Dokumen ini membahas tentang adab makan menurut Islam. Ia menjelaskan bahawa seseorang harus memulakan makan dengan mengucapkan "Bismillah" dan mengakhiri dengan ucapan syukur. Dokumen ini juga mengingatkan untuk tidak mencela makanan, makan dari tepi piring, dan jangan makan sambil bersandar. Ia menekankan pentingnya makan dengan adab yang betul.
1. Honorable Quasar
Dari Tinta Pengarang
Dengan nama Allah yang maha pemurah,
maha penyayang. Segala puji bagi Allah tu-
han sekalian alam. Syukur kepada pengatur
segala urusan di dunia ini kerana dengan izin-
Nya rislah ini terus dapat diterbitkan. Untuk
edisi kali ini, pihak penerbit berminat untuk
berkongsi satu adab yang biasa kita dengar.
Isu kali ini adalah tentang adab makan. Se-
lamat membaca...
Inside this issue:
Adab Makan...
1
Dari tinta pen-
garang Sebagai permulaan, kita perlu sedar bahawa per-
2
Mulakan dengan buatan makan adalah perkara yang menjadi satu keper-
“Bismillah”
2
luan bagi seorang manusia. Sekiranya kita tidak makan,
Sudahi dengan
hamdalah tentu badan akan jadi lemah dan seterusnya mungkin
Jangan Cela 3 saja kita akan mati. Jadi perbuatan makan adalah satu
Makanan perbuatan yang dilakukan oleh setiap insan yang berny-
Makan dari tepi 3 awa untuk terus hidup di muka buma ini. Maka adalah
piring
3
penting untuk kita memperhatikan adab makan kita
Makan sambil
bersandar?? setiap hari. “Kita - kaum Muslimin - adalah suatu kaum
Akhir kata... 4 yang tidak akan makan sehingga kita merasa lapar dan
apabila kita makan tidak sampai kekenyangan”.
2. Honorable Quasar
Mulakan dengan “Bismillah”
D ari Aisyah radhiallahu 'anha, katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Apabila seseorang dari engkau
semua makan, maka hendaklah menyebutkan nama Allah
Ta'ala - yakni mengucapkan Bismillah. Jikalau ia terlupa
menyebutkan nama Allah Ta'ala pada permulaan makannya
itu, maka hendaklah mengucapkan: "Bismillahi awwalahu wa
akhirahu," artinya: Dengan nama Allah pada permulaan
makan dan pada penghabisannya. Diriwayatkan oleh Imam-
imam Abu Dawud dari Termidzi dan Termidzi mengatakan
bahwa ini adalah Hadis hasan shahih.
“Rasulullah makan
dengan tiga jari Sudahi dengan hamdalah
kemudian setelah
D
selesai makan,
baginda menjilat-
jilatnya”
ari Mu'az bin Anas r.a., katanya: "Rasulullah
s.a.w. bersabda: "Barangsiapa yang setelah selesai makan
sesuatu makanan lalu mengucapkan - yang artinya: "Segala
puji bagi Allah yang telah memberikan makanan ini padaku
dan memberikan rezeki itu padaku tanpa adanya daya serta
kekuatan daripadaku, maka diampunkanlah untuknya apa-
apa yang telah terdahulu dari dosanya." Diriwayatkan oleh
Imam-imam Abu Dawud dan Termidzi dan ia mengatakan
bahwa ini adalah hadith hasan.
Page 2
3. Jangan Cela Makanan
Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Rasulullah s.a.w. itu tidak
pernah mencela samasekali pada sesuatu makanan. Jikalau
beliau s.a.w. ingin pada makanan itu beliaupun memakannya
dan jikalau tidak menyukainya, maka beliau tinggalkan -
tanpa mengucapkan celaan padanya." (Muttafaq 'alaih)
Makan dari tepi piring
Dari Ibnu Abbas radhiallahu 'anhuma dari Nabi s.a.w., sab-
danya: "Keberkahan itu turun di tengah makanan, maka “Makan ketika
makanlah engkau semua dari kedua tepi makanan itu dan lapar &
janganlah makan dari tengahnya." Diriwayatkan oleh Imam berhenti
-imam Abu Dawud dan Termidzi dan Termidzi mengatakan sebelum
bahwa ini adalah Hadis hasan shahih. kenyang”
Makan sambil bersandar??
Dari Abu Juhaifah yaitu Wahab bin Abdullah r.a., katanya:
"Rasulullah s.a.w. bersabda: "Saya tidak akan makan sambil
bersandar." (Riwayat Bukhari)
Page 3
4. Adab Makan
"Yang paling aku takuti di antara hal-hal yang aku
takuti atas ummatku ialah besarnya perut, gendut
karena banyak makan, terus menerus tidur, kege-
maran tidur yang melampaui batas, malas-malasan
dan lemahnya keyakinan, tidak mempunyai pendir-
ian yang tegas dan mantap."
Sebarang komen dan cadangan bolehlah
dikirimkan kepada
e-mail: ismiabudzar@gmail.com
Akhir kata...
Jikalau perut sudah terisi banyak makanan, maka sem-
pitlah jadinya untuk isi minuman. Jikalau sudah diisi
terlampau banyak dengan minuman, maka sempitlah jad-
inya untuk diisi udara. Kalau demikian itu, terjadi, maka
kelesuan, kemalasan, kelelahan akan menghinggapi orang
yang berbuat semacam itu. Hal ini sangat membahaya-
kan kesihatannya, sebab akhirnya akan sering sakit-
sakitan tubuhnya dan jiwanya menjadi pemalas dan ge-
mar menganggur, fikirannya tumpul dan hilanglah se-
mangat kerjanya.