SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 28
Descargar para leer sin conexión
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 66 TAHUN 2015
TENTANG
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan
tugas perencanaan pembangunan nasional jangka panjang,
menengah, dan tahunan, maka dipandang perlu menetapkan
Peraturan Presiden tentang Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional;
Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4286);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-
2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007
Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4700);
5. Undang- …
- 2 -
5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang
Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4916);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang
Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4663);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006
Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4664);
10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
11. Peraturan …
- 3 -
11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang
Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);
12. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2015 tentang
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015
Nomor 112);
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG BADAN PERENCANAAN
PEMBANGUNAN NASIONAL.
BAB I
KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI
Pasal 1
(1) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang
selanjutnya disebut BAPPENAS, adalah Lembaga
Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan
bertanggungjawab kepada Presiden.
(2) BAPPENAS dipimpin oleh Kepala.
Pasal 2
BAPPENAS mempunyai tugas melaksanakan tugas
pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, BAPPENAS menyelenggarakan fungsi:
a. pengkajian, …
- 4 -
a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan
di bidang perencanaan pembangunan nasional, strategi
pembangunan nasional, arah kebijakan sektoral, lintas
sektor, dan lintas wilayah, kerangka ekonomi makro
nasional dan regional, analisis investasi proyek
infrastruktur, kerangka regulasi, kelembagaan, dan
pendanaan, serta pemantauan, evaluasi dan
pengendalian pelaksanaan pembangunan nasional;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional;
c. penyusunan rencana pembangunan nasional sebagai
acuan penetapan program dan kegiatan Kementerian/
Lembaga/Daerah;
d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana
pembangunan nasional dalam rancangan anggaran
pendapatan belanja negara yang dilaksanakan bersama
Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional;
e. penyusunan RAPBN bersama-sama dengan Kementerian
Keuangan;
f. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan
rencana pembangunan nasional;
g. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan rencana
pembangunan nasional;
h. pengoordinasian, fasilitasi, dan pelaksanaan pencarian
sumber-sumber pembiayaan dalam dan luar negeri, serta
pengalokasian dana untuk pembangunan bersama-sama
instansi terkait;
i. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada
seluruh unsur organisasi di lingkungan BAPPENAS;
j. pembinaan …
- 5 -
j. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di
lingkungan BAPPENAS;
k. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi
tanggung jawab BAPPENAS; dan
l. pelaksanaan pengawasan atas pelaksanaan tugas di
lingkungan BAPPENAS.
BAB II
ORGANISASI
Bagian Kesatu
Susunan Organisasi
Pasal 4
BAPPENAS terdiri atas:
a. Kepala;
b. Sekretariat Utama;
c. Deputi Bidang Ekonomi;
d. Deputi Bidang Pengembangan Regional;
e. Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam;
f. Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan;
g. Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan
Kebudayaan;
h. Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan
Keamanan;
i. Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan;
j. Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian
Pembangunan; dan
k. Inspektorat Utama.
Bagian …
- 6 -
Bagian Kedua
Kepala
Pasal 5
Kepala mempunyai tugas memimpin BAPPENAS dalam
melaksanakan tugas dan fungsi BAPPENAS.
Pasal 6
Kepala dijabat oleh Menteri Perencanaan Pembangunan
Nasional.
Bagian Ketiga
Sekretariat Utama
Pasal 7
(1) Sekretariat Utama berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala.
(2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama.
Pasal 8
Sekretariat Utama mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di
lingkungan BAPPENAS.
Pasal 9
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 8, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi:
a. koordinasi kegiatan BAPPENAS;
b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan
anggaran BAPPENAS;
c. pembinaan …
- 7 -
c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang
meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan,
kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat,
arsip, dan dokumentasi BAPPENAS;
d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana;
e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-
undangan serta pelaksanaan advokasi hukum;
f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan
negara; dan
g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian Keempat
Deputi Bidang Ekonomi
Pasal 10
(1) Deputi Bidang Ekonomi berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Ekonomi dipimpin oleh Deputi.
Pasal 11
Deputi Bidang Ekonomi mempunyai tugas
menyelenggarakan koordinasi dan perumusan kerangka
ekonomi makro, analisis investasi proyek infrastruktur, serta
koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, serta
pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perencanaan
pembangunan nasional di bidang ekonomi.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 11, Deputi Bidang Ekonomi menyelenggarakan fungsi:
a. pengkajian, …
- 8 -
a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan
di bidang perencanaan kerangka ekonomi makro serta
perencanaan pembangunan nasional, strategi
pembangunan nasional, arah kebijakan, serta
pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan
pendanaan di bidang ekonomi;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional
di bidang ekonomi;
c. analisis investasi proyek infrastruktur;
d. penyusunan rencana pembangunan nasional di
bidangnya sebagai acuan penetapan program dan
kegiatan Kementerian/Lembaga/Daerah;
e. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana
pembangunan nasional di bidang ekonomi dalam
rancangan anggaran pendapatan belanja negara yang
dilaksanakan bersama Kementerian Keuangan dan
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional;
f. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan di bidang ekonomi;
g. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan di bidang ekonomi;
h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di
bidang ekonomi; dan
i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian …
- 9 -
Bagian Kelima
Deputi Bidang Pengembangan Regional
Pasal 13
(1) Deputi Bidang Pengembangan Regional berada di bawah
dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Pengembangan Regional dipimpin oleh
Deputi.
Pasal 14
Deputi Bidang Pengembangan Regional mempunyai tugas
menyelenggarakan koordinasi dan perumusan kerangka
ekonomi makro regional, serta koordinasi, perumusan dan
pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian perencanaan pembangunan nasional di bidang
regional dan infrastruktur pengembangan wilayah.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 14, Deputi Bidang Pengembangan Regional
menyelenggarakan fungsi:
a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan
di bidang perencanaan kerangka ekonomi makro regional
serta perencanaan pembangunan nasional, strategi
pembangunan nasional, arah kebijakan, serta
pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan
pendanaan di bidang regional dan infrastruktur
pengembangan wilayah;
b. koordinasi …
- 10 -
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional
di bidang regional dan infrastruktur pengembangan
wilayah;
c. penyusunan rencana pembangunan nasional di
bidangnya sebagai acuan penetapan program dan
kegiatan Kementerian/Lembaga/Daerah;
d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana
pembangunan nasional di bidang regional dan
infrastruktur pengembangan wilayah dalam rancangan
anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan
bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional;
e. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan di bidang regional
dan infrastruktur pengembangan wilayah;
f. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan di bidang regional dan
infrastruktur pengembangan wilayah;
g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di
bidang regional dan infrastruktur pengembangan
wilayah; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian …
- 11 -
Bagian Keenam
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam
Pasal 16
(1) Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam
dipimpin oleh Deputi.
Pasal 17
Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam
mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, perumusan
dan pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian perencanaan pembangunan nasional di bidang
kemaritiman dan sumber daya alam.
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 17, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya
Alam menyelenggarakan fungsi:
a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan
di bidang perencanaan pembangunan nasional, strategi
pembangunan nasional, arah kebijakan, serta
pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan
pendanaan di bidang kemaritiman dan sumber daya
alam;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional
di bidang kemaritiman dan sumber daya alam;
c. penyusunan …
- 12 -
c. penyusunan rencana pembangunan nasional di
bidangnya sebagai acuan penetapan program dan
kegiatan Kementerian/Lembaga/Daerah;
d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana
pembangunan nasional di bidang kemaritiman dan
sumber daya alam dalam rancangan anggaran
pendapatan belanja negara yang dilaksanakan bersama
Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional;
e. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan di bidang
kemaritiman dan sumber daya alam;
f. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan di bidang kemaritiman dan
sumber daya alam;
g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di
bidang kemaritiman dan sumber daya alam; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian Ketujuh
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
Pasal 19
(1) Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
dipimpin oleh Deputi.
Pasal …
- 13 -
Pasal 20
Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan
mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, perumusan
dan pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian perencanaan pembangunan nasional di bidang
kependudukan dan ketenagakerjaan.
Pasal 21
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20, Deputi Bidang Kependudukan dan
Ketenagakerjaan menyelenggarakan fungsi:
a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan
di bidang perencanaan pembangunan nasional, strategi
pembangunan nasional, arah kebijakan, serta
pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan
pendanaan di bidang kependudukan dan
ketenagakerjaan;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional
di bidang kependudukan dan ketenagakerjaan;
c. penyusunan rencana pembangunan nasional di
bidangnya sebagai acuan penetapan program dan
kegiatan Kementerian/Lembaga/Daerah;
d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana
pembangunan nasional di bidang kependudukan dan
ketenagakerjaan dalam rancangan anggaran pendapatan
belanja negara yang dilaksanakan bersama Kementerian
Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional;
e. pengoordinasian …
- 14 -
e. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan di bidang
kependudukan dan ketenagakerjaan;
f. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan di bidang kependudukan dan
ketenagakerjaan;
g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di
bidang kependudukan dan ketenagakerjaan; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian Kedelapan
Deputi Bidang Pembangunan Manusia,
Masyarakat, dan Kebudayaan
Pasal 22
(1) Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan
Kebudayaan berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan
Kebudayaan dipimpin oleh Deputi.
Pasal 23
Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan
Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan
koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, serta
pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perencanaan
pembangunan nasional di bidang pembangunan manusia,
masyarakat, dan kebudayaan.
Pasal …
- 15 -
Pasal 24
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 23, Deputi Bidang Pembangunan Manusia,
Masyarakat, dan Kebudayaan menyelenggarakan fungsi:
a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan
di bidang perencanaan pembangunan nasional, strategi
pembangunan nasional, arah kebijakan, serta
pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan
pendanaan di bidang pembangunan manusia,
masyarakat, dan kebudayaan;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional
di bidang pembangunan manusia, masyarakat, dan
kebudayaan;
c. penyusunan rencana pembangunan nasional di
bidangnya sebagai acuan penetapan program dan
kegiatan Kementerian/Lembaga/Daerah;
d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana
pembangunan nasional di bidang pembangunan
manusia, masyarakat, dan kebudayaan dalam rancangan
anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan
bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian
Perencanaan Pembangunan Nasional;
e. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan di bidang
pembangunan manusia, masyarakat, dan kebudayaan;
f. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan di bidang pembangunan
manusia, masyarakat, dan kebudayaan;
g. pelaksanaan …
- 16 -
g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di
bidang pembangunan manusia, masyarakat, dan
kebudayaan; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian Kesembilan
Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
Pasal 25
(1) Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan
Keamanan berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan
Keamanan dipimpin oleh Deputi.
Pasal 26
Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan
mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, perumusan
dan pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian perencanaan pembangunan nasional di bidang
politik, hukum, pertahanan dan keamanan.
Pasal 27
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 26, Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan
Keamanan menyelenggarakan fungsi:
a. pengkajian, …
- 17 -
a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan
di bidang perencanaan pembangunan nasional, strategi
pembangunan nasional, arah kebijakan, serta
pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan
pendanaan di bidang politik, hukum, pertahanan, dan
keamanan serta pengoordinasian kerangka regulasi dan
kerangka kelembagaan nasional;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan
perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional
di bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan;
c. penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang
politik, hukum, pertahanan, dan keamanan sebagai
acuan penetapan program dan kegiatan Kementerian/
Lembaga/Daerah;
d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana
pembangunan nasional di bidang politik, hukum,
pertahanan, dan keamanan dalam rancangan anggaran
pendapatan belanja negara yang dilaksanakan bersama
Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan
Pembangunan Nasional;
e. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan
program dan kegiatan pembangunan di bidang politik,
hukum, pertahanan, dan keamanan;
f. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan
kegiatan pembangunan di bidang politik, hukum,
pertahanan, dan keamanan;
g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di
bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian …
- 18 -
Bagian Kesepuluh
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan
Pasal 28
(1) Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan dipimpin
Deputi.
Pasal 29
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan mempunyai tugas
menyelenggarakan koordinasi, perumusan dan pelaksanaan
kebijakan di bidang perencanaan pendanaan pembangunan
nasional serta pengembangan kerja sama pembangunan
internasional.
Pasal 30
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 29, Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan
menyelenggarakan fungsi:
a. pengkajian, pengoordinasian dan perumusan kebijakan
di bidang perencanaan dan pengembangan pendanaan
pembangunan nasional;
b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di
bidang perencanaan pendanaan pembangunan nasional;
c. pelaksanaan pencarian sumber-sumber pembiayaan
dalam dan luar negeri serta pengembangan kerjasama
pembangunan internasional;
d. penyusunan …
- 19 -
d. penyusunan rencana pendanaan pembangunan pusat
dan daerah;
e. penyusunan rancangan anggaran pendapatan belanja
negara bersama dengan Kementerian Keuangan dan
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional;
f. pemantauan, evaluasi, dan penilaian pelaksanaan
perencanaan pembangunan nasional di bidang
pendanaan pembangunan nasional;
g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di
bidang pendanaan pembangunan nasional; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian Kesebelas
Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan
Pengendalian Pembangunan
Pasal 31
(1) Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian
Pembangunan berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Kepala.
(2) Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian
Pembangunan dipimpin oleh Deputi.
Pasal 32
Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian
Pembangunan mempunyai tugas menyelenggarakan
perumusan kebijakan pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian pembangunan nasional serta melakukan
koordinasi …
- 20 -
koordinasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian atas kebijakan, program, dan kegiatan
pembangunan.
Pasal 33
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 32, Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan
Pengendalian Pembangunan menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pemantauan, evaluasi,
dan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan
nasional;
b. pengoordinasian pemantauan, evaluasi, pengendalian
dan penilaian atas capaian pelaksanaan rencana
pembangunan nasional serta kinerja pengadaan
barang/jasa pemerintah;
c. pengelolaan sistem pelaporan pemantauan, evaluasi, dan
pengendalian program pembangunan nasional;
d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas
dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di
bidang pemantauan, evaluasi, dan pengendalian
pelaksanaan rencana pembangunan nasional; dan
e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian Keduabelas
Inspektorat Utama
Pasal 34
(1) Inspektorat Utama berada di bawah dan bertanggung
jawab kepada Kepala.
(2) Inspektorat Utama dipimpin oleh Inspektur Utama.
Pasal …
- 21 -
Pasal 35
Inspektorat Utama mempunyai tugas menyelenggarakan
pengawasan intern di lingkungan BAPPENAS.
Pasal 36
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 35, Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi:
a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di
lingkungan BAPPENAS;
b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan
BAPPENAS terhadap kinerja dan keuangan melalui audit,
reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas
penugasan Kepala;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan atas pelaksanaan
tugas di lingkungan BAPPENAS;
e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Utama; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala.
Bagian Ketigabelas
Pusat
Pasal 37
(1) Di lingkungan BAPPENAS dapat dibentuk Pusat sebagai
unsur pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi
BAPPENAS.
(2) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di
bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala melalui
Sekretaris Utama.
(3) Pusat dipimpin oleh Kepala Pusat.
Pasal …
- 22 -
Pasal 38
Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 paling banyak
3 (tiga) Pusat.
Bagian Keempatbelas
Besaran Organisasi
Pasal 39
(1) Sekretariat Utama terdiri atas paling banyak 5 (lima)
Biro.
(2) Biro terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian.
(3) Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian.
(4) Khusus Bagian yang menangani urusan tata usaha
pimpinan terdiri atas sejumlah Subbagian sesuai
kebutuhan.
Pasal 40
(1) Deputi terdiri atas paling banyak 5 (lima) Direktorat.
(2) Direktorat terdiri atas paling banyak 4 (empat)
Subdirektorat dan kelompok jabatan fungsional.
Pasal 41
(1) Inspektorat Utama terdiri atas paling banyak 2 (dua)
Inspektorat dan 1 (satu) Bagian Tata Usaha.
(2) Inspektorat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional
Auditor.
(3) Bagian Tata Usaha terdiri atas paling banyak 2 (dua)
Subbagian.
Pasal 42
(1) Pusat terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bidang dan 1
(satu) Subbagian Tata Usaha.
(2) Bidang …
- 23 -
(2) Bidang terdiri atas paling banyak 2 (dua) Subbidang.
Bagian Kelimabelas
Jabatan Fungsional
Pasal 43
Di lingkungan BAPPENAS dapat ditetapkan jabatan
fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan yang
pelaksanaannya dilakukan sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
BAB III
TATA KERJA
Pasal 44
Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BAPPENAS harus
menyusun peta bisnis proses yang menggambarkan tata
hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi
di lingkungan BAPPENAS.
Pasal 45
BAPPENAS harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan,
analisis beban kerja, dan uraian tugas terhadap seluruh
jabatan di lingkungan BAPPENAS.
Pasal 46
Setiap unsur di lingkungan BAPPENAS dalam melaksanakan
tugasnya harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi,
dan sinkronisasi baik dalam lingkungan BAPPENAS maupun
dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat
maupun daerah.
Pasal …
- 24 -
Pasal 47
Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem
pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing-
masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme
akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi.
Pasal 48
Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab
memimpin dan mengoordinasikan bawahan masing-masing
dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi
pelaksanaan tugas bawahan.
Pasal 49
Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengawasi
pelaksanaan tugas bawahan masing-masing dan apabila
terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah
yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Pasal 50
Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengikuti dan
mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan
masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara
berkala tepat pada waktunya.
Pasal 51
Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi
harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit
organisasi di bawahnya.
BAB …
- 25 -
BAB IV
ESELON, PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN
Pasal 52
(1) Sekretaris Utama, Deputi dan Inspektur Utama adalah
jabatan struktural eselon I.a atau Jabatan Pimpinan
Tinggi Madya.
(2) Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat dan Inspektur adalah
jabatan struktural eselon II.a atau Jabatan Pimpinan
Tinggi Pratama.
(3) Kepala Bagian, Kepala Subdirektorat, dan Kepala Bidang
adalah jabatan struktural eselon III.a atau Jabatan
Administrator.
(4) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang adalah jabatan
struktural eselon IV.a atau Jabatan Pengawas.
Pasal 53
(1) Sekretaris Utama, Deputi dan Inspektur Utama diangkat
dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala.
(2) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama ke bawah diangkat dan
diberhentikan oleh Kepala.
BAB V
PENDANAAN
Pasal 54
Segala pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas
BAPPENAS, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara.
BAB …
- 26 -
BAB VI
KETENTUAN LAIN-LAIN
Pasal 55
Semua unit organisasi dan sumber daya yang ada di
lingkungan BAPPENAS juga melaksanakan tugas dan fungsi
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 56
Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan
organisasi dan tata kerja BAPPENAS ditetapkan oleh Kepala
setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur
negara.
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 57
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua
ketentuan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 82
Tahun 2007 tentang Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional, masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan
dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan baru
berdasarkan Peraturan Presiden ini.
Pasal …
- 27 -
Pasal 58
Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh
jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di
lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional,
tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan
dibentuknya jabatan baru dan diangkat pejabat baru
berdasarkan Peraturan Presiden ini.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 59
Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, maka Peraturan
Presiden Nomor 82 Tahun 2007 tentang Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 60
Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
Agar …
- 28 -
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Presiden ini dengan
penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 21 Mei 2015
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
JOKO WIDODO
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 25 Mei 2015
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
YASONNA H. LAOLY
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 113
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT KABINET RI
Deputi Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan,
ttd.
Fadlansyah Lubis

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
0 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 20040 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 2004bappedameme
 
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Penataan Ruang
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Penataan Ruang
 
Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007ADIJM
 
Peraturan presiden republik indonesia
Peraturan presiden republik indonesiaPeraturan presiden republik indonesia
Peraturan presiden republik indonesiaook lebung
 
1 uu nomor 32 tahun 2004
1 uu nomor 32 tahun 20041 uu nomor 32 tahun 2004
1 uu nomor 32 tahun 2004bappedameme
 
Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013davidfirdha
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Joy Irman
 
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]DONALD VERNANDO RARUNG
 

La actualidad más candente (17)

Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Uu 25 2004
Uu 25 2004Uu 25 2004
Uu 25 2004
 
0 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 20040 uu nomor 25 tahun 2004
0 uu nomor 25 tahun 2004
 
Uu no 25_2004
Uu no 25_2004Uu no 25_2004
Uu no 25_2004
 
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
Lampiran : Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka...
 
PP Nomor 20 Tahun 2004
PP Nomor 20 Tahun 2004PP Nomor 20 Tahun 2004
PP Nomor 20 Tahun 2004
 
Sppn
SppnSppn
Sppn
 
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
Undang-undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Na...
 
Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007Perpres no 106 th 2007
Perpres no 106 th 2007
 
Peraturan presiden republik indonesia
Peraturan presiden republik indonesiaPeraturan presiden republik indonesia
Peraturan presiden republik indonesia
 
1 uu nomor 32 tahun 2004
1 uu nomor 32 tahun 20041 uu nomor 32 tahun 2004
1 uu nomor 32 tahun 2004
 
Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013Permen no.72 th_2013
Permen no.72 th_2013
 
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
 
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
Peraturan presiden no_106_tahun_2007[1]
 
PP8 2008-penyusunan rpjmd
PP8 2008-penyusunan rpjmdPP8 2008-penyusunan rpjmd
PP8 2008-penyusunan rpjmd
 
Uu252004
Uu252004Uu252004
Uu252004
 
Perpres Nomor 73 tahun 2020
Perpres Nomor 73 tahun 2020Perpres Nomor 73 tahun 2020
Perpres Nomor 73 tahun 2020
 

Destacado

Entrev Alberto João Jardim
Entrev Alberto João JardimEntrev Alberto João Jardim
Entrev Alberto João JardimMarta Rangel
 
Envejecimiento o gestión de edad en las empresas
Envejecimiento o gestión de edad en las empresasEnvejecimiento o gestión de edad en las empresas
Envejecimiento o gestión de edad en las empresasRafael Mayorga Mas
 
Newsletter chajari
Newsletter chajariNewsletter chajari
Newsletter chajariCreario
 
Estado de flujo de efectivo 2009 hoja 2
Estado de flujo de efectivo 2009 hoja 2Estado de flujo de efectivo 2009 hoja 2
Estado de flujo de efectivo 2009 hoja 2tommenik
 
Portfolio de gabriel pastor
Portfolio de gabriel pastorPortfolio de gabriel pastor
Portfolio de gabriel pastorgabrielpastorguz
 
Y ahora como hago
Y ahora como hagoY ahora como hago
Y ahora como hagoAndres Duma
 
Discurso del director general de El Norte de Castilla ''Programa Impulso'
Discurso del director general de El Norte de Castilla ''Programa Impulso'Discurso del director general de El Norte de Castilla ''Programa Impulso'
Discurso del director general de El Norte de Castilla ''Programa Impulso'Programa Impulso
 
Tutorial para crear tu blog en wordpress
Tutorial para crear tu blog en wordpressTutorial para crear tu blog en wordpress
Tutorial para crear tu blog en wordpressAPFOS
 
Peregrina María Refugio del Amor Santo
Peregrina María Refugio del Amor SantoPeregrina María Refugio del Amor Santo
Peregrina María Refugio del Amor SantoAmor Santo
 
NECESITA UN CRM O GESTOR DE CORREO
NECESITA UN CRM O GESTOR DE CORREONECESITA UN CRM O GESTOR DE CORREO
NECESITA UN CRM O GESTOR DE CORREOSolutions DAT
 

Destacado (20)

Entrev Alberto João Jardim
Entrev Alberto João JardimEntrev Alberto João Jardim
Entrev Alberto João Jardim
 
Innovar sí...pero cómo?
Innovar sí...pero cómo?Innovar sí...pero cómo?
Innovar sí...pero cómo?
 
Envejecimiento o gestión de edad en las empresas
Envejecimiento o gestión de edad en las empresasEnvejecimiento o gestión de edad en las empresas
Envejecimiento o gestión de edad en las empresas
 
Newsletter chajari
Newsletter chajariNewsletter chajari
Newsletter chajari
 
Venezia
VeneziaVenezia
Venezia
 
Presentación1
Presentación1Presentación1
Presentación1
 
Boletin oct2011
Boletin oct2011Boletin oct2011
Boletin oct2011
 
Redes sociales
Redes socialesRedes sociales
Redes sociales
 
252 040506 boletin
252 040506 boletin252 040506 boletin
252 040506 boletin
 
Stalin goyes cuestionario
Stalin goyes cuestionarioStalin goyes cuestionario
Stalin goyes cuestionario
 
Campaña OnCEU
Campaña OnCEUCampaña OnCEU
Campaña OnCEU
 
Educacio
EducacioEducacio
Educacio
 
Estado de flujo de efectivo 2009 hoja 2
Estado de flujo de efectivo 2009 hoja 2Estado de flujo de efectivo 2009 hoja 2
Estado de flujo de efectivo 2009 hoja 2
 
Portfolio de gabriel pastor
Portfolio de gabriel pastorPortfolio de gabriel pastor
Portfolio de gabriel pastor
 
Carta escrita en el 2070
Carta escrita en el 2070Carta escrita en el 2070
Carta escrita en el 2070
 
Y ahora como hago
Y ahora como hagoY ahora como hago
Y ahora como hago
 
Discurso del director general de El Norte de Castilla ''Programa Impulso'
Discurso del director general de El Norte de Castilla ''Programa Impulso'Discurso del director general de El Norte de Castilla ''Programa Impulso'
Discurso del director general de El Norte de Castilla ''Programa Impulso'
 
Tutorial para crear tu blog en wordpress
Tutorial para crear tu blog en wordpressTutorial para crear tu blog en wordpress
Tutorial para crear tu blog en wordpress
 
Peregrina María Refugio del Amor Santo
Peregrina María Refugio del Amor SantoPeregrina María Refugio del Amor Santo
Peregrina María Refugio del Amor Santo
 
NECESITA UN CRM O GESTOR DE CORREO
NECESITA UN CRM O GESTOR DE CORREONECESITA UN CRM O GESTOR DE CORREO
NECESITA UN CRM O GESTOR DE CORREO
 

Similar a Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas

Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015Angling Darma
 
Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018
Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018
Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018Denbagus
 
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosialMohamad Iqbal
 
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdf
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdfLusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdf
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdfilusiDigulSelatan
 
Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015Angling Darma
 
Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015balatransaceh
 
Uu no 17 tahun 2007 rpjpn
Uu no 17 tahun 2007 rpjpnUu no 17 tahun 2007 rpjpn
Uu no 17 tahun 2007 rpjpnavturangga
 
Fungsi dan peran bappeda
Fungsi dan peran bappedaFungsi dan peran bappeda
Fungsi dan peran bappedaSiti Sahati
 
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019shirizkiku
 
PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021CIkumparan
 
Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021 Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021 TimtimTauhidin
 
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamPerpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamFaizal Putra
 
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014Randy Wrihatnolo
 
2021_Permen_PPN_003.pdf
2021_Permen_PPN_003.pdf2021_Permen_PPN_003.pdf
2021_Permen_PPN_003.pdfrasdianahmuis
 
Tupoksi badan
Tupoksi badanTupoksi badan
Tupoksi badanAkB
 
Permen kes 1144_menkesperviii2010_2010
Permen kes 1144_menkesperviii2010_2010Permen kes 1144_menkesperviii2010_2010
Permen kes 1144_menkesperviii2010_2010Suratman Garahama
 

Similar a Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas (20)

Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015Perpres nomor 11 tahun 2015
Perpres nomor 11 tahun 2015
 
Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018
Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018
Salinan permen ppn_no.5_tahun_2018
 
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial
296556427 permensos-nomor-20-tahun-2015-tentang-sotk-kementerian-sosial
 
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdf
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdfLusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdf
Lusiarti-Peraturan-Menteri-PPN-Nomor-4-Tahun-2019.pdf
 
Pp no 40_th_2006
Pp no 40_th_2006Pp no 40_th_2006
Pp no 40_th_2006
 
Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015
 
Perpres nomor-12-tahun-2015
Perpres nomor-12-tahun-2015Perpres nomor-12-tahun-2015
Perpres nomor-12-tahun-2015
 
Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015Perpres nomor 12 tahun 2015
Perpres nomor 12 tahun 2015
 
Permen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotkPermen 8 2015_sotk
Permen 8 2015_sotk
 
Uu no 17 tahun 2007 rpjpn
Uu no 17 tahun 2007 rpjpnUu no 17 tahun 2007 rpjpn
Uu no 17 tahun 2007 rpjpn
 
Fungsi dan peran bappeda
Fungsi dan peran bappedaFungsi dan peran bappeda
Fungsi dan peran bappeda
 
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
Salinan Perpres Nomor 71 Tahun 2019
 
PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021PP nomor 3 tahun 2021
PP nomor 3 tahun 2021
 
Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021 Permen esdm no. 15 tahun 2021
Permen esdm no. 15 tahun 2021
 
Tusi bkd2 revisi..
Tusi bkd2 revisi..Tusi bkd2 revisi..
Tusi bkd2 revisi..
 
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan hamPerpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
Perpres no.44 tahun 2015 tentang kementerian hukum dan ham
 
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014
Pedoman Penyusunan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga 2010-2014
 
2021_Permen_PPN_003.pdf
2021_Permen_PPN_003.pdf2021_Permen_PPN_003.pdf
2021_Permen_PPN_003.pdf
 
Tupoksi badan
Tupoksi badanTupoksi badan
Tupoksi badan
 
Permen kes 1144_menkesperviii2010_2010
Permen kes 1144_menkesperviii2010_2010Permen kes 1144_menkesperviii2010_2010
Permen kes 1144_menkesperviii2010_2010
 

Más de Mohammad Singgih

PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022Mohammad Singgih
 
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...Mohammad Singgih
 
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...Mohammad Singgih
 
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. igMohammad Singgih
 
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. igMohammad Singgih
 
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 201602. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016Mohammad Singgih
 
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.igMohammad Singgih
 
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...Mohammad Singgih
 
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Mohammad Singgih
 
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Mohammad Singgih
 
Perpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan PerkeretaapianPerpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan PerkeretaapianMohammad Singgih
 
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRTPerpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRTMohammad Singgih
 
Mekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baruMekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baruMohammad Singgih
 
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggiUu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggiMohammad Singgih
 
Uu no.11 th 2014 keinsinyuran
Uu no.11 th 2014   keinsinyuranUu no.11 th 2014   keinsinyuran
Uu no.11 th 2014 keinsinyuranMohammad Singgih
 
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianUu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianMohammad Singgih
 
10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1e10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1eMohammad Singgih
 
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lspPedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lspMohammad Singgih
 

Más de Mohammad Singgih (20)

PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
PAPARAN IALI - 25 Oktobe 2022
 
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...
06. peraturan big no. 14.2019 tentang tata cara sertifikasi penyedia jasa di ...
 
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...
05. perka big no. 4.2017 tentang tata cara sertifikasi tenaga profesional di ...
 
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
04. perka big no 14.2016 ttg akreditasi lpk tenaga profesional di bid. ig
 
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
03. perka big no 13.2016 ttg akreditasi lpk penyedia jasa jasa di bid. ig
 
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 201602. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
02. perka big no 10.2016 ttg perubahan perka big no 1 th 2016
 
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig
01. perka big no 1.2016 ttg sistem penilaian kesesuaian di bid.ig
 
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
Kepmenpu223 2011 penetapan organisasi dan pengurus lembaga pengembangan jasa ...
 
217 Ahli Geodesi
217 Ahli Geodesi 217 Ahli Geodesi
217 Ahli Geodesi
 
UU No 2 Tahun 2017
UU No 2 Tahun 2017UU No 2 Tahun 2017
UU No 2 Tahun 2017
 
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012Permen PU No. 08/PRT/M/2012
Permen PU No. 08/PRT/M/2012
 
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
Perpres nomor 60 tahun 2015 rkp 2016
 
Perpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan PerkeretaapianPerpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
Perpres 099.2015 Percepatan Perkeretaapian
 
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRTPerpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
Perpres 098.2015 ttg Percepatan LRT
 
Mekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baruMekanisme pendirian-pt-baru
Mekanisme pendirian-pt-baru
 
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggiUu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
Uu no 12_thn_2012_tentang_pendidikan_tinggi
 
Uu no.11 th 2014 keinsinyuran
Uu no.11 th 2014   keinsinyuranUu no.11 th 2014   keinsinyuran
Uu no.11 th 2014 keinsinyuran
 
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaianUu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
Uu 20 tahun-2014_standardisasi dan penilaian kesesuaian
 
10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1e10. cpc series m-77ver1_1e
10. cpc series m-77ver1_1e
 
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lspPedoman 202   peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
Pedoman 202 peraturan bnsp no 2 bnsp iii 2014 - pedoman pembentukan lsp
 

Último

2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum ViktimologiSaktaPrwt
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxINTANAMALINURAWALIA
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIdillaayuna
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANharri34
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxmuhammadarsyad77
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)ErhaSyam
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...Indra Wardhana
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxAudyNayaAulia
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaIndra Wardhana
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxekahariansyah96
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptxmohamadhafiz651
 

Último (11)

2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
2. MACAM MACAM KORBAN.ppt Materi Kuliah Hukum Viktimologi
 
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docxpdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
pdf-makalah-manusia-nilai-moral-hukum.docx
 
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKIHAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
HAK PATEN yang merupakan salah satu bagian dari HAKI
 
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHANBENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
BENTUK NEGARA ,BENTUK PEMERINTAHAN DAN SISTEM PEMERINTAHAN
 
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptxPENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
PENANGANAN PELANGGARAN PEMILU TAHUN 2024.pptx
 
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
HUKUM PERDATA di Indonesia (dasar-dasar Hukum Perdata)
 
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
BUKU FAKTA SEJARAH :Pangeran Heru Arianataredja (keturunan Sultan Sepuh III S...
 
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptxHukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
Hukum Adat Islam Institut Agama Islam Negeri Bone.pptx
 
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertamaLuqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
Luqman Keturunan Snouck Hurgronje dari istri pertama
 
interpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptxinterpretasi literal and purposive .pptx
interpretasi literal and purposive .pptx
 
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
1. TTT - AKKP (Pindaan 2022) dan AKJ (Pemansuhan 2022) (1A) (1).pptx
 

Perpres no 66 tahun 2015 ttg Bappenas

  • 1. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 66 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka meningkatkan kinerja pelaksanaan tugas perencanaan pembangunan nasional jangka panjang, menengah, dan tahunan, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005- 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang- …
  • 2. - 2 - 5. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 9 Tahun 2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679); 7. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405); 8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663); 9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664); 10. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 3); 11. Peraturan …
  • 3. - 3 - 11. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8); 12. Peraturan Presiden Nomor 65 Tahun 2015 tentang Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 112); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL. BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, yang selanjutnya disebut BAPPENAS, adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Presiden. (2) BAPPENAS dipimpin oleh Kepala. Pasal 2 BAPPENAS mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang perencanaan pembangunan nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 3 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, BAPPENAS menyelenggarakan fungsi: a. pengkajian, …
  • 4. - 4 - a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan nasional, strategi pembangunan nasional, arah kebijakan sektoral, lintas sektor, dan lintas wilayah, kerangka ekonomi makro nasional dan regional, analisis investasi proyek infrastruktur, kerangka regulasi, kelembagaan, dan pendanaan, serta pemantauan, evaluasi dan pengendalian pelaksanaan pembangunan nasional; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional; c. penyusunan rencana pembangunan nasional sebagai acuan penetapan program dan kegiatan Kementerian/ Lembaga/Daerah; d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana pembangunan nasional dalam rancangan anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; e. penyusunan RAPBN bersama-sama dengan Kementerian Keuangan; f. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan rencana pembangunan nasional; g. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan rencana pembangunan nasional; h. pengoordinasian, fasilitasi, dan pelaksanaan pencarian sumber-sumber pembiayaan dalam dan luar negeri, serta pengalokasian dana untuk pembangunan bersama-sama instansi terkait; i. pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan BAPPENAS; j. pembinaan …
  • 5. - 5 - j. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan BAPPENAS; k. pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab BAPPENAS; dan l. pelaksanaan pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BAPPENAS. BAB II ORGANISASI Bagian Kesatu Susunan Organisasi Pasal 4 BAPPENAS terdiri atas: a. Kepala; b. Sekretariat Utama; c. Deputi Bidang Ekonomi; d. Deputi Bidang Pengembangan Regional; e. Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam; f. Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan; g. Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan; h. Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan; i. Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan; j. Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan; dan k. Inspektorat Utama. Bagian …
  • 6. - 6 - Bagian Kedua Kepala Pasal 5 Kepala mempunyai tugas memimpin BAPPENAS dalam melaksanakan tugas dan fungsi BAPPENAS. Pasal 6 Kepala dijabat oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional. Bagian Ketiga Sekretariat Utama Pasal 7 (1) Sekretariat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Sekretariat Utama dipimpin oleh Sekretaris Utama. Pasal 8 Sekretariat Utama mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan BAPPENAS. Pasal 9 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8, Sekretariat Utama menyelenggarakan fungsi: a. koordinasi kegiatan BAPPENAS; b. koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran BAPPENAS; c. pembinaan …
  • 7. - 7 - c. pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip, dan dokumentasi BAPPENAS; d. pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana; e. koordinasi dan penyusunan peraturan perundang- undangan serta pelaksanaan advokasi hukum; f. penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara; dan g. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Keempat Deputi Bidang Ekonomi Pasal 10 (1) Deputi Bidang Ekonomi berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Ekonomi dipimpin oleh Deputi. Pasal 11 Deputi Bidang Ekonomi mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan perumusan kerangka ekonomi makro, analisis investasi proyek infrastruktur, serta koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perencanaan pembangunan nasional di bidang ekonomi. Pasal 12 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Deputi Bidang Ekonomi menyelenggarakan fungsi: a. pengkajian, …
  • 8. - 8 - a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan kerangka ekonomi makro serta perencanaan pembangunan nasional, strategi pembangunan nasional, arah kebijakan, serta pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan pendanaan di bidang ekonomi; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional di bidang ekonomi; c. analisis investasi proyek infrastruktur; d. penyusunan rencana pembangunan nasional di bidangnya sebagai acuan penetapan program dan kegiatan Kementerian/Lembaga/Daerah; e. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana pembangunan nasional di bidang ekonomi dalam rancangan anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; f. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang ekonomi; g. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang ekonomi; h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di bidang ekonomi; dan i. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian …
  • 9. - 9 - Bagian Kelima Deputi Bidang Pengembangan Regional Pasal 13 (1) Deputi Bidang Pengembangan Regional berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Pengembangan Regional dipimpin oleh Deputi. Pasal 14 Deputi Bidang Pengembangan Regional mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi dan perumusan kerangka ekonomi makro regional, serta koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perencanaan pembangunan nasional di bidang regional dan infrastruktur pengembangan wilayah. Pasal 15 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Deputi Bidang Pengembangan Regional menyelenggarakan fungsi: a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan kerangka ekonomi makro regional serta perencanaan pembangunan nasional, strategi pembangunan nasional, arah kebijakan, serta pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan pendanaan di bidang regional dan infrastruktur pengembangan wilayah; b. koordinasi …
  • 10. - 10 - b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional di bidang regional dan infrastruktur pengembangan wilayah; c. penyusunan rencana pembangunan nasional di bidangnya sebagai acuan penetapan program dan kegiatan Kementerian/Lembaga/Daerah; d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana pembangunan nasional di bidang regional dan infrastruktur pengembangan wilayah dalam rancangan anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; e. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang regional dan infrastruktur pengembangan wilayah; f. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang regional dan infrastruktur pengembangan wilayah; g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di bidang regional dan infrastruktur pengembangan wilayah; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian …
  • 11. - 11 - Bagian Keenam Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Pasal 16 (1) Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam dipimpin oleh Deputi. Pasal 17 Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perencanaan pembangunan nasional di bidang kemaritiman dan sumber daya alam. Pasal 18 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17, Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam menyelenggarakan fungsi: a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan nasional, strategi pembangunan nasional, arah kebijakan, serta pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan pendanaan di bidang kemaritiman dan sumber daya alam; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional di bidang kemaritiman dan sumber daya alam; c. penyusunan …
  • 12. - 12 - c. penyusunan rencana pembangunan nasional di bidangnya sebagai acuan penetapan program dan kegiatan Kementerian/Lembaga/Daerah; d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana pembangunan nasional di bidang kemaritiman dan sumber daya alam dalam rancangan anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; e. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang kemaritiman dan sumber daya alam; f. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang kemaritiman dan sumber daya alam; g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di bidang kemaritiman dan sumber daya alam; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Ketujuh Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Pasal 19 (1) Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan dipimpin oleh Deputi. Pasal …
  • 13. - 13 - Pasal 20 Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perencanaan pembangunan nasional di bidang kependudukan dan ketenagakerjaan. Pasal 21 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20, Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan menyelenggarakan fungsi: a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan nasional, strategi pembangunan nasional, arah kebijakan, serta pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan pendanaan di bidang kependudukan dan ketenagakerjaan; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional di bidang kependudukan dan ketenagakerjaan; c. penyusunan rencana pembangunan nasional di bidangnya sebagai acuan penetapan program dan kegiatan Kementerian/Lembaga/Daerah; d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana pembangunan nasional di bidang kependudukan dan ketenagakerjaan dalam rancangan anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; e. pengoordinasian …
  • 14. - 14 - e. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang kependudukan dan ketenagakerjaan; f. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang kependudukan dan ketenagakerjaan; g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di bidang kependudukan dan ketenagakerjaan; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Kedelapan Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan Pasal 22 (1) Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan dipimpin oleh Deputi. Pasal 23 Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perencanaan pembangunan nasional di bidang pembangunan manusia, masyarakat, dan kebudayaan. Pasal …
  • 15. - 15 - Pasal 24 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Deputi Bidang Pembangunan Manusia, Masyarakat, dan Kebudayaan menyelenggarakan fungsi: a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan nasional, strategi pembangunan nasional, arah kebijakan, serta pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan pendanaan di bidang pembangunan manusia, masyarakat, dan kebudayaan; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional di bidang pembangunan manusia, masyarakat, dan kebudayaan; c. penyusunan rencana pembangunan nasional di bidangnya sebagai acuan penetapan program dan kegiatan Kementerian/Lembaga/Daerah; d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana pembangunan nasional di bidang pembangunan manusia, masyarakat, dan kebudayaan dalam rancangan anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; e. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang pembangunan manusia, masyarakat, dan kebudayaan; f. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang pembangunan manusia, masyarakat, dan kebudayaan; g. pelaksanaan …
  • 16. - 16 - g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di bidang pembangunan manusia, masyarakat, dan kebudayaan; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Kesembilan Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan Pasal 25 (1) Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan dipimpin oleh Deputi. Pasal 26 Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan, serta pemantauan, evaluasi, dan pengendalian perencanaan pembangunan nasional di bidang politik, hukum, pertahanan dan keamanan. Pasal 27 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan dan Keamanan menyelenggarakan fungsi: a. pengkajian, …
  • 17. - 17 - a. pengkajian, pengoordinasian, dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan pembangunan nasional, strategi pembangunan nasional, arah kebijakan, serta pengembangan kerangka regulasi, kelembagaan, dan pendanaan di bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan serta pengoordinasian kerangka regulasi dan kerangka kelembagaan nasional; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan perencanaan dan penganggaran pembangunan nasional di bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan; c. penyusunan rencana pembangunan nasional di bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan sebagai acuan penetapan program dan kegiatan Kementerian/ Lembaga/Daerah; d. penyusunan, pengoordinasian, dan pengendalian rencana pembangunan nasional di bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan dalam rancangan anggaran pendapatan belanja negara yang dilaksanakan bersama Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; e. pengoordinasian pelancaran dan percepatan pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan; f. pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan di bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan; g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di bidang politik, hukum, pertahanan, dan keamanan; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian …
  • 18. - 18 - Bagian Kesepuluh Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan Pasal 28 (1) Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan dipimpin Deputi. Pasal 29 Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi, perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pendanaan pembangunan nasional serta pengembangan kerja sama pembangunan internasional. Pasal 30 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29, Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan menyelenggarakan fungsi: a. pengkajian, pengoordinasian dan perumusan kebijakan di bidang perencanaan dan pengembangan pendanaan pembangunan nasional; b. koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang perencanaan pendanaan pembangunan nasional; c. pelaksanaan pencarian sumber-sumber pembiayaan dalam dan luar negeri serta pengembangan kerjasama pembangunan internasional; d. penyusunan …
  • 19. - 19 - d. penyusunan rencana pendanaan pembangunan pusat dan daerah; e. penyusunan rancangan anggaran pendapatan belanja negara bersama dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional; f. pemantauan, evaluasi, dan penilaian pelaksanaan perencanaan pembangunan nasional di bidang pendanaan pembangunan nasional; g. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di bidang pendanaan pembangunan nasional; dan h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Kesebelas Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan Pasal 31 (1) Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan dipimpin oleh Deputi. Pasal 32 Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian pembangunan nasional serta melakukan koordinasi …
  • 20. - 20 - koordinasi pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian atas kebijakan, program, dan kegiatan pembangunan. Pasal 33 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 32, Deputi Bidang Pemantauan, Evaluasi, dan Pengendalian Pembangunan menyelenggarakan fungsi: a. perumusan kebijakan di bidang pemantauan, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan nasional; b. pengoordinasian pemantauan, evaluasi, pengendalian dan penilaian atas capaian pelaksanaan rencana pembangunan nasional serta kinerja pengadaan barang/jasa pemerintah; c. pengelolaan sistem pelaporan pemantauan, evaluasi, dan pengendalian program pembangunan nasional; d. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi perencanaan pembangunan nasional di bidang pemantauan, evaluasi, dan pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan nasional; dan e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Keduabelas Inspektorat Utama Pasal 34 (1) Inspektorat Utama berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala. (2) Inspektorat Utama dipimpin oleh Inspektur Utama. Pasal …
  • 21. - 21 - Pasal 35 Inspektorat Utama mempunyai tugas menyelenggarakan pengawasan intern di lingkungan BAPPENAS. Pasal 36 Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35, Inspektorat Utama menyelenggarakan fungsi: a. penyusunan kebijakan teknis pengawasan intern di lingkungan BAPPENAS; b. pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan BAPPENAS terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya; c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Kepala; d. penyusunan laporan hasil pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan BAPPENAS; e. pelaksanaan administrasi Inspektorat Utama; dan f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Kepala. Bagian Ketigabelas Pusat Pasal 37 (1) Di lingkungan BAPPENAS dapat dibentuk Pusat sebagai unsur pendukung pelaksanaan tugas dan fungsi BAPPENAS. (2) Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala melalui Sekretaris Utama. (3) Pusat dipimpin oleh Kepala Pusat. Pasal …
  • 22. - 22 - Pasal 38 Pusat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 paling banyak 3 (tiga) Pusat. Bagian Keempatbelas Besaran Organisasi Pasal 39 (1) Sekretariat Utama terdiri atas paling banyak 5 (lima) Biro. (2) Biro terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bagian. (3) Bagian terdiri atas paling banyak 3 (tiga) Subbagian. (4) Khusus Bagian yang menangani urusan tata usaha pimpinan terdiri atas sejumlah Subbagian sesuai kebutuhan. Pasal 40 (1) Deputi terdiri atas paling banyak 5 (lima) Direktorat. (2) Direktorat terdiri atas paling banyak 4 (empat) Subdirektorat dan kelompok jabatan fungsional. Pasal 41 (1) Inspektorat Utama terdiri atas paling banyak 2 (dua) Inspektorat dan 1 (satu) Bagian Tata Usaha. (2) Inspektorat terdiri atas Kelompok Jabatan Fungsional Auditor. (3) Bagian Tata Usaha terdiri atas paling banyak 2 (dua) Subbagian. Pasal 42 (1) Pusat terdiri atas paling banyak 4 (empat) Bidang dan 1 (satu) Subbagian Tata Usaha. (2) Bidang …
  • 23. - 23 - (2) Bidang terdiri atas paling banyak 2 (dua) Subbidang. Bagian Kelimabelas Jabatan Fungsional Pasal 43 Di lingkungan BAPPENAS dapat ditetapkan jabatan fungsional tertentu sesuai dengan kebutuhan yang pelaksanaannya dilakukan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. BAB III TATA KERJA Pasal 44 Dalam melaksanakan tugas dan fungsi, BAPPENAS harus menyusun peta bisnis proses yang menggambarkan tata hubungan kerja yang efektif dan efisien antar unit organisasi di lingkungan BAPPENAS. Pasal 45 BAPPENAS harus menyusun analisis jabatan, peta jabatan, analisis beban kerja, dan uraian tugas terhadap seluruh jabatan di lingkungan BAPPENAS. Pasal 46 Setiap unsur di lingkungan BAPPENAS dalam melaksanakan tugasnya harus menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan BAPPENAS maupun dalam hubungan antar instansi pemerintah baik pusat maupun daerah. Pasal …
  • 24. - 24 - Pasal 47 Setiap pimpinan unit organisasi harus menerapkan sistem pengendalian intern pemerintah di lingkungan masing- masing untuk mewujudkan terlaksananya mekanisme akuntabilitas publik melalui penyusunan perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan kinerja yang terintegrasi. Pasal 48 Setiap pimpinan unit organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengoordinasikan bawahan masing-masing dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan. Pasal 49 Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengawasi pelaksanaan tugas bawahan masing-masing dan apabila terjadi penyimpangan wajib mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 50 Setiap pimpinan unit organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk serta bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan kinerja secara berkala tepat pada waktunya. Pasal 51 Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan unit organisasi harus melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap unit organisasi di bawahnya. BAB …
  • 25. - 25 - BAB IV ESELON, PENGANGKATAN, PEMBERHENTIAN Pasal 52 (1) Sekretaris Utama, Deputi dan Inspektur Utama adalah jabatan struktural eselon I.a atau Jabatan Pimpinan Tinggi Madya. (2) Kepala Biro, Direktur, Kepala Pusat dan Inspektur adalah jabatan struktural eselon II.a atau Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama. (3) Kepala Bagian, Kepala Subdirektorat, dan Kepala Bidang adalah jabatan struktural eselon III.a atau Jabatan Administrator. (4) Kepala Subbagian dan Kepala Subbidang adalah jabatan struktural eselon IV.a atau Jabatan Pengawas. Pasal 53 (1) Sekretaris Utama, Deputi dan Inspektur Utama diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Kepala. (2) Pejabat Pimpinan Tinggi Pratama ke bawah diangkat dan diberhentikan oleh Kepala. BAB V PENDANAAN Pasal 54 Segala pendanaan yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas BAPPENAS, dibebankan kepada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. BAB …
  • 26. - 26 - BAB VI KETENTUAN LAIN-LAIN Pasal 55 Semua unit organisasi dan sumber daya yang ada di lingkungan BAPPENAS juga melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 56 Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi dan tata kerja BAPPENAS ditetapkan oleh Kepala setelah mendapat persetujuan tertulis dari menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang aparatur negara. BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 57 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua ketentuan pelaksanaan dari Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2007 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan/atau belum diubah atau diganti dengan peraturan baru berdasarkan Peraturan Presiden ini. Pasal …
  • 27. - 27 - Pasal 58 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, seluruh jabatan yang ada beserta pejabat yang memangku jabatan di lingkungan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, tetap melaksanakan tugas dan fungsinya sampai dengan dibentuknya jabatan baru dan diangkat pejabat baru berdasarkan Peraturan Presiden ini. BAB VII KETENTUAN PENUTUP Pasal 59 Dengan berlakunya Peraturan Presiden ini, maka Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2007 tentang Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 60 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar …
  • 28. - 28 - Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 21 Mei 2015 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, ttd. JOKO WIDODO Diundangkan di Jakarta pada tanggal 25 Mei 2015 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, ttd. YASONNA H. LAOLY LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2015 NOMOR 113 Salinan sesuai dengan aslinya SEKRETARIAT KABINET RI Deputi Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, ttd. Fadlansyah Lubis