3. HIS vs EMR?
A health information system (HIS) refers to a
system designed to manage healthcare data.
This includes systems that collect, store,
manage and transmit a patient’s electronic
medical record (EMR), a hospital’s
operational management or a system
supporting healthcare policy decisions.
4. Definition of Electronics Health Record?
EMR is a digital version of a patient’s
EHR is EMR paper chart from multiple
doctors.
oReal-time
oPatient-centered record
oGoal ->Beyond standard clinical
5. Benefit EHR
1. Improved Patient Care
2. Increase Patient Participation
3. Improved Care Coordination
4. Improved Diagnostics & Patient Outcomes
5. Practice Efficiencies and Cost Savings
6. Benefit EHR
1. Improved Patient Care
a) Improved information availability
b) Support provider decision making
c) Health Care Convenience Matters
7. Benefit EHR
2. Increase Patient Participation
a) Ensure high-quality care
b) Create an avenue for communication with their patients
8. Benefit EHR
3. Improved Care Coordination
a. How?
b. Up-to Date and accurate information among specialists
c. Better care coordination can lead to better quality of care and improved
patient outcomes.
9. Benefit EHR
4. Improved Diagnostics & Patient Outcomes
a. EHRs can aid in diagnosis
b. EHRs can reduce errors, improve patient safety, and support better patient
outcomes
c. EHRs can expose potential safety problems
d. EHRs can help providers quickly and systematically identify and correct
operational problems
10. Benefit EHR
5. Practice Efficiencies and Cost Savings
a. Electronic Health Records Create More Efficient Practices
b. Affect On Revenue: Automating Clinical Documentation and Orders
11. Jumlah FASKES dan RS di Indonesia
Berdasarkan data Profil Kesehatan Kementerian
Kesehatan (2018)
• Jumlah Puskesmas di Indonesia sebanyak 9.993
unit
• Jumlah Rumah Sakit 2.813 (2.269 RS Umum dan
544 RS khusus)
• Penduduk Indonesia 270,2 Juta jiwa
• Rasio penduduk: RS = 12.806 : 270,2 Juta =1 :
35,182
12. Benefit EHR
1. Improved Patient Care
2. Increase Patient Participation
3. Improved Care Coordination
4. Improved Diagnostics & Patient Outcomes
5. Practice Efficiencies and Cost Savings
13. Why is EHR is not fully adopted in Indonesia?
Aspek legal pecatatan rekam medik antara lain :
1. UU No. 29 Tahun 2004 – Praktik Kedokteran, Pasal 46-
47.
2. Permenkes No.269 Tahun 2008 – Rekam Medik.
3. UU No.11 Tahun 2008 – ITE.
4. Pasal 6, 11, 16, 19, 20, Permenkes No. 1171 Tahun 2011
– SIRS.
https://damayantihilda4.wordpress.com/2013/06/06/electronic-health-record/
14. SIMKES KHANZA https://www.yaski.or.id/
• SIMKES Khanza merupakan Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen Kesehatan yang dapat di gunakan Rumah Sakit,
Klinik, PUSKESMAS, serta Praktek Mandiri yang bersifat
Gratis serta Open Source.
• Dibuat oleh Yayasan SIMRS Khanza Indonesia (YASKI)
berdiri sejak 2017 di kota Klaten dengan No.Badan Hukum :
AHU-0017373.AH.01.04.
• Tujuan YASKI mengelola SIMKES Khanza
berkesinambungan, 100% gratis, tidak ada sistem enterprise.
• Jumlah pengguna terdaftar di WEB-nya saat ini 300 provider
Kesehatan, mareka klaim 1000 users.
15. How if the Healthcare provider Not Yet or
want to change EHR?
1. Assess Your Organizational Readiness
2. Plan Your Approach
3. Select or Upgrade to a Certified EHR
4. Conduct Training & Implement an EHR
System
5. Continue Quality Improvement
Lecture session Bersama dengan saya David Hareva.
Pada session ini kita akan menelaah lebih jauh mengenai Electronic Health Records.
Apa itu EHR?
Mengapa harus EHR?
Apa sih untung EHR?
Lalu …
Bagaimana cara kita membuat EHR?
Apa saya bisa? Sebagai seorang dokter atau perawat,
Apa saya juga harus belajar coding seperti anak-anak IT?
Bila sudah ada EHR di rumah Sakit,
Bagaimana cara menggunakannya?
Apa peran saya disitu? Pentingkah?
Pengaruhkan buat pasien, rumah sakit ….
HIS mengacu kepada system yang dirancang untuk mengatur data kesehatan.
Hal ini termasuk sistem untuk mengumpulkan, menyimpan, mengatur, dan mengirim pasien Electronic Medical Record (EMR), operasional managemen Rumah Sakit, dan sistem yang mendukung keputusan kebijakan untuk layanan kesehatan.
EHR adalah versi digital dari pasien paper chart.
EHR berisi patient's records dari multiple dokter dalam satu Rumah Sakit, lebih holistic, digunakan jangka panjang untuk peningkatan kesehatan pasien.
Bila ada versi digital pasti dimulai dengan versi paper yang diisi secara manual bukan? Adanya konversi ke digital tentu karena ada kelemahan pada pada versi sebelumnya.
Nah konversi Digital / Elecronic ini menyebabkan:
1. Akses data secara real time, baik itu
- pengumpulan data saat wawancara pasien,
- saat melihat patient data history,
2. Patient records terpusat yang membuat informasi tersedia secara instan dan aman bagi pengguna yang berwenang.
3. Sistem EHR dibuat TUJUANNNYA adalah untuk melampaui data klinis standar yang dikumpulkan secara sentral, lebih comprehensive, dan dengan padangan yang holistik tentang perawatan pasien.
Dunia kita telah diubah secara radikal oleh teknologi digital betul nggak? Dengan samrtphone, tablet, dan perangkat berkemampuan web telah mengubah kebiasaan hidup,
kayaknya hidup tanpa ‘Nya’ tuh susah banget.
Baru bangun, apa coba yang kita cari?
Apa yang pertama kali kita baca? Kita sibuk balesin WA, update status … tahukah anda bahwa semuanya itu dikumpulkan dan akan digunakan oleh pihak2 tertentu untuk mendapatkan informasi?
Dunia medis atau industri kesehatan merupakan salah satu perusahaan yang kaya dengan aliran informasi setelah media sosial.
Aliran informasi yang sangat besar dan tidak terputus ini ada dalam infrastruktur kesehatan digital melalui EHR.
Ini terjadi karena kemajuan teknologi digital, perubahan sosial masyakat millenial, dukungan pemerintah, dan lain-lain.
Tentunya hal ini berdampak kepada layanan kesehatan dan pemberian kompensasi dari penyedia layanan.
Ada 5 keuntungan dari EHR yang akan dibahas disini,
Improved Patient Care
Increase Patient Participation
Improved Care Coordination
Improved Diagnostics & Patient Outcomes
Practice Efficiencies and Cost Savings
https://www.healthit.gov/topic/health-it-basics/improved-patient-care-using-ehrs
Improved Patient Care
a. Improved Information Availability
Dengan EHR, informasi kesehatan pasien tersedia dari satu tempat, kapan dan di mana pun dibutuhkan.
Si Dokter memiliki akses ke informasi yang mereka butuhkan, pada moment yang tepat untuk mengambil keputusan.
b. Support Provider Decision Making
EHR dapat membantu paramedis membuat keputusan yang efisien dan efektif tentang layanan kesehatan, melalui:
Peningkatan pengumpulan data, fitur analisis, dan cara berkomunikasi dengan pasien
Dukungan AI (artificial inteligen) untuk keputusan diagnostik dan terapis
Perlindungan internal organisasi terhadap potensi kejadian buruk karena EHR itu sendiri adalah dokumen yang legal secara hukum.
c. Health Care Convenience Matters
Dokter dan pasien tuh sibuk, betul tidak? Jadi kita semua ini ingin saat datang, konsultasi, dan pulang tidak dibebankan dengan waktu tunggu / kayak ngantri gitu, terus proses transaksi, pengulangan isi dokumen yang nggak perlu,
Nah EHR ini dapat membantu. Saat selesai konsultasi, prescription yang dibuat langsung terkirim ke bagian Farmasi. Kita tinggal tunggu saja sih, mungkin ke depannya, prescription langsung terkirim ke HP kita ya… kita bisa tebus dimana saja sesuai kehendak kita.
Pihak RS juga kalo mau klaim asuransi nggak perlu datang bawa/kirim semua dokumen ke kantor asuransi. Tapi tinggal duduk manis di depan monitor dan akses data pasien, lalu ajukan klaim dan tinggal tunggu aja konfirmasi mereka.
Dokter juga bila mau diskusikan kasus kolega, nggak perlu meeting khusus. Masing-masing bisa liat data kasus pada HP mereka, lalu tinggal nulis deh analisa mereka di EHR.
2. Increase Patient Participation
a. Ensure high-quality care.
Dengan EHR, penyedia dapat memberikan informasi lengkap dan akurat kepada pasien tentang semua evaluasi medis.
Penyedia juga dapat menawarkan informasi tindak-lanjut seperti cara perawatan mandiri, pengingat untuk kunjungan berikutnya, dan tautan ke sumber daya web.
b. Create an avenue for communication with their patients.
Dengan EHRs, dokter bisa bikin janjian kalo mau ketemu, berkirim surat, dan kasih update diagnosis klinis.
Komunikasi yang cepat dan mudah ini membantu dokter mengidentifikasi gejala lebih dini, proaktif call pasien, atau sekedar memberi saran kesehatan dengan kasih link lewat aplikasi EHR.
How EHRs Can Improve Care Coordination?
EHR dapat mengurangi fragmentasi (pengotak-ngotakan) layanan karena adanya integrasi dan koordinasi dan distribusi informasi kesehatan pasien secara cepat ke semua pihak yang terlibat.
Misalnya, jadwal konsultasi dokter-pasien dapat diberikan secara pro-active lewat pesan singkat yang di drive oleh EHR ke semua, termasuk ke perawat dan admin.
Dengan EHR, setiap penyedia dapat memiliki informasi akurat dan terkini yang sama tentang pasien. Ini sangat penting terutama pada pasien yang:
Bertemu dengan banyak specialists
Menerima pengobatan di ruang gawat darurat
Adanya transisi, misal pindah ke Rumah Sakit rujukan
Tujuannya adalah lengkapnya informasi akan mengurangi bahkan sampai zerro error, kesalahan medis dan test lab yang tidak perlu.
Ketika penyedia layanan kesehatan memiliki akses ke informasi yang lengkap dan akurat, pasien menerima perawatan medis yang lebih baik. Catatan kesehatan elektronik (EHR) dapat meningkatkan kemampuan untuk mendiagnosis penyakit dan mengurangi — bahkan mencegah — kesalahan medis, sehingga meningkatkan pasien outcome.
Sebuah survei nasional menyatakan dokter yang menggunakan EHR dalam layanannya memperlihatkan bukti, bahwa:
94% penyedia melaporkan bahwa EHR menyediakan catatan medis secara tepat dan cepat saat dibutuhkan di tempat perawatan.
88% melaporkan bahwa EHR mereka menghasilkan manfaat klinis untuk praktik tersebut.
75% penyedia melaporkan bahwa EHR mereka memungkinkan mereka untuk memberikan perawatan pasien yang lebih baik.
EHRs can aid in diagnosis
Dengan EHRs, penyedia dapat memiliki akses yang andal dan lengkap ke informasi kesehatan. sehingga gambaran menyeluruh akan membantu dokter mendiagnosis masalah pasien lebih cepat.
EHRs can reduce errors, improve patient safety, and support better patient outcomes
Bagaimana caranya? EHR tidak hanya berisi informasi statis, ada proses manipulasi di dalamnya. Hal ini menyediakan analisa untuk masing-masing pasien yang akan berbeda satu sama lain.
Sebagai contoh:
Potensi konflik pengobatan saat pasien pingsan di unit emergency. Dokter akan melihat alergy-alert yang dipunyai pasien saat tindakan.
EHR dapat mengekspos potensi masalah keamanan saat terjadi, membantu penyedia menghindari konsekuensi yang lebih serius bagi pasien dan mengarah pada hasil pasien yang lebih baik.
EHR dapat membantu penyedia dengan cepat dan sistematis mengidentifikasi dan memperbaiki masalah operasional. Dalam pengaturan berbasis kertas, mengidentifikasi masalah seperti itu jauh lebih sulit, dan memperbaikinya bisa memakan waktu bertahun-tahun.
5. Efesiensi dan cost saving secara praktis
Ini dilakukan melalui sistem penjadwalan terintegrasi antara janji- temu langsung ke catatan kemajuan, mengotomatiskan pengkodean, konmunikasi antar dokter dan pihak Lab, dan mengelola klaim dengan pihak asuransi. Inikan nge-hemat waktu, semua stake-holder saling terhubung satu sama lain gegara penyatuan data antar bagian terkait lewat EHR.
Efek terhadap keuntungan
- Dokter diingatkan untuk melengkapi data Physician Quality Reporting Initiative (PQRI) sesuai regulasi melalui peringatan, untuk kasih tau dokter cepet2 dikerjakan.
- Terjadinya pengurangan waktu dan sumber daya. Berkurangnya entri biaya manual menghasilkan penagihan yang lebih akurat dan menghilangkan kurang bayar
- Mengurangi penolakan perusahaan asuransi terkait dengan keterlambatan pengajuan
Jadi bila EHR bermanfaat untuk meningkatkan layanan Kesehatan,
Meningkatkan partisipasi, meningkatkan koordinasi, meningkatkan diagnosis dan efesiensi,
Alasan mengapa RKE tidak berkembang cepat adalah tidak adanya hukum yang jelas. Aspek regulasi dan legal memang tidak dapat menandingi kecepatan kemajuan teknologi informasi. Depkes mempublikasikan Permenkes no 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis sebagai pengganti Permenkes 749a/Menkes/Per/XII/1989. Namun, peraturan ini tidak memberikan penjabaran secara rinci tentang rekam medis elektronik. Hanya disebutkan bahwa penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi diatur lebih lanjut dalam peraturan tersendiri (Pasal 2 ayat 2). Di sisi lain, masyarakat banyak berharap dengan UU ITE yang baru saja disahkan oleh DPR. UU tersebut diharapkan dapat memberikan jaminan hukum terhadap transaksi elektronik. Namun, mengharapkan UU ITE sebagai dasar pelaksanaan rekam medis elektronik saja tentu tidak mencukupi.
Bagaimana jika rumah sakit belum atau sudah ada dan hendak mangganti EHR yang lain, misalnya implementasi SIMKES Khanza.
Tentunya harus bentuk team dulu ya, minimal terdiri dari Top Management, Chief Executive Officer, Chief Information Officer, dan staff terkait.
1. Menilai Kesiapan Organisasi RS: lihat - sasaran, kebutuhan, dan kesiapan finansial dan teknisnya. Dengan pandangan akurat tentang kesiapan perusahaan, team dapat merancang implementasi EHR yang memenuhi kebutuhan spesifik organisasi.
2. Pasca tahap perencanaan, gunakan informasi yang dikumpulkan selama fase penilaian untuk menguraikan rencana implementasi. Kita harus melihat semua aspek organisasi dari sudut pandang digital bukan paper/manual.
3. Pilih EHR Bersertifikasi kalo diluar biasanya dari Health Information Technology (ONC) - USA. Di Indo belum, jadi dilihat dari evaluasi produk dan kinerja perusahaanya. Dimana saja aplikasi EHR tersebut telah diimplementasi.
4. Melakukan Pelatihan & Menerapkan Sistem EHR. Selama fase ini, mulai untuk install sistem EHR (deplyment fase). Testing aplikasi HER sampai bener, baru implementasi go-live. Pelatihan, gladi resik pra-go-live, dan uji cobasudah musti dilakukan dalam langkah ini.
Khusus untuk bagian implementasi ini perlu bahasan tersendiri, pabila kita sebagai tenaga Kesehatan mau ikutan bangun aplikasi.
Apa bisa? Why not? Gitu dulu ya jawaban saya saat ini.
Karena kami mengajar di FK, mereka calon dokter diajarkan coding menggunakan web application untuk bangun aplikasi Hospital Information System. Hasil? Memuaskan ….. Ok, lanjut.
5. Peningkatan Kualitas, penggunaan EHR harus terus dievaluasi dan tingkatkan dengan melihat kembali tujuan dan kebutuhan organisasi, regulasi pemerintah, dan layanan kepada konsumen.