SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
Descargar para leer sin conexión
Pendekatan Kritis Post – Colonial dalam
             Praktek WWF Indonesia
                               Oleh : Danu Dean Asmoro

*This paper for discussion in Communication and Environmental Class, lecturer : Yohanes
Widodo, M.Sc.

INTRODUCTION
     Tulisan ini menekankan pada pendekatan kritis dalam melihat organisasi
lingkungan yang bergerak dalam suatu negara, dan organisasi tersebut merupakan cabang
dari organisasi lingkungan yang berpusat pada suatu negara. Konsep multi – national dalam
tulisan ini akan dideskripsikan menjadi sama dengan penerapan kolonialisme dalam
organisasi lingkungan. Kolonialisme selalu berekspansi dan meluas kekuasaannya di
berbagai negara yang lain. Dalam hal ini, solusi lingkungan menjadi sangat ditentukan oleh
bagaimana suatu negara menerapkan solusi ideal terhadap konflik/ permasalahan
lingkungan yang berada di negara yang lain. Kolonialisme dalam tulisan ini, bukan kita
lihat pada bentuk kekerasan – kekerasan, penindasan atau penundukan atas suatu wilayah
dan warga, akan tetapi pada bagaimana proses dominasi atas solusi lingkungan yang saat
ini sedang aktual dilakukan oleh organisasi – organisasi lingkungan.
       Tulisan ini mengambil pendekatan post – colonial dengan beberapa konsep yang
diambil dari karya Bill Aschroft, Gareth Griffith, dan Hellen Tiffin ( 1998 ) “ Key Concepts
In Post – Colonial Studies “, terbitan dari Routledge ( New York dan London ).
Diharapkan tulisan ini mampu memberikan pandangan baru bagi studi mengenai gerakan
environmentalists di Indonesia, harapannya kita menjadi masyarakat kritis.
PEMBAHASAN
Sekilas WWF & WWF Indonesia
   In further exploring the neocolonial character of Western environmentalism in the
   African setting, I draw here on an impressive body of recent scholarly research. Many
   of these studies are by people who would be placed on the traditional left of the
   political spectrum. As seen from their perspective, it is no longer businessmen who are
   today most likely to be exploiting Africans for their own gain ( most current capitalists
   are actually almost entirely indifferent to Africa, preferring to put their money
   elsewhere, where the returns are higher and more predictable ), but rather the activities
   of the environmental movement. ( Nelson, 2003 : p. 66 )


                               Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 1
Organisasi lingkungan yang bergerak dalam kehidupan kita, tidak hanya dapat
dilihat dalam perpektif bisnis/ lingkungan saja. Berbagai macam organisasi lingkungan
yang berada di Indonesia, merupakan organisasi lingkungan yang berpusat di negara lain (
bukan di Indonesia ). Banyak industri multinasional yang kemudian dikritik, ketika
berekspansi ke suatu negara. Hal ini berbeda, ketika kita membahas organisasi lingkungan.
Organisasi lingkungan sangat jarang dikritik di Indonesia, padahal praktek – praktek
mereka-pun juga banyak yang mencurigakan.
       Pertama dari http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare/, disebutkan bahwa
Tujuan utama WWF-Indonesia adalah untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan
lingkungan yang terjadi serta membangun masa depan, dimana manusia hidup selaras
dengan alam.
       Perlu diketahui bahwa jaringan WWF Internasional ada di berbagai negara di dunia,
Indonesia adalah salah satunya. WWF telah mengembangkan sayapnya di negara yaitu :
Argentina, Armenia, Austria, Australia, Belgia, Bhutan, Bolivia, Borneo, Brasil, Bulgaria,
Cambodia, Kanada, Kauskasia, Amerika Tengah, Chile, China, Colombia, Kroasia,
Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Greater Mekong, Yunani, Guianas, Hong Kong,
Hongaria, India, Indonesia, Italia, Jepang, Laos, Madagaskar, Malaysia, Mediterania,
Mexico, Mongolia, Mozambique, Nepal, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Pakistan,
Papua Nugini, Praguay, Peru, Filipina, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Senegal,
Serbia, Singapura, Afrika Selatan, Pasifik Selatan, Spanyol, Suriname, Swedia, Swiss,
Tanzania, Thailand, Turki, Ukraina, Amerika Serikat,          UEA, Ingris, dan Vietnam.
Sekretariat WWF berada di Eropa yaitu negara Swiss.
       Dari http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare/ ditemukan bahwa Visi WWF-
Indonesia adalah "Pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan
generasi   sekarang dan    di   masa    mendatang".    Misi    kami   adalah   melestarikan
keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak yang disebabkan manusia melalui upaya:
      Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, kesadaran serta aksi di kalangan
       masyarakat Indonesia




                                Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 2
   Memfasilitasi upaya multi pihak untuk melindungi keanekaragaman hayati dan
       proses ekologis dalam skala ekoregional
      Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hukum yang mendukung
       upaya pelestarian
      Mempromosikan pelestarian bagi kesejahteraan masyarakat, melalui pemanfaatan
       sumber daya alam secara berkelanjutan.

POST – COLONIAL VIEW
    In this perspective, texts which are anti-colonial, which reject the premises of
    colonialists intervention ( the civilizing mission, the rejuvenation of stagnant cultures )
    might be regarded as post – colonial insofar as they have ‘got beyond’ colonialism
    and its ideologies, broken free of its lures to a point from which to mount a critique or
    counter – attack. ( Childs & Williams 1997 : p. 4 )

       Melalui pendekatan post – colonial teks yang kita hadapi adalah anti – colonial, dan
mencoba untuk meniadakan intervensi – intervensi yang ada pada sistem kolonialis. Post –
colonialist memandang bahwa ketika kita menyatakan sesuatu “bukan kolonialisme”,
pernyataan tersebut sangatlah ideologis. Kita harus mengadakan counter – attack mengenai
bagaimana praktek – praktek kolonialisme masih dapat dirasakan oleh kita sampai saat ini.
Berikut akan dibahas mengenai berbagai konsep yang mendukung bukti bahwa organisasi
lingkungan “yang jauh dari kesan kolonialisme”, menyimpan berbagai macam bentuk –
bentuk kolonialisme gaya baru. Kita dapat mengambil contoh WWF Indonesia.
Colonial Discourse
    Discourse, as Foucault theorizes it, is a system of statements within which the world
    can be known. It is the system by which dominant group in society constitute the field
    of truth by imposing specific knowledges, disciplines and values upon dominated
    groups….. Colonial discourse is greatly implicated in ideas of the centrality of Europe,
    and thus in assumptions that have become charachteristic of modernity: assumptions
    about history, language, literature and ‘technology’. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin.
    1998 : p. 42 )

       Discourse mengenai kolonal muncul ketika WWF merupakan organisasi
lingkungan internasional yang bekerja di berbagai cabang yang berada di negara – negara
lain. Group dominan, dikendalikan oleh para aktor yang berada di pusat. Colonial discourse
menengahkan bahwa terdapat ide sentral mengenai lingkungan dari Eropa/ dunia Barat.


                                Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 3
WWF Indonesia kemudian menjadi representasi dunia Barat dalam menyelesaikan problem
– problem lingkungan di Indonesia. Cara yang tepat adalah dengan mengalahkan berbagai
pemikiran orang Indonesia yang dianggap kolot dan tidak mampu menjaga lingkungannya
dengan baik. Kita dapat melihat dalam tataran ini, bahwa Eropa dianggap lebih baik dalam
menyelesaikan permasalahan lingkungan. Indonesia dianggap tidak dapat berbuat apa –
apa, dan muncullah heroes yaitu WWF Indonesia yang membantu permasalahan
lingkungan yang ada di Indonesia ini.
Comprador
    A Portuguese word meaning ‘purchaser’, comprador was originally used to refer to a
    local merchant acting as a middleman between foreign producers and a local market.
    Marxists have used it to refer specifically to those local bourgeoisie who owe their
    privileged position to foreign monopolies and hence maintain a vested interest in
    colonial occupation. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 55 )

       Comprador muncul ketika masyarakat Indonesia ini seperti “pembeli” yang
menguntungkan. WWF Indonesia dan organisasi asing yang bergerak dalam bidang
lingkungan mempunyai hak istimewa. Hak ini adalah hak untuk menyelamatkan
lingkungan. Permasalahan mendasar adalah WWF Indonesia ini menjadi sangat kapitalis
melalui pendekatan Marxis. Donasi yang selalu digunakan untuk solusi atas lingkungan
adalah problem mendasar. Monopoli organisasi lingkungan ini juga pada akhirnya dapat
mempengaruhi bagaimana suatu organisasi yang akhirnya “tunduk” dan pemerintah yang
mendukung aksi organisasi lingkungan tanpa adanya kritik.
Centre/ margin ( periphery )
   In fact, post-colonial theorists have usually used the model to suggest that dismantling
   such binaries does more than merely assert the independence of the marginal, it also
   radically undermines the very idea of such a centre, deconstructing the claims of the
   European colonizers to a unity and a fixity of a different order from that of others. In
   this sense the dismantling of centre/margin (periphery) models of culture calls into
   question the claims of any culture to possess a fixed, pure and homogenous body of
   values, and exposes them all as historically constructed, and thus corrigible formations.
   ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 37 )

              Ketergantungan atas solusi lingkungan dengan WWF Indonesia, dapat kita
   pahami bahwa WWF Indonesia ingin memperbaiki cara pandang masyarakat Indonesia
   mengenai lingkungan. Masyarakat Indonesia dianggap mempunyai nilai buruk yang


                               Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 4
dimiliki, sehingga mereka “tidak becus” dalam menanggulangi permasalahan
   lingkungan. Maka dari itu, masyarakat Indonesia membutuhkan pendampingan dari
   pihak asing. Pendampingan ini dengan meluaskan industri lingkungan hingga ke negara
   Indonesia dengan dalih lingkungan. Cara pandang yang dibawa adalah masih berpusat
   pada bagaimana dunia Barat mempunyai kemampuan atas permasalahan lingkungan
   yang terjadi, sedangkan negara tujuan dianggap tidak lebih baik. Inilah yang membuat
   permasalahan menjadi semakin sulit ketika organisasi lingkungan dihadapkan pada
   praktek budaya suatu masyarakat yang mereka memang merusak lingkungan ( tetapi
   mereka menganggap bahwa hal itu adalah proses budaya/ religi yang sudah diwariskan
   turun – temurun ). Kita dapat melihat bahwa organisasi lingkungan yang berasal dari
   asing sangat one – view dalam melihat permasalahan dalam lingkungan.
Colonial Patronage
   Patronage is a term that refers to the economic or social power that allows cultural
   institutions and cultural forms to come into existence and be valued and promoted.
   Patronage can take the form of a simple and direct transaction, such as the purchase or
   commissioning of works of art by wealthy people, or it can take the form of the support
   and recognition of social institutions that influence the production of culture. (
   Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 43 )

   WWF Indonesia juga menyebarkan nilai – nilai lingkungan kepada masyarakat
Indonesia. WWF Indonesia merupakan institusi yang bertujuan untuk menanamkan nilai –
nilai cinta lingkungan kepada masyarakat. WWF Indonesia membantu dalam meroduksi
praktek – praktek cinta lingkungan bagi masyarakat Indonesia.
Creolization
   According to Edward Brathwaite, creolization ‘is a cultural process’ – ‘material,
   psychological and spiritual –based upon the stimulus/ response of individuals within
   the society to their [new] environment and to each other’. Although ‘the scope and
   quality of this response and interaction’ are ‘dictated by the circumstances of society’s
   foundation and composition’, they produce a totally ‘new construct’. ( Ashscroft,
   Griffith & Tiffin. 1998 : p. 58 )

       Konsep mengenai creolization muncul yaitu dalam proses budaya dimana aspek
material, psikologis, dan spiritual yang berbasis pada stimulus/ respons dari para individu
dengan masyarakat untuk adanya lingkungan yang baru dan lain sebagainya. Meskipun
lingkup dan kualitas dari respons dan interkasi merupakan suara hati nurani yang terkikis


                               Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 5
oleh akar pondasi dan komposisi masyarakat. Para colonial ini memproduksi secara total
mengenai konstruksi baru. Konstruksi baru ini dalam proses bagaimana lingkungan ini
seharusnya dimanfaatkan, diberdayakan, dan dijaga. Menjadi kontradiksi dalam masyarakat
ketika organisasi lingkungan mencoba untuk memusnahkan nilai – nilai yang diyakini oleh
masyarakat sekitar.
Dependency
   Dependency theory offers an explanation for the continued impoverishment of
   colonized ‘Third World’ countries on the grounds that underdevelopment is not
   internally generated but a structural condition of global capitalism itself. It thus
   presents a similar argument to world systems theory in that it explains
   underdevelopment as consequent on the global structure of domination, rather than an
   early stage in a process of development. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 67 )

       Dependency atau ketergantungan adalah hal yang pasti ada di Indonesia. Sebagai
negara “dunia ke- tiga”, terdapat dikotomi mengenai negara maju dan berkembang.
Indonesia saat ini berada pada level berkembang. Perkembangan ini dimaknai bahwa
kondisi wilayah dan sumber daya manusia dalam taraf belum begitu maju, daripada negara
– negara yang mempunyai label negara maju. Indonesia dalam hal ini disebut
underdevelopment. Hal ini menyebabkan adanya dominasi, termasuk juga pada
permasalahan lingkungan.
Globalization
    Globalization is the process whereby individual lives and local communities are
    affected by economic and cultural forces that operate world-wide. In effect it is the
    process of the world becoming a single place. Globalism is the perception of the world
    as a function or result of the processes of globalization upon local communities. (
    Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 110 )

    Globalisasi adalah proses yang mana kehidupan individual dan komunitas lokal
tersusun dari kekuatan ekonomi dan budaya yang beroperasi dalam dunia luas. Akibatnya
proses tersebut menyebabkan adanya tujuan a single place. WWF Indonesia adalah agen
globalisasi, dimana bertujuan untuk menciptakan dunia yang mencintai lingkungan.
Hegemony
    This broader meaning was coined and popularized in the 1930s by Italian Marxist
    Antonio Gramsci, who investigated why the ruling class was so successful in
    promoting its own interests in society. Fundamentally, hegemony is the power of the


                              Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 6
ruling class to convince other classes that their interests are the interests of all. (
    Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 116 )

       Antonio Gramsci memberikan konsep mernarik mengenai hegemoni. Hegemoni
adalah bagaimana suksesnya suatu kelas yang berkuasa dengan adanya kekuatan –
kekuatan tertentu. Hegemoni adalah kondisi dimana terdapat kelas yang berkuasa.
Organisasi lingkungan yang awalnya menjadi counter – hegemony bagi kelas berkuasa,
pada akhirnya menjadi hegemoni itu sendiri. Organisasi lingkungan bukan lagi menjadi
penyelamat lingkungan, tetapi penyelamat lingkungan yang mempunyai kepentingan (
salah satunya adalah uang ).
Post – colonial body
    The body, and its importance in post-colonial representation, emphasizes the very
    special nature of post-colonial discourses. For although the body is a text, that is, a
    space in which conflicting discourses can be written and read, it is a specially material
    text, one that demonstrates how subjectivity, however constructed it may in fact be, is
    ‘felt’ as inescapably material and permanent. This is important for post-colonial
    studies in that it reminds us that the discursive forces of imperial power operated on
    and through people, and it offers a ready corrective to the tendency to abstract ideas
    from their living context. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 184 )

       Post colonial body dapat kita lihat dalam teks yang beredar dalam organisasi
lingkungan, tetapi juga terdapat dalam tempat. Tempat ini menjurus pada letak geografis.
WWF yang pada akhirnya ke Indonesia, dia bukan hanya menciptakan discourse bagi
masyarakat tetapi juga “menguasai” tempat tersebut. Tujuan “menguasai” adalah tujuan
organisasi lingkungan agar tetap mempunyai kharisma dan menggerakkan para
pengikutnya untuk melakukan upaya perubahan. Power dioperasikan oleh WWF Indonesia,
karena tanpa hal tersebut ( mereka tidak dapat bertahan ). Pada akhirnya WWF yang
berpusat di Eropa, meinggalkan konteks lokal dalam mengupayakan suatu solusi.
Post – colonial state
    The term ‘post-colonial state’ has often been used by historians, economists and
    political theorists as a synonym for ‘post-independence state’. Its formation after
    independence is the clearest signal of the separation of the colonized from the imperial
    power. The independence of that newly formed state is the sine qua non of the claim to
    have left the power of the colonizer behind. However, in practice, such ‘independence’
    may come to be seen as superficial, firstly because the dominance of the idea of the
    European concept of the nation in the minds of those who led the struggle for


                               Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 7
independence often meant that new post-colonial states were closely modeled on that
    of the former European powers. (Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 193 )

       Independence adalah sinyal dari adanya separasi dari adanya colonial dari kekuatan
imperialis. WWF Indonesia diciptakan untuk mengatur bagaimana aksi WWF di Indonesia.
Secara kasat mata, kita mengetahui bahwa WWF Indonesia mempunyai kewenangan untuk
mengatur masyarakat. Pada prakteknya, WWF yang berada di Indonesia juga harus tunduk
dengan nilai – nilai yang ditanamkan oleh dunia Barat. WWF Indonesia memberikan
dominasi pada ide bagaimana Eropa menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
Dikarenakan WWF sendiri bukanlah berasal dari Indonesia.
Primitivism
    Even more dubiously, such criteria may lead to further categories. Thus uneducated,
    that is untrained and unschooled, artists whose work does not reflect the dominant
    artistic conventions, such as the Frenchman Henri Rousseau, or the American woman
    painter Granma Moses, or even trained artists who deliberately repudiate the
    conventions, such as the British painter Stanley Spencer, may be categorized as
    ‘primitive’. (Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 196 )

    Primitivism muncul sebagai dampak dari adanya modernisasi yang dilakukan oleh
dunia Barat. Mengambil contoh keseharian, bahwa kita akan disebut primitive ketika kita
tidak sesuai dengan asas – asas modernitas. Primitive kemudian mempunyai image negatif,
dan di – dikotomi – kan dengan tidak primitive atau modern. Mengambil contoh bagaimana
masyarakat Indonesia di pedesaan yang menyukai membakar sampah untuk melenyapkan
sampah. Kebiasaan tersebut pastinya akan banyak ditentang, karena asap dari pembakaran
sampah yang dilakukan.
Subaltern
    Subaltern, meaning ‘of inferior rank’, is a term adopted by Antonio Gramsci to refer to
    those groups in society who are subject to the hegemony of the ruling classes.
    Subaltern classes may include peasants, workers and other groups denied access to
    ‘hegemonic’ power. Since the history of the ruling classes is realized in the state,
    history being the history of states and dominant groups, Gramsci was interested in the
    historiography of the subaltern classes. The group – formed by Ranajit Guha, and
    initially including Shahid Amin, David Arnold, Partha Chatterjee, David Hardiman
    and Gyan Pandey – has produced five volumes of Subaltern Studies: essays relating to
    the history, politics, economics and sociology of subalterneity ‘as well as the attitudes,
    ideologies and belief systems – in short, the culture informing that condition’ (vii).
    (Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 215 – 216 )


                                Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 8
Subaltern adalah subyek yang berhadapan dengan hegemoni. Group ini terancam
dengan adanya kekuatan hegemoni. Kajian mengenai subaltern dikaitkan dengan sejarah,
politik, ekonomi, dan sosiologi termasuk dalam sikap, ideology, dan sistem kepercayaan.
Subaltern juga sering dikaitkan sebagai orang pribumi.
Syncretism
    A term sometimes used to avoid the problems some critics have associated with the
    idea of hybridity in identifying the fusion of two distinct traditions to produce a new
    and distinctive whole (see synergy). (Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 :
    p. 229 )

    Syncretism digunakan dalam peleburan dua tradisi yang berbeda untuk memroduksi
suatu konstruk yang baru. Kita dapat memahaminya dalam konteks lingkungan, bagaimana
cara Barat dengan cara Indonesia melebur menjadi satu.
Ecological Imperialsim
    The current famines in sub – Saharan Africa can be directly related to the European
    insistence on the repetitive cultivation of cash crops for export to the metropolitan
    centres in place of the traditional crop rotation that had kept the desert at bay. As a
    major from of Euro – spatialization, and as a most effective means of social and
    territorial control, ecological imperialism cannot be underestimated. Its range of
    meaning can be extended into the neo-colonial arena in the current Western (or
    ‘multinational’) patenting of ‘third world’ plant and animal species and in the global
    destruction (sponsored by both Western and Asian companies) of, for instance,
    rainforests. (Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 :
    p.77 )

    Penjajahan secara ekologis, bukan hanya dapat kita lihat pada bagaimana perusahaan
asing mengeksploitasi suatu kekayaan wilayah. Ekolgis ini merupakan suatu asset yang
bukan hanya diperjuangkan oleh industry, tetapi juga organisasi lingkungan. Mereka
mencoba untuk menyadarkan masyarakat dan meminta uang masyarakat untuk dapat tetap
bertahan. Bedanya uang ini disebut sebagai ‘bantuan’. Cara – cara pendekatan juga
dilakukan dengan tidak mempertimbangkan konteks yang ada.
   Ide sentral mengenai solusi lingkungan yang diajukan oleh WWF Indonesia juga
berasal dari Barat. Kita juga dapat melihat bagaimana masyarakat Indonesia, diposisikan
sebagai masyarakat yang tidak/ kurang peduli terhadap lingkungan. Contoh mudahnya,
dapat kita lihat dalam misi WWF Indonesia. Misinya adalah sebagai berikut :



                               Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 9
   Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, kesadaran serta aksi di kalangan
       masyarakat Indonesia. Misi yang pertama menunjukkan bahwa masyarakat
       Indonesia tidak mempunyai etika pelestarian lingkungan yang kuat. Masyarakat
       Indonesia tidak mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi. Promosi ini berasal dari
       Barat, dan nilainya – pun dipastikan juga sangat Eurocentrism.
      Memfasilitasi upaya multi pihak untuk melindungi keanekaragaman hayati dan
       proses ekologis dalam skala ekoregional. Jika diartikan bahwa WWF Indonesia
       adalah fasilitator, maka WWF Indonesia mempunyai power dalam menjadi
       fasilitator.
      Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hukum yang mendukung
       upaya pelestarian. Dalam hal ini, WWF Indonesia berhubungan dengan para
       stakeholder untuk dapat mempengaruhi kebijakan yang diterapkan di Indonesia,
       misalnya pemerintahan atau juga media massa.
      Mempromosikan pelestarian bagi kesejahteraan masyarakat, melalui pemanfaatan
       sumber daya alam secara berkelanjutan. Bahasa promosi adalah bahasa dimana
       masyarakat belum secara optimal melestarikan lingkungan.
KESIMPULAN
    Ignoring the spectacular racism and arrogance that such writing reveal, we find at list
    three common themes that are of relevance to the argument in this paper : (1) tropical
    colonies of the West possessed the necessary raw materials and natural resources for
    progress, development and enlightenment; ( 2 ) the peoples inhabiting these regions
    were, however, incapable of embarking on journeys toward progress on their own; ( 3
    ) therefore, the inhabitants of the Western nations, who in some sense controlled the
    ability to release the dynamic of development, had the duty to provide the necessary
    techniques and institutions to further enlightened progress in these undeveloped
    regions. ( Agrawal. 1997 : p. 466 – 467 )

       Dari tulisan Agrawal terdapat beberapa poin yang menarik. Pertama colonial dari
Barat muncul pada bagaimana mereka mempunyai keinginan dalam pemenuhan kebutuhan
melalui perkembangan, pembangunan, dan pencerahan. Poin pertama member isyarat
bahwa solusi lingkungan di Indonesia, dipilihkan oleh dunia Barat melalui WWF
Indonesia. Kedua, masyarakat Indonesia dianggap tidak cakap dan tidak mampu untuk




                             Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 10
menyelesaikan sendiri permasalahan lingkungan. Ketiga adalah kontrol yang diberikan
WWF Indonesia yang pada akhirnya memupuk power yang mereka bangun.
       Memetakan power melalui post – colonial memang tidaklah mudah. Pertama, kajian
ini masih jarang di Indonesia. Kedua, persepsi bahwa organisasi lingkungan tidak mungkin
merupakan agen colonial. Mengapa masyarakat Indonesia tidak mempunyai solusi sendiri,
atas permasalahan yang terjadi di lingkungannya? Apakah Barat menganggap Indonesia
seperti anak kecil, yang harus dibimbing berjalan?




REFERENSI
Book and Journal
----- Agrawal, Arun. 1997. The Politics of Development and Conservation : Legacies of
Colonialism. Peace & Change, Vol 22 No. 4, October 1997 463 – 482.
----- Ashcroft, Bill; Griffith, Gareth & Tiffin, Helen. 1998. Key Concepts in Post – Colonial
Studies. London & New York : Routledge.
----- Childs, Peter & Williams, Patrick. 1997. An Introduction to Post – Colonial Theory.
London : Prentice Hall.
----- Nelson, Robert H. 2003. “Saving” Africa from Africans. The Independent Review, v.
VIII, n.1, Summer 2003, ISSN 1086-1653, Copyright © 2003, pp. 65– 86.

On – Line Source
http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare/




                               Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 11

Más contenido relacionado

Destacado

Mediación su
Mediación suMediación su
Mediación suopastor
 
2011 03-21 dia floresta
2011 03-21 dia floresta2011 03-21 dia floresta
2011 03-21 dia florestaO Ciclista
 
2015 09-28 - gn mens honrosa - amor separado e recuperado - raquel neves seiç...
2015 09-28 - gn mens honrosa - amor separado e recuperado - raquel neves seiç...2015 09-28 - gn mens honrosa - amor separado e recuperado - raquel neves seiç...
2015 09-28 - gn mens honrosa - amor separado e recuperado - raquel neves seiç...O Ciclista
 
La Cenicienta que no quería comer perdices
La Cenicienta que no quería comer perdicesLa Cenicienta que no quería comer perdices
La Cenicienta que no quería comer perdicesAlicia Garcia Oliva
 
Trabalho de literatura webquest
Trabalho de literatura   webquestTrabalho de literatura   webquest
Trabalho de literatura webquestclaudia murta
 
Mapas conceptuales pastor oswaldo
Mapas conceptuales pastor oswaldoMapas conceptuales pastor oswaldo
Mapas conceptuales pastor oswaldoopastor
 
Alegorias 2
Alegorias 2Alegorias 2
Alegorias 2Lorian
 
2011 03-21 dia floresta
2011 03-21 dia floresta2011 03-21 dia floresta
2011 03-21 dia florestaO Ciclista
 
Curso Blog Edgar Miercoles
Curso Blog Edgar MiercolesCurso Blog Edgar Miercoles
Curso Blog Edgar Miercolesguest46bde7
 
Uso de herramientas web para articulación de redes y movilización social
Uso de herramientas web para articulación de redes y movilización social Uso de herramientas web para articulación de redes y movilización social
Uso de herramientas web para articulación de redes y movilización social Rosa Cristina Parra Lozano
 
2012 12-29 - dia mundial da sida
2012 12-29 - dia mundial da sida2012 12-29 - dia mundial da sida
2012 12-29 - dia mundial da sidaO Ciclista
 
เรื่อง ทรัพย์สินทางปัญญา
เรื่อง ทรัพย์สินทางปัญญาเรื่อง ทรัพย์สินทางปัญญา
เรื่อง ทรัพย์สินทางปัญญาFUEANG Far
 
Actividades em 5 Maio 2010
Actividades em 5 Maio 2010Actividades em 5 Maio 2010
Actividades em 5 Maio 2010O Ciclista
 
2011 08-04 - nem tudo o que parece é - a3 e b3
2011 08-04 - nem tudo o que parece é - a3 e b3 2011 08-04 - nem tudo o que parece é - a3 e b3
2011 08-04 - nem tudo o que parece é - a3 e b3 O Ciclista
 

Destacado (20)

Mediación su
Mediación suMediación su
Mediación su
 
2011 03-21 dia floresta
2011 03-21 dia floresta2011 03-21 dia floresta
2011 03-21 dia floresta
 
2015 09-28 - gn mens honrosa - amor separado e recuperado - raquel neves seiç...
2015 09-28 - gn mens honrosa - amor separado e recuperado - raquel neves seiç...2015 09-28 - gn mens honrosa - amor separado e recuperado - raquel neves seiç...
2015 09-28 - gn mens honrosa - amor separado e recuperado - raquel neves seiç...
 
La Cenicienta que no quería comer perdices
La Cenicienta que no quería comer perdicesLa Cenicienta que no quería comer perdices
La Cenicienta que no quería comer perdices
 
Memeliharaalat
MemeliharaalatMemeliharaalat
Memeliharaalat
 
Trabalho de literatura webquest
Trabalho de literatura   webquestTrabalho de literatura   webquest
Trabalho de literatura webquest
 
Dia do sol
Dia do solDia do sol
Dia do sol
 
Mapas conceptuales pastor oswaldo
Mapas conceptuales pastor oswaldoMapas conceptuales pastor oswaldo
Mapas conceptuales pastor oswaldo
 
Alegorias 2
Alegorias 2Alegorias 2
Alegorias 2
 
2011 03-21 dia floresta
2011 03-21 dia floresta2011 03-21 dia floresta
2011 03-21 dia floresta
 
Curso Blog Edgar Miercoles
Curso Blog Edgar MiercolesCurso Blog Edgar Miercoles
Curso Blog Edgar Miercoles
 
So 131
So 131So 131
So 131
 
Uso de herramientas web para articulación de redes y movilización social
Uso de herramientas web para articulación de redes y movilización social Uso de herramientas web para articulación de redes y movilización social
Uso de herramientas web para articulación de redes y movilización social
 
Guia vigilanciasalud
Guia vigilanciasaludGuia vigilanciasalud
Guia vigilanciasalud
 
2012 12-29 - dia mundial da sida
2012 12-29 - dia mundial da sida2012 12-29 - dia mundial da sida
2012 12-29 - dia mundial da sida
 
เรื่อง ทรัพย์สินทางปัญญา
เรื่อง ทรัพย์สินทางปัญญาเรื่อง ทรัพย์สินทางปัญญา
เรื่อง ทรัพย์สินทางปัญญา
 
Connections next
Connections nextConnections next
Connections next
 
Servidores
ServidoresServidores
Servidores
 
Actividades em 5 Maio 2010
Actividades em 5 Maio 2010Actividades em 5 Maio 2010
Actividades em 5 Maio 2010
 
2011 08-04 - nem tudo o que parece é - a3 e b3
2011 08-04 - nem tudo o que parece é - a3 e b3 2011 08-04 - nem tudo o que parece é - a3 e b3
2011 08-04 - nem tudo o que parece é - a3 e b3
 

Similar a Danu dean asmoro post colonial and environmentalist

3, be & gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, environmental ethics, universitas...
3, be & gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, environmental ethics, universitas...3, be & gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, environmental ethics, universitas...
3, be & gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, environmental ethics, universitas...Apriyansyah Ridho
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...INSISTPress
 
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...Gunawan Adam
 
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
sebuah tulisan singkat untuk mencegah kiamat.docx
sebuah tulisan singkat untuk mencegah kiamat.docxsebuah tulisan singkat untuk mencegah kiamat.docx
sebuah tulisan singkat untuk mencegah kiamat.docxirsyadibadullohdatar
 
Landasan antropologi Pendidikan tugas kelompok 10.pptx
Landasan antropologi Pendidikan tugas kelompok 10.pptxLandasan antropologi Pendidikan tugas kelompok 10.pptx
Landasan antropologi Pendidikan tugas kelompok 10.pptxzoronoa130
 
Aliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikanAliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikanRizal M Suhardi
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukIndraGunawan335
 
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkunganYuana Tri Utomo
 
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Nurul Afdal Haris
 
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunani
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunaniFitoremediasi ry02 tugas prof maryunani
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunaniRony - LIPI
 
Pengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikanPengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikanAprilia putri
 
Makalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeMakalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeJuwita Yulianto
 
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...An Nisa Rizki Yulianti
 
Materi-KKN-OneHealth_Wisnu.pdf sehubungan dengan konsep yang berhubungan deng...
Materi-KKN-OneHealth_Wisnu.pdf sehubungan dengan konsep yang berhubungan deng...Materi-KKN-OneHealth_Wisnu.pdf sehubungan dengan konsep yang berhubungan deng...
Materi-KKN-OneHealth_Wisnu.pdf sehubungan dengan konsep yang berhubungan deng...ImeldaSudarmadji
 
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politik
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politikKelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politik
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politikMitha Ye Es
 
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan ria gustini
 

Similar a Danu dean asmoro post colonial and environmentalist (20)

3, be & gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, environmental ethics, universitas...
3, be & gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, environmental ethics, universitas...3, be & gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, environmental ethics, universitas...
3, be & gg, apriyansyah m ridho, hapzi ali, environmental ethics, universitas...
 
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
Dinamika Wacana Perubahan Iklim dan Keterkaitannya dengan Hukum dan Tenurial ...
 
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
3, be & gg, gunawan adam, hapzi ali, environmental ethics, universitas mercu ...
 
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)Pelatihan 2013   new paradigma ext (yuti)
Pelatihan 2013 new paradigma ext (yuti)
 
sebuah tulisan singkat untuk mencegah kiamat.docx
sebuah tulisan singkat untuk mencegah kiamat.docxsebuah tulisan singkat untuk mencegah kiamat.docx
sebuah tulisan singkat untuk mencegah kiamat.docx
 
Pertemuan 2.pdf
Pertemuan 2.pdfPertemuan 2.pdf
Pertemuan 2.pdf
 
Landasan antropologi Pendidikan tugas kelompok 10.pptx
Landasan antropologi Pendidikan tugas kelompok 10.pptxLandasan antropologi Pendidikan tugas kelompok 10.pptx
Landasan antropologi Pendidikan tugas kelompok 10.pptx
 
Aliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikanAliran aliran teori_pendidikan
Aliran aliran teori_pendidikan
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmukPluralisme menuju masyarakat majmuk
Pluralisme menuju masyarakat majmuk
 
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan
010 solusi kapitalisme terhadap masalah lingkungan
 
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
Etika Lingkungan Hidup (Tugas Pengetahuan Lingkungan)
 
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunani
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunaniFitoremediasi ry02 tugas prof maryunani
Fitoremediasi ry02 tugas prof maryunani
 
Pengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikanPengertian Antropologi pendidikan
Pengertian Antropologi pendidikan
 
Makalah Multikuturalisme
Makalah MultikuturalismeMakalah Multikuturalisme
Makalah Multikuturalisme
 
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...
Hbl,An Nisa Rizki,Hapzi Ali,Artikel Studi Kasus Hukum Bisnis&Lingkungan,Unive...
 
Materi-KKN-OneHealth_Wisnu.pdf sehubungan dengan konsep yang berhubungan deng...
Materi-KKN-OneHealth_Wisnu.pdf sehubungan dengan konsep yang berhubungan deng...Materi-KKN-OneHealth_Wisnu.pdf sehubungan dengan konsep yang berhubungan deng...
Materi-KKN-OneHealth_Wisnu.pdf sehubungan dengan konsep yang berhubungan deng...
 
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politik
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politikKelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politik
Kelompok 3e perspektif global visi ekonomi dan politik
 
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
Aliran – aliran klasik dan gerakan baru dalam pendidikan
 
Proposal Persma Fest 2013
Proposal Persma Fest 2013Proposal Persma Fest 2013
Proposal Persma Fest 2013
 

Último

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfsdn3jatiblora
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 

Último (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdfaksi nyata sosialisasi  Profil Pelajar Pancasila.pdf
aksi nyata sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 

Danu dean asmoro post colonial and environmentalist

  • 1. Pendekatan Kritis Post – Colonial dalam Praktek WWF Indonesia Oleh : Danu Dean Asmoro *This paper for discussion in Communication and Environmental Class, lecturer : Yohanes Widodo, M.Sc. INTRODUCTION Tulisan ini menekankan pada pendekatan kritis dalam melihat organisasi lingkungan yang bergerak dalam suatu negara, dan organisasi tersebut merupakan cabang dari organisasi lingkungan yang berpusat pada suatu negara. Konsep multi – national dalam tulisan ini akan dideskripsikan menjadi sama dengan penerapan kolonialisme dalam organisasi lingkungan. Kolonialisme selalu berekspansi dan meluas kekuasaannya di berbagai negara yang lain. Dalam hal ini, solusi lingkungan menjadi sangat ditentukan oleh bagaimana suatu negara menerapkan solusi ideal terhadap konflik/ permasalahan lingkungan yang berada di negara yang lain. Kolonialisme dalam tulisan ini, bukan kita lihat pada bentuk kekerasan – kekerasan, penindasan atau penundukan atas suatu wilayah dan warga, akan tetapi pada bagaimana proses dominasi atas solusi lingkungan yang saat ini sedang aktual dilakukan oleh organisasi – organisasi lingkungan. Tulisan ini mengambil pendekatan post – colonial dengan beberapa konsep yang diambil dari karya Bill Aschroft, Gareth Griffith, dan Hellen Tiffin ( 1998 ) “ Key Concepts In Post – Colonial Studies “, terbitan dari Routledge ( New York dan London ). Diharapkan tulisan ini mampu memberikan pandangan baru bagi studi mengenai gerakan environmentalists di Indonesia, harapannya kita menjadi masyarakat kritis. PEMBAHASAN Sekilas WWF & WWF Indonesia In further exploring the neocolonial character of Western environmentalism in the African setting, I draw here on an impressive body of recent scholarly research. Many of these studies are by people who would be placed on the traditional left of the political spectrum. As seen from their perspective, it is no longer businessmen who are today most likely to be exploiting Africans for their own gain ( most current capitalists are actually almost entirely indifferent to Africa, preferring to put their money elsewhere, where the returns are higher and more predictable ), but rather the activities of the environmental movement. ( Nelson, 2003 : p. 66 ) Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 1
  • 2. Organisasi lingkungan yang bergerak dalam kehidupan kita, tidak hanya dapat dilihat dalam perpektif bisnis/ lingkungan saja. Berbagai macam organisasi lingkungan yang berada di Indonesia, merupakan organisasi lingkungan yang berpusat di negara lain ( bukan di Indonesia ). Banyak industri multinasional yang kemudian dikritik, ketika berekspansi ke suatu negara. Hal ini berbeda, ketika kita membahas organisasi lingkungan. Organisasi lingkungan sangat jarang dikritik di Indonesia, padahal praktek – praktek mereka-pun juga banyak yang mencurigakan. Pertama dari http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare/, disebutkan bahwa Tujuan utama WWF-Indonesia adalah untuk menghentikan dan memperbaiki kerusakan lingkungan yang terjadi serta membangun masa depan, dimana manusia hidup selaras dengan alam. Perlu diketahui bahwa jaringan WWF Internasional ada di berbagai negara di dunia, Indonesia adalah salah satunya. WWF telah mengembangkan sayapnya di negara yaitu : Argentina, Armenia, Austria, Australia, Belgia, Bhutan, Bolivia, Borneo, Brasil, Bulgaria, Cambodia, Kanada, Kauskasia, Amerika Tengah, Chile, China, Colombia, Kroasia, Denmark, Finlandia, Prancis, Jerman, Greater Mekong, Yunani, Guianas, Hong Kong, Hongaria, India, Indonesia, Italia, Jepang, Laos, Madagaskar, Malaysia, Mediterania, Mexico, Mongolia, Mozambique, Nepal, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, Pakistan, Papua Nugini, Praguay, Peru, Filipina, Polandia, Portugal, Romania, Rusia, Senegal, Serbia, Singapura, Afrika Selatan, Pasifik Selatan, Spanyol, Suriname, Swedia, Swiss, Tanzania, Thailand, Turki, Ukraina, Amerika Serikat, UEA, Ingris, dan Vietnam. Sekretariat WWF berada di Eropa yaitu negara Swiss. Dari http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare/ ditemukan bahwa Visi WWF- Indonesia adalah "Pelestarian keanekaragaman hayati Indonesia untuk kesejahteraan generasi sekarang dan di masa mendatang". Misi kami adalah melestarikan keanekaragaman hayati dan mengurangi dampak yang disebabkan manusia melalui upaya:  Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, kesadaran serta aksi di kalangan masyarakat Indonesia Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 2
  • 3. Memfasilitasi upaya multi pihak untuk melindungi keanekaragaman hayati dan proses ekologis dalam skala ekoregional  Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hukum yang mendukung upaya pelestarian  Mempromosikan pelestarian bagi kesejahteraan masyarakat, melalui pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. POST – COLONIAL VIEW In this perspective, texts which are anti-colonial, which reject the premises of colonialists intervention ( the civilizing mission, the rejuvenation of stagnant cultures ) might be regarded as post – colonial insofar as they have ‘got beyond’ colonialism and its ideologies, broken free of its lures to a point from which to mount a critique or counter – attack. ( Childs & Williams 1997 : p. 4 ) Melalui pendekatan post – colonial teks yang kita hadapi adalah anti – colonial, dan mencoba untuk meniadakan intervensi – intervensi yang ada pada sistem kolonialis. Post – colonialist memandang bahwa ketika kita menyatakan sesuatu “bukan kolonialisme”, pernyataan tersebut sangatlah ideologis. Kita harus mengadakan counter – attack mengenai bagaimana praktek – praktek kolonialisme masih dapat dirasakan oleh kita sampai saat ini. Berikut akan dibahas mengenai berbagai konsep yang mendukung bukti bahwa organisasi lingkungan “yang jauh dari kesan kolonialisme”, menyimpan berbagai macam bentuk – bentuk kolonialisme gaya baru. Kita dapat mengambil contoh WWF Indonesia. Colonial Discourse Discourse, as Foucault theorizes it, is a system of statements within which the world can be known. It is the system by which dominant group in society constitute the field of truth by imposing specific knowledges, disciplines and values upon dominated groups….. Colonial discourse is greatly implicated in ideas of the centrality of Europe, and thus in assumptions that have become charachteristic of modernity: assumptions about history, language, literature and ‘technology’. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 42 ) Discourse mengenai kolonal muncul ketika WWF merupakan organisasi lingkungan internasional yang bekerja di berbagai cabang yang berada di negara – negara lain. Group dominan, dikendalikan oleh para aktor yang berada di pusat. Colonial discourse menengahkan bahwa terdapat ide sentral mengenai lingkungan dari Eropa/ dunia Barat. Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 3
  • 4. WWF Indonesia kemudian menjadi representasi dunia Barat dalam menyelesaikan problem – problem lingkungan di Indonesia. Cara yang tepat adalah dengan mengalahkan berbagai pemikiran orang Indonesia yang dianggap kolot dan tidak mampu menjaga lingkungannya dengan baik. Kita dapat melihat dalam tataran ini, bahwa Eropa dianggap lebih baik dalam menyelesaikan permasalahan lingkungan. Indonesia dianggap tidak dapat berbuat apa – apa, dan muncullah heroes yaitu WWF Indonesia yang membantu permasalahan lingkungan yang ada di Indonesia ini. Comprador A Portuguese word meaning ‘purchaser’, comprador was originally used to refer to a local merchant acting as a middleman between foreign producers and a local market. Marxists have used it to refer specifically to those local bourgeoisie who owe their privileged position to foreign monopolies and hence maintain a vested interest in colonial occupation. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 55 ) Comprador muncul ketika masyarakat Indonesia ini seperti “pembeli” yang menguntungkan. WWF Indonesia dan organisasi asing yang bergerak dalam bidang lingkungan mempunyai hak istimewa. Hak ini adalah hak untuk menyelamatkan lingkungan. Permasalahan mendasar adalah WWF Indonesia ini menjadi sangat kapitalis melalui pendekatan Marxis. Donasi yang selalu digunakan untuk solusi atas lingkungan adalah problem mendasar. Monopoli organisasi lingkungan ini juga pada akhirnya dapat mempengaruhi bagaimana suatu organisasi yang akhirnya “tunduk” dan pemerintah yang mendukung aksi organisasi lingkungan tanpa adanya kritik. Centre/ margin ( periphery ) In fact, post-colonial theorists have usually used the model to suggest that dismantling such binaries does more than merely assert the independence of the marginal, it also radically undermines the very idea of such a centre, deconstructing the claims of the European colonizers to a unity and a fixity of a different order from that of others. In this sense the dismantling of centre/margin (periphery) models of culture calls into question the claims of any culture to possess a fixed, pure and homogenous body of values, and exposes them all as historically constructed, and thus corrigible formations. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 37 ) Ketergantungan atas solusi lingkungan dengan WWF Indonesia, dapat kita pahami bahwa WWF Indonesia ingin memperbaiki cara pandang masyarakat Indonesia mengenai lingkungan. Masyarakat Indonesia dianggap mempunyai nilai buruk yang Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 4
  • 5. dimiliki, sehingga mereka “tidak becus” dalam menanggulangi permasalahan lingkungan. Maka dari itu, masyarakat Indonesia membutuhkan pendampingan dari pihak asing. Pendampingan ini dengan meluaskan industri lingkungan hingga ke negara Indonesia dengan dalih lingkungan. Cara pandang yang dibawa adalah masih berpusat pada bagaimana dunia Barat mempunyai kemampuan atas permasalahan lingkungan yang terjadi, sedangkan negara tujuan dianggap tidak lebih baik. Inilah yang membuat permasalahan menjadi semakin sulit ketika organisasi lingkungan dihadapkan pada praktek budaya suatu masyarakat yang mereka memang merusak lingkungan ( tetapi mereka menganggap bahwa hal itu adalah proses budaya/ religi yang sudah diwariskan turun – temurun ). Kita dapat melihat bahwa organisasi lingkungan yang berasal dari asing sangat one – view dalam melihat permasalahan dalam lingkungan. Colonial Patronage Patronage is a term that refers to the economic or social power that allows cultural institutions and cultural forms to come into existence and be valued and promoted. Patronage can take the form of a simple and direct transaction, such as the purchase or commissioning of works of art by wealthy people, or it can take the form of the support and recognition of social institutions that influence the production of culture. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 43 ) WWF Indonesia juga menyebarkan nilai – nilai lingkungan kepada masyarakat Indonesia. WWF Indonesia merupakan institusi yang bertujuan untuk menanamkan nilai – nilai cinta lingkungan kepada masyarakat. WWF Indonesia membantu dalam meroduksi praktek – praktek cinta lingkungan bagi masyarakat Indonesia. Creolization According to Edward Brathwaite, creolization ‘is a cultural process’ – ‘material, psychological and spiritual –based upon the stimulus/ response of individuals within the society to their [new] environment and to each other’. Although ‘the scope and quality of this response and interaction’ are ‘dictated by the circumstances of society’s foundation and composition’, they produce a totally ‘new construct’. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 58 ) Konsep mengenai creolization muncul yaitu dalam proses budaya dimana aspek material, psikologis, dan spiritual yang berbasis pada stimulus/ respons dari para individu dengan masyarakat untuk adanya lingkungan yang baru dan lain sebagainya. Meskipun lingkup dan kualitas dari respons dan interkasi merupakan suara hati nurani yang terkikis Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 5
  • 6. oleh akar pondasi dan komposisi masyarakat. Para colonial ini memproduksi secara total mengenai konstruksi baru. Konstruksi baru ini dalam proses bagaimana lingkungan ini seharusnya dimanfaatkan, diberdayakan, dan dijaga. Menjadi kontradiksi dalam masyarakat ketika organisasi lingkungan mencoba untuk memusnahkan nilai – nilai yang diyakini oleh masyarakat sekitar. Dependency Dependency theory offers an explanation for the continued impoverishment of colonized ‘Third World’ countries on the grounds that underdevelopment is not internally generated but a structural condition of global capitalism itself. It thus presents a similar argument to world systems theory in that it explains underdevelopment as consequent on the global structure of domination, rather than an early stage in a process of development. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 67 ) Dependency atau ketergantungan adalah hal yang pasti ada di Indonesia. Sebagai negara “dunia ke- tiga”, terdapat dikotomi mengenai negara maju dan berkembang. Indonesia saat ini berada pada level berkembang. Perkembangan ini dimaknai bahwa kondisi wilayah dan sumber daya manusia dalam taraf belum begitu maju, daripada negara – negara yang mempunyai label negara maju. Indonesia dalam hal ini disebut underdevelopment. Hal ini menyebabkan adanya dominasi, termasuk juga pada permasalahan lingkungan. Globalization Globalization is the process whereby individual lives and local communities are affected by economic and cultural forces that operate world-wide. In effect it is the process of the world becoming a single place. Globalism is the perception of the world as a function or result of the processes of globalization upon local communities. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 110 ) Globalisasi adalah proses yang mana kehidupan individual dan komunitas lokal tersusun dari kekuatan ekonomi dan budaya yang beroperasi dalam dunia luas. Akibatnya proses tersebut menyebabkan adanya tujuan a single place. WWF Indonesia adalah agen globalisasi, dimana bertujuan untuk menciptakan dunia yang mencintai lingkungan. Hegemony This broader meaning was coined and popularized in the 1930s by Italian Marxist Antonio Gramsci, who investigated why the ruling class was so successful in promoting its own interests in society. Fundamentally, hegemony is the power of the Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 6
  • 7. ruling class to convince other classes that their interests are the interests of all. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 116 ) Antonio Gramsci memberikan konsep mernarik mengenai hegemoni. Hegemoni adalah bagaimana suksesnya suatu kelas yang berkuasa dengan adanya kekuatan – kekuatan tertentu. Hegemoni adalah kondisi dimana terdapat kelas yang berkuasa. Organisasi lingkungan yang awalnya menjadi counter – hegemony bagi kelas berkuasa, pada akhirnya menjadi hegemoni itu sendiri. Organisasi lingkungan bukan lagi menjadi penyelamat lingkungan, tetapi penyelamat lingkungan yang mempunyai kepentingan ( salah satunya adalah uang ). Post – colonial body The body, and its importance in post-colonial representation, emphasizes the very special nature of post-colonial discourses. For although the body is a text, that is, a space in which conflicting discourses can be written and read, it is a specially material text, one that demonstrates how subjectivity, however constructed it may in fact be, is ‘felt’ as inescapably material and permanent. This is important for post-colonial studies in that it reminds us that the discursive forces of imperial power operated on and through people, and it offers a ready corrective to the tendency to abstract ideas from their living context. ( Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 184 ) Post colonial body dapat kita lihat dalam teks yang beredar dalam organisasi lingkungan, tetapi juga terdapat dalam tempat. Tempat ini menjurus pada letak geografis. WWF yang pada akhirnya ke Indonesia, dia bukan hanya menciptakan discourse bagi masyarakat tetapi juga “menguasai” tempat tersebut. Tujuan “menguasai” adalah tujuan organisasi lingkungan agar tetap mempunyai kharisma dan menggerakkan para pengikutnya untuk melakukan upaya perubahan. Power dioperasikan oleh WWF Indonesia, karena tanpa hal tersebut ( mereka tidak dapat bertahan ). Pada akhirnya WWF yang berpusat di Eropa, meinggalkan konteks lokal dalam mengupayakan suatu solusi. Post – colonial state The term ‘post-colonial state’ has often been used by historians, economists and political theorists as a synonym for ‘post-independence state’. Its formation after independence is the clearest signal of the separation of the colonized from the imperial power. The independence of that newly formed state is the sine qua non of the claim to have left the power of the colonizer behind. However, in practice, such ‘independence’ may come to be seen as superficial, firstly because the dominance of the idea of the European concept of the nation in the minds of those who led the struggle for Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 7
  • 8. independence often meant that new post-colonial states were closely modeled on that of the former European powers. (Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 193 ) Independence adalah sinyal dari adanya separasi dari adanya colonial dari kekuatan imperialis. WWF Indonesia diciptakan untuk mengatur bagaimana aksi WWF di Indonesia. Secara kasat mata, kita mengetahui bahwa WWF Indonesia mempunyai kewenangan untuk mengatur masyarakat. Pada prakteknya, WWF yang berada di Indonesia juga harus tunduk dengan nilai – nilai yang ditanamkan oleh dunia Barat. WWF Indonesia memberikan dominasi pada ide bagaimana Eropa menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Dikarenakan WWF sendiri bukanlah berasal dari Indonesia. Primitivism Even more dubiously, such criteria may lead to further categories. Thus uneducated, that is untrained and unschooled, artists whose work does not reflect the dominant artistic conventions, such as the Frenchman Henri Rousseau, or the American woman painter Granma Moses, or even trained artists who deliberately repudiate the conventions, such as the British painter Stanley Spencer, may be categorized as ‘primitive’. (Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 196 ) Primitivism muncul sebagai dampak dari adanya modernisasi yang dilakukan oleh dunia Barat. Mengambil contoh keseharian, bahwa kita akan disebut primitive ketika kita tidak sesuai dengan asas – asas modernitas. Primitive kemudian mempunyai image negatif, dan di – dikotomi – kan dengan tidak primitive atau modern. Mengambil contoh bagaimana masyarakat Indonesia di pedesaan yang menyukai membakar sampah untuk melenyapkan sampah. Kebiasaan tersebut pastinya akan banyak ditentang, karena asap dari pembakaran sampah yang dilakukan. Subaltern Subaltern, meaning ‘of inferior rank’, is a term adopted by Antonio Gramsci to refer to those groups in society who are subject to the hegemony of the ruling classes. Subaltern classes may include peasants, workers and other groups denied access to ‘hegemonic’ power. Since the history of the ruling classes is realized in the state, history being the history of states and dominant groups, Gramsci was interested in the historiography of the subaltern classes. The group – formed by Ranajit Guha, and initially including Shahid Amin, David Arnold, Partha Chatterjee, David Hardiman and Gyan Pandey – has produced five volumes of Subaltern Studies: essays relating to the history, politics, economics and sociology of subalterneity ‘as well as the attitudes, ideologies and belief systems – in short, the culture informing that condition’ (vii). (Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 215 – 216 ) Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 8
  • 9. Subaltern adalah subyek yang berhadapan dengan hegemoni. Group ini terancam dengan adanya kekuatan hegemoni. Kajian mengenai subaltern dikaitkan dengan sejarah, politik, ekonomi, dan sosiologi termasuk dalam sikap, ideology, dan sistem kepercayaan. Subaltern juga sering dikaitkan sebagai orang pribumi. Syncretism A term sometimes used to avoid the problems some critics have associated with the idea of hybridity in identifying the fusion of two distinct traditions to produce a new and distinctive whole (see synergy). (Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p. 229 ) Syncretism digunakan dalam peleburan dua tradisi yang berbeda untuk memroduksi suatu konstruk yang baru. Kita dapat memahaminya dalam konteks lingkungan, bagaimana cara Barat dengan cara Indonesia melebur menjadi satu. Ecological Imperialsim The current famines in sub – Saharan Africa can be directly related to the European insistence on the repetitive cultivation of cash crops for export to the metropolitan centres in place of the traditional crop rotation that had kept the desert at bay. As a major from of Euro – spatialization, and as a most effective means of social and territorial control, ecological imperialism cannot be underestimated. Its range of meaning can be extended into the neo-colonial arena in the current Western (or ‘multinational’) patenting of ‘third world’ plant and animal species and in the global destruction (sponsored by both Western and Asian companies) of, for instance, rainforests. (Ashscroft, Griffith & Tiffin. 1998 : p.77 ) Penjajahan secara ekologis, bukan hanya dapat kita lihat pada bagaimana perusahaan asing mengeksploitasi suatu kekayaan wilayah. Ekolgis ini merupakan suatu asset yang bukan hanya diperjuangkan oleh industry, tetapi juga organisasi lingkungan. Mereka mencoba untuk menyadarkan masyarakat dan meminta uang masyarakat untuk dapat tetap bertahan. Bedanya uang ini disebut sebagai ‘bantuan’. Cara – cara pendekatan juga dilakukan dengan tidak mempertimbangkan konteks yang ada. Ide sentral mengenai solusi lingkungan yang diajukan oleh WWF Indonesia juga berasal dari Barat. Kita juga dapat melihat bagaimana masyarakat Indonesia, diposisikan sebagai masyarakat yang tidak/ kurang peduli terhadap lingkungan. Contoh mudahnya, dapat kita lihat dalam misi WWF Indonesia. Misinya adalah sebagai berikut : Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 9
  • 10. Mempromosikan etika pelestarian yang kuat, kesadaran serta aksi di kalangan masyarakat Indonesia. Misi yang pertama menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia tidak mempunyai etika pelestarian lingkungan yang kuat. Masyarakat Indonesia tidak mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi. Promosi ini berasal dari Barat, dan nilainya – pun dipastikan juga sangat Eurocentrism.  Memfasilitasi upaya multi pihak untuk melindungi keanekaragaman hayati dan proses ekologis dalam skala ekoregional. Jika diartikan bahwa WWF Indonesia adalah fasilitator, maka WWF Indonesia mempunyai power dalam menjadi fasilitator.  Melakukan advokasi kebijakan, hukum dan penegakan hukum yang mendukung upaya pelestarian. Dalam hal ini, WWF Indonesia berhubungan dengan para stakeholder untuk dapat mempengaruhi kebijakan yang diterapkan di Indonesia, misalnya pemerintahan atau juga media massa.  Mempromosikan pelestarian bagi kesejahteraan masyarakat, melalui pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan. Bahasa promosi adalah bahasa dimana masyarakat belum secara optimal melestarikan lingkungan. KESIMPULAN Ignoring the spectacular racism and arrogance that such writing reveal, we find at list three common themes that are of relevance to the argument in this paper : (1) tropical colonies of the West possessed the necessary raw materials and natural resources for progress, development and enlightenment; ( 2 ) the peoples inhabiting these regions were, however, incapable of embarking on journeys toward progress on their own; ( 3 ) therefore, the inhabitants of the Western nations, who in some sense controlled the ability to release the dynamic of development, had the duty to provide the necessary techniques and institutions to further enlightened progress in these undeveloped regions. ( Agrawal. 1997 : p. 466 – 467 ) Dari tulisan Agrawal terdapat beberapa poin yang menarik. Pertama colonial dari Barat muncul pada bagaimana mereka mempunyai keinginan dalam pemenuhan kebutuhan melalui perkembangan, pembangunan, dan pencerahan. Poin pertama member isyarat bahwa solusi lingkungan di Indonesia, dipilihkan oleh dunia Barat melalui WWF Indonesia. Kedua, masyarakat Indonesia dianggap tidak cakap dan tidak mampu untuk Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 10
  • 11. menyelesaikan sendiri permasalahan lingkungan. Ketiga adalah kontrol yang diberikan WWF Indonesia yang pada akhirnya memupuk power yang mereka bangun. Memetakan power melalui post – colonial memang tidaklah mudah. Pertama, kajian ini masih jarang di Indonesia. Kedua, persepsi bahwa organisasi lingkungan tidak mungkin merupakan agen colonial. Mengapa masyarakat Indonesia tidak mempunyai solusi sendiri, atas permasalahan yang terjadi di lingkungannya? Apakah Barat menganggap Indonesia seperti anak kecil, yang harus dibimbing berjalan? REFERENSI Book and Journal ----- Agrawal, Arun. 1997. The Politics of Development and Conservation : Legacies of Colonialism. Peace & Change, Vol 22 No. 4, October 1997 463 – 482. ----- Ashcroft, Bill; Griffith, Gareth & Tiffin, Helen. 1998. Key Concepts in Post – Colonial Studies. London & New York : Routledge. ----- Childs, Peter & Williams, Patrick. 1997. An Introduction to Post – Colonial Theory. London : Prentice Hall. ----- Nelson, Robert H. 2003. “Saving” Africa from Africans. The Independent Review, v. VIII, n.1, Summer 2003, ISSN 1086-1653, Copyright © 2003, pp. 65– 86. On – Line Source http://www.wwf.or.id/tentang_wwf/whoweare/ Danu Dean Asmoro – FISIP Universitas Atma Jaya Yogyakarta | 11