SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 18
Strategi Utama dalam Pengelolaan DAS
Ruang Lingkup Pengelolaan DAS
 Pengelolaan lahan / ruang (kawasan
lindung, penyangga, budidaya dan kawasan
khusus).
 Pengelolaan sumberdaya air
(kualitas, kuantitas, distribusi dan
kontinuitas).
 Pengelolaan vegetasi (kawasan hutan dan
kawasan lainnya)
Ruang Lingkup Pengelolaan DAS
 Pengembangan sumberdaya buatan
(sarana dan prasarana pengairan)
 Pembinaan / pemberdayaan sumberdaya
manusia
(penyuluhan, pelatihan, permodalan, dll).
 Pengembangan kelembagaan (kelompok
tani, forum-forum, LSM, Tim
Koordinasi, Jejaring kerja, dll).
 Penataan ruang dan rencana
pengelolaan
 Rehabilitasi dan pelestarian hutan dan
lahan, perlindungan dan pengaturan
fungsi daerah resapan
 Mencegah dan mengendalikan
pencemaran air dan udara
Strategi Utama dalam Pengelolaan
DAS
 Pelestarian dan peningkatan
produktivitas lahan untuk mendukung
kehidupan
 Pelestarian dan peningkatan
produktivitas lahan untuk mendukung
kehidupan
 Pelestarian dan pemulihan hutan
lindung dan kawasan pelestarian alam
Strategi Utama dalam Pengelolaan
DAS
Strategi Utama dalam Pengelolaan
DAS
 Peningkatan kemampuan kelembagaan
dengan sasaran :
 Kemampuan SDM aparat dan masyarakat
 Pengembangan basis data yang mendukung
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
 Pengembangan forum
komunikasi, koordinasi, dan kerjasama
pengelolaan
 Penyempurnaan dan penyesuaian
regulasi serta penegakan hukum
Otonomi Daerah dan Pengelolaan
DAS
Perlu adanya penyesuaian
regulasi dan mendukung
pengelolaan DAS secara
utuh, yang arealnya lintas wilayah
administratif dan penggunaan
lintas sektor, sehingga
memungkinkan adanya sharing of
benefit and cost diantara populasi
dalam DAS secara adil.
Beberapa peraturan yang menunjang adalah :
 UU No. 22 tahun 1999 khususnya padal 87
yang menyatakan bahwa “daerah dapat
mengadakan kerjasama antar daerah dengan
keputusan bersama, daerah apat mengadakan
kerjasama dengan badan lain yang diatur
dengan keputusan bersama kecuali
menyangkut keuangan pemerintahan”.
 PP No. 25 tahun 2000 pada pasal 3 ayat (5)
menyatakan bahwa pedoman
penyelenggaraan pengurusan
erosi, sedimentasi, produktivitas lahan pada
DAS lintas Kabupaten/Kota merupakan
wewenang Propinsi.
Otonomi Daerah dan Pengelolaan
DAS
Paradigma Pengelolaan DAS
Secara Partisipatoris
Untuk mencapai hasil-hasil pembangunan
yang berkelanjutan, diperlukan pergeseran
paradigma di bidang pengelolaan DAS yang
bersifat partisipatoris.
Pendekatan partisipatoris harus disertai
perubahan cara pandang terhadap DAS
sebagai sistem hidrologi yang semula
merupakan benda fisik menjadi benda
ekonomi yang memiliki fungsi sosial.
Harapan dari pelibatan masyarakat :
 Pelibatan masyarakat setempat dalam
pemilihan, perancangan dan pelaksanaan
serta mengontrol dan mengevaluasi kegiatan
pengelolaan DAS, dapat menjamin
persepsi, pola sikap dan pola berpikir serta
nilai-nilai dan pengetahuan lokal ikut
dipertimbangkan secara penuh.
 Adanya umpan balik yang pada hakekatnya
adalah bagian yang tidak terlepas dari
kegiatan pembangunan keseluruhan.
Paradigma Pengelolaan DAS
Secara Partisipatoris
DALAM
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN
DAS
 Masyarakat merupakan fokus sentral
dan tujuan akhir pembangunan
 Partisipasi menimbulkan harga diri &
kemampuan pribadi untuk terlibat
dalam proses pengambilan keputusan
penting yang menyangkut masyarakat
 Partisipasi sebagai refleksi hak-hak
demokratis individu
DALAM
PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN
DAS
 Partisipasi merupakan lingkungan
umpan balik arus informasi tentang
sikap, aspirasi, kebutuhan & kondisi
daerah.
 Partisipasi akan memperluas jangkauan
pelayanan pemerintahan
 Partisipasi adalah cara yang efektif
untuk membangun kemampuan
masyarakat dalam pengelolaan
program pembangunan.
UPAYA-UPAYA TEKNIS UNTUK
MENDORONG PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM KEGIATAN
PENGELOLAAN DAS
 Pembatasan lingkungan geografis dan
populasi untuk memudahkan identifikasi
masalah dan penentuan kegiatan
 Pertemuan rutin antara
pemerintah, pemimpin lokal, petani dan
wanatani dalam pengambilan keputusan.
 Pelibatan masyarakat dalam penyusunan
program serta evaluasinya
 Memberi kesempatan kepada kelompok
masyarakat untuk meningkatkan
pendapatan melalui keterlibatan dalam
pelaksanaan kegiatan.
 Melalui pelatihan teknis partisipasi dan
memanfaatkannya sebagai profesional
dalam pendampingan masyarakat.
 Memfasilitasi pembentukan dan aktivitas
Forum DAS, Forum RHL dan Forum
UPAYA-UPAYA TEKNIS UNTUK
MENDORONG PARTISIPASI
MASYARAKAT DALAM KEGIATAN
PENGELOLAAN DAS
Pengembangan Pengelolaan DAS
Secara Partisipatoris
 Identifikasi kelembagaan / stakeholders
yang terkait dengan pengelolaan DAS;
 Perumusan bentuk kemitraan antar pihak
berdasarkan kedudukan/status dan peran
dari masing-masing pihak yang terlibat untuk
setiap bentuk kegiatan;
 Pelibatan lembaga Perguruan Tinggi dan
LSM untuk membantu pengembangan
bentuk kemitraan. PT membantu memahami
masalah, pemecahan masalah dan
perumusan kemitraan yang akan
dikembangkan – LSM membantu
memfasilitasi dan mendampingi dalam
Pengembangan Pengelolaan DAS
Secara Partisipatoris
 Agar pengelolaan DAS dapat dilakukan
secara optimal, perlu dilibatkan seluruh
stakeholders (lembaga / instansi /
masyarakat) yang direncanakan secara
terpadu, menyeluruh, berkelanjutan dan
berwawasan lingkungan dengan DAS
sebagai suatu unit pengelolaan.
 Pelaksanaan pengelolaan DAS perlu
didukung oleh peraturan perundang-
undangan dan sistem pendanaan yang
memungkinkan mekanisme kerjasama yang
baik antar daerah stakeholders, dan antar
sektor, serta adanya pembagian biaya dan
Pengembangan Pengelolaan DAS
Secara Partisipatoris
 Aspek kelembagaan dalam pengelolaan
DAS sangat penting untuk ditata sejalan
dengan peraturan dan otonomi daerah agar
koordinasi dan kerjasama antar
lembaga/antar daerah menjadi lebih efektif
dan efisien.
 Partisipasi aktif dan kemitraan dari
masyarakat dan stakeholders dalam
pengelolaan DAS perlu didorong/difasilitasi
oleh pemerintah, perguruan tinggi dan LSM
secara terus menerus.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan das
denotsudiana
 
9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thorn9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thorn
ryanhorti
 
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiDaerah aliran sungai
Daerah aliran sungai
Abhy Taridala
 

La actualidad más candente (20)

Kebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian airKebutuhan air dan pemberian air
Kebutuhan air dan pemberian air
 
Proses terjadinya sedimentasi ppt
Proses terjadinya sedimentasi pptProses terjadinya sedimentasi ppt
Proses terjadinya sedimentasi ppt
 
Permasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya AirPermasalahan Sumber Daya Air
Permasalahan Sumber Daya Air
 
current meter
current meter current meter
current meter
 
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara BiologisSistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
Sistem Pengolahan Air Limbah secara Biologis
 
Kebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan dasKebijakan pengelolaan das
Kebijakan pengelolaan das
 
Karakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawaKarakteristik lahan rawa
Karakteristik lahan rawa
 
perencanaan intake
perencanaan intakeperencanaan intake
perencanaan intake
 
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat   off-site systemSistem pengolahan air limbah terpusat   off-site system
Sistem pengolahan air limbah terpusat off-site system
 
Metode skoring
Metode skoringMetode skoring
Metode skoring
 
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/LayoutingPedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
Pedoman Layout Peta Sesuai SNI - Indonesia National Standar of Mapping/Layouting
 
Baku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air LimbahBaku Mutu Air Limbah
Baku Mutu Air Limbah
 
irigasi cara rotasi dan golongan
irigasi cara rotasi dan golonganirigasi cara rotasi dan golongan
irigasi cara rotasi dan golongan
 
9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thorn9. neraca air lahan metoda thorn
9. neraca air lahan metoda thorn
 
Daerah aliran sungai
Daerah aliran sungaiDaerah aliran sungai
Daerah aliran sungai
 
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode StoretPenentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
Penentuan Status Mutu Air dengan Metode Storet
 
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
BUKU AJAR MANAJEMEN HUTAN 2009
 
Transect Analysis
Transect AnalysisTransect Analysis
Transect Analysis
 
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
Permen Kesehatan, No. 416/Men.Kes/PER/IX/1990 tentang Syarat-syarat dan Penga...
 
Rekayasa rawa
Rekayasa rawa Rekayasa rawa
Rekayasa rawa
 

Destacado (6)

Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan P...
 
Penyusuran Muara Sungai Citarum. Ekspedisi Citarum Wanadri 2009
Penyusuran Muara Sungai Citarum. Ekspedisi Citarum Wanadri 2009Penyusuran Muara Sungai Citarum. Ekspedisi Citarum Wanadri 2009
Penyusuran Muara Sungai Citarum. Ekspedisi Citarum Wanadri 2009
 
7.pengorganisasian
7.pengorganisasian7.pengorganisasian
7.pengorganisasian
 
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara SolusiTantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
Tantangan Banjir Sungai Citarum: Mari Bicara Solusi
 
3.kerangka pikir pengelolaan das
3.kerangka pikir pengelolaan das3.kerangka pikir pengelolaan das
3.kerangka pikir pengelolaan das
 
EKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTANEKOLOGI HUTAN
EKOLOGI HUTAN
 

Similar a 4.strategi utama dalam pengelolaan das

Collaboration approach in environmental management
Collaboration approach in environmental managementCollaboration approach in environmental management
Collaboration approach in environmental management
ucun24
 
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdfbahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
AndiMuhIshakYusma
 
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docxTUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
JUMINTENSARI1
 
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAIPARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
Wasmui
 
Pembangunan partisipatoris dalam pengelolaan daerah aliran sungai
Pembangunan partisipatoris dalam pengelolaan daerah aliran sungaiPembangunan partisipatoris dalam pengelolaan daerah aliran sungai
Pembangunan partisipatoris dalam pengelolaan daerah aliran sungai
aditya
 
Kaukus lingkungan dprd
Kaukus lingkungan dprdKaukus lingkungan dprd
Kaukus lingkungan dprd
Ruruh Wisona
 
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptxKuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
MuhammadMunarMukhsin1
 

Similar a 4.strategi utama dalam pengelolaan das (20)

Penyediaan Air Bersih Masyarakat ( Pendekatan Partisipatif )
Penyediaan Air Bersih Masyarakat ( Pendekatan Partisipatif )Penyediaan Air Bersih Masyarakat ( Pendekatan Partisipatif )
Penyediaan Air Bersih Masyarakat ( Pendekatan Partisipatif )
 
L2 p26 06
L2 p26 06L2 p26 06
L2 p26 06
 
Collaboration approach in environmental management
Collaboration approach in environmental managementCollaboration approach in environmental management
Collaboration approach in environmental management
 
Resume Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2012
Resume Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2012Resume Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2012
Resume Peraturan Pemerintah Nomor 37 tahun 2012
 
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdfbahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
bahan presentasi Rencana Disertasi_Wardi.pdf
 
Jurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan LautJurnal peisir dan Laut
Jurnal peisir dan Laut
 
Membangun desa lestari david ardhian
Membangun desa lestari   david ardhianMembangun desa lestari   david ardhian
Membangun desa lestari david ardhian
 
Presentasi Konsep CBMM.pdf
Presentasi Konsep CBMM.pdfPresentasi Konsep CBMM.pdf
Presentasi Konsep CBMM.pdf
 
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docxTUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
TUGAS AKHIR MAKALAH HIDROLOGI JUMINTEN SARI.docx
 
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAIPARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
PARTISIPASI MASYARAKAT SIPIL DALAM PENGELOLAAN WILAYAH SUNGAI
 
Pembangunan partisipatoris dalam pengelolaan daerah aliran sungai
Pembangunan partisipatoris dalam pengelolaan daerah aliran sungaiPembangunan partisipatoris dalam pengelolaan daerah aliran sungai
Pembangunan partisipatoris dalam pengelolaan daerah aliran sungai
 
Kader Lingkungan
Kader LingkunganKader Lingkungan
Kader Lingkungan
 
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya AlamKebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
Kebijakan Pengelolaan Sumber daya Alam
 
Kaukus lingkungan dprd
Kaukus lingkungan dprdKaukus lingkungan dprd
Kaukus lingkungan dprd
 
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptxKuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
Kuliah 15 KEBIJAKAN PERLINDUNGAN LINGKUNGAN.pptx
 
Pengelolaan Sumber Daya Air oleh Dodi Mofiar, S.KM., M.Si
Pengelolaan Sumber Daya Air oleh Dodi Mofiar, S.KM., M.SiPengelolaan Sumber Daya Air oleh Dodi Mofiar, S.KM., M.Si
Pengelolaan Sumber Daya Air oleh Dodi Mofiar, S.KM., M.Si
 
Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka Pembangunan Sanitasi Permukiman
Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka Pembangunan Sanitasi PermukimanPemberdayaan Masyarakat dalam rangka Pembangunan Sanitasi Permukiman
Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka Pembangunan Sanitasi Permukiman
 
RUKOL 3.2 kepemimpinan dalam sumber daya
RUKOL 3.2 kepemimpinan dalam sumber dayaRUKOL 3.2 kepemimpinan dalam sumber daya
RUKOL 3.2 kepemimpinan dalam sumber daya
 
kebijakan tata ruang
kebijakan tata ruangkebijakan tata ruang
kebijakan tata ruang
 
Peran serta mateksyarakat dan swasta
Peran serta mateksyarakat dan swastaPeran serta mateksyarakat dan swasta
Peran serta mateksyarakat dan swasta
 

Más de Zaidil Firza (6)

ConserFashion - RBDI 2014
ConserFashion - RBDI 2014ConserFashion - RBDI 2014
ConserFashion - RBDI 2014
 
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
10.monitoring dan evaluasi penggunaan lahan dan kelembagaan p das
 
9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata air
9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata air9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata air
9.monitoring dan evaluasi kinerja das dan tata air
 
8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdas8. pelaksanaan pdas
8. pelaksanaan pdas
 
6.perencanaan rhl
6.perencanaan rhl6.perencanaan rhl
6.perencanaan rhl
 
2.morfometri das
2.morfometri das2.morfometri das
2.morfometri das
 

4.strategi utama dalam pengelolaan das

  • 1. Strategi Utama dalam Pengelolaan DAS
  • 2.
  • 3. Ruang Lingkup Pengelolaan DAS  Pengelolaan lahan / ruang (kawasan lindung, penyangga, budidaya dan kawasan khusus).  Pengelolaan sumberdaya air (kualitas, kuantitas, distribusi dan kontinuitas).  Pengelolaan vegetasi (kawasan hutan dan kawasan lainnya)
  • 4. Ruang Lingkup Pengelolaan DAS  Pengembangan sumberdaya buatan (sarana dan prasarana pengairan)  Pembinaan / pemberdayaan sumberdaya manusia (penyuluhan, pelatihan, permodalan, dll).  Pengembangan kelembagaan (kelompok tani, forum-forum, LSM, Tim Koordinasi, Jejaring kerja, dll).
  • 5.  Penataan ruang dan rencana pengelolaan  Rehabilitasi dan pelestarian hutan dan lahan, perlindungan dan pengaturan fungsi daerah resapan  Mencegah dan mengendalikan pencemaran air dan udara Strategi Utama dalam Pengelolaan DAS
  • 6.  Pelestarian dan peningkatan produktivitas lahan untuk mendukung kehidupan  Pelestarian dan peningkatan produktivitas lahan untuk mendukung kehidupan  Pelestarian dan pemulihan hutan lindung dan kawasan pelestarian alam Strategi Utama dalam Pengelolaan DAS
  • 7. Strategi Utama dalam Pengelolaan DAS  Peningkatan kemampuan kelembagaan dengan sasaran :  Kemampuan SDM aparat dan masyarakat  Pengembangan basis data yang mendukung perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.  Pengembangan forum komunikasi, koordinasi, dan kerjasama pengelolaan  Penyempurnaan dan penyesuaian regulasi serta penegakan hukum
  • 8. Otonomi Daerah dan Pengelolaan DAS Perlu adanya penyesuaian regulasi dan mendukung pengelolaan DAS secara utuh, yang arealnya lintas wilayah administratif dan penggunaan lintas sektor, sehingga memungkinkan adanya sharing of benefit and cost diantara populasi dalam DAS secara adil.
  • 9. Beberapa peraturan yang menunjang adalah :  UU No. 22 tahun 1999 khususnya padal 87 yang menyatakan bahwa “daerah dapat mengadakan kerjasama antar daerah dengan keputusan bersama, daerah apat mengadakan kerjasama dengan badan lain yang diatur dengan keputusan bersama kecuali menyangkut keuangan pemerintahan”.  PP No. 25 tahun 2000 pada pasal 3 ayat (5) menyatakan bahwa pedoman penyelenggaraan pengurusan erosi, sedimentasi, produktivitas lahan pada DAS lintas Kabupaten/Kota merupakan wewenang Propinsi. Otonomi Daerah dan Pengelolaan DAS
  • 10. Paradigma Pengelolaan DAS Secara Partisipatoris Untuk mencapai hasil-hasil pembangunan yang berkelanjutan, diperlukan pergeseran paradigma di bidang pengelolaan DAS yang bersifat partisipatoris. Pendekatan partisipatoris harus disertai perubahan cara pandang terhadap DAS sebagai sistem hidrologi yang semula merupakan benda fisik menjadi benda ekonomi yang memiliki fungsi sosial.
  • 11. Harapan dari pelibatan masyarakat :  Pelibatan masyarakat setempat dalam pemilihan, perancangan dan pelaksanaan serta mengontrol dan mengevaluasi kegiatan pengelolaan DAS, dapat menjamin persepsi, pola sikap dan pola berpikir serta nilai-nilai dan pengetahuan lokal ikut dipertimbangkan secara penuh.  Adanya umpan balik yang pada hakekatnya adalah bagian yang tidak terlepas dari kegiatan pembangunan keseluruhan. Paradigma Pengelolaan DAS Secara Partisipatoris
  • 12. DALAM PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN DAS  Masyarakat merupakan fokus sentral dan tujuan akhir pembangunan  Partisipasi menimbulkan harga diri & kemampuan pribadi untuk terlibat dalam proses pengambilan keputusan penting yang menyangkut masyarakat  Partisipasi sebagai refleksi hak-hak demokratis individu
  • 13. DALAM PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN DAS  Partisipasi merupakan lingkungan umpan balik arus informasi tentang sikap, aspirasi, kebutuhan & kondisi daerah.  Partisipasi akan memperluas jangkauan pelayanan pemerintahan  Partisipasi adalah cara yang efektif untuk membangun kemampuan masyarakat dalam pengelolaan program pembangunan.
  • 14. UPAYA-UPAYA TEKNIS UNTUK MENDORONG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN DAS  Pembatasan lingkungan geografis dan populasi untuk memudahkan identifikasi masalah dan penentuan kegiatan  Pertemuan rutin antara pemerintah, pemimpin lokal, petani dan wanatani dalam pengambilan keputusan.  Pelibatan masyarakat dalam penyusunan program serta evaluasinya
  • 15.  Memberi kesempatan kepada kelompok masyarakat untuk meningkatkan pendapatan melalui keterlibatan dalam pelaksanaan kegiatan.  Melalui pelatihan teknis partisipasi dan memanfaatkannya sebagai profesional dalam pendampingan masyarakat.  Memfasilitasi pembentukan dan aktivitas Forum DAS, Forum RHL dan Forum UPAYA-UPAYA TEKNIS UNTUK MENDORONG PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM KEGIATAN PENGELOLAAN DAS
  • 16. Pengembangan Pengelolaan DAS Secara Partisipatoris  Identifikasi kelembagaan / stakeholders yang terkait dengan pengelolaan DAS;  Perumusan bentuk kemitraan antar pihak berdasarkan kedudukan/status dan peran dari masing-masing pihak yang terlibat untuk setiap bentuk kegiatan;  Pelibatan lembaga Perguruan Tinggi dan LSM untuk membantu pengembangan bentuk kemitraan. PT membantu memahami masalah, pemecahan masalah dan perumusan kemitraan yang akan dikembangkan – LSM membantu memfasilitasi dan mendampingi dalam
  • 17. Pengembangan Pengelolaan DAS Secara Partisipatoris  Agar pengelolaan DAS dapat dilakukan secara optimal, perlu dilibatkan seluruh stakeholders (lembaga / instansi / masyarakat) yang direncanakan secara terpadu, menyeluruh, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan DAS sebagai suatu unit pengelolaan.  Pelaksanaan pengelolaan DAS perlu didukung oleh peraturan perundang- undangan dan sistem pendanaan yang memungkinkan mekanisme kerjasama yang baik antar daerah stakeholders, dan antar sektor, serta adanya pembagian biaya dan
  • 18. Pengembangan Pengelolaan DAS Secara Partisipatoris  Aspek kelembagaan dalam pengelolaan DAS sangat penting untuk ditata sejalan dengan peraturan dan otonomi daerah agar koordinasi dan kerjasama antar lembaga/antar daerah menjadi lebih efektif dan efisien.  Partisipasi aktif dan kemitraan dari masyarakat dan stakeholders dalam pengelolaan DAS perlu didorong/difasilitasi oleh pemerintah, perguruan tinggi dan LSM secara terus menerus.