Teori Analisis Risiko Lingkungan (PowerPoint Presentation)
Mangrove care
1. PROPOSAL KEGIATAN SIE SOSIAL REUNI PERAK SMANSA
‘ MANGROVE CARE ’
NOVEMBER 2014
• LATAR BELAKANG
Reuni Perak yang akan dilaksanakan alumni SMA Negeri I Semarang Angkatan 1990 terdiri
dari beberapa event utama kegiatan. Thema Utama dalam reuni Perak ini adalah untuk
menggalang kebersamaan dan persaudaraan kembali dalam bentuk kepedulian kepada
sahabat,n lingkungan hidup, kehidupan sosial ekonomi dan pendidikan di Kota Semarang.
Kegiatan reuni akan dilaksanakan dalam beberapa event. Untuk Seksi Sosial mengusulkan
Kegiatan Bina Lingkungan Mangrove atau “Magrove Care”.
Mengapa Mangrove ¿ Karena mangrove merupakan salah satu komponen ekosistem
pembentuk Kota Semarang yang memiliki peran yang sangat penting namun dapat dikatakan
kurang mendapat perhatian. Hutan mangrove adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa
berair payau yang terletak pada garis pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan
ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan
organik. Baik di teluk-teluk yang terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara
sungai di mana air melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Salah satu fungsi utama hutan bakau atau mangrove adalah untuk melindungi garis pantai dari
abrasi atau pengikisan, serta meredam gelombang besar termasuk tsunami. Di Jepang, salah
satu upaya mengurangi dampak ancaman tsunami adalah dengan memasang Green Belt atau
sabuk hijau hutan mangrove atau hutan bakau. Sedangkan di Indonesia, sekitar 28 wilayah di
Indonesia rawan terkena tsunami karena hutan bakau sudah banyak beralih fungsi menjadi
tambak, kebun kelapa sawit dan alih fungsi lain. Luas hutan bakau Indonesia antara 2,5 hingga
4,5 juta hektar, merupakan mangrove yang terluas di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha),
Nigeria (1,1 juta ha) dan Australia (0,97 ha) (Spalding dkk, 1997 dalam Noor dkk, 1999).
Luas bakau di Indonesia mencapai 25 persen dari total luas mangrove dunia. Namun sebagian
kondisinya kritis.
Di pantai utara Jawa, hutan-hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya
terhadap lahan.
Ekosistem mangrove sebagai sumberdaya dengan produktivitas tinggi telah dimanfaatkan oleh
masyarakat pesisir sejak lama. Namun, tekanan terhadap mangrove semakin meningkat,
beberapa permasalahan yang biasa terjadi di kawasan pesisir termasuk kawasan pesisir
1
2. Provinsi Kota Semarang adalah terjadinya penurunan sumber daya alamiah antara lain erosi
pantai, konversi hutan bakau, reklamasi pantai, serta pencemaran limbah industri dan
domestik (sampah).
Ekosistem mangrove sangat penting bagi masyarakat pesisir, karena fungsinya dalam
melindungi garis pantai dari hempasan gelombang dan tiupan angin kencang, mengatur
sedimentasi, memperbaiki kualitas air, mengendalikan intrusi air laut, mengatur air bawah
tanah dan menjaga stabilitas iklim mikro. Ekosistem mangrove juga berperan dalam
penyediaan sandang, pangan, papan dan bahan baku obat, karena merupakan tempat hidup
berbagai flora dan fauna. Selain itu merupakan salah satu peningkatan cadangan karbon yang
tersimpan di bawah hutan mangrove, sehingga saat mangrove ditebang maka mesin penyerap
CO2 hilang dan tanah di bawahnya terbongkar.
Rehabilitasi kerusakan ekositem mangrove merupakan salah satu kegiatan penting dalam
pengendalian kerusakan lingkungan. Dengan dilaksanakannya program aksi rehabilitasi
kerusakan lingkungan pesisir oleh alumni Smansa, maka kerusakan lingkungan daerah pesisir
dapat dikurangi dan kualitas lingkungan pesisir dapat ditingkatkan.
Program peduli mangrove Semarang akan dilaksanakan di Kawasan mangrove Tugu Kota
Semarang. Program yang dilakukan antara lain berupa :
- Edukasi magrove kepada keluarga besar alumnus Smansa
- Estafet kepedulian mangrove kepada putra putri alumnus Smansa karena
lingkungan merupakan itipan Tuhan kepada mereka
- Rehabilitasi direncanakan dalam pola tanam-pelihara-semai.
- Kegiatan ini dapat menjadi percontohan dan sosialisasi rehabilitasi mangrove,
sarana edukasi dan ekowisata mangrove, serta menjadi lahan konservasi.
Kedepannya, kami juga berkeinginan menjadikan Kawasan mangrove Tugu
sebagai pemasok tanaman mangrove.
- Kegiatan penyuluhan guna meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
masyarakat dalam proses tanam, pelihara dan semai tanaman mangrove. Guna
memberikan nilai tambah ekonomis, kami mendukung terbentuknya kawasan
ekowisata magrove.
• MAKSUD DAN TUJUAN
- Meningkatkan Kualitas Lingkungan Pesisir Kota Semarang.
- Tujuan Kegiatan ini dapat menjadi inisiasi awal yang dapat berkelanjutan dalam
percontohan dan sosialisasi rehabilitasi mangrove, sarana edukasi dan ekowisata
mangrove, serta menjadi lahan konservasi.
2
3. • TEMPAT DAN WAKTU PELAKSANAAN
Kegiatan ini direncanakan pada : Bulan November 2014
• PESERTA
Kegiatan direncanakan diikuti alumni Smansa dan seluruh keluarganya. Asumsi peserta yang
akan hadir antara lain adalah sebagai berikut :
1 Kecamatan Tugu 2 Orang
2 Kelurahan Tugu 2 Orang
3 Warga Tugu 20 Orang
4 LSM Prenjak dan Penggiat Mangrove lainnya 50 Orang
5 Alumni Smansa 90 beserta keluarga 400 Orang
6 Lain-lain 50 Orang
Jumlah 524 Orang
Cadangan 26 Orang
Total 550 Orang
• PANITIA KECIL PELAKSANA
Panitia dan Petugas yang akan mendukung acara tersebut adalah Panitia Reuni Perak Smansa
90.
• BIAYA PELAKSANAAN
Kegiatan disponsori oleh : Donasi alumni dan sponsor lainnya. Biaya Pelaksanaan kegiatan
adalah sebesar Rp. 22.895.500,- dengan perincian sebagai berikut.
3
4. RENCANA ANGGARAN BIAYA KEGIATAN MANGROVE CARE
KAWASAN MANGROVE TUGU, NOVEMBER 2014
Volume Harga satuan Jumlah
1 Konsumsi
Snack Doos 550 5,000 2,750,000
Makan Siang 550 10,000 5,500,000
2 Perlengkapan
Sewa Tratag 10 150,000 1,500,000
Sewa Kursi Tumpuk Plastik 550 500 275,000
Sewa Soundsistem 1 500,000 500,000
Sewa panggung 1 50,000 50,000
Buku Tamu 2 10,000 20,000
3 Biaya Dekorasi 1 100,000 100,000
4 Keamanan Ls 200,000 200,000
5 Sumbangan Program
Bibit Mangrove 1000 1,000 1,000,000
Benih Ikan Ls 1,000,000
Pembangunan Fisik (Rehab Rumah Baca & jembatan) Ls 10,000,000
JUMLAH 22,895,000
NO
BIAYA
KETERANGAN
4