPG.
Diakses: Diakses: 9 Maret 2013.
Tcitrosoepomo, Gembong. 1985. Morofologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Dokter Tekno
 

La actualidad más candente (20)

Botani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun MajemukBotani 3 Daun Majemuk
Botani 3 Daun Majemuk
 
3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun
 
Morfologi Tumbuhan - Daun majemuk
Morfologi Tumbuhan - Daun majemukMorfologi Tumbuhan - Daun majemuk
Morfologi Tumbuhan - Daun majemuk
 
Filotaksis daun
Filotaksis daunFilotaksis daun
Filotaksis daun
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun Daun
 
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)Botani uas pertemuan ke  1 (bunga)
Botani uas pertemuan ke 1 (bunga)
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram BungaPPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
PPT Morfologi Tumbuhan - Simetri Bunga, Rumus Bunga, dan Diagram Bunga
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga MajemukPPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
PPT Morfologi Tumbuhan - Bunga Majemuk
 
Makalah morfologi daun
Makalah  morfologi daunMakalah  morfologi daun
Makalah morfologi daun
 
Morfologi Batang
Morfologi BatangMorfologi Batang
Morfologi Batang
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 
Morfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepayaMorfologi tumbuhan pepaya
Morfologi tumbuhan pepaya
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ MetamorfosisPPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
 
bagian-bagian bunga
bagian-bagian bungabagian-bagian bunga
bagian-bagian bunga
 
Makalah morfologi batang
Makalah morfologi batangMakalah morfologi batang
Makalah morfologi batang
 
Batang uas
Batang uasBatang uas
Batang uas
 
morfologi batang
morfologi batang morfologi batang
morfologi batang
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
Buah
BuahBuah
Buah
 
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)Laporan Praktikum I Daun (Folium)
Laporan Praktikum I Daun (Folium)
 

Destacado (7)

Anmorfistum
AnmorfistumAnmorfistum
Anmorfistum
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 7 sub classis alismatidae, arecidae,...
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 7 sub classis alismatidae, arecidae,...Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 7 sub classis alismatidae, arecidae,...
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 7 sub classis alismatidae, arecidae,...
 
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannyaLaporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
Laporan praktikum 1 daun tunggal dan bagian bagiannya
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 6 sub classis asteriidae
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 5 sub classis rosiidae
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophyta
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophytaLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophyta
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 1 divisio pinophyta
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 4 sub classis dilleniidae
 

Similar a Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

P.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptx
P.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptxP.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptx
P.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptx
AdityaNoviadi1
 
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Malikul Mulki
 

Similar a Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan) (20)

Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 3 sub classis hamamelidae dan caryop...
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 3 sub classis hamamelidae dan caryop...Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 3 sub classis hamamelidae dan caryop...
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 3 sub classis hamamelidae dan caryop...
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Tata Letak, Rumus, dan Diagram Daun
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 2 sub classis magnoliidae
 
Morfologi Tumbuhan
Morfologi TumbuhanMorfologi Tumbuhan
Morfologi Tumbuhan
 
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidaeLaporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
Laporan praktikum botani tumbuhan tinggi 8 sub classis zingiberidae dan liliidae
 
Daun Majemuk dan Phillotaxis Daun Mortum.pptx
Daun Majemuk dan Phillotaxis Daun Mortum.pptxDaun Majemuk dan Phillotaxis Daun Mortum.pptx
Daun Majemuk dan Phillotaxis Daun Mortum.pptx
 
Resume modifikasi daun dan filotaksis
Resume modifikasi daun dan filotaksisResume modifikasi daun dan filotaksis
Resume modifikasi daun dan filotaksis
 
P.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptx
P.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptxP.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptx
P.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptx
 
Morfologi Tumbuhan Daun
Morfologi Tumbuhan DaunMorfologi Tumbuhan Daun
Morfologi Tumbuhan Daun
 
Morfologi tumbuhan (Plant morphology)
Morfologi tumbuhan (Plant morphology)Morfologi tumbuhan (Plant morphology)
Morfologi tumbuhan (Plant morphology)
 
Makalah morfologi batang 2
Makalah morfologi batang 2Makalah morfologi batang 2
Makalah morfologi batang 2
 
Presentation takson
Presentation taksonPresentation takson
Presentation takson
 
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
Laporan praktikum Morfologi tumbuhan(limited edition)
 
Tugas presentasi kelompok 6.pptx
Tugas presentasi kelompok 6.pptxTugas presentasi kelompok 6.pptx
Tugas presentasi kelompok 6.pptx
 
Biologi bismillah new
Biologi bismillah newBiologi bismillah new
Biologi bismillah new
 
Makalah morfologi batang 3
Makalah morfologi batang 3Makalah morfologi batang 3
Makalah morfologi batang 3
 
R2C Kelompok 1 Morfologi Tumbuhan new.pdf
R2C Kelompok 1 Morfologi Tumbuhan new.pdfR2C Kelompok 1 Morfologi Tumbuhan new.pdf
R2C Kelompok 1 Morfologi Tumbuhan new.pdf
 
Akar Dan Batang.pptx
Akar Dan Batang.pptxAkar Dan Batang.pptx
Akar Dan Batang.pptx
 
Makalah morfologi daun
Makalah  morfologi daunMakalah  morfologi daun
Makalah morfologi daun
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 

Último (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
Membaca dengan Metode Fonik - Membuat Rancangan Pembelajaran dengan Metode Fo...
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Laporan praktikum 3 tata letak daun rumus daun dan diagram daun (morfologi tumbuhan)

  • 1. LAPORAN PRAKTIKUM III MORFOLOGI TUMBUHAN (AKKC 224) TATA LETAK DAUN, RUMUS DAUN DAN DIAGRAM DAUN DOSEN PENGASUH Dra. Hj. Sri Amintarti, M.Si ASISTEN DOSEN Miftahul Jannah Yana OLEH : Maedy Ripani (A1C212007) KELOMPOK IX PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARMASIN MARET 2013
  • 2. PRAKTIKUM III Topik : Tata letak daun, rumus daun dan diagram daun Tujuan : Mengenal berbagai tata letak daun pada batang, menentukan rumus daun serta menggambar bagan dan diagram daun. Hari / tanggal : Kamis / 7 Maret 2013 Tempat : Laboratorium Biologi FKIP UNLAM I. ALAT DAN BAHAN Alat : 1. Baki 2. Alat tulis 3. Lup Bahan : 1. Ranting kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) 2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.) 3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.) 4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.) 5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) II. CARA KERJA 1. Mengamati duduk daun pada ranting, cabang atau batang (tunggal tersebar, tunggal berseling, berhadapan, berseling berhadapan, berkarang, roset batang, roset akar, monospirotik, dan trispirotik) 2. Menghitung rumus daun: 1/3, 2/5, 3/8, dan seterusnya 3. Menggambar bagan dan diagram daun III. TEORI DASAR Daun-daun pada suatu tumbuhan biasanya terdapat pada batang atau cabangnya, ada kalanya daun-daun berjejal-jejal pada suatu bagian batang, yaitu pada pangkal atau bagian ujungnya. Umumnya daun-daun pada batang terpisah-pisah dengan suatu jarak yang nyata. Jika untuk mencapai daun yang
  • 3. tegak lurus dengan daun permulaan garis spiral tadi mengelilingi batang a kali, dan jumlah daun yang dilewati selama itu adalah b, juga dinamakan rumus daun atau disvergensi. Pecahan a/b selanjutnya dapat menunjukan sudut antara dua daun berturut-turut, jika diproyeksikan pada bidang datar.jarak antara kedua daun berturut-turut pun tetap dan besarnya adalah a/b x 3600, yang disebut sudut divergensi, ternyata didapati pecahan a/b dapat terdiri dari pecahan 1/2, 1/3, 2/5, 3/8, 5/13, 8/21, dan seterusnya. Deretan rumus-rumus daun yang memperlihatkan sifat yang begitu karakteristik ini menurut nama yang menemukannya dinamakan: deret Fibonacci. Pada berbagai jenis tumbuhan dengan tata letak daun tersebar, kadang-kadang kelihatan daun-daun yang duduknya rapat berjejal-jejal, yaitu jika ruas-ruas batang amat pendek, sehingga duduk daun pada batang tampak hampir sama tinggi, dan sangat sukar untuk menentukan urut-urutan tua mudanya. Daun-daun yang mempunyai susunan demikian disebut suatu: roset (rosula). Kita membedakan: a. Roset akar, yaitu jika batang amat pendek, sehingga semua daun berjejal-jejal di atas tanah, jadi roset itu amat dekat dengan akar. b. Roset batang, jika daun yang rapat berjejal-jejal itu terdapat pada ujung batang. Pada cabang-cabang yang mendatar atau serong ke atas, daun-daun dengan tata letak tersebar dapat teratur ssdemikian rupa sehingga helaian- helaian daun pada cabang itu teratur pada suatu bidang datar, dan membentuk suatu pola seperti mosaik (pola karpet). Susunan daun yang demikian itu disebut mosaik daun. Bagi cabang-cabang yang mendatar mosaik daun terjadi karena semua daun terlentang ke kiri dan ke kanan dengan menggunakan bidang datar tersebut seefektif mungkin. Bagi cabang-cabang yang tumbuh serong ke atas, daun-daun yang tata letaknya tersebar menempatkan helaian-helaian daun
  • 4. pada suatu bidang datar pada ujung cabang, helaian-helaian daun yang muda di tengah dan ke pinggir daun-daun yang lebih tua yang biasanya pun lebih lebar. Hal itu dapat tercapai karena tangkai daun-daun menuju ke ujung cabang menjadi semakin pendek. Untuk menjelskan tata letak daun, dapat dilakukan dengan membuat bagan tata letak daun dan diagram tata letak daunnya. A. Bagan Tata Letak Daun Untuk keperluan ini batang tumbuhan digambar sebagai silinder dan padanya digambar membujur ortostik-ortostiknya, demikian pula buku-buku batangnya. Untuk menghindarkan kekeliruan seyogyanya garis-garis menggambarkan masing-masing bagian tadi dibuat berbeda-beda. Daun- daunnya digambar sebagai penampang lintang helaian daun yang diperkecil, jadi sebagai suatu segitiga dengan dasar lebar yang terlentang (dengan dasarnya yang lebar tadi menghadap ke atas). B. Diagram Tata Letak Daun Untuk membuat diagram tata letak daun, batang tumbuhan harus dipandang sebagai kerucut memanjang, dengan buku-bukunya sebagai lingkaran-lingkaran sempurna. Jika diproyeksikan pada bidang datar, maka buku-buku tersebut akan menjadi lingkaran-lingkaran yang konsentris dan puncak kerucut akan menjadi titik pusat lingkaran-lingkaran tadi. C. Spirostik dan Parastik Pada suatu tumbuhan, garis-garis ortostik yang biasanya tampak lurus ke atas, dapat mengalami perubahan-perubahan arahnya karena pengaruh macam-macam faktor. Perubahan sangat karakteristik adalah ortostik menjadi garis spiral yang tampak melingkar batang pula. Dalam keadaan yang demikian, spiral genetik sukar ditentukan dan tampaknya letak daun pada batang mengikuti ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral tadi, yang diberi nama lain spirostik. Suatu spirostik terjadi biasanya karena pertumbuhan batang tidak lurus melainkan memutar. Bagian tumbuhan yang letak daunnya cukup rapat, daun-daunya seakan-akan mengikuti garis spiral kekiri atau kekanan. Garis spiral dengan
  • 5. arah putaran kekiri dan kanan menghubungkan daun-daun yang menurut ke arah samping (mendatar, horizontal) mempunyai jarak terdekat. Setiap daun mempunyai tetangga yang terdekat, satu ke kiri dan satunya lagi ke kanan. Dari sudut itu pula tampak ada spiral ke kiri dan ke kanan. Garis-garis itu disebut parastik. IV. HASIL PENGAMATAN A. Gambar Hasil Pengamatan 1. Ranting Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) Menurut Literatur : Anonim.2013.a 1 2 3 Keterangan : 1. Daun 2. Ranting/batang 3. Buku batang 4. Ruas batang 5. Bunga Keterangan : 1. Bunga 2. Ranting/batang 3. Buku batang 4. Ruas batang 5. Daun 4 5
  • 6. 2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.) Menurut literatur : Anonim.2013.b 2 3 1 Keterangan : 1. Bunga 2. Buku batang 3. Ruas batang 4. Daun Keterangan : 1. Bunga 2. Buku batang 3. Ruas batang 4. Daun 4
  • 7. 3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.) Menurut literatur : Anonim.2013.c 1 2 3 Keterangan : 1. Daun 2. Ujung Daun 3. Tepi daun 4. Batang Keterangan : 1. Helaian daun 2. Ujung Daun 3. Tepi daun 4
  • 8. 4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.) Menurut literatur : Anonim.2013.d 1 2 3 Keterangan : 1. Bunga 2. Daun 3. Batang Keterangan : 1. Bunga 2. Daun 3. Batang
  • 9. 5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) Menurut literatur : Anonim.2013.e 1 2 3 4 Keterangan : 1. Daun 2. Tangkai Daun 3. Buah 4. Batang Keterangan : 1. Daun 2. Tangkai Daun 3. Batang
  • 10. B. Bagan dan Diagram Daun 1. Rumus Daun 2/5 ( pada bayam dan kembang sepatu) a. Diagram Daun b. Bagan Daun
  • 11. 2. Rumus Daun 3/8 ( pada pepaya ) a. Diagram Daun b. Bagan Daun
  • 12. V. ANALISIS DATA 1. Ranting Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) Klasifikasi : Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnolipsida Sub classis : Dilleniidae Ordo : Malvales Familia : Malvaceae Genus : Hibiscus Species : Hibiscus rosa-sinensis L. (Sumber : Cronquist. 1981) Berdasarkan pengamatan, setelah dilakukan perhitungan diketahui bahwa daun tanaman kembang sepatu mempunyai rumus daun (divergensi) 2/5. Yaitu untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan, garis spiral (spiral genetik) mengelilingi batang sebanyak 2 kali dan jumlah daun yang dilewati oleh garis spiral tersebut sebanyak 5 daun. Daun pada tanaman Kembang Sepatu letaknya berselang-seling dan pada setiap buku-buku batang tanaman ini hanya terdapat satu daun. Besar sudut antara dua daun tanaman kembang sepatu yaitu (sudut divergensi): 2/5 x 360o = 144o. 2. Ranting Alamanda (Allamanda cathartica L.) Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Sub Classis : Asteriidae Ordo : Gentiales Familia : Apocynaceae Genus : Allamanda Species : Allamanda cathartica L. (Sumber : Cronquist. 1981)
  • 13. Berdasarkan hasil pengamatan, daun pada tanaman Alamanda letaknya berkarang, yaitu terdapat lebih dari dua daun pada tiap buku-buku batang, dalam hal ini terdapat empat daun pada tiap buku batang. Karena tata letak daunnya yang berkarang, maka rumus daunnya tidak dapat ditentukan. 3. Tumbuhan Pandan (Pandanus sp.) Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Sub Classis : Arecidae Ordo : Pandanales Familia : Pandanaceae Genus : Pandanus Species : Pandanus sp. (Sumber : Cronquist. 1981) Berdasarkan hasil pengamatan, tanaman Pandanus sp. memiliki tata letak daun roset akar yang mengikuti garis-garis ortostik yang telah berubah menjadi garis spiral yang melingkari batang atau dapat dikatakan karena terjadi pertumbuhan batang yang tidak lurus melainkan memutar, akibatnya ortostiknya ikut memutar (spirostik). Batang tanaman pandan memperlihatkan tiga spirostik oleh sebab itu tanaman pandan tidak dapat ditentukan rumus daunnya. 4. Tumbuhan Bayam (Amaranthus spinosus L.) Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Subclassis : Caryophyllidae Ordo : Caryophyllales Familia : Amaranthaceae Genus : Amaranthus
  • 14. Spesies : Amaranthus spinosus L. (Sumber: Cronquist. 1981) Dari hasil pengamatan, daunnya merupakan daun yang tidak lengkap dan tersusun secara berselang-seling. pada setiap buku-buku batang tanaman ini hanya terdapat satu daun (tersebar). Setelah dilakukan perhitungan terhadap rumus daunnya, diketahui bahwa daun tanaman bayam mempunyai rumus daun (divergensi) 2/5. Yaitu untuk mencapai daun yang tegak lurus dengan daun permulaan, garis spiral (spiral genetik) mengelilingi batang sebanyak 2 kali dan jumlah daun yang dilewati oleh garis spiral tersebut sebanyak 5 daun. Sehingga dapat dihitung sudut dirvergensinya 2/5 x 3600 = 1440. 5. Tanaman Pepaya (Carica papaya L.) Klasifikasi : Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Classis : Magnoliopsida Sub classis : Dilleniidae Ordo : Violales Familia : Caricaceae Genus : Carica Species : Carica papaya L. (Sumber: Cronquist. 1981) Dari hasil pengamatan, diketahui pepaya (Carica papaya L.) memiliki tata letak daun yang tersebar. Rumus daunnya dapat dihitung, yaitu 3/8, maksud angka 3 (tiga) tersebut adalah untuk mempertemukan daun yang satu dengan yang lain yang terletak dalam satu garis yang sama harus mengelilingi batang sebanyak 3 putaran, dan maksud dari angka 8 (delapan) tersebut adalah pada saat melakukan tiga kali putaran jumlah daun yang dilaluinya adalah berjumlah delapan dan perhitungannya dimulai dari angka nol. Jika dihitung, maka sudut divergensinya yaitu : 3/8 x 360o = 135o.
  • 15. VI. KESIMPULAN 1. Berbagai tata letak daun pada batang yaitu berhadapan-bersilang(tiap buku batang ada dua daun), tersebar(satu daun pada tiap buku batang), dan berkarang(lebih dari 2 daun pada tiap buku batang). 2. Bagan dan diagram daun digunakan untuk lebih memahami tata letak daun pada batang. 3. Pada tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis) dan tanaman bayam (Amaranthus spinosus L.) letak daunnya tersebar dan memiliki rumus daun 2/5 dengan sudut divergensi 144o. 4. Tanaman Alamanda (Allamanda cathartica L.) memiliki tata letak daun yang berkarang. 5. Pandan (Pandanus sp.) merupakan tanaman dengan 3 spirostik sehingga rumus daunnya tidak dapat ditentukan. 6. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) mempunyai tata letak daun yang tersebar, memiliki rumus daun 3/8 dengan sudut divergensi 135o.
  • 16. VII. DAFTAR PUSTAKA Amintarti, Sri. 2013. Penuntun Praktikum Morfologi Tumbuhan. Banjarmasin : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNLAM. Anonim.2013.a.http://3.bp.blogspot.com/_CuhFGl0ftr0/SUX5NCuDNaI/AAAAA AAAAIM/BUgcViHGT5c/s320/PUCUK+MERAH.jpg. Diakses: 9 Maret 2013. Anonim.2013.b. http://t2.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQIrs2ttYERcP- CSfJjUEhkRtzwJfaS-RZP7-ZhE_H-Am9smoEaxg. Diakses: 9 Maret 2013. Anonim.2013.c. http://www.stuartxchange.com/Pandan.jpg. Diakses: 9 Maret 2013. Anonim.2013.d.http://lylaeyla.files.wordpress.com/2012/10/bayamduri_plantwise nn1.jpg?w=570. Diakses: 9 Maret 2013. Anonim.2013.e.http://2.bp.blogspot.com/_ZpJmBtPVdbk/TJpy8XrwyYI/AAAA AAAG2Y/yV7R4dWNtLQ/s1600/Mamoeiro+(Carica+papaya+L+(3).JPG. Diakses: Diakses: 9 Maret 2013. Tcitrosoepomo, Gembong. 1985. Morofologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada.