Program CSR dan COMDEV untuk industri ekstratif memberikan ringkasan singkat tentang tujuan, prinsip, dan pendekatan program yang direkomendasikan untuk membangun masyarakat secara berkelanjutan melalui pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan pemberdayaan ekonomi.
1. CSR & COMDEV
Program
for Extractive Industry
By :
St Felix Lamuri
2. CSR vs COMDEV
• Secara mendasar, CSR dan Community Development tidak
memiliki perbedaan tujuan:
memberi kontribusi perubahan kepada komunitas/individu yang
terkena dan memberi dampak, baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada proses bisnis dan reputasi perusahaan
• Secara teknis memiliki sistem manajemen yang serupa :
- Daur hidup, Tools, Dokumen, Monitoring dan Pelaporan
• Sasaran kedua model pendekatan juga nyaris sama.
• Memiliki keterkaitan langsung yang kental dengan strategi
business perusahaan : reputation & risk management.
• Secara filosofi memiliki matra yg setara : Beyond Compliance
dan Sustainability.
• Pembedanya pada cakupan wilayah :
COMDEV Lokalistik, CSR Nasional
3. CD Community Development
Old Approach • Environmental Mitigation “Do No Harm”
• Unilateral decisions
• Cash Contributions “Handouts”
Thinking About
• Ad hoc philanthropy programs
Development • No results measurement
• Examples: Building Schools, Clinics
• Strategic community investment
New International • Conduct social baseline study
Best Practice • Participative method (consultation)
• Identify metrics for monitoring results
• Communicate development results to
stakeholders
4. CD Common Comments
• “Kita menghabiskan banyak uang tapi hubungan dengan
komunitas tidak berkembang (bahkan terkadang malah
memburuk)…”
• “Program Comdev itu sendiri kerap jadi sumber konflik…”
• “Stakeholders lokal menjadi tergantung kepada kami…”
• “Sarana dan infrastruktur yg kami bangun kerap
terbengkelai dan tidak dipakai…”
• “Ujung-ujungnya, sedikit sekali yang dapat kami tunjukan
dari semua resources yang dipakai…”
• “Permintaan tanpa henti dari warga, susah utk bilang “no”
• “Kami kerap terseret ratusan kepentingan warga…”
• “Seringkali berakhir pada keputusan pemerintah (pusat)…”
• “Program kami sedikit sekali yg berkaitan core business..”
5. CD General Causes
Keterbatasan Pemahaman atas konteks lokal yg kompleks
Pendekatan reaktif atas permintaan warga
Lebih suka “giving” (grants & donasi) daripada “investing”
Tidak ada inisiasi atas exit strategy
Fokus pada proyek jangka pendek saja
Comdev tersisih dari bagian operasi bisnis yang lainnya
Rendahnya partisipasi & rasa memiliki (ownership) dari
pemangku kepentingan lokal
Kegagalan mengukur dampak (ketiadaan baseline /hanya
fokus pada outputs saja)
Kurangnya transparansi dan kriteria yang jelas
Kurangnya korelasi dengan business objectives/core
competencies
6. CD Pendekatan Teoritis
Prinsip Partisipasi
Keterlibatan warga dalam mengambil keputusan, membuat
komitmen dan melaksanakannya harus menjadi milestone
sehingga rasa memiliki (sense of ownership) akan muncul dalam
proses teknis berikutnya.
Prinsip Tanggungjawab
Rasa tanggungjawab harus muncul dalam bentuk paling pribadi
atau individual. Sikap itu yang membentuk rasa tanggungjawab
yang lebih besar dalam kelompok/komunitas. Individual vs Egoism
Prinsip Perubahan Kondisi
Walaupun menjadi pekerjaan komunal, perubahan yang
diharapkan tetap memberi peluang bagi individu utk ikut tumbuh
dan berkembang seiring dengan komunitas secara pararel.
7. CD Matriks Pengembangan
Purpose
Development Problem Solving
Community Community Problem
Development Solving
Conditions
1 3
Focus
Personal Growth Personal Problem
Individuals
& Development Solving
2 4
9. Corporate Social Responsibility
• Mulai digunakan tahun 1970-an dan populer lewat buku
Cannibals With Forks: The Triple Bottom Line in 21st Century
Business (1998), karya John Elkington.
• CSR dikemas dalam tiga fokus : 3P (Profit, Planet, People).
• Perusahaan yang baik tidak hanya memburu keuntungan
ekonomi belaka (profit) melainkan pula memiliki kepedulian
terhadap kelestarian lingkungan (planet) dan kesejahteraan
masyarakat (people).
• Mengembangkan tiga komponen penting sustainable
development, yakni economic growth, environmental
protection, dan social equity,
CSR
10. CSR Triple Bottom Line
PEOPLE
Human Resources, Community
PLANET PROFIT
Environment, Physical Condition Sustainability Business
11. CSR Dasar Hukum
• Undang-Undang No. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas (UU PT) dan Undang-Undang
No. 25 tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UU
PM).
• Kedua undang-undang tersebut mengatur bahwa
setiap perseroan atau penanam modal diwajibkan
untuk melakukan sebuah upaya pelaksanaan
tanggung jawab perusahaan (CSR).
• Sangat banyak data yang mencatat usaha
perusahaan yang berkontribusi dlm pembangunan
fisik maupun sosial via program CSR.
12. CSR Pola & Transformasi
• Engagement. Tujuan utamanya membangun pemahaman,
penerimaan dan trust masyarakat yang akan dijadikan
sasaran CSR. Modal sosial bisa dijadikan dasar untuk
membangun ”kontrak sosial” antara masyarakat dengan
perusahaan dan pihak-pihak yang terlibat.
• Assessment. Identifikasi masalah dan kebutuhan
masyarakat sebagai dasar merumuskan program. Pola ini
dilakukan tidak needs-based-approach (aspirasi
masyarakat), tapi juga rights-based-approach (konvensi
internasional hak-hak sosial masyarakat).
• Plan of action. Merumuskan rencana aksi yang akan
diterapkan dgn memerhatikan aspirasi masyarakat
(stakeholders) sekaligus misi perusahaan termasuk
shareholders di lain pihak.
13. CSR Pola & Transformasi
• Action and Facilitation. Menerapkan program yang telah
disepakati bersama. Program bisa dilakukan secara
mandiri oleh masyarakat atau organisasi lokal. Namun,
bisa pula difasilitasi oleh LSM dan pihak perusahaan.
Monitoring, supervisi dan pendampingan merupakan
kunci keberhasilan implementasi program.
• Evaluation and Termination or Reformation. Menilai
keberhasilan pelaksanaan program CSR di lapangan. Bila
program diakhiri (termination) maka perlu pengakhiran
kontrak dan exit strategy antara pihak-pihak yang terlibat.
Misal, TOT CSR melalui capacity building terhadap
masyarakat yg akan melanjutkan program secara mandiri.
• Bila ternyata program CSR akan dilanjutkan (reformation), maka perlu
dirumuskan lessons learned bagi pengembangan program CSR
berikutnya. Kesepakatan baru bisa dirumuskan sepanjang diperlukan.
14. CSR Motivasi CSR
Sumber: Saidi dan Abidin (2004 ) dalam Edi Suharto PhD. Pekerjaan Sosial, CSR dan ComDev
15. CSR Jenis Kegiatan
Sumber: Saidi dan Abidin (2004) dalam Edi Suharto PhD. Pekerjaan Sosial, CSR dan ComDev
16. CSR Pengalaman Industri
1. PT Freeport Indonesia
- Kesehatan : layanan medis bagi masyarakat Papua melalui klinik-
klinik kesehatan dan rumah sakit modern di Banti dan Timika.
- Pendidikan : menyediakan bantuan dana pendidikan untuk
pelajar Papua, dan bekerja sama dengan pihak pemerintah Mimika
melakukan peremajaan gedung-gedung dan sarana sekolah.
- UKM : program pengembangan wirausaha di Komoro dan
Timika.
2. Pertamina
- Pendidikan : menyediakan beasiswa pelajar dari SD hingga S2,
pembangunan rumah baca, bantuan peralatan atau fasilitas belajar.
- Kesehatan : program pembinaan posyandu, peningkatan gizi
anak dan ibu, pembuatan buku panduan untuk ibu hamil dan
menyusui dan berbagai pelatihan guna menunjang kesehatan
masyarakat.
- Lingkungan : program kali bersih dan penghijauan seperti DAS
Ciliwung dan konservasi hutan di Sangatta.
17. CSR Pengalaman Industri
3. PT HM Sampoerna
- Pendidikan : beasiswa bagi pelajar SD, SMP, SMA maupun
mahasiswa. Selain kepada anak-anak pekerja PT HM Sampoerna,
beasiswa tersebut juga diberikan kepada masyarakat umum.
- Lingkungan : konservasi dan pendidikan lingkungan.
4. PT Coca Cola Bottling Indonesia
Melalui Coca Cola Foundation –didirikan Agustus 2000
- Pendidikan : pendidikan lingkungan
- Pengembangan Masyarakat : bantuan infrastruktur masyarakat,
- Kebudayaan : program kebudayaan,
- Kesehatan : bantuan korban bencan alam.
5. PT Bank Central Asia, Tbk
Berkolaborasi dengan PT Microsoft Indonesia :
- menyelenggarakan pelatihan IT bagi para guru SMP dan SMA
negeri di Tanggamus, Lampung bagian dari kegiatan program Bakti
BCA.
18. Preliminary Analysis
• Asumsi awal : sebagian besar perusahaan ekstratif sudah
melakukan program Comdev sebagai bentuk compliance
dari regulasi yang ada.
• Peta dan strategi pemangku kepentingan setidaknya sudah
on-board, melihat durasi bisnis/usaha yang dikerjakan.
• Skema komunikasi pemangku kepentingan pastinya sudah
terjalin dalam sebuah group industri.
• Inisiatif program setidaknya beririsan dengan nilai dan misi
perusahaan, monitoring dan evaluasi merupakan sebuah
keniscayaan bagi industri ekstratif (kewajiban pelaporan
bagi pihak terkait, sesuai regulasi)
19. Principle
• Prinsip Utama :
- Harus memiliki keunikan khusus pada pola dan skema
pengelolaan dari perusahaan lain.
- Menyesuaikan dengan implementasi MDG’s dan visi
pengembangan kerakyatan.
- Memperhatikan data dan fakta yang ada secara berjenjang
dari lokasi usaha hingga level lebih tinggi (nasional).
- Memiliki mekanisme tertentu yang memungkinkan untuk
direduplikasi di daerah lain, maupun dikembangkan secara
mandiri oleh kelompok masyarakat secara berkelanjutan.
- Terintegrasi dengan visi dan misi perusahaan.
- Cakupan area nasional.
- Memiliki nilai dan kualitas yang layak utk dikomunikasikan
secara luas.
- Beyond compliance.
20. Approaches
• Secara Internal. Sesuai prinsip integratif, maka secara khusus
perusahaan harus memiliki kesiapan secara institusi, termasuk di
dalamnya adalah penyiapan :
- Organisasi payung CSR yang akan mengelola dan
mengimplementasikan seluruh program yang diinisiasi
- Technical dan Managerial Competence bagi individu
- Dokumen pendukung (visi, misi, ethic dan prinsip corporate
governance)
Usulan : Yayasan Djojohadikusumo (atau nama perusahaan)
• Sesuai prinsip membangun jejaring (networking), maka perlu
diputuskan lembaga khusus untuk mengelola dan
mengembangkan dana CSR/Comdev
21. Programs
• Pendidikan
- Mitra Sekolah
Bantuan pendidikan berdasarkan kebutuhan sekolah secara
berjenjang.
Beneficiaries : guru, siswa, institusi sekolah
Metode : survei dan inventaris kebutuhan, perumusan bersama,
eksekusi dan monitoring-evaluasi
Partner : sekolah, komite sekolah, dinas dikbud.
- Kreatif Remaja (Enterpreunership)
Peningkatan kapasitas kelompok remaja di desa/kecamatan
Beneficiaries : kaum muda, karang taruna
Metode : assesment dan pendampingan berupa pelatihan life-skill
(menjahit, montir, bangunan, dll)
Partner : dinas dikbud, pemerintah desa, sekolah kejuruan/lembaga
pendidikan
22. Programs
• Pendidikan
- Mitra Kampus
Pengembangan Khusus berupa kerjasama bilateral antara
perusahaan dengan institusi/perguruan tinggi/jurusan khusus
Beneficiaries : mahasiswa dan jurusan Kehutanan, Teknik
Lingkungan, Pertanian dan Perikanan
Metode : pelaksanaan program bersama pelibatan dalam
kerja/program perusahaan lain
Partner : perguruan tinggi, kementerian dikbud
• Kesehatan
- Bidan Teladan
Peningkatan kapasitas bagi bidan/mantri kesehatan
Beneficiaries : bidan, mantri, dinas kesehatan lokal
Metode : survei dan inventaris kebutuhan, perumusan bersama,
eksekusi dan monitoring-evaluasi
Partner : pemerintah desa, dinas kesehatan
23. Programs
• Kesehatan
- Maju Posyandu
Peningkatan pola kerja dan kapasitas Posyandu di daerah tertentu
Beneficiaries : warga desa, kelompok pkk, kader posyandu
Metode : survei dan inventaris kebutuhan, perumusan bersama, eksekusi
dan monitoring-evaluasi
Partner : pemerintah desa, dinas kesehatan, LSM kesehatan
• Lingkungan
- Sanitasi Sehat
Pengadaan fasilitas dan sarana sanitasi umum di daerah tertentu
Beneficiaries : warga lingkungan/dukuh/desa, kelompok lain
Metode : survei dan inventaris kebutuhan, perumusan bersama, eksekusi
dan monitoring-evaluasi
Partner : pemerintah desa, dinas PU, LSM Watsan
24. Programs
• Pemberdayaan Ekonomi
- Bintang Keluarga
Peningkatan ekonomi rumah tangga
Beneficiaries : ibu rumah tangga, kelompok pkk, pengajian.
Metode : survei dan inventaris kebutuhan, perumusan bersama, eksekusi
kegiatan pelatihan dan monitoring-evaluasi
Partner : pemerintah desa, pkk, lembaga pendidikan
- Tani Maju
Program pelatihan bagi penyuluh pertanian dan kelompok tani
Beneficiaries : petani, kelompok/koperasi petani
Metode : survei dan inventaris kebutuhan, perumusan bersama, eksekusi
kegiatan pelatihan dan monitoring-evaluasi
Partner : pemerintah desa, dinas pertanian
- Nelayan Jaya
Program pelatihan bagi pengembangan warga pesisir dan desa nelayan
Beneficiaries : nelayan, kelompok nelayan
Metode : survei dan inventaris kebutuhan, perumusan bersama, eksekusi
kegiatan pelatihan dan monitoring-evaluasi
Partner : pemerintah desa, dinas perikanan & kelautan, kelompok nelayan