Sosiologi Pedesaan sebagai ilmu yang diterapkan untuk:
(1) Mengidentifikasi masalah sosial dan ekonomi di pedesaan;
(2) Memilih solusi yang responsif terhadap gender dan lingkungan;
(3) Merancang program pemberdayaan masyarakat desa.
2. Standar Kompetensi
• Setelah mengikuti mata kuliah ini, mahasiswa akan memiliki kompetensi
Sosiologi Pedesaan dalam hal:
(1) Menganalisis situasi sosial-ekonomi pertanian dan pedesaan;
(2) Mengidentifikasi masalah pada aras kelembagaan lokal, komunitas, dan global;
(3) Memilih alternatif pemecahan masalah yang responsif gender dan lingkungan;
(4) Merancang (merumuskan tujuan, kelompok sasaran, pengorganisasian, kegiatan
pihak-pihak yang terlibat) program aksi pemberdayaan (penyuluhan,
komunikasi pembangunan, pengembangan masyarakat dan tanggung jawab
sosial);
(5) Menerapkan metode dan teknik dalam aksi pemberdayaan masyarakat
(advokasi, pengorganisasian komunitas, pengembangan kapasitas,
pengembangan jejaring, komunikasi-informasi-edukasi, fasilitasi-mediasi, dan
ekonomi lokal);
(6) Melakukan kajian-kajian ilmu sosial dalam konteks pemberdayaan masyarakat;
(7) Mampu mengambil keputusan berdasarkan analisis data dan informasi dengan
metode kuantitatif yang bertanggunggugat; dan
(8) Jujur, Kritis, Kepemimpinan, Empati, Keberpihakan pada kelompok marjinal,
Menghargai diri sendiri dan orang lain, kerjasama, adil dan setara, komunikatif.
3. • Kompetensi Dasar
Mahasiswa Mampu Melakukan Identifikasi dan Analisis
terhadap realitas sosial-ekonomi pertanian di pedesaan serta
memahami posisi desa dalam hubungan relasi desa-kota
• Indikator
Mahasiswa mengetahui dan mampu menjelaskan bahwa
sosiologi pedesaan adalah ilmu pengetahuan yang lebih
spresifik dan lebih kepada sosiologi terapan pentingnya
memahami desa
4. Berikan Komentar Anda!
Mengapa matematika,
fisika,
sosiologi/sosiologi
pedesaan, politik, dll
dikatakan sebagai
ILMU
PENGETAHUAN?
IP adalah seperangkat fakta
yang terkristal dalam bentuk
teori/konsep/cara pandang
yang digunakan sebagai tools
atau pisau analisis untuk
mencari dan menelusuri
kebenaran-kebenaran yang
nampak (realitas) maupun
tidak nampak (peramalan)
dalam kehidupan manusia.
5. Unsur-unsur IP
1. Epistimologi menanyakan dengan apa
manusia bisa mengetahui;
2. Ontologi mempertanyakan apa realitas
yang ada;
3. Aksiologi sumber nilai, yang di dalamnya
terkandung epistimologi dan ontologi secara
bersamaan
6. Cara Melacak IP (Kattsof, 2004)
Cara Manusia Bisa Mengetahui Suatu
Realitas (Epistimologi)
Mengenai Hakekat Kenyataan
(Ontologi)
Koherensi keadaan yang saling
berhubungan
Naturalisme kejadian adalah proses,
kualitas, dan relasi
Korespondensi kesesuaian antara makna
yang dimaksudkan oleh suatu pernyataan
dengan apa yang sungguh-fakta-faktanya.
Materialisme kejadian-kejadian yang
nampak dalam kehidupan manusia tersusun
dari seperangkat materi
Empiris meramalkan (predictive) atau
hipotetis
Kerohanian (Idealisme) kejadian-kejadian
yang nampak dalam kehidupan manusia pada
prinsipnya tidak terlepas dari jiwa atau roh
sebagai dasar dari kehidupan manusia
Pragmatis penyesuaian-penyesuaian yang
memuaskan terhadap pengalaman-pengalaman
kita
Hylomorfisme kejadian-kejadian sebagai
bentuk kenyataan yang ada disekeliling
manusia terdiri dari bahan dan bentuk
Positivisme Logis penalaran akal
9. Tipologi IP Sosiologi
Ontologi
Epistimologi
Koherensi Korepondensi Empiris Pragmatis
Naturalisme
F. Tonnies ”
Gemmeinschaft –
Gesselschaff
Tradisi Durkheim
Teori-teori
ekologi
Materialisme
Tradisi konflik (teori
kelas sosial, teori
ketergantungan, teori
sistem dunia)
Teori sosial
hijau (Green
Social Theory)
Idealisme
Tradisi mikro interaksi, teori
interaksi simbiolik
Hylomorfisme
Positivisme logis
Weber, fenomenologi,
strukturalisme, neo-
fungsionalisme
Auguste Comte, tradisi
Durkheim, tradisi rasional (teori
pertukaran, teori pengambilan
keputusan rasional),
behaviorisme, modernisasi.
Slattery (2003) ”Key Ideas in Sociology” Aguste Comte, F.
Tonnies, Robert Michels , E. W. Teller
10. Bagaimana dengan Sosped?
Ontologi
Epistimologi
Koherensi Korepondensi Empiris Pragmatis
Naturalisme
Timbulnya “Desa Jawa”
dari masyarakat
transmigrasi spontan
Materialisme
Ciri-ciri penghidupan
masyarakat pedesaan di
Indonesia (bagian konflik &
persaingan)
Kerjasama dan struktur
masyarakat di Desa Cibodas
Mahasiswa dan
keluarganya
Idealisme
Rintangan-rintangan mental
dalam pembangunan ekonomi di
Indonesia
Sistem budaya Bugis
– Makassar
Ciri-ciri penghidupan
masyarakat pedesaan
di Indonesia
Hylomorfisme
Positivisme
logis
Pola perdagangan dan keuangan
dalam masyarakat tani di Jawa
Proses pembaharuan
antar pola kebudayaan
Sajogyo dan Sajogyo (1999) Sosiologi Pedesaan Jilid 1
Kumpulan Artikel Ilmiah dari berbagai Sumber
11. Kaitan Sosiologi (Umum) dan
Sosped
1. Konsep sosiologi untuk memahami
masyarakat dan desa;
2. Mulai dengan perubahan sosial masyarakat
dan desa;
3. Interaksi sosial dan struktur masyarakat dan
desa; dan
4. Pola kebudayaan pedesaan
12. 7 Tipologi Sosped adalah “Cermin” bahwa
Sosped merupakan Disiplin Ilmu Sosial
1. Hibrid Ilmu : Transdisplin Ilmu beda dengan
Inter atau Multi Disiplin
2. Hibrid Sosiologi/Antropologi Pedesaan,
Psikologi Sosial, Komunikasi, Ekologi
3. Ilmu Yang Diterapkan
13. Fakta dan Konsepsi Realitas Sosial sebagai
Ranah Sosped Mengapa Sosped Penting
untuk Dipelajari?
No. Pulau
Jlh
Prov.
Jlh
Kab.
Jlh
Kota
Jlh
Desa
Luas
(ribu/km)
% thd
Luas
Indonesia
1 Sumatera 10 101 31 22.376 446.686,68 24.01
2 Jawa 6 83 32 25.046 12.306,48 6.95
3 Bali dan NusaTenggara 3 30 4 4.263 71.296,03 3.83
4 Kalimantan 4 43 9 6.235 507.412,18 27.27
5 Sulawesi 6 52 10 8.348 193.847,09 10.42
6 Maluku & Papua 4 40 5 5.287 511.811,21 27.52
Indonesia 33 349 91 71.555 1.860.359,67 100
Sumber: BPS Tahun 2005
Jumlah Desa yang Terus Bertambah!
14. Tidak Mengulang Kekeliruan
Memiskinkan Masy. & Desa
• Tidak dapat dibantah, Era 1970-1995 masyarakat dan desa pernah menikmati
penerangan listrik, pengembangan prasarana pelayanan kesehatan dan
pendidikan dasar.
• Pencapaian itu melalui penerapan pendekatan pembangunan sentraliasi
dengan mengejar pertumbuhan ekonomi yang prosesnya mengandalkan
hutang luar negeri dan eksploitasi sumberdaya alam.
• Kini, masyarakat dan desa terkorban dari pengelolaan pembangunan yang tidak
berdasarkan pengelolaan mandiri kekayaan sumberdaya alam dan tenaga kerja
yang banyak (Tjondronegoro, 2007), bahkan terabaikan dari proses
pembangunan, karena ada kesenjangan sosial
• Menghadapi persoalan struktur agraria akibat penguasaan lahan dan
sumberdaya alam lebih menguntungkan golongan menengah dan “atas” di
desa, bahkan pengusaha dan pemodal dari perkotaan yang menimbulkan
potensi konflik
15. Mengejar Kemajuan yang
Belum Selesai
Indonesia Malaysia Thailand Korea Selatan
1957 2002 1957 2002 1957 2002 1957 2002
GDP Pertanian (%) 56 17 45 9 38 9 41 4
Tenaga Kerja Pertanian
(%)
61 44 58 21 82 50 70 12
Negara Agraris yang Mengingkari Potensi Agraris!
16. Peta Sebaran Provinsi untuk Sumber Pendapatan Petani di Seluruh
Indonesia
Tahun 1993
Tahun 1983
18. Ancaman Bencana Kerusakan SDA
Peringkat Negara Kerusakan Hutan Asli
(%)
1 Brasil 23
2 India 30
3 Indonesia 51
4 Myanmar 63
5 Meksiko 83
Banjir, Longsor, Krisis Air Potensial Mengenai Desa !
19. Tahun Kerusakan Areal
Hutan
1980 1 juta Ha/tahun
1990 1,7 juta Ha/tahun
2000 2 juta Ha/tahun
2003 3 juta Ha/tahun
Kerusakan Areal Hutan
Sumber: Data Bank Dunia Tahun 2003
20. Apa Artinya bagi IP untuk
Pengembangan Masy. & Desa
• Europa sentris begitu mendominasi pengetahuan
mengembangkan desa-desa di Indonesia Ex.
INDUSTRIALISASI DESA bias moderniasi dan
neoliberalisasi!
• Jangan diulang kekeliruan pendekatan pembangunan yang
tidak berdasarkan pengelolaan sumberdaya alam dan
melahirkan kemandirian
• Pengembangan masyarakat dan desa ke depan perlu
menyelesaikan tidak saja persoalan keterpurukan ekonomi
(kemiskinan dan ketimpangan), tetapi juga pada perbaikan dan
pencegahan kerusakan sumberdaya alam, sampai pada
degradasi kekuatan-kekuatan sosial.
21. Lanjutan…
• Kebijakan Otonomi Daerah UU 22 Tahun 1999,
yang disempurnalkan UU 32 tentang pemerintah
daerah (merujuk daerah otonom adalah
kabupaten dan desa), yang proses yang
mengutamakan adanya pembagian kewenangan
pemerintahan dan keuangan antara negara dan
masyarakat dan desa
• Diperlukan pelacakan hubungan antara
masyarakat (komunitas) pedesaan sebagai subyek
dengan “orang luar”
22. Pedesaan
Pemerintah
Lembaga Adat Lembaga Bisnis/ Swasta
Perspektif Makro Pengembangan Kawasan& Daerah
Perspektif Mikro Pemberdayaan Komunitas
Revitalisasi
Adat
Otonomi
Daerah
TOP DOWN
BOTTOM UP
24. Sejarah Sosped di IPB
1. Dulu UI : Prof. Sajogyo sebagai tonggak
pemikiran ilmu sosial Indonesia dengan fokus
pertanian dan pedesaan;
2. Prof. Tjondronegoro, Prof Pudjiwati Sayogyo;
3. Sosiologi Pedesaan yang menghantarkan kajian
sosial di IPB, mulai dari Penyuluhan,
Komunikasi sampai pada Ekologi Politik; dan
4. Sosiologi Terapan
25. Batasan, Ruang Lingkup,
dan Teoritik Sosped
1. Basisnya empirik;
2. Praktek ke teori lalu dari teori untuk
praktek;
3. Hibrid ilmu; dan
4. Penerapan sosiologi.
26. Tugas Praktikum
• Membuat Essay tentang Pengalaman Hidup yang pernah
dialami di Desa.
• Mampu menggambarkan seacara visual bayangan desa
yang mahasiswa pahami dan dapat menceritakannya
dalam diskusi kelas.