Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional di Indonesia yang mengalami modernisasi untuk menyesuaikan diri dengan tantangan zaman. Awalnya hanya mengajarkan agama, pesantren kini juga mengajarkan ilmu pengetahuan umum dan menerapkan sistem perjenjangan kelas. Modernisasi ini memungkinkan pesantren berperan dalam pembangunan pendidikan Indonesia.
2. Pesantren merupakan lembaga pendidikan islam yang telah berdiri sejak ratusan tahun
lalu dan masih bertahan sampai sekarang di Indonesia. Keberadaan pesantren di
Indonesia di perkirakan bermula pada saat masuknya ajaran islam di Indonesia yang
dibawa oleh pedagang-pedagang Islam, wali, mubaligh dan sebagainya ke wilayah
nusantara.
3. Topik
Pembahasan:
• Pengertian pesantren
• Sejarah berdirinya
pesantren
• Konsep pendidikan
pesantren
• Perubahan konsep
pendidikan yang terjadi
pada pesantren dalam
menghadapi tantangan
modernisasi pendidikan
4. Pengertian Pesantren
Secara Etimologi:
1) Berasal dari kata santri yang diberikan imbuhan awalan pe-
dan akhiran –an berarti “tempat tinggal santri”,
2) Berasal dari kata “sant” (manusia baik) dengan suku kata “ira”
(suka menolong), sehingga pesantren dapat didefinisikan
sebagai tempat pendidikan manusia baik-baik.
3) Kata santri diperkirakan berasal dari bahasa Tamil, yang
berarti guru mengaji.
4) Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa kata santri
berasal dari bahasa India yang berasal dari kata “shastni”
yang bermakna buku-buku suci.
5. Pengertian Pesantren
Samsul Nizar (2007)
Pesantren adalah lembaga pendidikan dan pengajaran
agama, umumnya dengan cara non-klasikal, di mana seorang
kiai mengajarkan ilmu agama Islam kepada santri-santri
berdasarkan kitab-kitab yang di tulis dalam bahasa Arab oleh
ulama abad pertengahan, dan para santri biasanya tinggal di
pondok (asrama) dalam pesantren tersebut.
Definisi pesantren menurut Ensiklopedi Islam untuk Pelajar
adalah lembaga pendidikan Islam tradisional yang
berkembang beberapa abad lalu di Indonesia sebagai tempat
para santri belajar agama Islam dengan menerapkan
moralitas Islam pebagai pedoman
6. Versi pertama. Pesantren berakar pada tradisi
Islam sendiri, yaitu tradisi tarekat. Pesantren
mempunyai kaitan yang erat dengan tempat
pendidikan yang khas bagi kaum sufi.
Pemimpin terekat itu disebut kiai, yang
mewajibkan pengikut-pengikutnya untuk
melakukan suluk selama empat puluh hari
dalam satu tahun dengan cara tinggal
anggota tarekat dalam sebuah masjid untuk
melakukan ibadah-ibadah di bawah
kiai.
Sejarah Berdirinya Pesantren Dari hasil pendataan yang dilakukan oleh Departemen
Agama pada tahun 1984-1985 diperoleh keterangan
bahwa pesantren tertua didirikan pada tahun 1062
dengan nama Pesantren Jan Tampes II di Pamekasan
Madura.
Versi kedua. Pengambil alihan dari sistem
pesantren yang diadakan oleh orang-orang
Hindu di Nusantara. Di dasarkan pada fakta
bahwa jauh sebelum datangnya Islam ke
Indonesia lembaga pesantren sudah ada di
Indonesia.
Pendirian pesantren pada masa itu
dimaksudkan sebagai tempat mengajarkan
ajaran-ajaran agama Hindu dan tempat
membina kader-kader penyebar Hindu.
Pendapat lain mengatakan berdirinya pesantren di Indonesia, dimulai dan di bawa oleh
Wali Songo, sehingga dapat diperkirakan bahwa pesantren pertama didirikan oleh Syekh
Maulana Malik Ibrahim atau disebut juga Syekh Maulana Maghribi yang merupakan Wali
Songo pertama.
8. Tujuan umum, untuk membina warga Negara agar berkepribadian muslim sesuai dengan
ajaran-ajaran Islam dan menanamkan rasa keagamaan pada semua segi kehidupan serta
orang yang berguna bagi agama, masyarakat, bangsa dan negara.
Tujuan Berdirinya Pesantren
Tujuan khusus,
• Mendidik santri menjadi anggota masyarakat yang muslim serta bertakwa kepada Allah SWT,
berakhlak mulia, memiliki kecerdasan, keterampilan lahir bathin serta sebagai warga Negara
yang berpancasila.
• Mendidik santri agar menjadi manusia muslim selaku kader ulama, muballigh, berjiwa ikhlas,
tabah, tangguh, wiraswasta dan mengamalkan syariah secara utuh dan dinamis.
• Mendidik santri untuk membantu mengingatkan kesejahteraan sosial masyarakat dalam
rangka usaha pembangunan masyarakat dan bangsa.
10. Pesantren Salafiyah
(tradisional)
Jenis-Jenis Pesantren
Pondok pesantren khalafiyah adalah pondok pesantren yang
menyelenggarakan kegiatan pendidikan dengan pendekatan
modern melalui suatu pendidikan formal, baik madrasah (MI,
MTs, MA atau MAK) maupun sekolah (SD, SMP, SMA dan SMK)
atau nama lainya. Sebagaimana sekolah-sekolah pada
umumnya, pada pesantren khalafiyah diberlakukan
pendekatan klasikal pembelajaran secara berjenjang dan
berkesinambungan, dengan program-program yang
didasarkan pada satuan waktu, seperti catur wulan, semester,
tahun kelas dan seterusnya.
Pesantren Khalafiyah
(modern)
Pondok pesantren ini menyelenggarakan pelajaran
dengan pendekatan tradisional, sebagaimana yang
berlangsung sejak awal pertumbuhannya,
pembelajaran dilakukan secara individual atau
kelompok dengan konsentrasi pada kitab-kitab
klasik berbahasa Arab, penjenjangan tidak
didasarkan pada satu waktu tetapi berdasarkan
tamatnya kitab yang dipelajari.
11. Konsep Pendidikan Pesantren
8 ciri pendidikan di Pesantren:
• Adanya hubungan yang akrab antara santri dan kiainya
• Adanya kepatuhan santri kepada kiai
• Hidup hemat dan penuh kesederhanaan
• Kemandirian
• Jiwa tolong menolong dan suasana persaudaraan
• Kedisiplinan
• Berani menderita untuk mencapai suatu tujuan
• Pemberian ijazah
12. Kurikulum
Pada pesantren tradisional, tidak ada istilah kurikulum seperti yang biasanya ditemukan pada
pendidikan formal, namun yang dikenal adalah istilah manhaj. Manhaj dapat diartikan sebagai
arah pembelajaran tertentu. Manhaj tidak berbentuk seperti jabaran silabus, melainkan berupa
funun kitab-kitab yang diajarkan pada para santri.
Pesantren modern menggunakan system pendidikan yang mengkombinasikan antara
pesantren tradisional dan juga model pendidikan formal dengan mendirikan satuan pendidikan
semacam SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA bahkan sampai pada perguruan tinggi.
13. Metode Pembelajaran
• Metode Sorogan
• Metode ini merupakan ciri khas dari pesantren. Kata sorogan ini berasal dari kata sorog dari bahasa
Jawa yang bermakna menyodorkan. Jadi di dalam metode ini santri manghadap kiai seorang demi
seorang dengan membawa kitab yang akan dipelajarinya. Metode ini termasuk metode belajar
individual karena santri secara perorangan berhadapan langsung dengan seorang guru atau kiai.
• Metode Wetonan
• Istilah weton berasal dalam bahasa Jawa yang berarti waktu, sebab pengajian tersebut diberikan pada
waktu tertentu, yaitu sebelum atau sesudah melakukan shalat fardhu atau pada hari-hari tertentu.
Metode ini dilaksanakan saat kiai membacakan kitab kuning, sementara santri duduk disekeliling kiai
mendengarkan dan memahami serta memberikan makna di kitabnya tentang materi yang sedang
dibacakan kiai. Di Jawa Barat metode ini disebut dengan bandongan.
• Metode Hafalan
• Ini merupakan metode dimana santri menghapal teks atau kalimat tertentu dari kitab yang
dipelajarinya dalam jangka waktu tertentu. Hafalan yang dimiliki oleh santri ini kemudian dihafalkan
di hadapan kiai atau utadz.
14. Metode modern
• Metode Musyawarah
• Nama lain dari metode ini adalah bahtsul masa'il. Metode ini merupakan metode pembelajaran
yang serupa dengan metode diskusi atau seminar. Beberapa orang santri dengan jumlah tertentu
membentuk halaqah yang dipimpin langsung seorang kiai atau ustadz senior untuk membahas atau
mengkaji persoalan yang telah ditentukan sebelumnya. Dalam pelaksanaan, para santri dengan
bebas mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau pendapatnya.
• Metode Demonstrasi atau Praktik Ibadah
• Metode ini merupakan cara pembelajaran dimana santri memperagakan tata cara pelaksanaan
ibadah tertentu yang dilakukan secara pribadi maupun kelompok di bawah bimbingan kiai
atau ustadz.
15. Perubahan konsep pendidikan yang terjadi pada pesantren
dalam menghadapi tantangan modernisasi pendidikan
Masa kejayaan pesantren berlangsung sekitar abad ke 16 dimana pesantren menjadi satu-
satunya lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.
Tantangan pertama datang dari masa kolonialisme Belanda dimana Belanda datang dan
memperkenalkan sistem pendidikan sekolah
Tantangan kedua datang dari kaum reformis muslim. Pada abad kedua puluh, kaum reformis
meyakini bahwa untuk menjawab tantangan pemerintah kolonial Belanda dan kristenisasi, perlu
diadakan modernisasi pendidikan Islam.
Pertama, mereka yang mendirikan sekolah-sekolah umum, tetapi diberi muatan Islam. Kedua,
mereka yang mendirikan madrasah modern, yang secara terbatas mengadopsi substansi dan
metodologi pendidikan modern yang diperkenalkan oleh Belanda
16. Usaha yang dilakukan pesantren dalam menghadapi tantangan tersebut adalah dengan
melakukan penyesuaian terhadap sistem pendidikannya dengan melakukan
modernisasi pendidikan pesantren. Langkah-langkah yang dilakukan adalah dengan
menghasilkan pengembangan kurikulum pendidikan pesantren dengan memasukkan
mata pelajaran-mata pelajaran umum, mengadakan sistem perjenjangan (sistem
classical), dan perubahan manajemen pesantren.
Tujuan dari modernisasi pendidikan pesantren ini adalah untuk mempertahankan
keberadaan pesantren yang mulai tersaingi dengan munculnya sekolah sekolah umum
maupun sekolah madrasah. Pada perkembangannya, kurikulum di pesantren semakin
terbuka dengan memasukkan banyak mata pelajaran umum di dalam kurikulum
pendidikannya, pengajaran keterampilan-keterampilan tertentu, namun tetap
mengajarkan kitab-kitab kuning yang menjadi cirri khas pesantren.
17. Pondok Pesantren Tebuireng
Pondok Pesantren Tebuireng didirikan oleh KH. Hasyim Asyari pada tahun 1889 M.
Metode pembelajaran yang digunakan pesantren Tebuireng pada awal pendiriannya adalah
metode pendidikan tradisional, seperti sarogan, wetonan dan bandongan. Materi pelajaran pun
hanya sebatas pengetahuan keagamaan. Namun sejak tahun 1916 M, terjadi perubahan di
pesantren ini dengan dimulainya sistem pendidikan madrasah dan pada tahun 1919M terdapat
penambahan mata pelajaran yang harus dipelajari para santri dengan dimasukkannya mata
pelajaran umum seperti Bahasa Indonesia (Melayu), Matematika, Ilmu Bumi, Bahasa Belanda
dan Sejarah. Perubahan ini merupakan usulan dari putra tertua KH. Hasyim, yakni KH. Wahid
Hasyim untuk mengembangkan inisiatif dan kepribadian para santri dalam rangka peningkatan
kualitas kemampuan santri. Hal ini juga didasari dengan semakin banyaknya pendirian sekolah
umum oleh kolonial Belanda.
18. Refleksi
Pendidikan di dalam pesantren pada awalnya adalah sistem pendidikan agama yang berdiri
sendiri dan terpisah dari pengajaran ilmu pengetahuan dimana pada awalnya ilmu
pengetahuan diluar ilmu agama tidak diajarkan
Pengajaran tentang ilmu pengetahuan non-agama diperkenalkan di Indonesia pada zaman
Belanda. Pada masa ini pengenalan terhadap cara penulisan huruf latin, berhitung, pelajaran
IPA, sejarah mulai dilaksanakan. Sehingga pada awal diperkenalkannya sekolah umum di
Indonesia memunculkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Namun pada hakikatnya,
kedua ilmu tersebut dibutuhkan bagi seorang individu dalam menjalani hidupnya agar
mencapai kesuksesan di dunia dan akhirat.
19. Pemakalah membayangkan apabila Belanda tidak menjajah Indonesia maka di dalam sistem
pendidikan Indonesia tidak di kenal sistem pendidikan umum. Pendidikan di Indonesia pastinya
akan berbasis agama yang merupakan ilmu yang sangat bermanfaat bagi manusia di dunia
maupun akhirat. Namun, ilmu agama saja sebenarnya tidak cukup untuk mencapai kemajuan di
bidang pendidikan, karena perbaduan ilmu agama dan ilmu pengetahuanlah yang sebenarnya
menjadi landasan majunya sistem pendidikan di suatu negara.
Bila pendidikan awal di Indonesia yakni system pendidikan pesantren tidak mengalami
modernisasi, bisa saja beberapa perguruan tinggi termashur di Indonesia seperti UI, ITB, IPB, UGM
dan sebagainya tidak dikenal dan didirikan di Indonesia. Padahal, perguruan tinggi yang
disebutkan di atas, pada saat ini, memiliki peran dalam mengharumkan nama Indonesia di tingkat
internasional. Jadi, hikmah dari ini modernisasi pendidikan pesantren ini, menurut pemakalah,
membuka pintu untuk memperlebar khasanah pendidikan di Indonesia untuk bergerak kea rah
yang lebih baik sehingga tidak perlu untuk disesali.