Dokumen tersebut membahas tentang salpingitis dan adnexitis. Salpingitis adalah peradangan pada saluran tuba yang disebabkan infeksi bakteri, yang dapat menyebabkan infertilitas. Adnexitis adalah peradangan di daerah panggul wanita yang mencakup tuba falopi dan ovarium. Kedua kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri seperti Neisseria gonorrhoeae dan Chlamydia trachomatis, dan gejalanya berupa nyeri perut b
4. DEFINISI
• Salpingitis adalah peradangan pada saluran
tuba, dipicu oleh infeksi bakteri. Salpingitis
kadang-kadang disebut penyakit radang
panggul (PID). Ini istilah umum termasuk
infeksi lain dari sistem reproduksi wanita,
termasuk rahim dan ovarium.
• Salpingitis adalah salah satu penyebab umum
terjadinya infertilitas pada wanita.
5. KLASIFIKASI
1. Salpingitis akut
Tuba menjadi merah dan bengkak dan sekretnya
banyak hingga dinding dalam tuba dapat menempel
jadi satu. Paling sering disebabkan oleh gonococcus,
disamping itu oleh staphylococus, streptococus dan
bakteri TBC. Infeksi dapat terjadi sebagai berikut :
a) Naik dari cavum uteri
b) Menjalar dari alat yang berdekatan seperti dari
appendiks yang meradang
c) Haematogen terutama salpingitis tuberculosa
6. 2. Salpingitis kronis
Biasanya berasal dari salpingitis akut. Salpingitis
kronik apabila infeksi sudah berat/meluas, bertahan
lama dan mungkin saja gejala sudah terasa tidak
mengganggu.
7. ETIOLOGI
1. Faktor resiko
Resiko pada wanita yang tidak menikah, hubungan seks di usia muda
dan punya lebih dari satu pasangan. Infeksi dapat mencapai tuba bila
aliran menstruasi berbalik atau terbukanya serviks saat menstruasi.
Faktor lain termasuk prosedur pembedahan dimana melewati serviks,
misal :
a) Endometrial biopsy
b) Curettage
c) Hysteroscopy
2. Spesies bakteri
Bakteri yang biasa ditemukan pada infeksi salpingitis adalah :
a) Neisseria gonhorroeae (30-50%)
b) Mycoplasma
c) Staphylococcus
d) Streptococcus
8. KOMPLIKASI
1. Infeksi indung telur dan rahim
2. Infeksi pada pasangan seks
3. Suatu abses pada ovarium
4. Infeksi lebih lanjut
5. Infeksi pada pasangan seks
6. Abses Tubo-ovarium
7. Kehamilan ektopik
8. Infertilitas
9. GEJALA
1. Nyeri abdomen di kedua sisi
2. Sakit punggung
3. Sering buang air kecil
4. Gejala-gejala biasanya muncul setelah periode menstruasi
5. Demam tinggi dengan menggigil
6. Nyeri perut Abnormal discharge vagina, seperti warna yang
tidak biasa atau bau
7. Dismenorea
8. Tidak nyaman atau hubungan seksual yang menyakitkaN
9. Defense kanan dan kiri atas ligamen pourpart
11. Mual dan muntah, ada gejala abdomen akut karena terjadi
rangsangan peritoneum
12. Kadang-kadang ada tendensi pada anus karena proses dekat
pada rektum dan sigmoid
13. Pada periksa dalam nyeri kalau portio digoyangkan, nyeri kiri
dan kanan yterus, kadang-kandang ada penebalan dari tuba.
14. Nyeri saat ovulasi
10. DIAGNOSIS
Berikut pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat menegakkan diagnosis
salpingitis :
1. Pemeriksaan umum
· Suhu biasanya meningkat
· Tekanan darah normal
· Denyut nadi cepat
2. Pemeriksaan abdomen
· Nyeri perut bawah
· Nyeri lepas
· Bising usus menurun
· Distensi abdomen
3. Pemeriksaan inspekulo
· Tampak secret purulen di ostium serviks
4. Pemeriksaan laboratorium
· Leukosit cenderung meningkat pada hasil cek darah
· Bakteri jenis penginfeksi diketahui pada sapuan mukosa
11. GAMBARAN KLINIS
1.Nyeri perut bagian bawah, unilateral atau
bilateral
2.Kadang pendarahan diluar siklus dan secret
di vagina
3. Nyeri tekan di abdomen bagian bawah
disertai nyeri pergerakan serviks.
12. PENATALAKSANAAN
Sebagai bidan, penanganan terbaik adalah
merujuk klien yang mengeluh dengan tanda
dan gejala kearah salpingitis. Anjurkan untuk
kultur darah dan antibiotic lewat IV jika
keadaan memburuk.Pasangan harus ikut
diperiksa agar penyebaran dan pengobatan
tuntas.
13. 1. Berobat jalan bila keadaan umum baik, dengan terapi :
a. Berikan antibiotic
· Cefotaksim 2 gr IM
· Amoksisillin 3 gr per oral
· Ampisillin 3,5 gr per oral
· Prokain ampisillin G dalam aqua 4,8 juta unit IM pada 2 tempat
masing-masing disertai dengan pemberian prebenesid 1 gr diikuti
dengan
· Doksisiklin 100 mg per os 2 kali sehari selama 10 sampai 14 hari
· Tetrasiklin 500 mg per os 4 kali sehari
(Doksisiklin dan tetrasiklin tidak digunakan untuk ibu hamil).
b. Tirah baring
Selain terapi antimikroba, di anjurkan tirah baring dan obat-
obat analgesic.
14. c. Konseling :
- PID dapat menyebabkan infertilitas karena tuba yang
rusak, pasien harus mengatasi hal tersebut
d. Pendidikan kesehatan yang diberikan:
- Pengetahuan tentang penyebab dan penyebaran
infeksi serta efeknya
- Kegiatan seksual dikurangi atau menggunakan
pengaman
- Cara mengetasi infeksi yang berulang
e. Pengobatan dilanjutkan sampai pasien pulang dan
sembuh total
16. DEFINISI
Adnexitis adalah radang yang terjadi di daerah panggul wanita,
timbulnya rasa nyeri pada daerah panggul wanita yang berada di
daerah tuba falopi sampai ovarium. Rasa nyeri tersebut timbul
karena disebabkan oleh bakteri yang mengakibatkan peradangan
distruktur tuba falopi dan sekitarnya, bahkan
sampai ovarium (indung telur).
Istilah lain yang sering digunakan untuk menyebut adnexitis
adalah PID (Pelvic Inflammatory Disease), salpingitis parametritis
atau salpingo-oophoritis.
17. ETIOLOGI
Peradangan pada adneksa rahim hampir 90
persen disebabkan oleh infeksi beberapa organisme,
biasanya adalah Neisseria gonorrhoeae dan
Chlamydia trachomatis. Organisme ini naik ke rahim,
tuba fallopi, atau ovarium sebagai akibat dari
hubungan seksual, melahirkan, masa nifas,
pemasangan IUD (alat KB), aborsi, kerokan,
laparatomi dan perluasan radang dari alat yang
letaknya tidak jauh seperti appendiks.
18. KLASIFIKASI
a. Adnexitis akut, sering ditemui 2 kondisi yaitu demam & perut
bawah yang sakit, demam sampai di atas 38℃, disertai menggigil.
Sakit perut bawah sering ditunjukkan dengan sakit seperti
ditekan, kadang satu sisi perut bagian bawah lebih berat/ lebih
ringan.
b. Adnexitis kronis, tidak ada gejala demam dan sakit yag jelas, hanya
merasa bagian pinggang yang nyeri & tidak nyaman,/gejala bagian
bawah perut yang menonjol disertai rasa, kadang ringan kadang
berat, disertai keputihan yang banyak, haid yang tidak teratur.
19. GEJALA
a. Kram atau nyeri perut bagian bawah yang tidak berhubungan
dengan haid (bukan pre menstrual syndrome)
b. Keluar cairan kental berwarna kekuningan dari vagina
c. Nyeri saat berhubungan intim
d. Demam
e. Nyeri punggung
f. Leukosit tinggi
g. Setelah beberapa hari dijumpai tumor dengna batas yang tidak
jelas dan nyeri tekan
20. KOMPLIKASI
Pembedahan pada adnexitis akuta perlu dilakukan apabila:
1. Jika terjadi ruptur atau abses ovarium
2. Jika terjadi gejala-gejala ileus karena perlekatan
3. Jika terjadi kesukaran untuk membedakan antara apendiksitis akuta
dan adneksitis akuta.
Gejala : nyeri kencing, rasa tidak enak di bawah perut, demam, ada
lendir/bercak keputihan di celana dalam yang terasa panas, infeksi yang
mengenai organ-organ dalam panggul/ reproduksi. Penyebab infeksi
lanjutan dari saluran kencing dan daerah vagina. Selain itu komplikasi yang
terjadi dapat berupa appendisitis akuta, pielitis akuta, torsi adneksa dan
kehamilan ektopik yang terganggu. Biasanya lokasi nyeri tekan pada
appendisitis akuta (pada titik Mac Burney) lebih tinggi daripada adnexsitis
akut, akan tetapi apabila proses agak meluas perbedaan menjadi kurang
jelas (Sarwono.Winkjosastro,Hanifa.Hal 288.2007).
21. PENATALAKSANAAN
a. Penanganan utama yang dianjurkan adalah TAH + BSO
+ OM + APP (Total Abdominal Hysterectomy +
Bilateral Salpingo - Oophorectomy + Omentectomy +
Appendectomy).
b. Penyakit ini dapat diterapi dengan pemberian
antibiotika. Tergantung dari derajat penyakitnya,
biasanya diberikan suntikan antibiotik kemudian
diikuti dengan pemberian obat oral selama 10-14 hari.
22. PENCEGAHAN
1. Hindari Sex Bebas (Free Sex)
2. Mandi atau bersihkan diri apabila anda ingin
melakukan Hubungan Sexualdengan Suami anda,
3. Jangan melakukan hubungan sexsual dengan
suami anda secara kasar, yangbisa menyebabkan
lecet dan infeksi pada vagina anda)