SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
Descargar para leer sin conexión
LAPORAN EKSEKUTIF
                        MENTERI KESEHATAN RI
       TENTANG PENANGGULANGAN HIV/ AIDS
    RESPON MENANGKAL BENCANA NASIONAL
              PADA SIDANG KABINET MARET 2002




                    I
         IT   UAS
      AS
P   ET




                                                                     1
                                                               200
                                                          DS
                                                      /AI
                                                HIV




                          JAKARTA, MARET 2002
LAPORAN EKSEKUTIF
           MENTERI KESEHATAN RI
     TENTANG PENANGGULANGAN HIV/ AIDS
    RESPON MENANGKAL BENCANA NASIONAL
       PADA SIDANG KABINET MARET 2002




                    I
         IT   UAS
      AS
P   ET




                                                                   1
                                                             200
                                                        DS
                                                    /AI
                                              HIV




                        JAKARTA, MARET 2002
Jakarta, Maret 2002
Nomor    :
Lampiran : 1 buah
Perihal  : Laporan Eksekutif Menteri Kesehatan RI
           Tentang Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia
           Respon Menangkal Ancaman Bencana Nasional

Kepada yang terhormat
Presiden Republik Indonesia
Ibu Megawati Soekarnoputri
Di
Jakarta
Bersama ini kami sampaikan dengan hormat Laporan Eksekutif Menteri Kesehatan R.I. tentang
Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia dan Respon menangkal ancaman bencana Nasional, yang akan
kami presentasikan pada Sidang Kabinet Sesi khusus HIV/AIDS tersebut.
Meskipun Indonesia masih tergolong tingkat epidemi HIV/AIDS-nya rendah namun di beberapa daerah
pada kelompok penduduk yang berperilaku berisiko tinggi tertentu, telah terinfeksi cukup tinggi dan
merupakan ancaman akan timbulnya bencana nasional HIV/AIDS di masa yang akan datang.
Oleh karena itu Sidang Kabinet dengan agenda khusus HIV/AIDS pada hari ini sangat dinanti-nantikan
oleh berbagai pihak termasuk LSM peduli HIV/AIDS dan juga donor agencies dapat menghasilkan
kesepakatan, keputusan strategis untuk penanggulangan HIV/AIDS saat ini kedepan.
Bersama laporan ini kami lampirkan pula makalah lengkap tentang Penanggulangan HIV/AIDS di
Indonesia dan Kesepakatan Internasional/regional dalam Penanggulangan HIV/AIDS : United Nations
General Assembly Special Session on HIV/AIDS (UNGASS), ASEAN Summit Declaration on HIV/AIDS,
Inter-Parliamentary Union (IPU), Asia Pacific Ministerial Meeting on HIV/AIDS.
Demikian atas segala perhatian dan perkenan Presiden              kami ucapkan terima kasih.

                                                              Menteri Kesehatan R.I.


                                                                Dr. Achmad Sujudi


Tembusan disampaikan kepada Yth:
1. Wakil Presiden. R.I
2. Para Menteri Koordinator Kabinet Gotong- Royong R.I.
3. Para Menteri Kabinet Gotong- Royong R.I.
1


                            Laporan Eksekutif Menteri Kesehatan RI
                           Tentang Penanggulangan HIV/AIDS, Respon
                             Menangkal Ancaman Bencana Nasional
                                Pada Sidang Kabinet Maret 2002


Yang Terhormat,

Presiden RI
Wakil Presiden RI
Para Menko dan Para Menteri Kabinet Gotong Royong RI


Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Pandemi HIV/AIDS yang mengancam penduduk dunia saat ini telah nyata menunjukkan berbagai dampak
sosial dan ekonomi bahkan keamanan negara disamping dampak kesehatan.

AIDS ditemukan di Amerika 20 tahun yang lalu (1981) merupakan penyakit yang relatif baru tapi telah
menyita perhatian masyarakat global.
AIDS adalah sekumpulan gejala yang terjadi akibat menurun atau hilangnya daya tahan tubuh seseorang.
Karena itu disebut Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Penyebabnya sejenis virus yang
disebut Human Immunodeficiency Virus yang dapat berada dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan
gejala sakit yang berarti, selama bertahun tahun bahkan 10 – 11 tahun. Sulit bagi kita secara kasat mata
mengetahui seseorang mengidap virus HIV atau tidak. Saat ini belum ditemukan obat yang dapat
menyembuhkan dan vaksin yang dapat mencegah/menangkalnya.

Epidemi HIV/AIDS di Indonesia telah bergerak dari suatu tingkat epidemi yang rendah yaitu
prevalensi < 1 % ke arah tingkat epidemi terkonsentrasi dimana pada kelompok risiko tinggi tertentu
telah melebihi angka 5% seperti di Sorong, Merauke, Riau untuk kelompok Wanita Penjaja Seks (WPS)
dan Jakarta, Jabar, Bali untuk kelompok Injecting Drug User (IDU).

Laporan HIV/AIDS di Indonesia secara Kumulatif tahun 2001 tercatat AIDS 671, HIV 1904 namun
berdasarkan perkiraan para ahli saat ini kemungkinan di Indonesia terdapat
80.000 – 120.000 Orang yang Hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) artinya bahwa dalam 10 tahun
mendatang kemungkinan akan ditemukan 100.000 orang yang sakit dan meninggal karena AIDS.

Sidang kabinet khusus HIV/ AIDS ini memberi peluang terwujudnya komitmen politik yang tinggi dan
berbagai kebijakan, strategi baru.
ANALISA SITUASI HIV/ AIDS DAPAT SAYA LAPORKAN SEBAGAI BERIKUT:                                               2

Di dunia diperkirakan jumlah ODHA dewasa dan anak – anak pada akhir, tahun 2001 :
40 juta, 70% diantaranya (28 juta) ada di Sub Sahara Afrika, di Asia Selatan dan Tenggara
termasuk Indonesia sekitar 6,1 juta ODHA.

Di kawasan Asia – Pasifik mendekati 7 juta ODHA merupakan jumlah ke 2 terbesar setelah Sub Sahara
Afrika. Akhir – akhir ini prevelansi yang meningkat pada IDU terdapat disebagian China, Nepal, Indonesia,
Malaysia dan Vietnam

Di Indonesia hampir semua propinsi melaporkan adanya HIV pada kelompok WPS.
Prevalensi yang tinggi terdapat di propinsi Papua, Riau, Jawa Barat. Sedangkan untuk
IDU yang tinggi terdapat di DKI, Jawa Barat, Bali. Pada pendonor darah 2–3 tahun terakhir infeksi HIV
meningkat dengan tajam terutama di DKI Jakarta. Indikasi ini meminta kita
untuk lebih meningkatkan berbagai upaya agar jangan sampai ada darah donor yang
terinfeksi tidak tersaring dan menginfeksi penerima darah atau resipien

Dari analisis 671 kasus AIDS yang dilaporkan dapat ditarik beberapa hal ; jumlah kasus AIDS di
Indonesia sejak 1987 sampai dengan 2001 terus meningkat secara menyakinkan, menyerang usia
pemuda/remaja atau usia produktif. Jenis kelamin 79 % AIDS adalah
laki – laki, sedangkan di Afrika dengan epidemi lanjut lebih dari 50% terdapat pada wanita. Cara penularan
terutama melalui hubungan seksual diikuti oleh IDU. Akhir – akhir ini penularan
HIV melalui jarum suntik yang tidak bersih atau berganti–ganti meningkat 10 kali lipat, bila dibandingkan
 keadaan tahun 1996 dengan 2001.

Kerisauan akan terjadinya epidemi semakin parah di Indonesia, terlihat dari survei prilaku
kelompok berisiko tinggi pada buruh pelabuhan, supir truk, buruh pabrik dan wanita penjaja seks yang
menunjukan sangat rendahnya penggunaan kondom (<10%) meskipun
pengetahun mereka tentang pencegahan infeksi HIV dan penyakit kelamin tinggi.
Dibeberapa daerah tertentu masih ada adat kebiasaan yang memudahkan dan mempercepat
terjadinya penularan HIV. Selain dari pada itu faktor-faktor seperti meningkatnya industri yang berkaitan
dengan seks, mobilitas penduduk yang tinggi termasuk nelayan dari
negara tetangga, meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, meningkatnya
pengguna NAPZA suntik, tingginya penduduk yang mengungsi akan lebih mempercepat epidemi lebih
lanjut, akan menulari ibu-ibu rumah tangga, bayi-bayi, remaja putra/putri Indonesia. Gambaran yang
mirip seperti itu semakin nyata terlihat di Merauke .
RESPON YANG TELAH DILAKUKAN INDONESIA DALAM MENANGGULANGI HIV/ AIDS:                                     3

Di tingkat pusat dan daerah, Indonesia telah memiliki Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan Komisi
Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) yang mengkoordinasikan berbagai upaya pencegahan HIV/AIDS
oleh sektor – sektor Pemerintah, LSM, Perguruan tinggi, tokoh Agama, tokoh Masyarakat dan lain-lain.
Berpedoman pada arah dan kebijaksanaan serta Renstra Nasional HIV/AIDS yang ditetapkan tahun 1994.
Pengamatan melalui sero surveilans, surveilans perilaku, studi-studi, penelitian terus
dikembangkan.
Khusus di bidang agama Islam telah dilaksanakan muzakarrah Alim Ulama.

Di tingkat regional dan internasional, Indonesia telah berpartisipasi dan menyepakati
Paris Summit 1994 yang menitik beratkan pada perlakuan yang sama dan adil pada
ODHA, komitmen deklarasi United Nations General Assembly Special Session on AIDS (UNGASS)
2001 dengan 11 butir kesepakatan, komitmen Menteri-Menteri Asia Pasifik tentang HIV/AIDS 2001,
komitmen deklarasi Para Kepala Negara Asean tentang HIV/AIDS tahun 2001, deklarasi Inter Parliamentary
Union tentang HIV/AIDS 2001, deklarasi para ulama Asean 1999, deklarasi Asean Drug Free 2015.




             Ini menunjukkan perlunya respon yang tinggi dari setiap negara terhadap
                         HIV/AIDS yang sudah merupakan krisis global.




TUJUAN DAN KEBIJAKSANAAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS SAAT INI :
    1.Mencegah dan memberantas Infeksi Menular Seksual termasuk Infeksi HIV/AIDS
    2.Mengurangi dampak sosial dan ekonomi

Penyakit Menular Seksual yang merupakan ko-faktor yang mempermudah infeksi HIV dapat diberantas
dengan pengobatan yang tepat, dan dapat dicegah dengan perubahan perilaku
kearah hidup sehat dan penggunaan kondom bagi yang berperilaku risiko tinggi.
Dampak sosial dan ekonomi dari HIV/AIDS dapat dikurangi dengan berbagai upaya pencegahan dan
pengobatan. Sebaliknya perlu dicari jalan keluar bagaimana faktor sosial dan ekonomi
tidak mempermudah terbentuknya kelompok rentan tertular HIV/AIDS.

Kebijakan saat ini memerlukan berbagai review dan sekaligus penyempurnaan bahkan
membutuhkan kebijakan baru sejalan dengan kebutuhan upaya penanggulangan untuk masa sekarang
dan kedepan.

Demikian pula pokok-pokok kegiatan yang telah dilaksanakan dibawah koordinasi KPA masih memerlukan
peningkatan melalui suatu gerakan yang mendorong semua pihak untuk lebih intensif melakukan aksi.
PERKIRAAN ANCAMAN HIV/AIDS DI INDONESIA 2010                                                              4
Bencana di Sub Sahara Afrika, dalam kurun waktu 1 dekade jumlah ODHA 28,1 juta, terinfeksi baru
3,4 juta, lebih 20 juta meninggal, umur harapan hidup turun dari 60 tahun menjadi 43 tahun, terjadi di
Botswana, Zimbabwe, Zambia, Uganda, Malawi. Berbagai dampak sosio ekonomi seperti kemiskinan,
keterbelakangan, terancamnya kegiatan sektor ekonomi sebagai contoh betapa beratnya beban suatu
perusahaan pertanian di Kenya akibat meningkatnya kasus baru AIDS dan semakin membengkaknya
biaya pengobatan pertahun.
Di Thailand kurang dari satu dekade jumlah ODHA mencapai 670.000, anak yatim piatu meningkat, ibu
hamil yang terinfeksi HIV meningkat, peningkatan infeksi melalui jarum suntik pada kelompok IDU,
tingginya ibu–ibu rumah tangga yang terinfeksi dari para suami yang terinfeksi dari WPS.
Epidemi HIV/AIDS di Indonesia dengan faktor–faktor yang mempermudah epidemi maupun melihat
perkiraan ODHA saat ini yaitu antara 80.000 – 120.000 maka Indonesia sangat terancam bencana nasional
HIV/AIDS pada 2010.
Bayangan ancaman pada 2010 akan ada sekitar 100.000 orang yang menderita /meninggal karena AIDS
dan sekitar 1 juta orang yang mengidap virus HIV.
Bayangan ancaman tersebut saat ini dapat ditengarai dari berbagai perkembangan infeksi HIV yang
mengkhawatirkan telah terjadi di beberapa wilayah tanah air.
Saat ini epidemi HIV/AIDS di Merauke sudah masuk ke populasi umum setelah virus ini menginfeksi
WPS dengan tingkat infeksi sebesar 26,5%. Di sini semua orang menjadi rentan baik ibu-ibu rumah
tangga, anak–anak, pemuda, pelajar, pegawai, tentara, polisi dan sebagainya.
Wilayah Ibukota Jakarta menurut data Rumah Sakit Ketergantungan Obat, anak–anak muda yang datang
mencari pelayanan pengobatan ternyata 47,95% sudah terinfeksi HIV. Di suatu Rutan di Jakarta dikalangan
Napi 22% sudah terinfeksi HIV. Pada kelompok rawan lain seperti anak jalanan walaupun belum ada
data pasti tentang infeksi HIV tapi kelompok ini terinfeksi penyakit kelamin cukup tinggi dan ini
merupakan pintu masuk ke infeksi HIV. Hal yang mengejutkan lain diidentifikasi baru–baru ini di Bali.
Ternyata WPS terinfeksi HIV naik tiga kali lipat (6,1%) dibandingkan enam bulan sebelumnya (1,7%),
dikhawatirkan telah terjadi infeksi ke rumah tangga dan populasi umum lainnya di Bali pada saat ini.
Saat ini walaupun banyak upaya penanggulangan HIV/AIDS yang telah dilaksanakan namun Indonesia
tidak berhasil menghambat laju penularan HIV/AIDS. Masyarakat yang berperilaku risiko tinggi sangat
rendah kemauan dan tanggung jawabnya untuk mencegah penyebaran penyakit kelamin, maupun infeksi
HIV apakah dengan mengurangi/menghentikan perilaku berisiko tinggi ataupun dengan menggunakan
kondom. Hal lain telah terabaikan dan kurang memadainya respon pencegahan dan penanggulangan
penyakit kelamin (IMS= Infeksi Menular Seksual) sehingga penyakit kelamin meningkat tajam. Kemiskinan
dan pengangguran yang meningkat tajam, beban biaya hidup yang semakin berat, konflik sosial, akan
meningkatkan kerawanan terhadap penularan HIV/AIDS.
Kemajuan Iptek di beberapa negara akhir-akhir ini telah berhasil memproduksi obat Anti Retroviral    5
(ARV) untuk pengobatan HIV/AIDS dan telah menghasilkan berbagai kemajuan karena ternyata dapat
mengurangi penularan pada orang lain maupun memperlambat seseorang menderita AIDS. Masalahnya
karena ARV termasuk obat baru dan produsen tertentu saja yang memproduksinya, maka hal ini akan
menyangkut hak paten dan implikasi harganya menjadi mahal sekali, sehingga bagi rakyat miskin
Indonresia yang membutuhkan obat tersebut tidak dapat memperolehnya, disamping harganya sangat
mahal, juga sulit didapat.
Hasil sidang Kabinet sesi khusus HIV/AIDS yang berupa kesepakatan/komitmen dan keputusan–keputusan
strategi sangat di nanti–nantikan oleh masyarakat termasuk LSM yang peduli HIV/AIDS karena dari
wujud kepemimpinan dan respon yang kuat akan dapat menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman
bencana yang mengerikan bagi kelangsungan hidup manusia Indonesia.

UPAYA MENANGKAL ANCAMAN BENCANA NASIONAL HIV/AIDS
Indonesia perlu segera mempertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah kebijakan
strategis dalam menangkal ancaman epidemi HIV/AIDS, sebagai berikut:
1. Memperkuat kemauan politik dan kepemimpinan HIV/AIDS
2. Memperkuat keterbukaan dan keterlibatan masyarakat melawan diskriminasi dan
  stigma HIV/AIDS
3. Memperkuat strategi penanggulangan HIV/AIDS
4. Memperkuat respon secara multi sektor dan multi level
5. Memperkuat respon berbasis masyarakat
6. Kebijakan sosial untuk mengurangi kerawanan
7. Rencana strategi nasional HIV/AIDS 2010
8. Respon nasional belajar dari pengalaman lokal
9. Meningkatkan ketersediaan sumber daya
RANCANGAN POKOK – POKOK KEPUTUSAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PADA                                    6
SIDANG KABINET GOTONG ROYONG RI PADA SESI KHUSUS HIV/AIDS MARET 2002


1. Setelah mengkaji berbagai perkembangan epidemi HIV/AIDS di tingkat Nasional maupun
   Global dan menyadari bahwa ancaman bencana nasional HIV/AIDS di Indonesia 2010 dapat
   menjadi kenyataan yang akan menghancurkan kelangsungan pembangunan apabila
   kepemimpinan dan respon yang dilakukan dalam memerangi epidemi HIV/AIDS rendah. Untuk itu
   setiap Departemen/Lembaga harus memberikan komitmen & respon yang kuat agar dapat menghambat
   epidemi HIV/AIDS.

2. Situasi Epidemi HIV/AIDS akan menimpa semua penduduk tanpa mengenal umur,jenis
   kelamin, suku bangsa. Dibeberapa wilayah propinsi telah mencapai kenaikan yang
   mengkhawatirkan. Situasi tersebut harus segera ditanggulangi secara terpadu,
   berkesinambungan, menyeluruh untuk mengatasi penyebabnya dan faktor-faktor yang
   mempengaruhnya. Penanggulangan ini dilaksanakan melalui Gerakan Nasional Stop
   HIV/AIDS dalam kurun waktu sampai 2010.

3. HIV/AIDS berkaitan dengan kemiskinan, semakin tinggi kemiskinan, kerentanan orang
   terhadap infeksi HIV/AIDS termasuk Infeksi Menular Seksual akan semakin tinggi pula.
   Pemberdayaan penduduk miskin yang belum terinfeksi, harus diwujudkan. Ketidak berdayaan
   penduduk miskin yang telah terinfeksi dan penderita HIV/AIDS menjangkau pelayanan
   kesehatan baik pencegahan maupun perawatan, pendukungan, dan pengobatan harus
   dapat ditanggulangi pemerintah.

4. Menetapkan penanggulangan HIV/AIDS sebagai Prioritas Pembangunan Nasional
   dicantumkan dalam Perencanaan Strategis Pembangunan Nasional masing-masing
   Departemen/lembaga terkait, melalui Propenas dan mendorong daerah untuk
   mencantumkannya dalam Propeda.

5. Menyetujui pernyataan kesepakatan para kepala negara Asean tentang HIV/AIDS
   5 November 2001 di Brunai Darussalam, dan pernyataan kesepakatan dari UNITED NATIONS
   GENERAL ASSEMBLY SPECIAL SESSION ON HIV/AIDS (UNGASS) 25–27 Juni
   2001,dengan memfokuskan prioritas pada :

       a. Menciptakan kepemimpinan yang kuat di semua tingkat               pemerintahan dan
          masyarakat.
       b. Pencegahan infeksi HIV/AIDS harus menjadi prioritas utama dan dilaksanakan
          melalui berbagai upaya, terutama melalui pendekatan agama.
       c. Perawatan, dukungan dan pengobatan yang terintegrasi dengan upaya pencegahan.
       d. Pemberdayaan perempuan untuk mengurangi kerentanan penularan HIV/AIDS
          termasuk hak-hak reproduksi sehat.
e. Merealisasi pendidikan/penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja /generasi                 7
           muda dan memberikan keterampilan hidup sehat (life skill education).
        f. Merealisasi hak asasi manusia untuk semua orang untuk mengurangi kerentanan, penghormatan
           atas hak-hak asasi penderita HIV/AIDS.
        g. Mengurangi dampak sosial ekonomi melalui evaluasi dampak, memberi perlindungan hak,
           martabat orang HIV/AIDS di lingkungan tempat kerja.
        h. Melakukan, mengembangkan berbagai penelitian dan upaya selanjutnya untuk mengembangkan
           penggunaan obat, terutama obat Anti Retroviral dan obat infeksi opportunistik yang dijamin
           kesediaannya, murah dan terjangkau.
        i. Melakukan aksi untuk pencegahan HIV/AIDS pada penduduk di tempat-tempat
           berisiko tinggi penularan HIV/AIDS, wilayah konflik, bencana termasuk pengungsian.

6. Mendukung ketersediaan dana nasional dan mendorong penyediaan dana daerah secara pasti dan
   berkesinambungan untuk program aksi. Sumber dana Nasional dipastikan dan
   dialokasikan dengan tepat dan dilakukan oleh semua departemen dan lembaga terkait
   lainnya.

7. Menetapkan ketersediaan Dana Nasional Gerakan Nasional Stop HIV/AIDS sebesar Rp.200 milyar
   setiap tahun. Sumber dana selain dari pemerintah harus pula diusahakan dukungan dana hibah dari
   sumber pembiayaan Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis, and Malaria (GF-ATM) maupun
   bantuan kerjasama bilateral/multilateral donor agencies. Didukung pula oleh sumber dana melalui
   LSM – LSM dan masyarakat serta swasta nasional, dengan mekanisme pengelolaan yang transparan,
   akuntabilitas, efektif, efisien dibawah koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Nasional.

8. Menetapkan dan memperkuat mekanisme pengorganisasian yang mengkoordinasi Gerakan Nasional
   Stop HIV/AIDS melalui :

        a. Menetapkan Agenda Sidang Kabinet Sesi Khusus HIV/AIDS sebagai agenda tetap tahunan.
        b. Merevitalisasi Komisi Penanggulangan AIDS Nasional yang ada sekarang dengan melibatkan
           lebih banyak peran LSM, Para ahli, Perguruan Tinggi dan Civil Society lainnya.
           Dipimpin oleh Menko Kesra sebagai Ketua, dan Menkes sebagai Ketua Pelaksana Harian.
        c. Membentuk Forum setingkat Eselon I tentang HIV/AIDS beranggotakan semua Departemen
           terkait.
        d. Membentuk Forum tentang HIV/AIDS antar DPR/DPRD dan Forum Lain yang
           diperlukan Gerakan Nasional Stop HIV/AIDS.
9. Mendukung penyelenggaraan Gerakan Nasional Stop HIV/AIDS melalui penetapan                         8
   Peraturan perundangan, Peraturan Pemerintah, Perubahan Peraturan perundangan yang ada, Penetapan
   kebijakan lainnya yang diperlukan untuk pencegahan, perawatan, pendampingan, pengobatan termasuk
   jaminan kemudahan (ketersediaan) keterjangkauan (murahnya) harga obat anti Reto-Viral yang hal
   ini akan menyangkut kebijakan tentang hak paten perdagangan dan sebagainya. Demikian pula untuk
   pengurangan kerentanan terhadap HIV/AIDS, melindungi hak-hak azasi dan kewajiban penduduk
   yang terinfeksi atau menderita HIV/AIDS, promosi reproduksi sehat termasuk penggunaan kondom
   pada kelompok berperilaku risiko tinggi, penggunaan jarum suntik yang steril dan upaya lain
   pengurangan dampak buruk akibat penggunaan Napza suntik , pengamanan darah donor/ transplantasi
   organ dan jaringan tubuh, melindungi kerahasiaan, upaya menghilangkan perlakuan
   diskriminasi/perlakuan ketidak adilan terhadap ODHA. Karena HIV/AIDS sudah merupakan masalah
   nasional maka perlu dijamin

Demikian laporan Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia serta upaya menangkal ancaman bencana
nasional HIV/AIDS di masa mendatang.




Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,




Menteri Kesehatan RI
Achmad Sujudi.

Más contenido relacionado

Destacado

Formative Assessment Translated
Formative Assessment TranslatedFormative Assessment Translated
Formative Assessment Translatedneilamarshall
 
¿Qué es "¿Eres México?"
¿Qué es "¿Eres México?"¿Qué es "¿Eres México?"
¿Qué es "¿Eres México?"Juan Aguirre
 
1 zach plopper - conference introduction
1   zach plopper - conference introduction1   zach plopper - conference introduction
1 zach plopper - conference introductionSurfriderFoundation
 
Social Injustice
Social InjusticeSocial Injustice
Social Injusticebmelliot
 

Destacado (6)

Medication
MedicationMedication
Medication
 
Rapat reviewer
Rapat reviewerRapat reviewer
Rapat reviewer
 
Formative Assessment Translated
Formative Assessment TranslatedFormative Assessment Translated
Formative Assessment Translated
 
¿Qué es "¿Eres México?"
¿Qué es "¿Eres México?"¿Qué es "¿Eres México?"
¿Qué es "¿Eres México?"
 
1 zach plopper - conference introduction
1   zach plopper - conference introduction1   zach plopper - conference introduction
1 zach plopper - conference introduction
 
Social Injustice
Social InjusticeSocial Injustice
Social Injustice
 

Similar a Challenges opportunities id 2001 hiv aids

KELOMPOK 10_ASKEP HIV AIDSS.pdf
KELOMPOK 10_ASKEP HIV AIDSS.pdfKELOMPOK 10_ASKEP HIV AIDSS.pdf
KELOMPOK 10_ASKEP HIV AIDSS.pdfAlfianurf
 
Laporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatanLaporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatanNai Na
 
Bpkm hiv aids 2011 elektif reguler
Bpkm hiv aids 2011 elektif regulerBpkm hiv aids 2011 elektif reguler
Bpkm hiv aids 2011 elektif regulerKurnia Dwi
 
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...Tata Naipospos
 
Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan MasyarakatPedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan MasyarakatTatikSrisahani
 
paper dampak hiv aids remaja
paper dampak hiv aids remajapaper dampak hiv aids remaja
paper dampak hiv aids remajajimisi
 
WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020
WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020
WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020Ditjen P2P Kemenkes
 
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)NorniStg
 
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copyMulti Irawati
 
Kebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxKebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxHandriTea
 
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021Tata Naipospos
 
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaidswidiaadiratna0205
 

Similar a Challenges opportunities id 2001 hiv aids (20)

KELOMPOK 10_ASKEP HIV AIDSS.pdf
KELOMPOK 10_ASKEP HIV AIDSS.pdfKELOMPOK 10_ASKEP HIV AIDSS.pdf
KELOMPOK 10_ASKEP HIV AIDSS.pdf
 
Laporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatanLaporan akhir kegiatan
Laporan akhir kegiatan
 
59022671 bab-i-sd-v
59022671 bab-i-sd-v59022671 bab-i-sd-v
59022671 bab-i-sd-v
 
Bpkm hiv aids 2011 elektif reguler
Bpkm hiv aids 2011 elektif regulerBpkm hiv aids 2011 elektif reguler
Bpkm hiv aids 2011 elektif reguler
 
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
Pentingnya Satu Kesehatan Dalam Mengembangkan Ketahanan Kesehatan Global dan ...
 
Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan MasyarakatPedoman Pemberdayaan Masyarakat
Pedoman Pemberdayaan Masyarakat
 
paper dampak hiv aids remaja
paper dampak hiv aids remajapaper dampak hiv aids remaja
paper dampak hiv aids remaja
 
WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020
WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020
WARTA DITJEN P2P EDISI XIII TAHUN 2020
 
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)Tugas epidemiologi (laksmi nurul   suci)
Tugas epidemiologi (laksmi nurul suci)
 
Pedoman Pengobatan ARV 2011
Pedoman Pengobatan ARV 2011Pedoman Pengobatan ARV 2011
Pedoman Pengobatan ARV 2011
 
Pedoman ART 2011
Pedoman ART 2011Pedoman ART 2011
Pedoman ART 2011
 
Dengue Fever.pptx
Dengue Fever.pptxDengue Fever.pptx
Dengue Fever.pptx
 
Hiv menurut usia
Hiv menurut usiaHiv menurut usia
Hiv menurut usia
 
Laporan pkm fogging
Laporan pkm foggingLaporan pkm fogging
Laporan pkm fogging
 
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids copy
 
Kebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxKebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptx
 
Bab i
Bab iBab i
Bab i
 
Bismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptx
Bismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptxBismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptx
Bismillah PPT Sempro NISA_revisi.pptx
 
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat Penyakit Hewan - Ditkeswan-AIHSP, 4 Juni 2021
 
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids
100 permenkes no 21 tahun 2013 penanggulangan hivaids
 

Último

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxSaefAhmad
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfwalidumar
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidupfamela161
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 

Último (20)

MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptxPPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
PPT PENELITIAN TINDAKAN KELAS MODUL 5.pptx
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdfaksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
aksi nyata - aksi nyata refleksi diri dalam menyikapi murid.pdf
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk HidupUT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
UT PGSD PDGK4103 MODUL 2 STRUKTUR TUBUH Pada Makhluk Hidup
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Challenges opportunities id 2001 hiv aids

  • 1. LAPORAN EKSEKUTIF MENTERI KESEHATAN RI TENTANG PENANGGULANGAN HIV/ AIDS RESPON MENANGKAL BENCANA NASIONAL PADA SIDANG KABINET MARET 2002 I IT UAS AS P ET 1 200 DS /AI HIV JAKARTA, MARET 2002
  • 2. LAPORAN EKSEKUTIF MENTERI KESEHATAN RI TENTANG PENANGGULANGAN HIV/ AIDS RESPON MENANGKAL BENCANA NASIONAL PADA SIDANG KABINET MARET 2002 I IT UAS AS P ET 1 200 DS /AI HIV JAKARTA, MARET 2002
  • 3. Jakarta, Maret 2002 Nomor : Lampiran : 1 buah Perihal : Laporan Eksekutif Menteri Kesehatan RI Tentang Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia Respon Menangkal Ancaman Bencana Nasional Kepada yang terhormat Presiden Republik Indonesia Ibu Megawati Soekarnoputri Di Jakarta Bersama ini kami sampaikan dengan hormat Laporan Eksekutif Menteri Kesehatan R.I. tentang Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia dan Respon menangkal ancaman bencana Nasional, yang akan kami presentasikan pada Sidang Kabinet Sesi khusus HIV/AIDS tersebut. Meskipun Indonesia masih tergolong tingkat epidemi HIV/AIDS-nya rendah namun di beberapa daerah pada kelompok penduduk yang berperilaku berisiko tinggi tertentu, telah terinfeksi cukup tinggi dan merupakan ancaman akan timbulnya bencana nasional HIV/AIDS di masa yang akan datang. Oleh karena itu Sidang Kabinet dengan agenda khusus HIV/AIDS pada hari ini sangat dinanti-nantikan oleh berbagai pihak termasuk LSM peduli HIV/AIDS dan juga donor agencies dapat menghasilkan kesepakatan, keputusan strategis untuk penanggulangan HIV/AIDS saat ini kedepan. Bersama laporan ini kami lampirkan pula makalah lengkap tentang Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia dan Kesepakatan Internasional/regional dalam Penanggulangan HIV/AIDS : United Nations General Assembly Special Session on HIV/AIDS (UNGASS), ASEAN Summit Declaration on HIV/AIDS, Inter-Parliamentary Union (IPU), Asia Pacific Ministerial Meeting on HIV/AIDS. Demikian atas segala perhatian dan perkenan Presiden kami ucapkan terima kasih. Menteri Kesehatan R.I. Dr. Achmad Sujudi Tembusan disampaikan kepada Yth: 1. Wakil Presiden. R.I 2. Para Menteri Koordinator Kabinet Gotong- Royong R.I. 3. Para Menteri Kabinet Gotong- Royong R.I.
  • 4. 1 Laporan Eksekutif Menteri Kesehatan RI Tentang Penanggulangan HIV/AIDS, Respon Menangkal Ancaman Bencana Nasional Pada Sidang Kabinet Maret 2002 Yang Terhormat, Presiden RI Wakil Presiden RI Para Menko dan Para Menteri Kabinet Gotong Royong RI Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Pandemi HIV/AIDS yang mengancam penduduk dunia saat ini telah nyata menunjukkan berbagai dampak sosial dan ekonomi bahkan keamanan negara disamping dampak kesehatan. AIDS ditemukan di Amerika 20 tahun yang lalu (1981) merupakan penyakit yang relatif baru tapi telah menyita perhatian masyarakat global. AIDS adalah sekumpulan gejala yang terjadi akibat menurun atau hilangnya daya tahan tubuh seseorang. Karena itu disebut Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS). Penyebabnya sejenis virus yang disebut Human Immunodeficiency Virus yang dapat berada dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan gejala sakit yang berarti, selama bertahun tahun bahkan 10 – 11 tahun. Sulit bagi kita secara kasat mata mengetahui seseorang mengidap virus HIV atau tidak. Saat ini belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan dan vaksin yang dapat mencegah/menangkalnya. Epidemi HIV/AIDS di Indonesia telah bergerak dari suatu tingkat epidemi yang rendah yaitu prevalensi < 1 % ke arah tingkat epidemi terkonsentrasi dimana pada kelompok risiko tinggi tertentu telah melebihi angka 5% seperti di Sorong, Merauke, Riau untuk kelompok Wanita Penjaja Seks (WPS) dan Jakarta, Jabar, Bali untuk kelompok Injecting Drug User (IDU). Laporan HIV/AIDS di Indonesia secara Kumulatif tahun 2001 tercatat AIDS 671, HIV 1904 namun berdasarkan perkiraan para ahli saat ini kemungkinan di Indonesia terdapat 80.000 – 120.000 Orang yang Hidup Dengan HIV/AIDS (ODHA) artinya bahwa dalam 10 tahun mendatang kemungkinan akan ditemukan 100.000 orang yang sakit dan meninggal karena AIDS. Sidang kabinet khusus HIV/ AIDS ini memberi peluang terwujudnya komitmen politik yang tinggi dan berbagai kebijakan, strategi baru.
  • 5. ANALISA SITUASI HIV/ AIDS DAPAT SAYA LAPORKAN SEBAGAI BERIKUT: 2 Di dunia diperkirakan jumlah ODHA dewasa dan anak – anak pada akhir, tahun 2001 : 40 juta, 70% diantaranya (28 juta) ada di Sub Sahara Afrika, di Asia Selatan dan Tenggara termasuk Indonesia sekitar 6,1 juta ODHA. Di kawasan Asia – Pasifik mendekati 7 juta ODHA merupakan jumlah ke 2 terbesar setelah Sub Sahara Afrika. Akhir – akhir ini prevelansi yang meningkat pada IDU terdapat disebagian China, Nepal, Indonesia, Malaysia dan Vietnam Di Indonesia hampir semua propinsi melaporkan adanya HIV pada kelompok WPS. Prevalensi yang tinggi terdapat di propinsi Papua, Riau, Jawa Barat. Sedangkan untuk IDU yang tinggi terdapat di DKI, Jawa Barat, Bali. Pada pendonor darah 2–3 tahun terakhir infeksi HIV meningkat dengan tajam terutama di DKI Jakarta. Indikasi ini meminta kita untuk lebih meningkatkan berbagai upaya agar jangan sampai ada darah donor yang terinfeksi tidak tersaring dan menginfeksi penerima darah atau resipien Dari analisis 671 kasus AIDS yang dilaporkan dapat ditarik beberapa hal ; jumlah kasus AIDS di Indonesia sejak 1987 sampai dengan 2001 terus meningkat secara menyakinkan, menyerang usia pemuda/remaja atau usia produktif. Jenis kelamin 79 % AIDS adalah laki – laki, sedangkan di Afrika dengan epidemi lanjut lebih dari 50% terdapat pada wanita. Cara penularan terutama melalui hubungan seksual diikuti oleh IDU. Akhir – akhir ini penularan HIV melalui jarum suntik yang tidak bersih atau berganti–ganti meningkat 10 kali lipat, bila dibandingkan keadaan tahun 1996 dengan 2001. Kerisauan akan terjadinya epidemi semakin parah di Indonesia, terlihat dari survei prilaku kelompok berisiko tinggi pada buruh pelabuhan, supir truk, buruh pabrik dan wanita penjaja seks yang menunjukan sangat rendahnya penggunaan kondom (<10%) meskipun pengetahun mereka tentang pencegahan infeksi HIV dan penyakit kelamin tinggi. Dibeberapa daerah tertentu masih ada adat kebiasaan yang memudahkan dan mempercepat terjadinya penularan HIV. Selain dari pada itu faktor-faktor seperti meningkatnya industri yang berkaitan dengan seks, mobilitas penduduk yang tinggi termasuk nelayan dari negara tetangga, meningkatnya angka kemiskinan dan pengangguran, meningkatnya pengguna NAPZA suntik, tingginya penduduk yang mengungsi akan lebih mempercepat epidemi lebih lanjut, akan menulari ibu-ibu rumah tangga, bayi-bayi, remaja putra/putri Indonesia. Gambaran yang mirip seperti itu semakin nyata terlihat di Merauke .
  • 6. RESPON YANG TELAH DILAKUKAN INDONESIA DALAM MENANGGULANGI HIV/ AIDS: 3 Di tingkat pusat dan daerah, Indonesia telah memiliki Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dan Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) yang mengkoordinasikan berbagai upaya pencegahan HIV/AIDS oleh sektor – sektor Pemerintah, LSM, Perguruan tinggi, tokoh Agama, tokoh Masyarakat dan lain-lain. Berpedoman pada arah dan kebijaksanaan serta Renstra Nasional HIV/AIDS yang ditetapkan tahun 1994. Pengamatan melalui sero surveilans, surveilans perilaku, studi-studi, penelitian terus dikembangkan. Khusus di bidang agama Islam telah dilaksanakan muzakarrah Alim Ulama. Di tingkat regional dan internasional, Indonesia telah berpartisipasi dan menyepakati Paris Summit 1994 yang menitik beratkan pada perlakuan yang sama dan adil pada ODHA, komitmen deklarasi United Nations General Assembly Special Session on AIDS (UNGASS) 2001 dengan 11 butir kesepakatan, komitmen Menteri-Menteri Asia Pasifik tentang HIV/AIDS 2001, komitmen deklarasi Para Kepala Negara Asean tentang HIV/AIDS tahun 2001, deklarasi Inter Parliamentary Union tentang HIV/AIDS 2001, deklarasi para ulama Asean 1999, deklarasi Asean Drug Free 2015. Ini menunjukkan perlunya respon yang tinggi dari setiap negara terhadap HIV/AIDS yang sudah merupakan krisis global. TUJUAN DAN KEBIJAKSANAAN PENANGGULANGAN HIV/ AIDS SAAT INI : 1.Mencegah dan memberantas Infeksi Menular Seksual termasuk Infeksi HIV/AIDS 2.Mengurangi dampak sosial dan ekonomi Penyakit Menular Seksual yang merupakan ko-faktor yang mempermudah infeksi HIV dapat diberantas dengan pengobatan yang tepat, dan dapat dicegah dengan perubahan perilaku kearah hidup sehat dan penggunaan kondom bagi yang berperilaku risiko tinggi. Dampak sosial dan ekonomi dari HIV/AIDS dapat dikurangi dengan berbagai upaya pencegahan dan pengobatan. Sebaliknya perlu dicari jalan keluar bagaimana faktor sosial dan ekonomi tidak mempermudah terbentuknya kelompok rentan tertular HIV/AIDS. Kebijakan saat ini memerlukan berbagai review dan sekaligus penyempurnaan bahkan membutuhkan kebijakan baru sejalan dengan kebutuhan upaya penanggulangan untuk masa sekarang dan kedepan. Demikian pula pokok-pokok kegiatan yang telah dilaksanakan dibawah koordinasi KPA masih memerlukan peningkatan melalui suatu gerakan yang mendorong semua pihak untuk lebih intensif melakukan aksi.
  • 7. PERKIRAAN ANCAMAN HIV/AIDS DI INDONESIA 2010 4 Bencana di Sub Sahara Afrika, dalam kurun waktu 1 dekade jumlah ODHA 28,1 juta, terinfeksi baru 3,4 juta, lebih 20 juta meninggal, umur harapan hidup turun dari 60 tahun menjadi 43 tahun, terjadi di Botswana, Zimbabwe, Zambia, Uganda, Malawi. Berbagai dampak sosio ekonomi seperti kemiskinan, keterbelakangan, terancamnya kegiatan sektor ekonomi sebagai contoh betapa beratnya beban suatu perusahaan pertanian di Kenya akibat meningkatnya kasus baru AIDS dan semakin membengkaknya biaya pengobatan pertahun. Di Thailand kurang dari satu dekade jumlah ODHA mencapai 670.000, anak yatim piatu meningkat, ibu hamil yang terinfeksi HIV meningkat, peningkatan infeksi melalui jarum suntik pada kelompok IDU, tingginya ibu–ibu rumah tangga yang terinfeksi dari para suami yang terinfeksi dari WPS. Epidemi HIV/AIDS di Indonesia dengan faktor–faktor yang mempermudah epidemi maupun melihat perkiraan ODHA saat ini yaitu antara 80.000 – 120.000 maka Indonesia sangat terancam bencana nasional HIV/AIDS pada 2010. Bayangan ancaman pada 2010 akan ada sekitar 100.000 orang yang menderita /meninggal karena AIDS dan sekitar 1 juta orang yang mengidap virus HIV. Bayangan ancaman tersebut saat ini dapat ditengarai dari berbagai perkembangan infeksi HIV yang mengkhawatirkan telah terjadi di beberapa wilayah tanah air. Saat ini epidemi HIV/AIDS di Merauke sudah masuk ke populasi umum setelah virus ini menginfeksi WPS dengan tingkat infeksi sebesar 26,5%. Di sini semua orang menjadi rentan baik ibu-ibu rumah tangga, anak–anak, pemuda, pelajar, pegawai, tentara, polisi dan sebagainya. Wilayah Ibukota Jakarta menurut data Rumah Sakit Ketergantungan Obat, anak–anak muda yang datang mencari pelayanan pengobatan ternyata 47,95% sudah terinfeksi HIV. Di suatu Rutan di Jakarta dikalangan Napi 22% sudah terinfeksi HIV. Pada kelompok rawan lain seperti anak jalanan walaupun belum ada data pasti tentang infeksi HIV tapi kelompok ini terinfeksi penyakit kelamin cukup tinggi dan ini merupakan pintu masuk ke infeksi HIV. Hal yang mengejutkan lain diidentifikasi baru–baru ini di Bali. Ternyata WPS terinfeksi HIV naik tiga kali lipat (6,1%) dibandingkan enam bulan sebelumnya (1,7%), dikhawatirkan telah terjadi infeksi ke rumah tangga dan populasi umum lainnya di Bali pada saat ini. Saat ini walaupun banyak upaya penanggulangan HIV/AIDS yang telah dilaksanakan namun Indonesia tidak berhasil menghambat laju penularan HIV/AIDS. Masyarakat yang berperilaku risiko tinggi sangat rendah kemauan dan tanggung jawabnya untuk mencegah penyebaran penyakit kelamin, maupun infeksi HIV apakah dengan mengurangi/menghentikan perilaku berisiko tinggi ataupun dengan menggunakan kondom. Hal lain telah terabaikan dan kurang memadainya respon pencegahan dan penanggulangan penyakit kelamin (IMS= Infeksi Menular Seksual) sehingga penyakit kelamin meningkat tajam. Kemiskinan dan pengangguran yang meningkat tajam, beban biaya hidup yang semakin berat, konflik sosial, akan meningkatkan kerawanan terhadap penularan HIV/AIDS.
  • 8. Kemajuan Iptek di beberapa negara akhir-akhir ini telah berhasil memproduksi obat Anti Retroviral 5 (ARV) untuk pengobatan HIV/AIDS dan telah menghasilkan berbagai kemajuan karena ternyata dapat mengurangi penularan pada orang lain maupun memperlambat seseorang menderita AIDS. Masalahnya karena ARV termasuk obat baru dan produsen tertentu saja yang memproduksinya, maka hal ini akan menyangkut hak paten dan implikasi harganya menjadi mahal sekali, sehingga bagi rakyat miskin Indonresia yang membutuhkan obat tersebut tidak dapat memperolehnya, disamping harganya sangat mahal, juga sulit didapat. Hasil sidang Kabinet sesi khusus HIV/AIDS yang berupa kesepakatan/komitmen dan keputusan–keputusan strategi sangat di nanti–nantikan oleh masyarakat termasuk LSM yang peduli HIV/AIDS karena dari wujud kepemimpinan dan respon yang kuat akan dapat menyelamatkan bangsa Indonesia dari ancaman bencana yang mengerikan bagi kelangsungan hidup manusia Indonesia. UPAYA MENANGKAL ANCAMAN BENCANA NASIONAL HIV/AIDS Indonesia perlu segera mempertimbangkan untuk mengambil langkah-langkah kebijakan strategis dalam menangkal ancaman epidemi HIV/AIDS, sebagai berikut: 1. Memperkuat kemauan politik dan kepemimpinan HIV/AIDS 2. Memperkuat keterbukaan dan keterlibatan masyarakat melawan diskriminasi dan stigma HIV/AIDS 3. Memperkuat strategi penanggulangan HIV/AIDS 4. Memperkuat respon secara multi sektor dan multi level 5. Memperkuat respon berbasis masyarakat 6. Kebijakan sosial untuk mengurangi kerawanan 7. Rencana strategi nasional HIV/AIDS 2010 8. Respon nasional belajar dari pengalaman lokal 9. Meningkatkan ketersediaan sumber daya
  • 9. RANCANGAN POKOK – POKOK KEPUTUSAN PENANGGULANGAN HIV/AIDS PADA 6 SIDANG KABINET GOTONG ROYONG RI PADA SESI KHUSUS HIV/AIDS MARET 2002 1. Setelah mengkaji berbagai perkembangan epidemi HIV/AIDS di tingkat Nasional maupun Global dan menyadari bahwa ancaman bencana nasional HIV/AIDS di Indonesia 2010 dapat menjadi kenyataan yang akan menghancurkan kelangsungan pembangunan apabila kepemimpinan dan respon yang dilakukan dalam memerangi epidemi HIV/AIDS rendah. Untuk itu setiap Departemen/Lembaga harus memberikan komitmen & respon yang kuat agar dapat menghambat epidemi HIV/AIDS. 2. Situasi Epidemi HIV/AIDS akan menimpa semua penduduk tanpa mengenal umur,jenis kelamin, suku bangsa. Dibeberapa wilayah propinsi telah mencapai kenaikan yang mengkhawatirkan. Situasi tersebut harus segera ditanggulangi secara terpadu, berkesinambungan, menyeluruh untuk mengatasi penyebabnya dan faktor-faktor yang mempengaruhnya. Penanggulangan ini dilaksanakan melalui Gerakan Nasional Stop HIV/AIDS dalam kurun waktu sampai 2010. 3. HIV/AIDS berkaitan dengan kemiskinan, semakin tinggi kemiskinan, kerentanan orang terhadap infeksi HIV/AIDS termasuk Infeksi Menular Seksual akan semakin tinggi pula. Pemberdayaan penduduk miskin yang belum terinfeksi, harus diwujudkan. Ketidak berdayaan penduduk miskin yang telah terinfeksi dan penderita HIV/AIDS menjangkau pelayanan kesehatan baik pencegahan maupun perawatan, pendukungan, dan pengobatan harus dapat ditanggulangi pemerintah. 4. Menetapkan penanggulangan HIV/AIDS sebagai Prioritas Pembangunan Nasional dicantumkan dalam Perencanaan Strategis Pembangunan Nasional masing-masing Departemen/lembaga terkait, melalui Propenas dan mendorong daerah untuk mencantumkannya dalam Propeda. 5. Menyetujui pernyataan kesepakatan para kepala negara Asean tentang HIV/AIDS 5 November 2001 di Brunai Darussalam, dan pernyataan kesepakatan dari UNITED NATIONS GENERAL ASSEMBLY SPECIAL SESSION ON HIV/AIDS (UNGASS) 25–27 Juni 2001,dengan memfokuskan prioritas pada : a. Menciptakan kepemimpinan yang kuat di semua tingkat pemerintahan dan masyarakat. b. Pencegahan infeksi HIV/AIDS harus menjadi prioritas utama dan dilaksanakan melalui berbagai upaya, terutama melalui pendekatan agama. c. Perawatan, dukungan dan pengobatan yang terintegrasi dengan upaya pencegahan. d. Pemberdayaan perempuan untuk mengurangi kerentanan penularan HIV/AIDS termasuk hak-hak reproduksi sehat.
  • 10. e. Merealisasi pendidikan/penyuluhan kesehatan reproduksi pada remaja /generasi 7 muda dan memberikan keterampilan hidup sehat (life skill education). f. Merealisasi hak asasi manusia untuk semua orang untuk mengurangi kerentanan, penghormatan atas hak-hak asasi penderita HIV/AIDS. g. Mengurangi dampak sosial ekonomi melalui evaluasi dampak, memberi perlindungan hak, martabat orang HIV/AIDS di lingkungan tempat kerja. h. Melakukan, mengembangkan berbagai penelitian dan upaya selanjutnya untuk mengembangkan penggunaan obat, terutama obat Anti Retroviral dan obat infeksi opportunistik yang dijamin kesediaannya, murah dan terjangkau. i. Melakukan aksi untuk pencegahan HIV/AIDS pada penduduk di tempat-tempat berisiko tinggi penularan HIV/AIDS, wilayah konflik, bencana termasuk pengungsian. 6. Mendukung ketersediaan dana nasional dan mendorong penyediaan dana daerah secara pasti dan berkesinambungan untuk program aksi. Sumber dana Nasional dipastikan dan dialokasikan dengan tepat dan dilakukan oleh semua departemen dan lembaga terkait lainnya. 7. Menetapkan ketersediaan Dana Nasional Gerakan Nasional Stop HIV/AIDS sebesar Rp.200 milyar setiap tahun. Sumber dana selain dari pemerintah harus pula diusahakan dukungan dana hibah dari sumber pembiayaan Global Fund to Fight AIDS, Tuberculosis, and Malaria (GF-ATM) maupun bantuan kerjasama bilateral/multilateral donor agencies. Didukung pula oleh sumber dana melalui LSM – LSM dan masyarakat serta swasta nasional, dengan mekanisme pengelolaan yang transparan, akuntabilitas, efektif, efisien dibawah koordinasi Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. 8. Menetapkan dan memperkuat mekanisme pengorganisasian yang mengkoordinasi Gerakan Nasional Stop HIV/AIDS melalui : a. Menetapkan Agenda Sidang Kabinet Sesi Khusus HIV/AIDS sebagai agenda tetap tahunan. b. Merevitalisasi Komisi Penanggulangan AIDS Nasional yang ada sekarang dengan melibatkan lebih banyak peran LSM, Para ahli, Perguruan Tinggi dan Civil Society lainnya. Dipimpin oleh Menko Kesra sebagai Ketua, dan Menkes sebagai Ketua Pelaksana Harian. c. Membentuk Forum setingkat Eselon I tentang HIV/AIDS beranggotakan semua Departemen terkait. d. Membentuk Forum tentang HIV/AIDS antar DPR/DPRD dan Forum Lain yang diperlukan Gerakan Nasional Stop HIV/AIDS.
  • 11. 9. Mendukung penyelenggaraan Gerakan Nasional Stop HIV/AIDS melalui penetapan 8 Peraturan perundangan, Peraturan Pemerintah, Perubahan Peraturan perundangan yang ada, Penetapan kebijakan lainnya yang diperlukan untuk pencegahan, perawatan, pendampingan, pengobatan termasuk jaminan kemudahan (ketersediaan) keterjangkauan (murahnya) harga obat anti Reto-Viral yang hal ini akan menyangkut kebijakan tentang hak paten perdagangan dan sebagainya. Demikian pula untuk pengurangan kerentanan terhadap HIV/AIDS, melindungi hak-hak azasi dan kewajiban penduduk yang terinfeksi atau menderita HIV/AIDS, promosi reproduksi sehat termasuk penggunaan kondom pada kelompok berperilaku risiko tinggi, penggunaan jarum suntik yang steril dan upaya lain pengurangan dampak buruk akibat penggunaan Napza suntik , pengamanan darah donor/ transplantasi organ dan jaringan tubuh, melindungi kerahasiaan, upaya menghilangkan perlakuan diskriminasi/perlakuan ketidak adilan terhadap ODHA. Karena HIV/AIDS sudah merupakan masalah nasional maka perlu dijamin Demikian laporan Penanggulangan HIV/AIDS di Indonesia serta upaya menangkal ancaman bencana nasional HIV/AIDS di masa mendatang. Terima kasih. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Menteri Kesehatan RI Achmad Sujudi.