SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 34
Descargar para leer sin conexión
Kebijakan Pengembangan SNI
Disampaikan pada:
Workshop Konseptor dan Editor Perumus SNI
Jakarta, 14 Juli 2020
Regulasi Standardisasi
dan Penilaian Kesesuian
1. Undang – Undang No.20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian
Kesesuaian
2. Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2018 tentang Sistem Standardisasi
dan Penilaian Kesesuaian
3. Perpres No.4 Tahun 2018 tentang Badan Standardisasi Nasional
4. Peraturan BSN No.20 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja BSN
5. Berbagai peraturan teknis pada pengembangan standar dan peniliaian
kesesuaian (Skema dan Akreditasi)
Catatan: Sebelumnya sistem standardisasi nasional mengacu pada PP 102 tahun 2000
1
Tujuan Standardisasi
2
Meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing
nasional, persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam
perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan Pelaku Usaha,
serta kemampuan inovasi teknologi;
Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, Pelaku Usaha, tenaga
kerja, dan masyarakat lainnya, serta negara, baik dari aspek keselamatan,
keamanan, kesehatan, maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan
Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi
perdagangan Barang dan/atau Jasa di dalam negeri dan luar negeri.
Garis Besar Sistem Standardisasi dan Peniliaian Kesesuaian
(UU No 20 tahun 2014 dan PP 34 thn 2018)
3
LPK
melakukan
kegiatan
PK
akreditasi
LPK
ketertelusuran
hasil PK
perencanaan
SNI
perumusan
SNI
penetapan
SNI
pemeliharaan
SNI
hasil
PK
pembinaan
sistem
informasi
kerjasama
penerapan SNI
secara
sukarela
pemberlakuan
SNI secara
wajib
pengawasan;
evaluasi
efektifitas
bukti
kesesuaian
litbang
kebijakan
nasional
Lingkup Standardisasi
4
Rancang
bangun
Transportasi
Perumahan/gedung
Makanan
Pertanian
Kehutanan
Tekstil
Kimia
Keuangan
Ilmu
pengetahuan
Pendidikan
Nasional
Assosiasi
Perusahaan
Individu
Internasional
Tingkatan
Nomenklatur, Simbol
Spesifikasi
Sampling dan inspeksi
Pengujian dan Analisa
Pengelompokan dan klasifikasi
Penyederhanaan, Rasionalisasi
Aturan praktis
Pengemasan dan pelabelan
Bentuk dan kontrak
Subyek
Ref Standardization a New Discipline L. C. Verman
Transformasi Kebijakan Pengembangan SNI
5
Percepatan pelaksanaan perumusan SNI
Penguatan monitoring setiap tahapan
perumusan SNI
Mendukung sinergitas kebutuhan industri
dengan program pemerintah
Mengidentifikasi LPK potensial sejak SNI
akan dirumuskan
Sinkronisasi pengembangan standar
internasional (mirroring ISO/IEC/SDO)
Peraturan BSN terkait pengembangan SNI
6
PerkaBSN No. 04/2016
Pedoman penulisan SNI
Berlaku mulai tgl
9 Agt 2016
Sedang direvisi
menyesuaikn ISO/IEC Dir.
Part 2
PBSN No. 2 /2018
Pedoman adopsi std &
publikasi int’l menjadi SNI
Berlaku mulai tgl
22 Feb 2018
PBSN No. 3/2018
Pedoman pengembangan SNI
Berlaku mulai tgl
30 Apr 2019
PBSN No. 4/2018
Pedoman pengelolaan
Komtek perumusan SNI
Berlaku mulai tgl 30
Apr 2018 Transisi s/d
30 Apr 2020
PBSN No. 6/2018
Pedoman kaji ulang SNI
Berlaku mulai tgl
4 Mei 2018
PBSN No. 12/2018
Pedoman tata cara penomoran
SNI
Berlaku mulai tgl
27 Des 2018
Perumusan SNI
7
Standar adalah persyaratan teknis
atau sesuatu yang dibakukan,
termasuk tata cara dan metode
yang disusun berdasarkan
konsensus semua pihak/
Pemerintah/keputusan
internasional yang terkait dengan
memperhatikan syarat
keselamatan, keamanan,
kesehatan, lingkungan hidup,
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi, pengalaman, serta
perkembangan masa kini dan
masa depan untuk memperoleh
manfaat yang sebesar-besarnya.
(pasal 1, ayat 3)
SNI adalah Standar yang ditetapkan
oleh BSN dan berlaku di wilayah
NKRI (pasal 1, ayat 7)
Perumusan SNI didasarkan pada PNPS (pasal 12, ayat 1)
Perumusan SNI memperhatikan waktu penyelesaian
yang efektif dan efisien
(pasal 12, ayat 2)
SNI dirumuskan memperhatikan ketersediaan sumber
daya, kepentingan nasional, hasil penelitian, inovasi,
dan/atau pengalaman (pasal 13, ayat 1)
Dalam hal terdapat standar internasional, SNI
dirumuskan selaras dengan standar internasional
melalui:
a) adopsi standar internasional dengan
mempertimbangkan kepentingan nasional untuk
menghadapi perdagangan global; atau
b) modifikasi standar internasional disesuaikan dengan
perbedaan iklim, lingkungan, geologi, geografis,
kemampuan teknologi, dan kondisi spesifik lain (pasal
13, ayat 2) (UU No.20 Tahun 2014)
Perumusan SNI
8
Untuk kepentingan
nasional, SNI dapat
dirumuskan tidak
selaras dengan standar
internasional (pasal 13,
ayat 3)
Dalam melaksanakan
perumusan SNI, BSN
membentuk Komite
Teknis(pasal 14, ayat 3)
(UU No.20 Tahun 2014)
BSN melakukan jajak pendapat atas rancangan SNI
yang dirumuskan oleh Komite teknis
(pasal 15, ayat 1)
Masyarakat dapat memberikan masukan terhadap
rancangan SNI sebagimana dimaksud pada ayat (1).
(pasal 15, ayat 2)
Masukan seagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat
menjadi bahan pertimbangan bagi Komite teknis.
(pasal 15, ayat 3)
Prinsip Perumusan SNI
9
Coherence
Development
dimension
Openess
Transparency
Consensus
and impartiality
Effectiveness
and relevance
Adopted from the Decision of the WTO-TBT
Second triennial review
Terbuka bagi siapa saja untuk
berpartisipasi dalam proses perumusan
standar melalui jalur Komite Teknis atau
masyarakat langsung
Prosesnya dapat diikuti
secara transparan melalui
media IT
Pelaksanaannya melalui
konsensus nasional dan tidak
memihak
Standar dibuat sesuai kebutuhan
pasar, hasilnya harus efektif dipakai
untuk fasilitasi perdagangan
SNI dibuat dgn memperhatikan
keberadaan standar
internasional, sebaiknya
harmonis dengan standar
internasional
Memberikan kesempatan
kepada UKM dan daerah
untuk berpartisipasi dalam
perumusan SNI
PROGRAM NASIONAL PERUMUSAN STANDAR
(PNPS)
10
Kebijakan
nasional
SPK
Perlindungan
konsumen
Kebutuhan
pasar Perkembangan
Standar
Internasional
Kesepakatan
Regional &
Internasional
Kemampuan
IPTEK
Kondisi
flora, fauna
dan LH
Kemampuan
&
kebutuhan
industri DN
Keyakinan
beragama
Budaya &
kearifan
lokal
PNPS
a. Prioritas nasional;
b. Hasil kaji ulang SNI;
c. Kebutuhan SNI
mendesak;
Penyusunan kajian usulan PNPS
11
Kebutuhan pengembangan SNI juga perlu memperhatikan:
 Komtek harus memperhatikan dan menjaring masukan dari
pemangku kepentingan;
 Memperhatikan sumber daya serta waktu untuk penyelesaian
perumusan RSNI;
 Kesesuaian usulan dengan lingkup Komtek;
 Potensi duplikasi atau keterkaitan usulan dari Komtek yang berbeda;
 Potensi duplikasi dengan SNI yang telah ada;
 Potensi duplikasi dengan perumusan RSNI yang sedang
dilaksanakan;
 Komtek menunjuk konseptor untuk merumuskan RSNI untuk
menyusun konsep RSNI minimal dalam bentuk outline RSNI.
Pengusulan PNPS
12
 Usulan PNPS dapat disampaikan kepada BSN dengan menggunakan formulir usulan
PNPS melalui SISPK (mencakup: konseptor, judul PNPS, ruang lingkup, jenis dan
jalur perumusan, informasi paten, tujuan dan justifikasi kesesuaian program
pemerintah, manfaat standar, rencana penerapan standar terkait regulasi, LPK
potensial dan outline RSNI).
 Apabila Komtek mengusulkan perumusan SNl berseri, maka pengusulan ke BSN
harus disampaikan dalam bentuk rencana standar yang akan menjadi bagian dari
standar berseri tersebut.
 BSN menayangkan usulan PNPS selama 30 hari kalender di website SISPK untuk
mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan dan masyarakat termasuk
informasi hak paten.
 Apabila PNPS mengandung unsur paten, perumusan SNI dapat dilanjutkan apabila
pemilik hak paten mengijinkan patennya dicantumkan dalam SNI tanpa dikenakan
biaya (menjadi milik publik). Dalam hal ini, pemilik paten harus menandatangani
formulir kesediaan pencantuman paten dalam SNI.
Penetapan, perpanjangan
dan pembatalan PNPS
13
 PNPS ditetapkan dengan Keputusan Kepala BSN untuk periode 1 (satu) tahun
sebagai skala prioritas program perumusan SNI.
 Dalam hal proses perumusan SNI yang termasuk dalam PNPS tidak dapat
diselesaikan pada tahun berjalan maka dapat dilakukan perpanjangan pada tahun
berikutnya.
 Perpanjangan PNPS dibatasi hanya 1 (satu) kali perpanjangan.
 Apabila setelah diperpanjang sebanyak 1 (satu) kali proses perumusan SNI yang
termasuk dalam PNPS tidak juga dapat diselesaikan, maka harus diusulkan kembali
sebagai PNPS baru.
 Jika Komtek tidak dapat menyelesaikan PNPS tersebut pada tahun berjalan maka
dapat mengajukan pembatalan PNPS. PNPS yang sudah dibatalkan dapat diajukan
kembali dengan justifikasi yang jelas.
Proses perumusan SNI
14
*) jika berdasarkan rapat pembahasan hasil JP, terdapat perubahan substansi yang besar
(justifikasi dari BSN)
KOMTEK
Drafting
RSNI
Kaji
Ulang
Perencanaan
Drafting/
Ratek/Rakon
E-balloting
Jajak Pendapat Pemeliharaan
MASYARAKAT
Jajak
Pendapat
Jajak
Pendapat
Ulang*)
Usulan
PNPS
BSN
Penetapan
PNPS Verifikasi
SISPK Penetapan (SNI)
RASNI
Publikasi
KKPS
RSNI6
RSNI5*)
RSNI4
Pembahasan
tanggapan
Publikasi
Usulan PNPS
Usulan
PNPS
RSNI1
RSNI2
RSNI3
Abolisi
Publikasi
Usulan abolisi
Kajian
1 2 3
4
Tahapan Proses Perumusan SNI
15
Kegiatan perumusan Pelaksana Peserta
Dokumen yang
dihasilkan
Penyusunan konsep (drafting) Konseptor Konseptor RSNI1
Rapat teknis 1) Komtek Konseptor, Komtek, pemangku kepentingan
terkait, BSN dan Tenaga Pengendali Mutu SNI2)
RSNI2
Rapat Konsensus Komtek Konseptor, Komtek, pemangku kepentingan
terkait, BSN dan Tenaga Pengendali Mutu SNI
RSNI3
Jajak pendapat (public enquiry) BSN Pemangku kepentingan 3) data tanggapan
publik 4)
Pembahasan RSNI3 hasil JP 5) BSN Konseptor, Komtek, BSN, dan pemangku
kepentingan
RSNI4
Jajak pendapat ulang (public
enquiry)
BSN Pemangku kepentingan 3) data tanggapan
publik
Pembahasan RSNI4 hasil JP
ulang
BSN Konseptor, Komtek, BSN, dan pemangku
kepentingan
RSNI5 6)
Pembahasan RSNI hasil kaji
ulang
Komtek Komtek, BSN, pemangku kepentingan RSNI6 7)
Penyempurnaan RSNI4/5/6
untuk penetapan
BSN BSN RASNI
Penetapan SNI BSN BSN SNI
Pelaksanaan Rapat Teknis
16
>> Rapat Teknis (Ratek):
 RSNI1 bahan rapat teknis sudah disirkulasi
 Dilaksanakan Komtek setelah PNPS ditetapkan
 Memperhatikan pandangan seluruh peserta rapat (konseptor, anggota Komtek,
sekretariat Komtek dan pemangku kepentingan lain)
 Bisa mengundang pakar jika diperlukan
 Dapat hadir Tenaga Pengendali Mutu SNI
 Menginformasikan pelaksanaan rapat teknis kepada BSN.
 Substansi pembahasan dicatat secara lengkap dalam notulen, berita acara dan daftar
hadir
 RSNI2 hasil pembahasan dan dokumen terkait dikirimkan ke BSN (soft copy)
 Apabila terjadi perubahan jalur perumusan SNI (amendemen, ralat, dan revisi serta
adopsi identik dan modifikasi) harus diberitahukan kepada BSN
Pelaksanaan Rapat Konsensus
17
>> Rapat Konsensus (Rakon):
 RSNI2 bahan rapat konsensus sudah disirkulasi
 Pembahasan substansi telah diselesaikan pada saat ratek
 Harus dihadiri oleh Tenaga Pengendali Mutu SNI
 Rapat konsensus dinyatakan sah (valid) apabila rapat mencapai kuorum (2/3
anggota Komtek dan semua pihak terwakili)
 Dapat dilakukan teleconference, untuk penghitungan kuorum (hadir fisik min. 50 %
anggota Komtek)
 Seluruh substansi pembahasan rapat konsensus harus dicatat secara lengkap,
akurat, mudah dibaca dan dimengerti dalam notulen, berita acara dan daftar hadir
 Dokumen hasil rapat konsensus (RSNI3) bersifat final (tanpa perubahan subtansi
dan perubahan editorial).
 Dokumen asli RSNI2 yang memuat catatan-catatan kesepakatan rapat
ditandatangani sekurang-kurangnya oleh pimpinan rapat dan sekretaris
 Finalisasi dokumen RSNI3 paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah rakon
Perkiraan Waktu Pengusulan PNPS
18
Bulan ke 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6
Tahapan
- Usulan PNPS tahun berikut
- Publikasi 30 hari PNPS ke masyarakat
- KKPS untuk PNPS tahun berikut
- Penetapan PNPS tahun berjalan
- Usulan PNPS (perubahan)
- Publikasi 30 hari PNPS (perubahan)
ke masyarakat (web SISPK)
- KKPS untuk PNPS (perubahan) tahun
berjalan dan penetapan PNPS (perubahan)
Waktu perumusan SNI jalur normal
19
Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Tahapan Ratek dan Rakon JP
-Rapat teknis dan Rapat konsensus
-Penyelesaian dokumen RSNI3
-Jajak Pendapat di SISPK
-Kompilasi hasil Jajak Pendapat dan
pembahasan dokumen hasil Jajak Pendapat
-Penyelesaian dokumen RASNI untuk proses
penetapan
-Proses Penetapan dan publikasi SNI
Waktu perumusan SNI adopsi
20
Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Tahapan Ratek dan Rakon
- Rapat teknis dan Rapat konsensus
- Penyelesaian dokumen RSNI3
- Jajak Pendapat melalui SISPK
- Kompilasi hasil Jajak Pendapat
- Penyelesaian dokumen RASNI untuk proses
penetapan
- Proses penetapan dan publikasi SNI
Adopsi identik metode republication-reprint
Waktu perumusan SNI adopsi
21
Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Tahapan Ratek dan Rakon JP
- Rapat teknis dan Rapat konsensus
- Penyelesaian dokumen RSNI3
- Jajak Pendapat di SISPK
- Kompilasi hasil Jajak Pendapat dan
pembahasan dokumen hasil Jajak
Pendapat
- Penyelesaian dokumen RASNI untuk
proses penetapan
- Proses Penetapan dan publikasi SNI
Adopsi identik metode terjemahan
Waktu perumusan SNI jalur mendesak
22
Bulan ke 1 2 3 4
Tahapan
Ratek
dan
Rakon
JP
- Rapat teknis dan Rapat konsensus
- Penyelesaian dokumen RSNI3
- Jajak Pendapat di SISPK 20 (dua puluh) hari
kalender, kompilasi hasil Jajak Pendapat dan
penyelesaian dokumen RASNI untuk proses
penetapan 10 (sepuluh) hari kalender
- Proses penetapan dan publikasi SNI
 Kriteria standar yang dapat diajukan melalui prosedur keperluan mendesak mencakup:
a) Keadaan luar biasa;
b) Bencana alam; atau
c) Kepentingan nasional, antara lain:
1. Perintah peraturan perundang-undangan;
2. Instruksi Presiden; atau
3. Program prioritas K/L dikuatkan dengan usulan dari pejabat minimal setingkat Eselon I
Waktu perumusan SNI amendemen
23
Bulan ke 1 2 3 4 5
Tahapan
Ratek
dan
Rakon
- Rapat teknis dan Rapat konsensus
- Penyelesaian dokumen RSNI3
- Jajak Pendapat di SISPK
- Kompilasi hasil Jajak Pendapat dan
penyelesaian dokumen RASNI untuk
proses penetapan
- Proses penetapan dan publikasi SNI
Waktu perumusan SNI ralat
24
Bulan ke 1 2
Tahapan
- Penyelesaian dokumen RASNI untuk proses penetapan
- Proses penetapan dan publikasi SNI
Komite Teknis Perumusan SNI
25
PAKAR DAN/ATAU AKADEMISI
KONSENSUS ANTAR
PEMANGKU KEPENTINGAN
PELAKU USAHA DAN/ATAU
ASOSIASI TERKAIT
KONSUMEN DAN/ATAU
ASOSIASI TERKAIT
PEMERINTAH
Ruang Lingkup Komite Teknis
26
 4.4 Ruang lingkup Komite Teknis ditetapkan oleh BSN dan sedapat
mungkin mengacu pada ruang lingkup Technical Committee
(TC)/Subcommittee (SC) yang dikembangkan oleh organisasi
standardisasi internasional atau SDO yang relevan. Komite Teknis tidak
boleh mengambil:
a. Sebagian ruang lingkup dari TC yang tidak memiliki SC; atau
b. Sebagian ruang lingkup dari SC.
 4.5 Ruang lingkup Komite Teknis mendeskripsikan suatu narasi tentang
lingkup standar yang dapat disusun/dirumuskan beserta batasan-batasan
terhadap lingkup standar yang tidak masuk dalam lingkup perumusan
Komite Teknis tersebut.
(PBSN No. 4/2018)
Tugas dan tanggung jawab Komite Teknis
a) Menyusun dan mengusulkan Program Nasional Perumusan Standar (PNPS)
b) Menetapkan konseptor dan editor RSNI.
c) Melaksanakan PNPS yang ditetapkan oleh BSN .
d) Melaksanakan Pemeliharaan SNI sesuai ketentuan yang berlaku.
e) Menyusun dan merumuskan tanggapan Indonesia terhadap draf standar
internasional dan dokumen lain yang terkait pengembangan standar internasional
f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh BSN dalam rangka pengembangan
standar nasional dan internasional sesuai kepentingan nasional.
g) Melaksanakan evaluasi program kerja dan partisipasi anggota Komite Teknis.
h) Menyusun laporan akhir tahun kinerja Komite Teknis.
(PBSN No. 4/2018)
27
Organisasi Komite Teknis
28
 Jumlah anggota termasuk ketua, wakil ketua (bila ada) dan sekretaris Komite Teknis
minimal sembilan (9) orang dan maksimal lima belas (15) orang dengan jumlah
anggota Komite Teknis harus ganjil dan tidak boleh mendominasi (melampaui
50 %) dari salah satu unsur pemangku kepentingan.
 Keahlian dari anggota Komite Teknis harus dapat mencakup mang lingkup Komite
Teknis.
 Ketua atau wakil ketua Komite Teknis masing-masing dapat merangkap maksimal
dua (2) Komite Teknis.
 Sekretaris suatu Komite Teknis dapat merangkap sebagai sekretaris Komite Teknis
lain, maksimal tiga (3) Komite Teknis.
Kaji ulang SNI
29
Istilah-istilah dalam kaji ulang:
 Kaji Ulang: Kegiatan pengecekan isi dan format SNI untuk ditetapkan kembali,
diubah, atau diabolisi dalam rangka menjaga kesesuaian SNI terhadap kepentingan
nasional dan kebutuhan pasar; mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,
inovasi dan teknologi; menilai kelayakan dan kekiniannya, serta menyesuaikan
dengan ketentuan penulisan SNI.
 Menetapkan kembali SNI: Penetapan kembali SNI tanpa perubahan substansi dan
perubahan editorial didasarkan pada hasil kaji ulang bahwa substansi dan editorial
SNI tersebut masih relevan, tidak memerlukan pemutakhiran substansi maupun
revisi editorial.
 Abolisi: Pencabutan SNI didasarkan pada hasil kaji ulang bahwa substansi SNI
tersebut tidak dapat diterapkan terhadap barang, jasa, proses, sistem dan/atau
personel yang diatur dengan ketentuan di dalam SNI tersebut.
 Revisi: Memasukkan semua perubahan yang diperlukan pada substansi SNI.
 Amendemen: Penambahan atau penghapusan sebagian kecil dari isi SNI
dikarenakan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta alasan
logis.
 Ralat (corr): Tindakan perbaikan atau pembetulan yang bersifat editorial pada
bagian tertentu dari isi SNI karena adanya kesalahan.
Urgensi Kaji ulang SNI
30
Introduction
Phase
Growth
Phase
Maturity
Phase
Decline
Phase
Time
Utilization
&
Economic
Impact
Promotion
Market
Acceptance
Loosing Value
(Out-of Date)
Seperti setiap produk baru, suatu standar nasional baru pada awalnya harus
diintroduksikan ke pasar. Pemanfaatan standar tersebut akan terus
meningkat tergantung pada keberterimaan dan manfaatnya. Semakin tinggi
keberterimaan dan manfaat dari suatu standar akan menimbulkan dampak
ekonomi yang semakin besar pula. Pada akhirnya suatu standar akan
ketinggalan jaman dan kehilangan nilainya.
Kebijakan Kaji ulang SNI
31
Kebijakan
1 kali dalam 5 tahun setelah
ditetapkan
Kaji ulang SNI dilakukan
terhadap
Kaji ulang dapat diusulkan
oleh pemangku kepentingan
kepada BSN.
BSN melihat kesesuaian
lingkup SNI dengan Komite
Teknis
 Perlu perubahan untuk
kepentingan nasional dan
kebutuhan pasar;
 Perlu perubahan karena
perkembangan ilmu
pengetahuan, inovasi,
dan teknologi;
 Perlu perubahan karena
aspek keamanan,
kesehatan, keselamatan
dan fungsi pelestarian
lingkungan;
 Ada perubahan acuan SNI
adopsi standar
internasional
Hasil Kaji ulang SNI
32
Usulan revisi SNI sebagai usulan PNPS
 Usulan abolisi kepada BSN
 Penayangan selama 1 bulan di website
BSN untuk menjaring tanggapan,
apabila tidak ada keberatan dari
stakeholder, akan ditindaklanjuti
dengan penerbitan SK abolisi SNI
Menetapkan
kembali SNI
Mengabolisi SNI
Merubah SNI
Revisi
Amendemen
Ralat (corr)
Usulan amendemen SNI sebagai usulan PNPS
Usulan ralat SNI kepada BSN disertai
dokumen pendukung
Usulan penetapan
kembali disertai
dokumen RSNI6 dalam
bentuk soft copy.
33

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...Muhamad Imam Khairy
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...Adelina Hutauruk
 
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahLandasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahJoy Irman
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumJoy Irman
 
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan KerjaKumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan KerjaMarino Alsangkily
 
Manajemen Risiko Fasyankes 2020
Manajemen Risiko Fasyankes 2020Manajemen Risiko Fasyankes 2020
Manajemen Risiko Fasyankes 2020Tini Wartini
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIFriyanto apri
 
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minuminfosanitasi
 
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)CIFOR-ICRAF
 
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan KegiatanVisi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan KegiatanDadang Solihin
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten JombangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten JombangPenataan Ruang
 
BUDIDAYA MAGOT.pptx
BUDIDAYA MAGOT.pptxBUDIDAYA MAGOT.pptx
BUDIDAYA MAGOT.pptxWartonoTono5
 
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di Surabaya
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di SurabayaPelatihan Monitoring dan Evaluasi di Surabaya
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di SurabayaRandy Wrihatnolo
 
1 b. faktor produksi usaha perikanan b
1 b. faktor produksi usaha perikanan b1 b. faktor produksi usaha perikanan b
1 b. faktor produksi usaha perikanan bAndary Aindåapryl
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaMuhamad Imam Khairy
 

La actualidad más candente (20)

Baku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udaraBaku mutu air, tanah, udara
Baku mutu air, tanah, udara
 
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat KerjaSNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
SNI 16-7058-2004 tentang Pengukuran Kadar Debu Total di Udara Tempat Kerja
 
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
SNI 19-7119.6-2005 tentang Udara Ambien - Bagian 6: Penentuan Lokasi Pengambi...
 
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan  Kesling dan Per...
Permenkes No. 32 tahun 2017 _ttg Standar Baku Mutu Kesehatan Kesling dan Per...
 
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air LimbahLandasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
Landasan Hukum Pengelolaan Air Limbah
 
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air MinumPerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
PerMenKes 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum
 
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan KerjaKumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
Kumpulan TOR / Kerangka Acuan Kerja
 
Manajemen Risiko Fasyankes 2020
Manajemen Risiko Fasyankes 2020Manajemen Risiko Fasyankes 2020
Manajemen Risiko Fasyankes 2020
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
 
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air MinumPedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
 
Perka bnpb no.2 tahun 2012
Perka bnpb no.2 tahun 2012Perka bnpb no.2 tahun 2012
Perka bnpb no.2 tahun 2012
 
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
Pengelolaan lahan basah (mangrove dan gambut)
 
Rtrw gresik
Rtrw gresik Rtrw gresik
Rtrw gresik
 
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan KegiatanVisi, Misi, Strategi, Kebijakan,  Program dan Kegiatan
Visi, Misi, Strategi, Kebijakan, Program dan Kegiatan
 
Penataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataanPenataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataan
 
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten JombangRencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang
 
BUDIDAYA MAGOT.pptx
BUDIDAYA MAGOT.pptxBUDIDAYA MAGOT.pptx
BUDIDAYA MAGOT.pptx
 
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di Surabaya
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di SurabayaPelatihan Monitoring dan Evaluasi di Surabaya
Pelatihan Monitoring dan Evaluasi di Surabaya
 
1 b. faktor produksi usaha perikanan b
1 b. faktor produksi usaha perikanan b1 b. faktor produksi usaha perikanan b
1 b. faktor produksi usaha perikanan b
 
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat KerjaSNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
SNI 7231:2009 tentang Metoda Pengukuran Intensitas Kebisingan di Tempat Kerja
 

Similar a SNI

Standardisasi, Akreditasi/Sertifikasi dan Tipologi Perpustakaan
Standardisasi, Akreditasi/Sertifikasi dan Tipologi PerpustakaanStandardisasi, Akreditasi/Sertifikasi dan Tipologi Perpustakaan
Standardisasi, Akreditasi/Sertifikasi dan Tipologi PerpustakaanTyo SBS
 
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Yogya 24 Mei 2017
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Yogya 24 Mei 2017Materi II Sosialisasi Permen SMPI Yogya 24 Mei 2017
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Yogya 24 Mei 2017direktoratkaminfo
 
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianUu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianMohammad Singgih
 
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaianUu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaianWinarto Winartoap
 
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahMemahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahDadang Solihin
 
Review Rancangan Awal Perda tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
Review  Rancangan Awal Perda tentang Sistem Perencanaan Pembangunan DaerahReview  Rancangan Awal Perda tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
Review Rancangan Awal Perda tentang Sistem Perencanaan Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Tata Kelola Anggaran pada Perguruan Tinggi Negeri
Tata Kelola Anggaran pada Perguruan Tinggi NegeriTata Kelola Anggaran pada Perguruan Tinggi Negeri
Tata Kelola Anggaran pada Perguruan Tinggi NegeriSujatmiko Wibowo
 
Pengantar-Standardisasi
Pengantar-StandardisasiPengantar-Standardisasi
Pengantar-StandardisasiMuhamadZaky12
 
materi dasar Stranas PPK; Menatap Indonesia Bersih Tanpa Korupsi
materi dasar Stranas PPK; Menatap Indonesia Bersih Tanpa Korupsimateri dasar Stranas PPK; Menatap Indonesia Bersih Tanpa Korupsi
materi dasar Stranas PPK; Menatap Indonesia Bersih Tanpa KorupsiAgustanto Imam Suprayoghie
 
Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional
Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan NasionalSinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional
Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan NasionalDadang Solihin
 
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahReview Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahDadang Solihin
 
2024 03 Kick Off Meeting KLHS RPJPD Kab. POLMAN.pptx
2024 03 Kick Off Meeting KLHS RPJPD Kab. POLMAN.pptx2024 03 Kick Off Meeting KLHS RPJPD Kab. POLMAN.pptx
2024 03 Kick Off Meeting KLHS RPJPD Kab. POLMAN.pptxSyarifAmin1
 
Status NAMAs dan NAMAs Registry: Beberapa Catatan
Status NAMAs dan NAMAs Registry: Beberapa CatatanStatus NAMAs dan NAMAs Registry: Beberapa Catatan
Status NAMAs dan NAMAs Registry: Beberapa CatatanFarhan Helmy
 
Silabus Pelatihan Nasional "PERCEPATAN Peningkatan Penggunaan PRODUK DN pada ...
Silabus Pelatihan Nasional "PERCEPATAN Peningkatan Penggunaan PRODUK DN pada ...Silabus Pelatihan Nasional "PERCEPATAN Peningkatan Penggunaan PRODUK DN pada ...
Silabus Pelatihan Nasional "PERCEPATAN Peningkatan Penggunaan PRODUK DN pada ...Kanaidi ken
 
Silabus Pelatihan _Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan ...
Silabus Pelatihan _Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan ...Silabus Pelatihan _Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan ...
Silabus Pelatihan _Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan ...Kanaidi ken
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Khalid Mustafa
 

Similar a SNI (20)

Standardisasi, Akreditasi/Sertifikasi dan Tipologi Perpustakaan
Standardisasi, Akreditasi/Sertifikasi dan Tipologi PerpustakaanStandardisasi, Akreditasi/Sertifikasi dan Tipologi Perpustakaan
Standardisasi, Akreditasi/Sertifikasi dan Tipologi Perpustakaan
 
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Yogya 24 Mei 2017
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Yogya 24 Mei 2017Materi II Sosialisasi Permen SMPI Yogya 24 Mei 2017
Materi II Sosialisasi Permen SMPI Yogya 24 Mei 2017
 
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianUu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
 
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaianUu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu nomor 20 tahun 2014 standardisasi dan penilaian kesesuaian
 
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahMemahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Memahami Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
 
Budget
BudgetBudget
Budget
 
Budgeting
BudgetingBudgeting
Budgeting
 
Review Rancangan Awal Perda tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
Review  Rancangan Awal Perda tentang Sistem Perencanaan Pembangunan DaerahReview  Rancangan Awal Perda tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
Review Rancangan Awal Perda tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah
 
Tata Kelola Anggaran pada Perguruan Tinggi Negeri
Tata Kelola Anggaran pada Perguruan Tinggi NegeriTata Kelola Anggaran pada Perguruan Tinggi Negeri
Tata Kelola Anggaran pada Perguruan Tinggi Negeri
 
Pengantar-Standardisasi
Pengantar-StandardisasiPengantar-Standardisasi
Pengantar-Standardisasi
 
Prinsip Dasar Pengembangan Standar
Prinsip Dasar Pengembangan StandarPrinsip Dasar Pengembangan Standar
Prinsip Dasar Pengembangan Standar
 
materi dasar Stranas PPK; Menatap Indonesia Bersih Tanpa Korupsi
materi dasar Stranas PPK; Menatap Indonesia Bersih Tanpa Korupsimateri dasar Stranas PPK; Menatap Indonesia Bersih Tanpa Korupsi
materi dasar Stranas PPK; Menatap Indonesia Bersih Tanpa Korupsi
 
Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional
Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan NasionalSinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional
Sinkronisasi Prolegnas dengan Perencanaan Pembangunan Nasional
 
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah DaerahReview Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Review Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
 
2024 03 Kick Off Meeting KLHS RPJPD Kab. POLMAN.pptx
2024 03 Kick Off Meeting KLHS RPJPD Kab. POLMAN.pptx2024 03 Kick Off Meeting KLHS RPJPD Kab. POLMAN.pptx
2024 03 Kick Off Meeting KLHS RPJPD Kab. POLMAN.pptx
 
Status NAMAs dan NAMAs Registry: Beberapa Catatan
Status NAMAs dan NAMAs Registry: Beberapa CatatanStatus NAMAs dan NAMAs Registry: Beberapa Catatan
Status NAMAs dan NAMAs Registry: Beberapa Catatan
 
Teori akuntansi psak
Teori akuntansi psakTeori akuntansi psak
Teori akuntansi psak
 
Silabus Pelatihan Nasional "PERCEPATAN Peningkatan Penggunaan PRODUK DN pada ...
Silabus Pelatihan Nasional "PERCEPATAN Peningkatan Penggunaan PRODUK DN pada ...Silabus Pelatihan Nasional "PERCEPATAN Peningkatan Penggunaan PRODUK DN pada ...
Silabus Pelatihan Nasional "PERCEPATAN Peningkatan Penggunaan PRODUK DN pada ...
 
Silabus Pelatihan _Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan ...
Silabus Pelatihan _Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan ...Silabus Pelatihan _Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan ...
Silabus Pelatihan _Percepatan Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri dan ...
 
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
Pengantar Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Materi 1)
 

Más de Instansi

Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...Instansi
 
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdfDewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdfInstansi
 
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdfKristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdfInstansi
 
EVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdfEVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdfInstansi
 
EVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdfEVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdfInstansi
 
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdfBattery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdfInstansi
 
EVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdfEVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdfInstansi
 
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdfANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdfInstansi
 
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdfFinal Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdfInstansi
 
EVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdfEVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdfInstansi
 
EVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdfEVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdfInstansi
 
EVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdfEVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdfInstansi
 
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdfSNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdfInstansi
 
Tesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training KompetensiTesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training KompetensiInstansi
 
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdfMotivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdfInstansi
 
materi SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfmateri SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfInstansi
 
Smart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISOSmart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISOInstansi
 
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)Instansi
 
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hariMenemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hariInstansi
 
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...Instansi
 

Más de Instansi (20)

Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
Heri Subagyo_Pupuk Kaltim_Manfaat Implementasi Sistem Manajemen Energi SNI IS...
 
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdfDewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
Dewi Komalasari_BSN_SME-Persyaratan dengan pedoman penggunaan.pdf
 
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdfKristianto W_BSN_Dukungan SNI  Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
Kristianto W_BSN_Dukungan SNI Dalam Meningkatkan Efisiensi Energi.pdf
 
EVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdfEVS-06-33e.pdf
EVS-06-33e.pdf
 
EVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdfEVE-07-14e.pdf
EVE-07-14e.pdf
 
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdfBattery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
Battery Management System For Electric Vehicle Applications.pdf
 
EVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdfEVS-08-19e.pdf
EVS-08-19e.pdf
 
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdfANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
ANSI_EVSP_Roadmap_May_2013.pdf
 
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdfFinal Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
Final Product information and specification_20170802 to BSN.pdf
 
EVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdfEVS-04-12e.pdf
EVS-04-12e.pdf
 
EVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdfEVS-1-08 (1).pdf
EVS-1-08 (1).pdf
 
EVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdfEVS-1-08.pdf
EVS-1-08.pdf
 
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdfSNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
SNI UNTUK DAYA SAING PRODUK DAN JASA.pdf
 
Tesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training KompetensiTesis tentang Training Kompetensi
Tesis tentang Training Kompetensi
 
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdfMotivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
Motivation at work Deck_HR Business Talks 18 January 2022.pdf
 
materi SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdfmateri SNI dan CPPOB.pdf
materi SNI dan CPPOB.pdf
 
Smart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISOSmart City sesuai Standar ISO
Smart City sesuai Standar ISO
 
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
Success story umkm_program_pembinaan_penerapan_sni-bsn_(2018)
 
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hariMenemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
Menemukan ikigai dalam pekerjaan sehari hari
 
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
ISO 37001 : Anti Bribery Management System Fraud & Bribery Concepts, Laws & R...
 

Último

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAnthonyThony5
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024DEDI45443
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxBudyHermawan3
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptMuhammadNorman9
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukumbrunojahur
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1RomaDoni5
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxwansyahrahman77
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...citraislamiah02
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditYOSUAGETMIRAJAGUKGUK1
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxAmandaJesica
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfNetraHartana
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...mayfanalf
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorDi Prihantony
 

Último (13)

Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah PemerintahAdministrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
Administrasi_pengelolaan_hibah Pemerintah
 
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
Sosialisasi OSS RBA dan SIINAs Tahun 2024
 
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptxMateri Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
Materi Membangun Budaya Ber-Integritas Antikorupsi bagi ASN .pptx
 
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.pptmata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
mata pelajaran geografi ANTROPOSFER 2.ppt
 
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara HukumMAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
MAKALAH KELOMPOK II (1).pdf Prinsip Negara Hukum
 
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
UUD NRI TAHUN 1945 TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN PASAL 28D AYAT 1
 
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptxSOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
SOSIALISASI RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN DI KOTA MAKASSAR.pptx
 
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
Aksi Nyata KKTP.pdAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata KKTP.pdf.pptxAksi Nyata ...
 
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka KreditPermen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
 
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptxemka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
emka_Slide Recall Modul Melakukan Perencanaan PBJP Level 1 V3.1.pptx
 
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdfINDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
INDIKATOR DAN SUB INDIKATOR MCP PELAYANAN PUBLIK.pdf
 
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
Upaya Indonesia dalam menyelesaikan sengketa dengan Timor Timur hingga tercip...
 
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administratorevaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
evaluasi essay agenda 3 pelatihan kepemimpinan administrator
 

SNI

  • 1. Kebijakan Pengembangan SNI Disampaikan pada: Workshop Konseptor dan Editor Perumus SNI Jakarta, 14 Juli 2020
  • 2. Regulasi Standardisasi dan Penilaian Kesesuian 1. Undang – Undang No.20 Tahun 2014 tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian 2. Peraturan Pemerintah No.34 Tahun 2018 tentang Sistem Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian 3. Perpres No.4 Tahun 2018 tentang Badan Standardisasi Nasional 4. Peraturan BSN No.20 Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja BSN 5. Berbagai peraturan teknis pada pengembangan standar dan peniliaian kesesuaian (Skema dan Akreditasi) Catatan: Sebelumnya sistem standardisasi nasional mengacu pada PP 102 tahun 2000 1
  • 3. Tujuan Standardisasi 2 Meningkatkan jaminan mutu, efisiensi produksi, daya saing nasional, persaingan usaha yang sehat dan transparan dalam perdagangan, kepastian usaha, dan kemampuan Pelaku Usaha, serta kemampuan inovasi teknologi; Meningkatkan perlindungan kepada konsumen, Pelaku Usaha, tenaga kerja, dan masyarakat lainnya, serta negara, baik dari aspek keselamatan, keamanan, kesehatan, maupun pelestarian fungsi lingkungan hidup; dan Meningkatkan kepastian, kelancaran, dan efisiensi transaksi perdagangan Barang dan/atau Jasa di dalam negeri dan luar negeri.
  • 4. Garis Besar Sistem Standardisasi dan Peniliaian Kesesuaian (UU No 20 tahun 2014 dan PP 34 thn 2018) 3 LPK melakukan kegiatan PK akreditasi LPK ketertelusuran hasil PK perencanaan SNI perumusan SNI penetapan SNI pemeliharaan SNI hasil PK pembinaan sistem informasi kerjasama penerapan SNI secara sukarela pemberlakuan SNI secara wajib pengawasan; evaluasi efektifitas bukti kesesuaian litbang kebijakan nasional
  • 5. Lingkup Standardisasi 4 Rancang bangun Transportasi Perumahan/gedung Makanan Pertanian Kehutanan Tekstil Kimia Keuangan Ilmu pengetahuan Pendidikan Nasional Assosiasi Perusahaan Individu Internasional Tingkatan Nomenklatur, Simbol Spesifikasi Sampling dan inspeksi Pengujian dan Analisa Pengelompokan dan klasifikasi Penyederhanaan, Rasionalisasi Aturan praktis Pengemasan dan pelabelan Bentuk dan kontrak Subyek Ref Standardization a New Discipline L. C. Verman
  • 6. Transformasi Kebijakan Pengembangan SNI 5 Percepatan pelaksanaan perumusan SNI Penguatan monitoring setiap tahapan perumusan SNI Mendukung sinergitas kebutuhan industri dengan program pemerintah Mengidentifikasi LPK potensial sejak SNI akan dirumuskan Sinkronisasi pengembangan standar internasional (mirroring ISO/IEC/SDO)
  • 7. Peraturan BSN terkait pengembangan SNI 6 PerkaBSN No. 04/2016 Pedoman penulisan SNI Berlaku mulai tgl 9 Agt 2016 Sedang direvisi menyesuaikn ISO/IEC Dir. Part 2 PBSN No. 2 /2018 Pedoman adopsi std & publikasi int’l menjadi SNI Berlaku mulai tgl 22 Feb 2018 PBSN No. 3/2018 Pedoman pengembangan SNI Berlaku mulai tgl 30 Apr 2019 PBSN No. 4/2018 Pedoman pengelolaan Komtek perumusan SNI Berlaku mulai tgl 30 Apr 2018 Transisi s/d 30 Apr 2020 PBSN No. 6/2018 Pedoman kaji ulang SNI Berlaku mulai tgl 4 Mei 2018 PBSN No. 12/2018 Pedoman tata cara penomoran SNI Berlaku mulai tgl 27 Des 2018
  • 8. Perumusan SNI 7 Standar adalah persyaratan teknis atau sesuatu yang dibakukan, termasuk tata cara dan metode yang disusun berdasarkan konsensus semua pihak/ Pemerintah/keputusan internasional yang terkait dengan memperhatikan syarat keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, pengalaman, serta perkembangan masa kini dan masa depan untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya. (pasal 1, ayat 3) SNI adalah Standar yang ditetapkan oleh BSN dan berlaku di wilayah NKRI (pasal 1, ayat 7) Perumusan SNI didasarkan pada PNPS (pasal 12, ayat 1) Perumusan SNI memperhatikan waktu penyelesaian yang efektif dan efisien (pasal 12, ayat 2) SNI dirumuskan memperhatikan ketersediaan sumber daya, kepentingan nasional, hasil penelitian, inovasi, dan/atau pengalaman (pasal 13, ayat 1) Dalam hal terdapat standar internasional, SNI dirumuskan selaras dengan standar internasional melalui: a) adopsi standar internasional dengan mempertimbangkan kepentingan nasional untuk menghadapi perdagangan global; atau b) modifikasi standar internasional disesuaikan dengan perbedaan iklim, lingkungan, geologi, geografis, kemampuan teknologi, dan kondisi spesifik lain (pasal 13, ayat 2) (UU No.20 Tahun 2014)
  • 9. Perumusan SNI 8 Untuk kepentingan nasional, SNI dapat dirumuskan tidak selaras dengan standar internasional (pasal 13, ayat 3) Dalam melaksanakan perumusan SNI, BSN membentuk Komite Teknis(pasal 14, ayat 3) (UU No.20 Tahun 2014) BSN melakukan jajak pendapat atas rancangan SNI yang dirumuskan oleh Komite teknis (pasal 15, ayat 1) Masyarakat dapat memberikan masukan terhadap rancangan SNI sebagimana dimaksud pada ayat (1). (pasal 15, ayat 2) Masukan seagaimana dimaksud pada ayat (2) dapat menjadi bahan pertimbangan bagi Komite teknis. (pasal 15, ayat 3)
  • 10. Prinsip Perumusan SNI 9 Coherence Development dimension Openess Transparency Consensus and impartiality Effectiveness and relevance Adopted from the Decision of the WTO-TBT Second triennial review Terbuka bagi siapa saja untuk berpartisipasi dalam proses perumusan standar melalui jalur Komite Teknis atau masyarakat langsung Prosesnya dapat diikuti secara transparan melalui media IT Pelaksanaannya melalui konsensus nasional dan tidak memihak Standar dibuat sesuai kebutuhan pasar, hasilnya harus efektif dipakai untuk fasilitasi perdagangan SNI dibuat dgn memperhatikan keberadaan standar internasional, sebaiknya harmonis dengan standar internasional Memberikan kesempatan kepada UKM dan daerah untuk berpartisipasi dalam perumusan SNI
  • 11. PROGRAM NASIONAL PERUMUSAN STANDAR (PNPS) 10 Kebijakan nasional SPK Perlindungan konsumen Kebutuhan pasar Perkembangan Standar Internasional Kesepakatan Regional & Internasional Kemampuan IPTEK Kondisi flora, fauna dan LH Kemampuan & kebutuhan industri DN Keyakinan beragama Budaya & kearifan lokal PNPS a. Prioritas nasional; b. Hasil kaji ulang SNI; c. Kebutuhan SNI mendesak;
  • 12. Penyusunan kajian usulan PNPS 11 Kebutuhan pengembangan SNI juga perlu memperhatikan:  Komtek harus memperhatikan dan menjaring masukan dari pemangku kepentingan;  Memperhatikan sumber daya serta waktu untuk penyelesaian perumusan RSNI;  Kesesuaian usulan dengan lingkup Komtek;  Potensi duplikasi atau keterkaitan usulan dari Komtek yang berbeda;  Potensi duplikasi dengan SNI yang telah ada;  Potensi duplikasi dengan perumusan RSNI yang sedang dilaksanakan;  Komtek menunjuk konseptor untuk merumuskan RSNI untuk menyusun konsep RSNI minimal dalam bentuk outline RSNI.
  • 13. Pengusulan PNPS 12  Usulan PNPS dapat disampaikan kepada BSN dengan menggunakan formulir usulan PNPS melalui SISPK (mencakup: konseptor, judul PNPS, ruang lingkup, jenis dan jalur perumusan, informasi paten, tujuan dan justifikasi kesesuaian program pemerintah, manfaat standar, rencana penerapan standar terkait regulasi, LPK potensial dan outline RSNI).  Apabila Komtek mengusulkan perumusan SNl berseri, maka pengusulan ke BSN harus disampaikan dalam bentuk rencana standar yang akan menjadi bagian dari standar berseri tersebut.  BSN menayangkan usulan PNPS selama 30 hari kalender di website SISPK untuk mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan dan masyarakat termasuk informasi hak paten.  Apabila PNPS mengandung unsur paten, perumusan SNI dapat dilanjutkan apabila pemilik hak paten mengijinkan patennya dicantumkan dalam SNI tanpa dikenakan biaya (menjadi milik publik). Dalam hal ini, pemilik paten harus menandatangani formulir kesediaan pencantuman paten dalam SNI.
  • 14. Penetapan, perpanjangan dan pembatalan PNPS 13  PNPS ditetapkan dengan Keputusan Kepala BSN untuk periode 1 (satu) tahun sebagai skala prioritas program perumusan SNI.  Dalam hal proses perumusan SNI yang termasuk dalam PNPS tidak dapat diselesaikan pada tahun berjalan maka dapat dilakukan perpanjangan pada tahun berikutnya.  Perpanjangan PNPS dibatasi hanya 1 (satu) kali perpanjangan.  Apabila setelah diperpanjang sebanyak 1 (satu) kali proses perumusan SNI yang termasuk dalam PNPS tidak juga dapat diselesaikan, maka harus diusulkan kembali sebagai PNPS baru.  Jika Komtek tidak dapat menyelesaikan PNPS tersebut pada tahun berjalan maka dapat mengajukan pembatalan PNPS. PNPS yang sudah dibatalkan dapat diajukan kembali dengan justifikasi yang jelas.
  • 15. Proses perumusan SNI 14 *) jika berdasarkan rapat pembahasan hasil JP, terdapat perubahan substansi yang besar (justifikasi dari BSN) KOMTEK Drafting RSNI Kaji Ulang Perencanaan Drafting/ Ratek/Rakon E-balloting Jajak Pendapat Pemeliharaan MASYARAKAT Jajak Pendapat Jajak Pendapat Ulang*) Usulan PNPS BSN Penetapan PNPS Verifikasi SISPK Penetapan (SNI) RASNI Publikasi KKPS RSNI6 RSNI5*) RSNI4 Pembahasan tanggapan Publikasi Usulan PNPS Usulan PNPS RSNI1 RSNI2 RSNI3 Abolisi Publikasi Usulan abolisi Kajian 1 2 3 4
  • 16. Tahapan Proses Perumusan SNI 15 Kegiatan perumusan Pelaksana Peserta Dokumen yang dihasilkan Penyusunan konsep (drafting) Konseptor Konseptor RSNI1 Rapat teknis 1) Komtek Konseptor, Komtek, pemangku kepentingan terkait, BSN dan Tenaga Pengendali Mutu SNI2) RSNI2 Rapat Konsensus Komtek Konseptor, Komtek, pemangku kepentingan terkait, BSN dan Tenaga Pengendali Mutu SNI RSNI3 Jajak pendapat (public enquiry) BSN Pemangku kepentingan 3) data tanggapan publik 4) Pembahasan RSNI3 hasil JP 5) BSN Konseptor, Komtek, BSN, dan pemangku kepentingan RSNI4 Jajak pendapat ulang (public enquiry) BSN Pemangku kepentingan 3) data tanggapan publik Pembahasan RSNI4 hasil JP ulang BSN Konseptor, Komtek, BSN, dan pemangku kepentingan RSNI5 6) Pembahasan RSNI hasil kaji ulang Komtek Komtek, BSN, pemangku kepentingan RSNI6 7) Penyempurnaan RSNI4/5/6 untuk penetapan BSN BSN RASNI Penetapan SNI BSN BSN SNI
  • 17. Pelaksanaan Rapat Teknis 16 >> Rapat Teknis (Ratek):  RSNI1 bahan rapat teknis sudah disirkulasi  Dilaksanakan Komtek setelah PNPS ditetapkan  Memperhatikan pandangan seluruh peserta rapat (konseptor, anggota Komtek, sekretariat Komtek dan pemangku kepentingan lain)  Bisa mengundang pakar jika diperlukan  Dapat hadir Tenaga Pengendali Mutu SNI  Menginformasikan pelaksanaan rapat teknis kepada BSN.  Substansi pembahasan dicatat secara lengkap dalam notulen, berita acara dan daftar hadir  RSNI2 hasil pembahasan dan dokumen terkait dikirimkan ke BSN (soft copy)  Apabila terjadi perubahan jalur perumusan SNI (amendemen, ralat, dan revisi serta adopsi identik dan modifikasi) harus diberitahukan kepada BSN
  • 18. Pelaksanaan Rapat Konsensus 17 >> Rapat Konsensus (Rakon):  RSNI2 bahan rapat konsensus sudah disirkulasi  Pembahasan substansi telah diselesaikan pada saat ratek  Harus dihadiri oleh Tenaga Pengendali Mutu SNI  Rapat konsensus dinyatakan sah (valid) apabila rapat mencapai kuorum (2/3 anggota Komtek dan semua pihak terwakili)  Dapat dilakukan teleconference, untuk penghitungan kuorum (hadir fisik min. 50 % anggota Komtek)  Seluruh substansi pembahasan rapat konsensus harus dicatat secara lengkap, akurat, mudah dibaca dan dimengerti dalam notulen, berita acara dan daftar hadir  Dokumen hasil rapat konsensus (RSNI3) bersifat final (tanpa perubahan subtansi dan perubahan editorial).  Dokumen asli RSNI2 yang memuat catatan-catatan kesepakatan rapat ditandatangani sekurang-kurangnya oleh pimpinan rapat dan sekretaris  Finalisasi dokumen RSNI3 paling lama 10 (sepuluh) hari kerja setelah rakon
  • 19. Perkiraan Waktu Pengusulan PNPS 18 Bulan ke 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 Tahapan - Usulan PNPS tahun berikut - Publikasi 30 hari PNPS ke masyarakat - KKPS untuk PNPS tahun berikut - Penetapan PNPS tahun berjalan - Usulan PNPS (perubahan) - Publikasi 30 hari PNPS (perubahan) ke masyarakat (web SISPK) - KKPS untuk PNPS (perubahan) tahun berjalan dan penetapan PNPS (perubahan)
  • 20. Waktu perumusan SNI jalur normal 19 Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Tahapan Ratek dan Rakon JP -Rapat teknis dan Rapat konsensus -Penyelesaian dokumen RSNI3 -Jajak Pendapat di SISPK -Kompilasi hasil Jajak Pendapat dan pembahasan dokumen hasil Jajak Pendapat -Penyelesaian dokumen RASNI untuk proses penetapan -Proses Penetapan dan publikasi SNI
  • 21. Waktu perumusan SNI adopsi 20 Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Tahapan Ratek dan Rakon - Rapat teknis dan Rapat konsensus - Penyelesaian dokumen RSNI3 - Jajak Pendapat melalui SISPK - Kompilasi hasil Jajak Pendapat - Penyelesaian dokumen RASNI untuk proses penetapan - Proses penetapan dan publikasi SNI Adopsi identik metode republication-reprint
  • 22. Waktu perumusan SNI adopsi 21 Bulan ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Tahapan Ratek dan Rakon JP - Rapat teknis dan Rapat konsensus - Penyelesaian dokumen RSNI3 - Jajak Pendapat di SISPK - Kompilasi hasil Jajak Pendapat dan pembahasan dokumen hasil Jajak Pendapat - Penyelesaian dokumen RASNI untuk proses penetapan - Proses Penetapan dan publikasi SNI Adopsi identik metode terjemahan
  • 23. Waktu perumusan SNI jalur mendesak 22 Bulan ke 1 2 3 4 Tahapan Ratek dan Rakon JP - Rapat teknis dan Rapat konsensus - Penyelesaian dokumen RSNI3 - Jajak Pendapat di SISPK 20 (dua puluh) hari kalender, kompilasi hasil Jajak Pendapat dan penyelesaian dokumen RASNI untuk proses penetapan 10 (sepuluh) hari kalender - Proses penetapan dan publikasi SNI  Kriteria standar yang dapat diajukan melalui prosedur keperluan mendesak mencakup: a) Keadaan luar biasa; b) Bencana alam; atau c) Kepentingan nasional, antara lain: 1. Perintah peraturan perundang-undangan; 2. Instruksi Presiden; atau 3. Program prioritas K/L dikuatkan dengan usulan dari pejabat minimal setingkat Eselon I
  • 24. Waktu perumusan SNI amendemen 23 Bulan ke 1 2 3 4 5 Tahapan Ratek dan Rakon - Rapat teknis dan Rapat konsensus - Penyelesaian dokumen RSNI3 - Jajak Pendapat di SISPK - Kompilasi hasil Jajak Pendapat dan penyelesaian dokumen RASNI untuk proses penetapan - Proses penetapan dan publikasi SNI
  • 25. Waktu perumusan SNI ralat 24 Bulan ke 1 2 Tahapan - Penyelesaian dokumen RASNI untuk proses penetapan - Proses penetapan dan publikasi SNI
  • 26. Komite Teknis Perumusan SNI 25 PAKAR DAN/ATAU AKADEMISI KONSENSUS ANTAR PEMANGKU KEPENTINGAN PELAKU USAHA DAN/ATAU ASOSIASI TERKAIT KONSUMEN DAN/ATAU ASOSIASI TERKAIT PEMERINTAH
  • 27. Ruang Lingkup Komite Teknis 26  4.4 Ruang lingkup Komite Teknis ditetapkan oleh BSN dan sedapat mungkin mengacu pada ruang lingkup Technical Committee (TC)/Subcommittee (SC) yang dikembangkan oleh organisasi standardisasi internasional atau SDO yang relevan. Komite Teknis tidak boleh mengambil: a. Sebagian ruang lingkup dari TC yang tidak memiliki SC; atau b. Sebagian ruang lingkup dari SC.  4.5 Ruang lingkup Komite Teknis mendeskripsikan suatu narasi tentang lingkup standar yang dapat disusun/dirumuskan beserta batasan-batasan terhadap lingkup standar yang tidak masuk dalam lingkup perumusan Komite Teknis tersebut. (PBSN No. 4/2018)
  • 28. Tugas dan tanggung jawab Komite Teknis a) Menyusun dan mengusulkan Program Nasional Perumusan Standar (PNPS) b) Menetapkan konseptor dan editor RSNI. c) Melaksanakan PNPS yang ditetapkan oleh BSN . d) Melaksanakan Pemeliharaan SNI sesuai ketentuan yang berlaku. e) Menyusun dan merumuskan tanggapan Indonesia terhadap draf standar internasional dan dokumen lain yang terkait pengembangan standar internasional f) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh BSN dalam rangka pengembangan standar nasional dan internasional sesuai kepentingan nasional. g) Melaksanakan evaluasi program kerja dan partisipasi anggota Komite Teknis. h) Menyusun laporan akhir tahun kinerja Komite Teknis. (PBSN No. 4/2018) 27
  • 29. Organisasi Komite Teknis 28  Jumlah anggota termasuk ketua, wakil ketua (bila ada) dan sekretaris Komite Teknis minimal sembilan (9) orang dan maksimal lima belas (15) orang dengan jumlah anggota Komite Teknis harus ganjil dan tidak boleh mendominasi (melampaui 50 %) dari salah satu unsur pemangku kepentingan.  Keahlian dari anggota Komite Teknis harus dapat mencakup mang lingkup Komite Teknis.  Ketua atau wakil ketua Komite Teknis masing-masing dapat merangkap maksimal dua (2) Komite Teknis.  Sekretaris suatu Komite Teknis dapat merangkap sebagai sekretaris Komite Teknis lain, maksimal tiga (3) Komite Teknis.
  • 30. Kaji ulang SNI 29 Istilah-istilah dalam kaji ulang:  Kaji Ulang: Kegiatan pengecekan isi dan format SNI untuk ditetapkan kembali, diubah, atau diabolisi dalam rangka menjaga kesesuaian SNI terhadap kepentingan nasional dan kebutuhan pasar; mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, inovasi dan teknologi; menilai kelayakan dan kekiniannya, serta menyesuaikan dengan ketentuan penulisan SNI.  Menetapkan kembali SNI: Penetapan kembali SNI tanpa perubahan substansi dan perubahan editorial didasarkan pada hasil kaji ulang bahwa substansi dan editorial SNI tersebut masih relevan, tidak memerlukan pemutakhiran substansi maupun revisi editorial.  Abolisi: Pencabutan SNI didasarkan pada hasil kaji ulang bahwa substansi SNI tersebut tidak dapat diterapkan terhadap barang, jasa, proses, sistem dan/atau personel yang diatur dengan ketentuan di dalam SNI tersebut.  Revisi: Memasukkan semua perubahan yang diperlukan pada substansi SNI.  Amendemen: Penambahan atau penghapusan sebagian kecil dari isi SNI dikarenakan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta alasan logis.  Ralat (corr): Tindakan perbaikan atau pembetulan yang bersifat editorial pada bagian tertentu dari isi SNI karena adanya kesalahan.
  • 31. Urgensi Kaji ulang SNI 30 Introduction Phase Growth Phase Maturity Phase Decline Phase Time Utilization & Economic Impact Promotion Market Acceptance Loosing Value (Out-of Date) Seperti setiap produk baru, suatu standar nasional baru pada awalnya harus diintroduksikan ke pasar. Pemanfaatan standar tersebut akan terus meningkat tergantung pada keberterimaan dan manfaatnya. Semakin tinggi keberterimaan dan manfaat dari suatu standar akan menimbulkan dampak ekonomi yang semakin besar pula. Pada akhirnya suatu standar akan ketinggalan jaman dan kehilangan nilainya.
  • 32. Kebijakan Kaji ulang SNI 31 Kebijakan 1 kali dalam 5 tahun setelah ditetapkan Kaji ulang SNI dilakukan terhadap Kaji ulang dapat diusulkan oleh pemangku kepentingan kepada BSN. BSN melihat kesesuaian lingkup SNI dengan Komite Teknis  Perlu perubahan untuk kepentingan nasional dan kebutuhan pasar;  Perlu perubahan karena perkembangan ilmu pengetahuan, inovasi, dan teknologi;  Perlu perubahan karena aspek keamanan, kesehatan, keselamatan dan fungsi pelestarian lingkungan;  Ada perubahan acuan SNI adopsi standar internasional
  • 33. Hasil Kaji ulang SNI 32 Usulan revisi SNI sebagai usulan PNPS  Usulan abolisi kepada BSN  Penayangan selama 1 bulan di website BSN untuk menjaring tanggapan, apabila tidak ada keberatan dari stakeholder, akan ditindaklanjuti dengan penerbitan SK abolisi SNI Menetapkan kembali SNI Mengabolisi SNI Merubah SNI Revisi Amendemen Ralat (corr) Usulan amendemen SNI sebagai usulan PNPS Usulan ralat SNI kepada BSN disertai dokumen pendukung Usulan penetapan kembali disertai dokumen RSNI6 dalam bentuk soft copy.
  • 34. 33