BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam PDFAnas Wibowo
ketiga tahapan dalam metode tersebut merupakan metode syar’i dalam penegakan Khilafah yang mengharuskan setiap Muslim terikat padanya.
Setelah Nabi Saw. wafat, Islam sebagai tuntunan hidup telah diwariskan oleh Nabi kepada para sahabat dan umat Islam dengan gamblang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk dipelajari dan salah satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana Al-Quran itu dibukukan. Karena dengan mengetahui bagaimana proses pengumpulan Al-Qur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara Al-Quran.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga autentisitasnya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak Nabi Muhammad SAW masih berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini.
Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain, bagaimana Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi hal tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut akan dibahas di bab selanjutnya, yang jelas Al-Qur’an duturunkan pada bulan yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan. Sedangkan, proses turunnya Al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an?
b. Sejarah Nuzulul Qur’an?
c. Bagaimana hubungannya dengan fenomena wahyu?
d. Bagaimana proses turunnya Al-Qur’an?
e. Apa hikmah dibalik turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur dan dalilnya?
Bab II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an
Secara etimologi (bahasa) Al-Qur’an berarti bacaan karena makna tersebut diambil dari kata qaraah, yaitu bentuk masdar dari kata qara. Sedangkan secara terminology Al-Qur’an sudah banyak diberikan pengertian oleh mufassir
Para ulama berbeda pendapat mengenai pengertian kata “Qur’an” secara harfiah.
1. Ada yang berpendapat bahwa Al-Qur’an itu diambil dari akar kata apa pun, tetapi adalah kata asli yang merupakan nama, sebagaimana nama Taurat dan Injil
2. Ada yang berpendadpat bahwa kata Al-Qur’an berasal dari kata qarinah, artinya “petunjuk makna”. Maksudnya ayat-ayat Al-Qur’an itu saling menunjukkan makna, saling menerangkan.
3. Ada yang berpendapat bahwa kata Al-Qur’an itu diambil dari kata dasar qarana artinya “menggabungkan”. Alasannya adalah bahwa ayat-ayat dan surah-surah Al-Qur’an itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan. Menurut as-Salih (1988:19), ketiga pendapat itu tidak berdasar pada kaidah penafsiran dalam bahasa Arab.
4. Pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an terambil dari kata dasar qara’a yang berarti “menyatukan”, yaitu menggabungkan huruf-huruf sehingga berarti “membaca”. Pendapat ini lebih kuat karena sesuai dengan surah Al-Qiyamah/75: 17-18 yang artinya Se
BUKU Dakwah Rasul SAW Metode Supremasi Ideologi Islam PDFAnas Wibowo
ketiga tahapan dalam metode tersebut merupakan metode syar’i dalam penegakan Khilafah yang mengharuskan setiap Muslim terikat padanya.
Setelah Nabi Saw. wafat, Islam sebagai tuntunan hidup telah diwariskan oleh Nabi kepada para sahabat dan umat Islam dengan gamblang
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mempelajari ilmu Al-Quran, ada beberapa hal yang penting untuk dipelajari dan salah satunya adalah bagaimana Al-Quran diturunkan dan bagaimana Al-Quran itu dibukukan. Karena dengan mengetahui bagaimana proses pengumpulan Al-Qur’an kita dapat mengerti bagaimana usaha-usaha para sahabat untuk tetap memelihara Al-Quran.
Al-Qur’an adalah kitab suci kaum muslim dan menjadi sumber ajaran islam yang pertama dan utama yang harus diimani dan diaplikasikan dalam kehidupan agar memperoleh kebaikan didunia dan di akhirat. Karena itu, tidaklah berlebihan jika selama ini kaum muslim tidak hanya mempelajari isi dan pesan-pesannya, tetapi juga telah berupaya semaksimal mungkin untuk menjaga autentisitasnya. Upaya itu telah dilaksanakan sejak Nabi Muhammad SAW masih berada di Mekkah dan belum berhijrah ke Madinah. Dengan kata lain upaya tersebut telah mereka laksanakan sejak Al-Qur’an diturunkan hingga saat ini.
Jika hakikat Al-Qur’an sudah terjawab maka akan muncul pertanyaan lain, bagaimana Al-Qur’an diturunkan dan bagaimana pula pendapat ulama menyikapi hal tersebut. Untuk menjawab pertanyaan tersebut akan dibahas di bab selanjutnya, yang jelas Al-Qur’an duturunkan pada bulan yang penuh berkah, yaitu bulan Ramadhan. Sedangkan, proses turunnya Al-Qur’an disebut Nuzulul Qur’an.
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an?
b. Sejarah Nuzulul Qur’an?
c. Bagaimana hubungannya dengan fenomena wahyu?
d. Bagaimana proses turunnya Al-Qur’an?
e. Apa hikmah dibalik turunnya Al-Qur’an secara berangsur-angsur dan dalilnya?
Bab II
PEMBAHASAN
a. Pengertian Al-Qur’an dan Nuzulul Qur’an
Secara etimologi (bahasa) Al-Qur’an berarti bacaan karena makna tersebut diambil dari kata qaraah, yaitu bentuk masdar dari kata qara. Sedangkan secara terminology Al-Qur’an sudah banyak diberikan pengertian oleh mufassir
Para ulama berbeda pendapat mengenai pengertian kata “Qur’an” secara harfiah.
1. Ada yang berpendapat bahwa Al-Qur’an itu diambil dari akar kata apa pun, tetapi adalah kata asli yang merupakan nama, sebagaimana nama Taurat dan Injil
2. Ada yang berpendadpat bahwa kata Al-Qur’an berasal dari kata qarinah, artinya “petunjuk makna”. Maksudnya ayat-ayat Al-Qur’an itu saling menunjukkan makna, saling menerangkan.
3. Ada yang berpendapat bahwa kata Al-Qur’an itu diambil dari kata dasar qarana artinya “menggabungkan”. Alasannya adalah bahwa ayat-ayat dan surah-surah Al-Qur’an itu saling berkaitan satu dengan yang lainnya sehingga menjadi satu kesatuan. Menurut as-Salih (1988:19), ketiga pendapat itu tidak berdasar pada kaidah penafsiran dalam bahasa Arab.
4. Pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an terambil dari kata dasar qara’a yang berarti “menyatukan”, yaitu menggabungkan huruf-huruf sehingga berarti “membaca”. Pendapat ini lebih kuat karena sesuai dengan surah Al-Qiyamah/75: 17-18 yang artinya Se
Los saberes de las ciencias sociales se han relacionado mediante el uso de las nuevas competencias pedagógicas (Aprendizaje Basado en Proyectos, Aprendizaje Vivencial, Aprendizaje Invertido y el Aprendizaje Basado en Retos, entre otros) con la actualidad y las vivencias cotidianas de los estudiantes, lo cual ha permitido una mayor comprensión y asimilación de los ejes, ámbitos y procesos de esta área del conocimiento
Los saberes de las ciencias sociales se han relacionado mediante el uso de las nuevas competencias pedagógicas (Aprendizaje Basado en Proyectos, Aprendizaje Vivencial, Aprendizaje Invertido y el Aprendizaje Basado en Retos, entre otros) con la actualidad y las vivencias cotidianas de los estudiantes, lo cual ha permitido una mayor comprensión y asimilación de los ejes, ámbitos y procesos de esta área del conocimiento
1. SIN FINES DE LUCRO
Autora: Martha C. Nussbaum.
Capítulo “Los ciudadanos del mundo”
Italo Muñoz Canessa
2. De repende, los muros que separaban las
razas se han derrumbado y nos
encontramos parados frente a frente.
R. Tagore, La religión del hombre, 1931
3. IDEA CENTRAL DEL CAPITULO
Los alumnos actuales deben
entender cómo funciona la
economía global, ya que los
habitantes de los distintos
lugares están determinados por
condiciones que no eligieron y
deben a la historia.
4. COMO SE PUEDE AVANZAR EN ESTA
TAREA.
Esto significa, inculcar en los alumnos la
capacidad de concebirse como integrantes
de una nación heterogénea, y de un
mundo aun más heterogéneo, a objeto
de comprender al menos en parte, la
historia y características de los diverso
grupos con quienes comparten el planeta.
5. R. TAGORE
La escuela humanista: el objetivo de
esta escuela era formar ciudadanos del
mundo, uno de los puntos de partida
era enseñar a los niños y niñas las
distintas tradiciones de su
localidad. Ejemplo de lo anterior era
promover las fiestas de las amistad
entre musulmanes, hinduistas y
cristianos.
6. J. DEWEY
Laboratory School:
Promovía y enseñaba a los niños y niñas
ha preguntarse sobre los distintos
procesos productivos. Para Dewey los
significados eran lo esencial de la
Educación.
7. LA ESENCIA DE LA EDUCACIÓN
PARA LA CIUDADANÍA MUNDIAL
Es amplia, compleja e interdisciplinaria
que abarca los aporte de:
Historia, sistemas jurídicos, políticos y social
Cultura.
Religión.
Todos ellos en creciente complejidad en la
medida que los niños y niñas crecen
8. QUE NO SE DEBE HACER
Errores por acción:
No enseñar sólo historia local.
La historia como justificación de un relato de
superioridad.
Errores por omisión
No representar las desigualdades de la
sociedad.
Fomentar el aprendizaje memorístico en
desmedro del pensamiento critico.
9. EJEMPLOS ESPERANZADORES
Programa Future Problem Solving Program
International(F.P.S.P.I)
http://www.fpspi.org/
Modelo de las Naciones Unidas.
http://www.unesco.org/education/educprog/wche/decl
aration_spa.htm
Puntos de convergencia de ambos programas
Promover estudios culturales
Especializarse en los culturas ajenas
Usar la imaginación como forma de resolver
problemas.
La Importancia de aprender una segunda lengua.
Incorporar el arte y las humanidades en curriculum
de educación superior
10. CONCLUSIÓN
Para formar Ciudadanos del Mundo,
la historia y los principios económicos
tienen que ser enseñados desde la
perspectiva crítica y humanista,
acompañadas de la enseñanza de las
religiones y de la filosofía de la justicia.
11. PREGUNTAS PARA EL DEBATE
¿Es posible lograr una Educación basada en la
comprensión del otro? y ¿cómo se puede
realmente apreciar el efecto de este tipo de
educación?
¿Es posible formar un ciudadano del Mundo, con
las barreras que se generan a partir del concepto
de Estado nacional.?
12. ENLACES MARTHA NUSSBAUM
http://www.youtube.com/watch?v=uNIPAwZ
Vqb4. Entrevista sobre Aristóteles.
http://www.youtube.com/watch?v=7Oir5YC3
NW8&feature=related Universidad de "UC
Berkeley Graduate Council Lectures“ Equal
liberty of conscience”
http://www.youtube.com/watch?v=A_IR1ClD
3Ns&feature=related Prof. Martha
Nussbaum on "Humanistic Education &
Global Justice" Universidad de Jerusalem.