SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 22
MARIA BONITA (121141001)
ELSA JUNITA Br GINTING (121141002)
YOGI T TAMPUBOLON (121141003)
Latar Belakang
Dalam industri kimia koefisien difusi berperan dalam perhitungan
waktu proses, yang selanjutnya digunakan dalam perancangan
kapasitas alat. Dengan mengetahui difusivitas (koefisien difusi)
suatu zat, maka akan dapat mengetahui kemampuan penyebaran
massa zat tersebut ke dalam fase yang lain.
Tujuan percobaan
Menentukan koefisien difusivitas integral (DAB) yang merupakan
perbandingan luas dengan waktu dalam satuan cm2/detik dari
larutan asam oksalat, pada konsentrasi asam oksalat yang berbeda.
Tinjauan Pustaka
Difusi adalah bentuk transfer massa yang terjadi karena adanya
gaya dorong (driving force) berupa perbedaan konsentrasi, yang
timbul karena gesekan- gesekan molekul atau elemen fluida.
Difusivitas adalah suatu faktor perbandingan yaitu difusivitas
massa atau komponen yang mendifusi melalui komponen
pendifusi.
Dinamika sistem sangat berpengaruh terhadap kecepatan transfer
massa,yang dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu :
1. Difusi molekuler
2. Difusi Olakan
(Hardjono, 1989)
Zat yang terlarut akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya
tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah. Kecenderungan suatu zat
untuk mendifusi dinyatakan dengan koefisien difusi.
Difusivitas cairan tergantung dari sifat- sifat komponen, temperatur
serta konsentrasi dari cairan tersebut. Tapi dalam pelaksanaan
percobaan ini faktor temperatur diabaikan, karena perbedaan
temperatur yang kecil sehingga menyebabkan perbedaan densitas yang
kecil.
Dalam Hukum Ficks dijumpai koefisien difusivitas dalam persamaan :
Dengan :
JAX = Flux molar A dalam arah X, gmol/ cm2 detik
DAB = Difusivitas massa A melalui B, cm2/detik
dCA/dX = Gradien konsentrasi, gmol/ cm2
dX
dC
DJ A
ABAX 
Alat :
1. Alat suntik
2. Buret
3. Erlenmeyer
4. Corong
5. Stopwatch
6. Penggaris
7. Termometer
8. Piknometer
9. Statif
10. Timbangan digital
Bahan :
1. Air dalam bak difusi
2. Larutan asam oksalat
(H2C2O4)
3. Aquadest
4. Larutan NaOH
5. Larutan asam standar
6. Indikator PP
Keterangan:
1. Bak penampung air 5. Bak difusi
2. Kran 6. Outlet
3. Bak penampung air
4. Pipa kapiler
11
31
43
2
2
65
1. Menentukan volume pipa kapiler.
2. Mengukur tinggi masing- masing pipa kapiler
dari ujung atas hingga dasar pipa kapiler.
3. Standarisasi larutan NaOH.
4. Standarisasi asam oksalat.
5. Percobaan Difusi.
1. Menghitung volume pipa kapiler
2. Menentukan normalitas NaOH
3. Menentukan normalitas asam oksalat sebelum dan
sesudah difusi
4. Menentukan persentase asam oksalat
dimana :
E = % sisa asam oksalat
N = Normalitas asam oksalat setelah difusi
N0 = Normalitas asam oksalat sebelum difusi
100%
N
N
E
0

5. Menentukan difusivitas
dapat ditentukan dengan rumus :
Dijabarkan menjadi :
Dengan :
E = perbandingan asam oksalat sisa
t = waktu
L = panjang pipa kapiler
DAB = koefisien difusivitas
2
AB
L
.t.D
200-100E


)D.200log(2
L
t
logE)-2log(100 AB2

6. Menentukan Persentase kesalahan ( % ) dengan
rumus:
%100% 


hitung
datahitung
y
yy
kesalahan
1. Menentukan Volume Pipa Kapiler
- Suhu aquadest : 29 0C
- Densitas aquadest : 0,995945 g/ml
Tabel 1. Menentukan volume pipa kapiler
No
Panjang
Pipa
(cm)
Berat Pipa
Kosong
(gr)
Berat
pipa+aquadest
(gr)
Berat
aquadest
(gr)
Volume
pipa
(ml)
1
2
3
4
5
10.6
10.4
10.3
10
9.9
8.4135
5.1107
8.2417
4.8218
4.8168
11.0391
7.9451
10.7748
7.5292
7.4797
2.6256
2.8344
2.5331
2.7074
2.6629
2.6362
2.8459
2.5434
2.7184
2.6737
2. Standarisasi Larutan NaOH
- Normalitas asam standard = 0.1 N
Tabel 2. Volume NaOH dan Normalitas NaOH
Volume NaOH rata-rata = 11.2 ml
Normalitas NaOH rata-rata = 0.0893 N
No
Volume
NaOH (ml)
Volume Asam
Standard (ml)
Normalitas
NaOH
(N)
1
2
11
11.4
10
10
0.0909
0.0877
3. Standarisasi Asam Oksalat
- Normalitas NaOH = 0.0893 N
Tabel 3. Volume NaOH dengan Normalitas asam
oksalat X1 sebelum difusi
No
Volume
Asam
Oksalat
(ml)
Volume NaOH
(ml)
Normalitas
Asam
Oksalat
(N)
1 10 13.5 0.120555
2 10 13.2 0.06165
Tabel 4. Volume NaOH dengan Normalitas asam oksalat X2
sebelum difusi
No
Volume
Asam
Oksalat
(ml)
Volume
NaOH
(ml)
Normalitas
Asam Oksalat
(N)
1 10 7.1 0.0636403
2 10 7.2 0.06429
No
Volume
NaOH
sesudah
difusi (ml)
Volume
Asam
Oksalat
(ml)
Normalitas Asam Oksalat
setelah difusi
(N)
1 3.2 10 0.028576
2 3 10 0.02679
3 2.9 10 0.025897
4 2.8 10 0.025004
5 2.6 10 0.023296
No
Volume NaOH
(ml) sesudah
difusi
Volum Asam
Oksalat
(ml)
Normalitas Asam
Oksalat setelah
difusi
1 2.45 10 0.0218785
2 2.3 10 0.020539
3 2.2 10 0.019646
4 2.2 10 0.019646
5 2.1 10 0.018753
1. Harga normalitas dan harga koefisien difusivitas asam oksalat X1
Harga normalitas asam oksalat X1 sebelum dan setelah difusi dan harga
koefisien difusivitas asam oksalat X1 dapat diperoleh berdasarkan tabel 4.1.
Maka diperoleh:
Tabel 7. Hubungan Normalitas asam oksalat X1 sebelum dan
setelah difusi dengan % sisa asam oksalat
No
Waktu
(menit)
Normalitas asam oksalat
(N)
Persentase
sisa asam
oksalat
(E%)
Sebelum
difusi
Sesudah
difusi
1
2
3
4
5
5
10
15
20
25
0.119215
0.119215
0.119215
0.119215
0.119215
0.028576
0.02679
0.025897
0.025004
0.023296
23.97
22.47
21.72
20.973
19.54
Dan dapat dibuat grafik seperti gambar 1
Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) pada
gambar menghasilkan persamaan dengan metode least square Y
= 0.05998x+3.841. Dari persamaan yang diperoleh dapat
diketahui persen kesalahan sebesar 0.077604%, , dan DAB
sebesar 0.0552458 cm2/menit.
y = 0.05998x+3.841
R² = 0.964
-1.60000
-1.40000
-1.20000
-1.00000
-0.80000
-0.60000
-0.40000
-0.20000
0.00000
3.83000 3.84000 3.85000 3.86000 3.87000
2log(100-E)
log (t/L²)
y data
y hitung
2. Harga normalitas dan harga koefisien difusivitas asam oksalat
X2
Harga normalitas asam oksalat X2 sebelum dan setelah difusi dan
harga koefisien difusivitas asam oksalat X2 dapat diperoleh
berdasarkan data Tabel 4.2.
Maka diperoleh:
Tabel 8. Hubungan Normalitas asam oksalat X2 sebelum dan
setelah difusi dengan persentase sisa asam oksalat
No
Waktu
(menit)
Normalitas asam oksalat
(N)
Persentase
sisa asam
oksalat
(E%)
Sebelum
difusi
Sesudah difusi
1
2
3
4
5
5
10
15
20
25
0.127699
0.127699
0.127699
0.127699
0.127699
0.0218785
0.020539
0.019646
0.019646
0.018753
17.13
16.08
15.38
15.38
14.68
Dan dapat dibuat grafik seperti gambar 2.
Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) pada gambar 4,
menghasilkan persamaan dengan metode least square Y = 0.03134x+3.8796.
Dari persamaan yang diperoleh dapat diketahui persen kesalahan sebesar
0.197073322%, dan DAB sebesar 0.06034 cm2/menit.
y = 0.03134x +3,8796
R² = 0.964
-1.60000
-1.40000
-1.20000
-1.00000
-0.80000
-0.60000
-0.40000
-0.20000
0.00000
3.83500 3.84000 3.84500 3.85000 3.85500 3.86000 3.86500
2log(100-E)
log (t/L²)
y data
y hitung
 Larutan asam oksalat X1 diperoleh harga koefisien difusivitas
sebesar 0.0552458 cm2/menit dengan metode Least Square : Y
= 0.05998842x+3.841289 dengan persen kesalahan rata – rata
sebesar 0.076043 %.
 Larutan asam oksalat X2 diperoleh harga koefisien difusivitas
sebesar 0.06034Cm2/menit dengan metode Least Square : Y =
0.031349885x+3.879648dengan persen kesalahan rata – rata
sebesar 0.197073222%.
 Persamaan yang didapat merupakan fungsi linier dari 2 Log
(100 – E) dengan Log (t/L2) yang menunjukkan semakin lama
waktu operasi difusi maka akan semakin banyak asam oksalat
yang terdifusi ke dalam air.
 Pada percobaan kami semakin kecil normalitas suatu larutan
atau senyawa
 maka koefisien difusivitasnya semakin kecil.
OPTIMAL

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Winda Sari
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1Fransiska Puteri
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterAhmadjuni1
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairIffa M.Nisa
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Gayuh Permadi
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasiliabika
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetriZamZam Pbj
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaasterias
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusiIhsan Yaacob
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)AhmadRifaldhi
 
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairPengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairswirawan
 
5. kimia permukaan
5. kimia permukaan5. kimia permukaan
5. kimia permukaanbima wandika
 

La actualidad más candente (20)

Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2Atk 1 pertemuan 1 dan 2
Atk 1 pertemuan 1 dan 2
 
Tegangan permukaan
Tegangan permukaanTegangan permukaan
Tegangan permukaan
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filterPrinsip kerja rotary drum vacuum filter
Prinsip kerja rotary drum vacuum filter
 
Ekstraksi cair cair
Ekstraksi cair cairEkstraksi cair cair
Ekstraksi cair cair
 
Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2Matematika teknik kimia_2
Matematika teknik kimia_2
 
Alat Kristalisasi
Alat KristalisasiAlat Kristalisasi
Alat Kristalisasi
 
Asidi alkalimetri
Asidi alkalimetriAsidi alkalimetri
Asidi alkalimetri
 
Laporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhanaLaporan praktikum destilasi sederhana
Laporan praktikum destilasi sederhana
 
Koefisien distribusi
Koefisien distribusiKoefisien distribusi
Koefisien distribusi
 
Bahan kuliah kromatografi
Bahan kuliah kromatografiBahan kuliah kromatografi
Bahan kuliah kromatografi
 
Solution_Kimia Dasar
Solution_Kimia DasarSolution_Kimia Dasar
Solution_Kimia Dasar
 
Sentrifugasi
SentrifugasiSentrifugasi
Sentrifugasi
 
Destilasi 2
Destilasi 2Destilasi 2
Destilasi 2
 
Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2Kinetika adsorpsi 2
Kinetika adsorpsi 2
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
Persentasi Alat Industri Kimia (Size Reduction)
 
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cairPengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
Pengukuran tegangan muka dan kekentalan zat cair
 
5. kimia permukaan
5. kimia permukaan5. kimia permukaan
5. kimia permukaan
 
viskositas
viskositasviskositas
viskositas
 

Similar a OPTIMAL

Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixs
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixsLaporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixs
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixsHealth Polytechnic of Bandung
 
Laporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambertLaporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambertA Shofyan Al-ghifari
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiWidya arsy
 
Basic of Spectrophotometer and Chromatography
Basic of Spectrophotometer and ChromatographyBasic of Spectrophotometer and Chromatography
Basic of Spectrophotometer and ChromatographyPrimaSatria7
 
Soal dan pembahasan tekanan osmotik
Soal dan pembahasan tekanan osmotikSoal dan pembahasan tekanan osmotik
Soal dan pembahasan tekanan osmotikWawan GokiElz
 
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdfadoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdfRiyanUge
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visHafifa Marza
 
Foto Metri Praktek AI 1
Foto Metri Praktek AI 1Foto Metri Praktek AI 1
Foto Metri Praktek AI 1Uda TrooPer
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriDila Adila
 
Kinetika reaksi clock the old nassau
Kinetika reaksi clock the old nassau Kinetika reaksi clock the old nassau
Kinetika reaksi clock the old nassau Trisna Firmansyah
 
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSINGPREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSINGFajar Nawawi
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbHealth Polytechnic of Bandung
 
Lampiran metoda analisa fisika tanah
Lampiran metoda analisa fisika tanahLampiran metoda analisa fisika tanah
Lampiran metoda analisa fisika tanahDickdick Maulana
 
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaFransiska Puteri
 

Similar a OPTIMAL (20)

Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itbLaporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
Laporan praktikum aliran seragam ( modul 2 )itb
 
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixs
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixsLaporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixs
Laporan praktikum loncatan hidrolis ( modul 3 ) itb fixs
 
Laporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambertLaporan eksperimen hukum beer lambert
Laporan eksperimen hukum beer lambert
 
Laporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas ResonansiLaporan Fisdas Resonansi
Laporan Fisdas Resonansi
 
Basic of Spectrophotometer and Chromatography
Basic of Spectrophotometer and ChromatographyBasic of Spectrophotometer and Chromatography
Basic of Spectrophotometer and Chromatography
 
Ppt Kinetika Kimia kel.4.pptx
Ppt Kinetika Kimia kel.4.pptxPpt Kinetika Kimia kel.4.pptx
Ppt Kinetika Kimia kel.4.pptx
 
Soal dan pembahasan tekanan osmotik
Soal dan pembahasan tekanan osmotikSoal dan pembahasan tekanan osmotik
Soal dan pembahasan tekanan osmotik
 
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdfadoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
adoc.pub_teknologi-dan-formulasi-sediaan-cair-dan-semipadat.pdf
 
spektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-visspektrofotometri uv-vis
spektrofotometri uv-vis
 
Akustik modul-6
Akustik modul-6Akustik modul-6
Akustik modul-6
 
Foto Metri Praktek AI 1
Foto Metri Praktek AI 1Foto Metri Praktek AI 1
Foto Metri Praktek AI 1
 
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptxMateri_9_Spectrofotometri.pptx
Materi_9_Spectrofotometri.pptx
 
Laporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum KonduktometriLaporan Pratikum Konduktometri
Laporan Pratikum Konduktometri
 
Kinetika reaksi clock the old nassau
Kinetika reaksi clock the old nassau Kinetika reaksi clock the old nassau
Kinetika reaksi clock the old nassau
 
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSINGPREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
 
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itbLaporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
Laporan praktikum alat ukur debit saluran terbuka ( modul 4 ) itb
 
4.pdf
4.pdf4.pdf
4.pdf
 
Lampiran metoda analisa fisika tanah
Lampiran metoda analisa fisika tanahLampiran metoda analisa fisika tanah
Lampiran metoda analisa fisika tanah
 
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluidaITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
ITP UNS SEMESTER 2 Transportasi fluida
 
Bab 4
Bab 4Bab 4
Bab 4
 

Último

4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdfAnonymous6yIobha8QY
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfihsan386426
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfArvinThamsir1
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppttaniaalda710
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 

Último (8)

4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 

OPTIMAL

  • 1. MARIA BONITA (121141001) ELSA JUNITA Br GINTING (121141002) YOGI T TAMPUBOLON (121141003)
  • 2. Latar Belakang Dalam industri kimia koefisien difusi berperan dalam perhitungan waktu proses, yang selanjutnya digunakan dalam perancangan kapasitas alat. Dengan mengetahui difusivitas (koefisien difusi) suatu zat, maka akan dapat mengetahui kemampuan penyebaran massa zat tersebut ke dalam fase yang lain. Tujuan percobaan Menentukan koefisien difusivitas integral (DAB) yang merupakan perbandingan luas dengan waktu dalam satuan cm2/detik dari larutan asam oksalat, pada konsentrasi asam oksalat yang berbeda.
  • 3. Tinjauan Pustaka Difusi adalah bentuk transfer massa yang terjadi karena adanya gaya dorong (driving force) berupa perbedaan konsentrasi, yang timbul karena gesekan- gesekan molekul atau elemen fluida. Difusivitas adalah suatu faktor perbandingan yaitu difusivitas massa atau komponen yang mendifusi melalui komponen pendifusi. Dinamika sistem sangat berpengaruh terhadap kecepatan transfer massa,yang dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu : 1. Difusi molekuler 2. Difusi Olakan (Hardjono, 1989)
  • 4. Zat yang terlarut akan mendifusi dari larutan yang konsentrasinya tinggi ke daerah yang konsentrasinya rendah. Kecenderungan suatu zat untuk mendifusi dinyatakan dengan koefisien difusi. Difusivitas cairan tergantung dari sifat- sifat komponen, temperatur serta konsentrasi dari cairan tersebut. Tapi dalam pelaksanaan percobaan ini faktor temperatur diabaikan, karena perbedaan temperatur yang kecil sehingga menyebabkan perbedaan densitas yang kecil. Dalam Hukum Ficks dijumpai koefisien difusivitas dalam persamaan : Dengan : JAX = Flux molar A dalam arah X, gmol/ cm2 detik DAB = Difusivitas massa A melalui B, cm2/detik dCA/dX = Gradien konsentrasi, gmol/ cm2 dX dC DJ A ABAX 
  • 5. Alat : 1. Alat suntik 2. Buret 3. Erlenmeyer 4. Corong 5. Stopwatch 6. Penggaris 7. Termometer 8. Piknometer 9. Statif 10. Timbangan digital Bahan : 1. Air dalam bak difusi 2. Larutan asam oksalat (H2C2O4) 3. Aquadest 4. Larutan NaOH 5. Larutan asam standar 6. Indikator PP
  • 6. Keterangan: 1. Bak penampung air 5. Bak difusi 2. Kran 6. Outlet 3. Bak penampung air 4. Pipa kapiler 11 31 43 2 2 65
  • 7. 1. Menentukan volume pipa kapiler. 2. Mengukur tinggi masing- masing pipa kapiler dari ujung atas hingga dasar pipa kapiler. 3. Standarisasi larutan NaOH. 4. Standarisasi asam oksalat. 5. Percobaan Difusi.
  • 8. 1. Menghitung volume pipa kapiler 2. Menentukan normalitas NaOH 3. Menentukan normalitas asam oksalat sebelum dan sesudah difusi 4. Menentukan persentase asam oksalat dimana : E = % sisa asam oksalat N = Normalitas asam oksalat setelah difusi N0 = Normalitas asam oksalat sebelum difusi 100% N N E 0 
  • 9. 5. Menentukan difusivitas dapat ditentukan dengan rumus : Dijabarkan menjadi : Dengan : E = perbandingan asam oksalat sisa t = waktu L = panjang pipa kapiler DAB = koefisien difusivitas 2 AB L .t.D 200-100E   )D.200log(2 L t logE)-2log(100 AB2 
  • 10. 6. Menentukan Persentase kesalahan ( % ) dengan rumus: %100%    hitung datahitung y yy kesalahan
  • 11. 1. Menentukan Volume Pipa Kapiler - Suhu aquadest : 29 0C - Densitas aquadest : 0,995945 g/ml Tabel 1. Menentukan volume pipa kapiler No Panjang Pipa (cm) Berat Pipa Kosong (gr) Berat pipa+aquadest (gr) Berat aquadest (gr) Volume pipa (ml) 1 2 3 4 5 10.6 10.4 10.3 10 9.9 8.4135 5.1107 8.2417 4.8218 4.8168 11.0391 7.9451 10.7748 7.5292 7.4797 2.6256 2.8344 2.5331 2.7074 2.6629 2.6362 2.8459 2.5434 2.7184 2.6737
  • 12. 2. Standarisasi Larutan NaOH - Normalitas asam standard = 0.1 N Tabel 2. Volume NaOH dan Normalitas NaOH Volume NaOH rata-rata = 11.2 ml Normalitas NaOH rata-rata = 0.0893 N No Volume NaOH (ml) Volume Asam Standard (ml) Normalitas NaOH (N) 1 2 11 11.4 10 10 0.0909 0.0877
  • 13. 3. Standarisasi Asam Oksalat - Normalitas NaOH = 0.0893 N Tabel 3. Volume NaOH dengan Normalitas asam oksalat X1 sebelum difusi No Volume Asam Oksalat (ml) Volume NaOH (ml) Normalitas Asam Oksalat (N) 1 10 13.5 0.120555 2 10 13.2 0.06165
  • 14. Tabel 4. Volume NaOH dengan Normalitas asam oksalat X2 sebelum difusi No Volume Asam Oksalat (ml) Volume NaOH (ml) Normalitas Asam Oksalat (N) 1 10 7.1 0.0636403 2 10 7.2 0.06429
  • 15. No Volume NaOH sesudah difusi (ml) Volume Asam Oksalat (ml) Normalitas Asam Oksalat setelah difusi (N) 1 3.2 10 0.028576 2 3 10 0.02679 3 2.9 10 0.025897 4 2.8 10 0.025004 5 2.6 10 0.023296
  • 16. No Volume NaOH (ml) sesudah difusi Volum Asam Oksalat (ml) Normalitas Asam Oksalat setelah difusi 1 2.45 10 0.0218785 2 2.3 10 0.020539 3 2.2 10 0.019646 4 2.2 10 0.019646 5 2.1 10 0.018753
  • 17. 1. Harga normalitas dan harga koefisien difusivitas asam oksalat X1 Harga normalitas asam oksalat X1 sebelum dan setelah difusi dan harga koefisien difusivitas asam oksalat X1 dapat diperoleh berdasarkan tabel 4.1. Maka diperoleh: Tabel 7. Hubungan Normalitas asam oksalat X1 sebelum dan setelah difusi dengan % sisa asam oksalat No Waktu (menit) Normalitas asam oksalat (N) Persentase sisa asam oksalat (E%) Sebelum difusi Sesudah difusi 1 2 3 4 5 5 10 15 20 25 0.119215 0.119215 0.119215 0.119215 0.119215 0.028576 0.02679 0.025897 0.025004 0.023296 23.97 22.47 21.72 20.973 19.54
  • 18. Dan dapat dibuat grafik seperti gambar 1 Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) pada gambar menghasilkan persamaan dengan metode least square Y = 0.05998x+3.841. Dari persamaan yang diperoleh dapat diketahui persen kesalahan sebesar 0.077604%, , dan DAB sebesar 0.0552458 cm2/menit. y = 0.05998x+3.841 R² = 0.964 -1.60000 -1.40000 -1.20000 -1.00000 -0.80000 -0.60000 -0.40000 -0.20000 0.00000 3.83000 3.84000 3.85000 3.86000 3.87000 2log(100-E) log (t/L²) y data y hitung
  • 19. 2. Harga normalitas dan harga koefisien difusivitas asam oksalat X2 Harga normalitas asam oksalat X2 sebelum dan setelah difusi dan harga koefisien difusivitas asam oksalat X2 dapat diperoleh berdasarkan data Tabel 4.2. Maka diperoleh: Tabel 8. Hubungan Normalitas asam oksalat X2 sebelum dan setelah difusi dengan persentase sisa asam oksalat No Waktu (menit) Normalitas asam oksalat (N) Persentase sisa asam oksalat (E%) Sebelum difusi Sesudah difusi 1 2 3 4 5 5 10 15 20 25 0.127699 0.127699 0.127699 0.127699 0.127699 0.0218785 0.020539 0.019646 0.019646 0.018753 17.13 16.08 15.38 15.38 14.68
  • 20. Dan dapat dibuat grafik seperti gambar 2. Hubungan antara Log (t/L2) dengan 2 Log (100-E) pada gambar 4, menghasilkan persamaan dengan metode least square Y = 0.03134x+3.8796. Dari persamaan yang diperoleh dapat diketahui persen kesalahan sebesar 0.197073322%, dan DAB sebesar 0.06034 cm2/menit. y = 0.03134x +3,8796 R² = 0.964 -1.60000 -1.40000 -1.20000 -1.00000 -0.80000 -0.60000 -0.40000 -0.20000 0.00000 3.83500 3.84000 3.84500 3.85000 3.85500 3.86000 3.86500 2log(100-E) log (t/L²) y data y hitung
  • 21.  Larutan asam oksalat X1 diperoleh harga koefisien difusivitas sebesar 0.0552458 cm2/menit dengan metode Least Square : Y = 0.05998842x+3.841289 dengan persen kesalahan rata – rata sebesar 0.076043 %.  Larutan asam oksalat X2 diperoleh harga koefisien difusivitas sebesar 0.06034Cm2/menit dengan metode Least Square : Y = 0.031349885x+3.879648dengan persen kesalahan rata – rata sebesar 0.197073222%.  Persamaan yang didapat merupakan fungsi linier dari 2 Log (100 – E) dengan Log (t/L2) yang menunjukkan semakin lama waktu operasi difusi maka akan semakin banyak asam oksalat yang terdifusi ke dalam air.  Pada percobaan kami semakin kecil normalitas suatu larutan atau senyawa  maka koefisien difusivitasnya semakin kecil.