Dokumen tersebut membahas tentang wilayah laut Indonesia, potensi dan ancamannya, serta upaya pencegahan illegal fishing. Wilayah laut Indonesia meliputi landas kontinen, laut teritorial, dan zona ekonomi eksklusif. Potensi laut antara lain sumber daya hayati dan non hayati, sementara ancamannya adalah kerusakan ekosistem dan penurunan stok ikan. Pemerintah menerapkan pengawasan melalui teknologi dan patroli.
3. Zona Litoral
Laut Tepi Zona Neritik
Laut Ingresi Laut Tengah Zona Batial
Laut Transgresi Laut Zona Abisal
Laut Regresi Pedalaman
4. Wilayah Perairan Laut Indonesia
Landas Kontinen, yaitu bagian laut yang kedalamannya
mencapai 200 meter. Pada wilayah ini suatu negara berhak
untuk memanfaatkan sumberdaya alam yang terkandung di
dalamnya.
Laut Teritorial, yaitu wilayah laut suatu negara sejauh 12 mil
dari garis dasar lurus. Garis dasar lurus adalah garis yang
ditarik dari titik-titik terluar suatu pulau pada saat air laut surut.
Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), yaitu wilayah laut suatu
negara yang diukur sejauh 200 mil ( 320 Km) dari garis dasar
wilayah laut.
6. Makna Laut bagi bangsa indonesia
Laut memberikan pemanfaatan sumberdaya yang
komprehensif, sekaligus mendukung prinsip
pemanfaatan sumberdaya secara lestari. Laut
Indonesia telah dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan, sebagai area pertambangan, jalur
transportasi, jalur kabel komunikasi dan pipa
bawah air, perikanan tangkap dan budi daya, wisata
bahari, area konservasi dan sebagainya.
7. Fungsi Laut bagi Bangsa Indonesia
1. Laut sebagai wilayah kedaulatan bangsa.
Laut nusantara bukan lagi sebagai pemisah, akan tetapi
sebagai pemersatu bangsa Indonesia yang disikapi sebagai
wilayah kedaulatan mutlak Negara Kesatuan Republik
Indonesia
8. 2. Laut Sebagai Sumberdaya dan Ekosistem
Laut merupakan fenomena alam yang tersusun dalam
suatu sistem yang kompleks, terdiri dari komponen-
komponen sumberdaya hayati dan non hayati dengan
keragaman dan nilai ekonomi yang tinggi.
9. 3. Laut Sebagai Media Kontak Sosial dan Budaya
Seiring dengan pemanfaatan laut sebagai media transportasi,
terbukalah hubungan antar masyarakat baik melalui
perdagangan maupun kegiatan lainnya. Hubungan antar
masyarakat ini secara langsung dan tidak langsung telah
membuka adanya pertukaran budaya.
10. 4. Laut Sebagai Sumber Dan Media Penyebar
Bencana
Sifat laut sebagai media penghantar energi yang
baik, dicermati sebagai aspek ancaman terhadap
manusia.
Mengingat laut sebagai sumber dan media bencana
alam yang baik, maka sifat ini merupakan aspek
penting yang perlu dipertimbangkan dalam
menentukan pola pemanfaatan laut.
11. Potensi Laut Indonesia
Potensi laut indonesia terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:
1. Potensi Fisik
Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang dari
segi fisik, terdiri dari Perairan Nusantara seluas 2.8 juta
km2, Laut Teritorial seluas 0.3 juta km2. Perairan Nasional
seluas 3,1 juta km2, Luas Daratan sekitar 1,9 juta km2, Luas
Wilayah Nasional 5,0 juta km2, luas ZEE (Exlusive Economic
Zone) sekitar 3,0 juta km2.
12. 2. Potensi Pembangunan
1. Sumberdaya yang dapat diperbaharui seperti; Perikanan
(Tangkap, Budidaya, dan Pascapanen), Hutan mangrove, Terumbu
karang, Industri Bioteknologi Kelautan dan Pulau-pulau kecil.
2. Sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui seperti; Minyak bumi dan
Gas, Bahan tambang dan mineral lainnya serta Harta Karun.
3. Energi Kelautan seperti; Pasang-surut, Gelombang, Angin.
4. Jasa-jasa Lingkungan seperti; Pariwisata, Perhubungan dan
Kepelabuhanan serta Penampung (Penetralisir) limbah.
13. 3. Potensi Geopolitis
Indonesia memiliki posisi strategis, antar benua yang
menghubungkan negara negara ekonomi maju, posisi
geopolitis strategis tersebut memberikan peluang
Indonesia sebagai jalur ekonomi.
14. 4. Potensi Sumberdaya Pulih (Renewable
Resource)
Potensi wilayah pesisir dan lautan lndonesia dipandang dari
segi Perikanan meliputi; Perikanan Laut (Tuna/Cakalang,
Udang, Demersal, Pelagis Kecil, dan lainnya), Mariculture
(rumput laut, ikan, dan kerang-kerangan serta Mutiara)
Potensi tersebut belum termasuk hutan mangrove, terumbu
karang serta energi terbarukan serta jasa seperti transportasi,
pariwisata bahari yang memiliki peluang besar untuk
dikembangkan.
15. 5. Potensi Sumberdaya Tidak Pulih
(Non Renewable Resource)
Pesisir dari Laut Indonesia memiliki cadangan minyak dan gas,
mineral dan bahan tambang yang besar.
Sedangkan Potensi kekayaan tambang dasar laut seperti
aluminium, mangan, tembaga, zirconium, nikel, kobalt, biji
besi non titanium, vanadium, dan lain sebagainya yang sampai
sekarang belum teridentifikasi dengan baik sehingga
diperlukan teknologi yang maju untuk mengembangkan potensi
tersebut.
16. 6. Potensi Sumber Daya manusia
Potensi wilayah pesisir dan lautan Indonesia dipandang
dari segi SDM adalah sekitar 60 % penduduk Indonesia
bermukim di wilayah pesisir, sehingga pusat kegiatan
perekonomian seperti Perdagangan, Perikanan
tangkap, Perikanan
Budidaya, Pertambangan, Transportasi laut, dan
Pariwisata bahari.
17. Ancaman Potensi Laut Indonesia
1. Rusaknya Terumbu Karang yang menjadi habitat ikan
2. Pengambilan ikan dengan pukat harimau dan bom
3. Limbah pabrik yang bermuara di laut
4. Rusaknya hutan bakau
5. Semakin panasnya suhu bumi yang mengakibatkan
permukaan laut semakin tinggi.
6. Semakin berkurangnya cadangan air bersih karena
masuknya air laut ke dalam tanah, sehingga air tanah
menjadi asin.
18. Pembangunan Ekonomi di Wilayah
Perbatasan
Basis ekonomi yang dapat dikembangkan di wilayah
perbatasan antara lain, meliputi perikanan
tangkap, marineculture (budidaya laut), pariwisata
bahari, migas, industri bioteknologi, industri dan jasa
maritim, serta industri ramah lingkungan lainnya.
19. STUDI KASUS :“Illegal Fishing ”
Lima Kapal Ikan Thailand Ditangkap di Belawan
Nasional | Jumat, 30 Maret 2012 18:45 WIB
Lima kapal ikan asal Thailand ditangkap petugas patroli
Pengawas Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP)
di perairan timur Aceh. "Sebanyak 52 awak kapal
diamankan guna penyelidikan," kata Kepala PSDKP
Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Stasiun
Belawan, Mukhtar di Medan, Jumat (30/3). Kelima kapal
disergap saat menangkap ikan secara ilegal atau "illegal
fishing" di sekitar 25 mil dari Kecamatan Tanah Jambo
Aye, Kabupaten Aceh Utara, Aceh. Kapal ditangkap karena
tak mengantongi izin.
Kapal ikan Thailand yang diamankan di Belawan, yaitu
bernama Khanom Cun-2 dengan diawaki Anak Buah Kapal
(ABK) sebanyak 11 orang dan Kyaw Sin-23 dengan ABK
sembilan 9 orang, Khanom Cun-4 diawaki 11 ABK.
Selanjutnya, kapal Kyaw Sib-12 dengan ABK sebanyak 11
orang dan kapal Kyaw Sin-9 dengan ABK sebanyak 10
orang. "Illegal fishing" yang dilakukan lima kapal ikan
Thailand di NKRI tersebut merupakan pelanggaran
terhadap Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang
Perikanan.
20. Analisa Studi Kasus
Dari Studi Kasus di Atas dapat diambil beberapa pertanyaan, yaitu :
1. Apakah Penyebab Maraknya illegal Fishing?
2. Bagaimanakah Dampak illegal Fishing?
3. Bagaimanakah Upaya pemerintah dalam mengatasi illegal
Fishing?
21. Penyebab Maraknya illegal Fishing
1. Minimnya sarana, prasarana dan biaya operasional penyidik perikanan
dalam menangani kasus-kasus illegal fishing.
2. Masih kurangnya pengawasan yang dilakukan oleh pihak keamanan yang
berwajib mengawasi perairan di indonesia, seperti : TNI-AL,
Bakorkamla, Polair.
3. Belum jelasnya hukum yang mengatur tentang illegal fishing, sehingga
mengakibatkan illegal fishing masih marak dilakukan.
4. Masih belum terbukanya hubungan antar negara, sehingga penyelesaian
kasus illegal fishing sering terabaikan.
5. Hukuman yang berlaku bagi pelaku illegal fishing hanya sebatas
dideportasi, sehingga mengakibatkan tidak adanya efek jera bagi para
pelaku illegal fishing.
22. Dampak illegal Fishing
1. Perikanan ilegal di perairan Indonesia akan mengancam kelestarian stok
ikan nasional bahkan dunia.
2. Perikanan ilegal di perairan Indonesia akan mengurangi kontribusi
perikanan tangkap di wilayah ZEEI atau laut lepas kepada ekonomi
nasional.
3. Perikanan ilegal mendorong ke arah penurunan tenaga kerja pada sektor
perikanan nasional.
4. Perikanan ilegal akan mengurangi pendapatan dari jasa dan pajak dari
operasi yang sah.
5. Perikanan ilegal akan berdampak pada kerusakan ekosistem, akibat
hilangnya nilai dari kawasan pantai.
6. Perikanan ilegal akan meningkatkan konflik dengan armada nelayan
tradisional.
7. Perikanan ilegal berdampak negatif pada stok ikan dan ketersediaan ikan.
23. Upaya Pemerintah dalam mencegahan
Illegal Fishing
1. Menerapkan teknologi VMS (Vessel Monitoring System), yaitu sistem
pengawasan kapal yang berbasis satelit.
2. Pengawasan perikanan dilaksanakan oleh Pengawas Perikanan yang
bertugas untuk mengawasi tertib pelaksanaan peraturan perundang-
undangan di bidang perikanan.
3. Pengawasan langsung di lapangan terhadap kapal-kapal yang melakukan
kegiatan penangkapan ikan dilakukan dengan menggunakan kapal-kapal
patroli.
4. Dengan membentuk Pokmawas (Kelompok Masyarakat Pengawas), yaitu
pelaksana pengawas di tingkat lapangan yang terdiri dari unsur tokoh
masyarakat, tokoh agama, tokoh adat, LSM, nelayan-nelayan ikan, serta
masyarakat kelautan.