Skripsi ini membahas hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru di SMPN 104 Jakarta. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi kerja dan kinerja diantaranya pendidikan guru, disiplin, fasilitas sekolah, kebutuhan guru, dan gaya kepemimpinan kepala sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru.
2. Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan potensi yang diperlukan sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Persaingan yang kompetitif dalam era informasi dan globalisasi yang diiringi oleh kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat membuka mata masyarakat Indonesia untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.
3. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu pendidikan. Pendidikan dapat mempengaruhi pola pikir sikap dan perilaku seseorang kea rah yang lebih baik dan maju sesuai dengan tuntutan dinamika lingkungannya, oleh karena itu peningkatan mutu pendidikan baik dari segi proes maupun produk merupakan komitmen bersama antara pemerintah, masyarakat dan orang tua serta pendidik. Dengan kata lain tujuan yang hendak dicapai adalah melahirkan sumber daya manusia yang memiliki keunggulan dan penguasaan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dna Teknologi).
4. Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan ternyata tidak terlepas untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas pendidikan dan pengajaran yang menjadi garapannya seluruh personil sekolah yaitu kepala sekolah, guru dan karyawan. Mereka perlu untuk selalu dinamis dalam mengikuti kebutuhan pendidikan dan pengajaran masyarakat yang selalu berubah dan berkembang.
5. Dalam melaksanakan program pendidikan dan pengajaran di sekolah guru merupakan tulang punggung yang memikul beban berat karena ia langsung berhadapan dengan siswa. Seorang guru harus dapat mempersiapkan secara materi siswa-siswanya untuk dapat meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya agar dapat mengarahkan dan membina siswanya dengan baik.
6. Guru dituntut dapat mempersiapkan berbagai perangkat pembelajaran yang memadai agar tujuan pembelajaran tercapai. Dengan berbagai persiapan yang memadai dan kesungguhan dalam bekerja. Sekalipun imbalan penghasilan terbatas guru dituntut dapat menghasilkan suatu kinerja yang tinggi.
7. Motivasi kerja merupakan daya dorong dari dalam diri seseorang untuk bekerja. Dalam motivasi terdapat berbagai keinginan dan usaha untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Adanya motivasi kerja baik yang berasal dari dalam diri guru, akan mendorong dan mengarahkan tindakan guru untuk bekerja dengan seoptimal mungkin sesuai dengan seharusnya. Sedangkan motivasi dari luar berupa ajakan, suruhan, jadi seorang guru terdorong untuk melakukan tindakan (bekerja) atas dasar pengaruh dari luar, guru berkerja karena takut pada atasan atau karena dipaksa.
8. Pendidikan yaitu kegiatan untuk memperbaiki kemampuanseorang guru dengan cara meningkatkan pengetahuan umum dalam menghadapi persoalan, tetapi masih adanya guru yang bekerja relatif tertinggal dan tidak memiliki pendidikan yang standar minimal untuk mengajar akan banyak kekurangan dalam pelaksanaan tugas sehingga berpengaruh terhadap kinerja guru.
9. Disiplin dimana ketaatan pada peraturan sekolah/organisasi bahwa guru dan personil seklah harus tepat waktu dalam menjalankan tugasnya. Namun, pada kenyataannya banyak pelanggaran yang dilakukan guru, missal pelanggaran terhadap jam kerja yang berlaku di sekolah dengan terlambatnya masuk melebihi ketentuan jam kerja, sehingga akan merugikan sekolah dan memperburuk kinerja guru dalam bekerja.
10. Kurang lengkapnya fasilitas sekolah mengakibatkan guru sukar mencapai hasil yang diharapkan dalam proses belajar mengajar yang berpengaruh pada kinerja guru dalam mengajar.
11. Selain itu tingkat pendapatan yang diterima seorang guru juga berpengaruh terhadap kinerja guru. Bila pendapatan guru kurang mencukupi untuk memenuhi kebutuhannya, maka guru akan berusaha mencari tambahan penghasilan dengan cara bekerja di luar tugas utamanya sehingga sering kurang konsentrasi penuh dalam tugas mengajarnya di sekolah yang mengakibatkan kinerja guru kurang memuaskan.
12. Untuk menciptakan kinerja guru yang baik maka kepala sekolah harus dapat mengarahkan, membimbing, memotivasi dan membina para guru agar dapat bekerja secara efektif. Sebagai pemimpin kepala sekolah juga mampu menciptakan kondisi yang baik dikalangan guru. Jika kepala sekolah tidak dapat membina, mendorong para guru untuk bekerja secara maksimal dan tidak mampu menciptakan kondisi yang baik dikalangan guru terutama saat kesulitan yang dihadapi oleh guru maka menghambat proses belajar mengajar dan tidak menumbuhkan semangat kerja sehingga menyebabkan prestasi kerja guru yang rendah.
13. Faktor lain yaitu motivasi guru yang rendah. Terlihat masih adanya tida bersemangat dalam bekerja seringnya izin meninggalkan tempat tugas saat jam kerja, yang dipengaruhi rasa malas dalam pekerjaan. Hal ini yang akan menyebabkan kinerja guru menjadi rendah.
14. Melihat pentingnya hasil kerja dari seorang guru dalam melaksanakan program pendidikan dan pengajaran di sekolah, maka perlunya motivasi kerja yang tinggi. Guru yang mempunyai motivasi yang tinggi akan selalu berusaha untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan penuh semangat tinggi, serta ia akan berusaha mengembangkan tugas dan dirinya semaksimal mungkin untuk mencapai kinerja yang memuaskan.
15. Ketidakpuasan guru terhadap pekerjaannya seperti kegiatan mengajarnya baik dari metode mengajar yang belum dikuasai, fasilitas (alat peraga) dalam mengajar yang belum tersedia sehingga kurang berhasilnya proses belajar mengajar yang baik.
16. Selain itu kurang lengkapnya fasilitas mengakibatkan guru sukar mencapai hasil yang diharapkan dalam proses belajar mengajar sehingga berpengaruh pada kinerja guru untuk dapat lebih bervariasi dalam mengajar. Kelengkapan fasilitas sekolah lebih bermanfaat untuk keberhasilan mengajar.
17. Gaya kepemimpinan kepala sekolah merupakan perilaku dalam mempengaruhi guru agar dapat bekerja secara efektif dan efisien sehingga tujuan yang ditetapkan dapat tercapai. Dalam mengkomunikasikan semua tugas yang harus dikerjakan oleh guru, perlu adanya pemimpin yang tepat. Namun terkadang guru mendapat hambatan dalam mengembangkan dirinya dikarenakan adanya gaya kepemimpinan kepala sekolah yang kurang baik sehingga guru tudak termotivasi untuk melakukan hal-hal yang lebih baik dari sebelumnya.
18. Selain itu tingkat kebutuhan yang diterima seorang guru juga berpengaruh terhadap kinerja guru. Kebutuhan terus berkembang seiring dengn usia seperti persaingaan, bergaul. Hasrat untuk memenuhi kebutuhan akan menimbulkaan dorongan. Bila kebutuhan guru kurang terpenuhi, maka guru akan berusaha mencari tambahan penghasilan dengan cara bekerja di luar tugas utamanya sehingga sering kurang konsentrasi penuh dalam tugas mengajarnya di sekolah yang mengakibatkan kinerja guru kurang memuaskan.
19. Melihat pentingnya hasil kerja dari seorang guru dalam melaksanakan program pendidikan dab pengajaran di sekolah, maka perlunya motivasi kerja yang tinggi. Guru yang mempunyai motivasi yang tinggi akan selalu berusaha untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan penuh semangat tinggi, serta ia akan berusaha mengembangkan tugas dan dirinya semaksimal mungkin untuk mencapai kinerja yang memuaskan. Dengan demikian akan menjadi suatu keharusan seorang guru dapat memacu prestasi kerjanya, oleh karena itu kepala sekolah harus dapat menangkap kebutuhan dan kesulitan yang dihadapi oleh para guru tersebut. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis ingin melakukan penelitian tentang hubungan motivasi kerja terhadap kinerja guru.
28. Dari identifikasi masalah yang ada karena keterbatasan dalam waktu, tenaga maupun dana, maka peneliti membatasi masalah Hubungan antara motivasi kerja terhadap kinerja guru.
38. Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai pengetahuan tentang motivasi kerja yang mempengaruhi kinerja guru dan menambah pengalaman dalam melakukan penelitian.
44. Setelah saya membaca dan mengamati dengan seksama skripsi yang disusun oleh Hikmah Yunita, saya menilai skripsi ini masih terdapat beberapa kekurangan dalam penulisan kata maupun penggunaan EYD-nya, antara lain adalah:Contoh penulisan yang salahContoh penulisan yang benarProesSekolah guruSesuai dengan seharusnyaAjakan, suruhanDisiplin dimana ketaatanUntuk menciptakan kinerja guru yang baik maka kepala sekolah..Sebagai pemimpin kepala sekolah juga mampu..Selain itu tingkat kebutuhan seorang guru..Proses (halaman 2)Setelah sekolah diberi tanda koma karena kalimat ini menjelaskan subjeknya yaitu guru (halaman 3)Sesuai dengan yang seharusnya (halaman 4)Ajakan dan suruhan karena tidak ada kata sejenis yang mengikutinya (halaman 4)Disiplin ketaatan (halaman 4)Untuk menciptakan kinerja guru yang baik, maka kepala sekolah (halaman 5)Sebagai pemimpin, kepala sekolah juga mampu.. (halaman 5)Selain itu, tingkat kebutuhan seorang guru.. (halaman 7)dengndengan (halaman 7)persaingaanpersaingan (halaman 7)menimbulkaanmenimbulkan (halaman 7)Berdasarkan masalah yang Berdasarkan masalah yang dikemukakan maka..dikemukakan, maka.. (halaman 8)dilakukan seorang gurudilakukan oleh seorang guru (halaman 10)Bedjo siswantoBedjo Siswanto (halaman 10)kepuasaankepuasan (halaman 10)As’ad, Moh.. Psikologi Industri Seri Ilmu SDM.As’ad, Moh. Psikologi Industri Seri Ilmu SDM. (halaman 14)Human Relation Comments, New York. Human Relation Comments. New York. (halaman 14) Ditoyo, Performance Improvement Planing,Ditoyo. Performance Improvement Planing. (halaman 14)<br />